Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

.

.

.

Pairing: Naruto x Rias

Genre: adventure/family/romance

Rating: M

Setting: canon (High School DxD)

Jumat, 24 Maret 2017

.

.

.

Fic request untuk Rindian

.

.

.

WHO ARE YOU, NARUTO?

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Rias, istriku

.

.

.

Sorai-sorai penonton mengakhiri sebuah konser tunggal seorang laki-laki remaja. Di atas panggung yang didesain secara artistik, tampak laki-laki remaja yang melambaikan tangan kanannya pada para penonton, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah mike dengan erat. Dia sangat gembira karena semua orang menyambutnya dengan penuh antusias.

"Terima kasih atas perhatian kalian semuanya! Aku, Uzumaki Naruto, undur diri dulu. Kita akan bertemu lagi di konser selanjutnya! SEE YOU NEXT!"

Begitulah perkataan laki-laki yang diketahui bernama Uzumaki Naruto itu. Dia melambaikan tangan kanannya sekali lagi, bersamaan lampu-lampu yang ada di panggung itu, meredup dan berubah menjadi gelap gulita. Giliran waktunya bagi dua Host yang membawakan acara konser tunggal Uzumaki Naruto itu, diiringi tepukan tangan yang sangat meriah dari para penonton.

PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! PLOK! PLOK!

Naruto segera pergi menuju ke ruangan belakang panggung. Di mana ada seorang gadis berambut merah panjang melewati lutut, menunggunya dengan senyum yang mengembang. Gadis itu berpakaian dress merah selutut yang longgar dan perutnya sudah membesar seperti gunung karena hamil sembilan bulan. Namanya Uzumaki Rias atau Gremory Rias.

Ya, Naruto dan Rias sudah menikah, di usia yang masih muda. Di mana mereka sama-sama berusia 18 tahun. Mereka menikah secara diam-diam di sebuah kuil, tanpa diketahui oleh orang-orang terdekat mereka. Semua ini mereka lakukan atas dasar cinta yang telah bersemi di antara mereka sehingga mereka bersepakat meresmikan hubungan cinta mereka ini ke tahap pernikahan. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat banyaknya gadis yang akan menggoda Naruto.

Makanya Rias tidak ingin itu terjadi, dan mau saja menyetujui permintaan Naruto yang ingin menikah dengannya. Walaupun saat ini, mereka masih berstatus sebagai pelajar.

Benar, mereka masih bersekolah di Kuoh Academy. Sebuah sekolah yang dulunya adalah sekolah khusus perempuan. Karena ada peraturan baru yang dicanangkan oleh kepala sekolah, maka sekolah itu diubah menjadi sekolah umum. Para laki-laki diperbolehkan masuk ke sekolah ini ketika tiba waktunya tahun ajaran baru dimulai.

Salah satunya adalah Naruto yang masuk ke sekolah ini. Di sanalah, dia bertemu dengan Rias, salah satu gadis yang paling cantik di sekolah itu. Siapa sangka, sang Raja dan sekaligus ketua dari klub penelitian ilmu gaib, jatuh cinta padanya dan memilihnya menjadi kekasihnya.

Sebulan berpacaran, dia pun melamar Rias karena tidak ingin Rias jatuh ke tangan orang yang salah. Rias yang semula ragu, akhirnya mau menerima lamaran Naruto karena dia tidak ingin Naruto digoda terlalu jauh oleh para gadis di sekolah itu, terutama Himejima Akeno, yang dikenal memang suka menggoda Naruto. Notabene Naruto juga masuk ke klub yang sama dengan Rias, sehingga beberapa gadis di sana, juga menyukai Naruto.

Naruto dan Rias masih duduk di kelas 12. Mereka seumuran, tapi Rias yang lebih tua daripada Naruto. Berbeda jarak bulan kelahiran. Faktor umur tidak menghalangi hubungan percintaan mereka hingga hubungan ini menjadi suci dalam ikatan pernikahan. Mereka telah bersumpah setia akan selalu bersama untuk selamanya.

Pada akhirnya, hubungan pernikahan mereka ini membuahkan hasil yang nyata. Satu janin sedang berkembang di rahim Rias. Tinggal menunggu hari saja, Rias harap-harap cemas karena takut akan melahirkan nanti. Untung sekali, bulan kelahiran sang buah hati, bertepatan pada saat hari libur sekolah. Memungkinkan Rias tidak akan repot jika melahirkan mendadak, karena akan ada Naruto yang selalu ada di sampingnya.

Dengan senyuman yang terukir di wajahnya yang tampan, Naruto memeluk Rias secara langsung. Rias juga membalas pelukannya seraya berkata.

"Selamat ya Naruto-kun. Acara konser tunggalmu berlangsung sukses. Aku sangat bangga padamu."

"Ya, terima kasih, Rias-hime...," Naruto membalas perkataan Rias dengan nada yang sangat lembut."Aku tidak akan berhasil sampai seperti ini tanpa dukungan darimu. Kamu adalah semangat hidupku. Apalagi kita telah mendapatkan anak. Aku merasa sangat bahagia karena telah mendapatkan kebahagiaan yang kuimpikan selama ini. Sebuah keluarga... Itulah yang kumau. Aku tidak sendirian lagi."

"Ya, Naruto-kun, aku juga bahagia jika kamu bahagia. Aku telah menjadi istrimu dan jangan bilang lagi kalau kamu sendirian sekarang. Ada aku dan anak kita yang akan lahir sebentar lagi."

"Benar."

Naruto melepaskan pelukannya dan memegang perut Rias yang sudah membesar. Mengelus perut Rias dengan pelan. Kedua matanya melembut dengan aura penuh kasih. Senyuman terukir lagi di wajahnya.

"Benar...," lanjut Naruto lagi."Sebentar lagi, aku menjadi seorang ayah. Aku akan mempunyai anak yang akan memanggilku Tousan. Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada itu."

Kedua mata hijau kebiruan Rias juga menyipit lembut. Memegang dua pipi Naruto dengan kedua tangannya. Memberikan senyuman yang menghangatkan jiwa.

"Aku juga akan menjadi ibu. Aku juga tidak sabar dipanggil Kaasan."

Naruto mengangguk dan menatap wajah Rias.

"Ya, kita akan merawatnya bersama-sama, kan?"

"Tentu saja."

Rias juga mengangguk. Bersamaan Naruto kembali memeluknya. Dia pun membalas pelukan Naruto itu.

Mereka berpelukan dengan lama. Hingga muncul seorang pria muda yang berpakaian serba rapi, datang menghampiri mereka. Lalu menyapa mereka dengan deheman yang keras.

"EHEM!"

Spontan, deheman keras itu sukses mengagetkan kedua suami-istri itu. Mereka melepaskan pelukan masing-masing dan menjauhkan jarak sekitar dua langkah.

"Manager!" seru Naruto yang tertawa malu sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya sedikit memerah.

"Acara konser tunggalmu sukses besar, Naruto-san. Aku sebagai Managermu, sungguh bangga padamu. Selamat atas keberhasilan konser ini!"

Sang Manager mengulurkan tangannya ke arah Naruto. Naruto membalas uluran tangannya. Mereka bersalaman dengan senyuman yang hangat.

"Terima kasih, Manager. Tanpa bantuan darimu, aku tidak sesukses sekarang ini. Anda sudah membantuku untuk mengatur jadwal-jadwalku dengan baik sih."

"Ya, sama-sama, Naruto-san. Setelah ini, anda akan kemana?"

"Tentu saja pulang langsung ke kota Kuoh."

"Ah, itu jauh sekali. Apalagi sekarang sudah jam sebelas malam."

"Tidak apa. Sekalian aku akan mengambil cuti selama tiga bulan ini. Aku ingin beristirahat sejenak dari kegiatan nyanyiku. Apa anda bisa mengaturnya, Manajer?"

"Tentu saja bisa. Aku akan mengusahakannya secepat mungkin."

"Sekali lagi, terima kasih, Manager."

"Ya... Ya..."

Sang Manager manggut-manggut seraya tersenyum kecil. Dia tidak bersalaman lagi dengan Naruto. Naruto sangat senang karena telah mendapatkan pekerjaan sebagai penyanyi solo, yang telah dijalaninya selama setahun ini.

Berkat Managernya ini, dia ditawar menjadi seorang penyanyi di salah satu studio musik yang ternama di kota Kuoh. Waktu itu, Naruto tidak sengaja bernyanyi karena dipaksa Rias saat berada di dalam kereta listrik, kebetulan sang Manager berada di dalam kereta yang sama. Naruto menyanyikan sebuah lagu romantis yang diminta Rias, hanya sekedar menghibur Rias yang sedang kesal padanya. Rias akan memaafkannya jika dia mau menyanyikan satu lagu romantis di depan banyak orang di dalam kereta tersebut.

Naruto terpaksa melakukannya, dan tanpa sadar suara nyanyiannya itu mampu menghipnotis para penumpang untuk mendengarnya. Tanpa disangka-sangka, suara nyanyiannya terdengar bagus dan menarik hati sang Manager untuk merekrutnya menjadi seorang penyanyi. Semula Naruto tidak mau, tapi karena bujukan manis dari Rias, pada akhirnya Naruto mau menerima tawaran menjadi penyanyi ini. Membuat sang Manager senang mendengarnya dan berjanji akan membantu Naruto untuk menjadi penyanyi yang sangat terkenal.

Hasilnya terbukti sekarang, Naruto berhasil menjadi penyanyi solo di genre rock. Dia sangat digemari di mana-mana. Baik perempuan maupun laki-laki. Semua penggemarnya sangat menyanjungnya sepenuh hati dan rela menunggu lama demi bertemu dengannya di saat konser seperti ini. Tidak kerap, terjadi pertikaian di tempat konser sebelum konser dimulai. Tapi, untung, pihak keamanan segera membereskan semuanya.

Balik lagi pada Naruto yang kini menggandeng tangan Rias, berjalan bersama usai berbicara empat mata dengan pihak penyelenggara konser. Mereka keluar dari gedung studio, lalu menuju ke parkiran di mana mobil merek Mercedes Bens berdiri dengan anggunnya.

Membukakan salah satu pintu di sebelah kiri, Naruto membantu Rias untuk masuk ke dalam mobil. Rias duduk di bangku kabin depan dengan hati-hati.

"Terima kasih, Naruto-kun. Kamu baik sekali."

"Itu sudah menjadi tugasku sebagai suami yang baik."

"Aku tahu itu."

Rias tertawa kecil seraya mengelus perutnya. Merasakan pergerakan sang janin yang menendang-nendang perutnya dengan keras sehingga membuat Rias berteriak pelan.

"A-Aduh!"

Naruto yang hendak menutup pintu mobil, keheranan mendengar teriakan Rias.

"Eh? Ada apa?"

"Ah, tidak. Anak kita menendang-nendang perutku."

"Oh, pasti dia sedang bermain bola di dalamnya. Hehehe..."

Naruto tertawa senang sambil menutup pintunya. Rias juga ikut tertawa senang dibuatnya.

KLAP!

Pintu mobil tertutup. Sebaliknya Naruto masuk ke dalam kabin depan, lalu duduk di bangku pengemudi. Lantas menutup pintu mobil, memasang sabuk pengaman dan tidak lupa mengingatkan Rias agar Rias juga memakai sabuk pengaman.

"Pakai sabuk pengamanmu, Rias-hime."

"Ah, oke."

Rias menurut dan memakai sabuk pengaman dengan benar. Naruto mengacungkan jempolnya dan langsung menghidupkan mesin mobil.

BRUUUUM!

Mobil hidup dan berbunyi dengan keras. Lantas berjalan dengan lambat, menyusuri jalan datar yang ada di halaman depan gedung studio. Perlahan-lahan hingga menemukan jalan raya besar yang masih dipenuhi banyaknya kendaraan yang lalu-lalang. Lampu-lampu jalan juga menyala terang untuk menyinari jalanan agar para pengemudi merasa aman dalam perjalanan. Suara deru kendaraan menambah sibuknya kehidupan kota besar tersebut.

Mobil Mercedes Bens hitam dijalankan Naruto ke arah kanan, persisnya menuju ke kota Kuoh, yang memakan waktu sekitar lima jam jika ditempuh dengan mobil. Dia ingin mengejar waktu sampai ke rumahnya, dan beristirahat penuh serta menghabiskan waktu bersama istrinya yang tercinta.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, menyusuri jalanan raya yang masih ramai, walaupun waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat. Naruto tidak merasa mengantuk dan terus melek untuk berkonsentrasi menyetir. Sementara Rias sudah terkantuk-kantuk, buktinya kepalanya sudah bergerak ke kanan dan ke kiri seperti berada di atas kapal. Sampai pada akhirnya dia tidak sanggup menahan beratnya kedua matanya, menuntunnya agar segera terlelap. Kepalanya pun bersandar di bahu kiri Naruto.

Naruto yang berfokus menyetir, menyadari istrinya sudah tertidur. Dia menoleh ke arah istrinya dan tersenyum hangat ketika memandang wajah tidur istrinya. Baginya, wajah istrinya akan bertambah cantik jika istrinya tertidur sehingga membuatnya tidak akan bisa beranjak sedikitpun dari istrinya. Menariknya untuk selalu bersama istrinya setiap saat.

"Rias-hime...," gumam Naruto dengan kedua mata birunya yang melembut."Kamu memang sangat cantik saat tertidur seperti ini. Tidurlah... Nanti kalau sudah sampai di rumah, aku akan membangunkanmu."

Pandangannya pun dialihkan ke depan, di mana ujung jalan yang seperti titik kecil, membuatnya fokus lagi untuk menyetir. Dia terus tersenyum tanpa berhenti sama sekali. Perasaannya seperti bernyanyi gembira untuk meluapkan segalanya.

Perjalanan yang panjang, tidak membuat Naruto mengeluh. Dengan tenang, dia menyetir. Kendaraan-kendaraan di jalan, masih tetap hilir-mudik. Kesibukan kota semakin ramai ketika menjelang tengah malam.

Sesaat meneliti keadaan malam ini. Langit gelap gulita tanpa ada bintang-bintang. Bulan juga tidak tampak. Karena cahaya kota yang sangat terang sehingga membuat pemandangan langit tidak dapat terlihat jelas. Mata biasa pun tidak dapat melihat pemandangan langit, meskipun berusaha keras sekalipun.

Gedung-gedung tinggi pencakar langit, tampak berdiri kokoh. Para warga kota tinggal di dalam gedung-gedung tersebut. Para pejalan kaki juga masih tampak berjalan di trotoar khusus. Angin malam tidak bertiup, tapi kondisi cuaca saat ini, memang terasa dingin sekali.

Untuk itu, Naruto tidak menyalakan AC di dalam mobilnya karena takut Rias merasa kedinginan. Dia tidak ingin Rias masuk angin dan memastikan kondisi Rias tetap sehat menjelang kelahiran anaknya. Anaknya yang paling berharga dan menjadi kekuatan terbarunya untuk melanjutkan kehidupan di dunia ini.

Untung sekali, ketika dia sudah menjadi seorang suami sekaligus calon ayah, dia telah mendapatkan pekerjaan sampingan yaitu menjadi seorang penyanyi. Itulah bukanlah cita-citanya yang sebenarnya, melainkan sebuah tuntunan hidup yang harus dia jalani. Dia harus bekerja keras untuk membiayai kehidupan keluarga barunya. Dia ingin membahagiakan istri dan calon anaknya. Membuatnya belajar untuk bertanggung jawab dan bersikap lebih dewasa.

Mengingat tentang masa-masa indahnya bersama Rias, membuat Naruto terus tersenyum. Meskipun berkonsentrasi untuk menyetir, pikirannya yang lain, membayangkan masa lalu yang begitu menyenangkan. Di saat bertemu dengan Rias pertama kali, ada kejadian yang tidak terduga. Lalu berkenalan dengan Rias dan mengetahui tentang Rias yang sebenarnya. Bahwa Rias adalah seorang iblis dan seorang putri yang berasal dari keluarga iblis yang memerintah di dunia bawah. Rias hidup di dunia manusia dan tinggal di sebuah apartemen di kota Kuoh. Rias juga mempunyai bawahan yang terdiri dari para iblis. Salah satu bawahan Rias, ada yang menyukai Rias.

Naruto teringat bahwa ada gadis iblis yang termasuk "Ratu" yaitu Himejima Akeno, yang selalu mencoba menggodanya. Tidak kerap, dia tidak bisa menghindar jika Akeno mendekatinya. Tapi, selalu saja Rias datang dan menyelamatkannya dari cengkeraman rayuan maut Akeno yang terbilang sangat menggoda. Naruto kewalahan ketika Rias bertengkar adu mulut dengan Akeno sehingga dia pun bingung harus melakukan apa untuk menghentikan pertengkaran di antara kedua gadis iblis itu. Sampai seorang laki-laki berambut coklat yang sewarna dengan matanya, datang untuk melerai Rias dan Akeno, pada saat di ruang klub penelitian ilmu gaib.

Nama laki-laki berambut coklat itu adalah Hyodo Issei. Duduk di kelas 11. Dialah yang menyukai Rias. Dia pun berhasil melerai pertengkaran di antara Rias dan Akeno. Dua gadis iblis itu berhenti bertengkar. Lalu Rias menyeret Naruto untuk pergi dari ruang klub penelitian ilmu gaib itu dan meninggalkan semua anggotanya yang terbengong-bengong di sana.

Tertawa geli mengingat kejadian yang menurutnya sangat konyol, Naruto tetap berfokus untuk menyetir. Dialihkannya pandangannya ke samping kiri, di mana Rias masih tertidur sambil menyandarkan kepala di bahu Naruto.

"Rias-hime..."

Betapa dia sangat mencintai gadis iblis itu. Dia yang termasuk manusia, tetap akan selalu menjaga Rias dan calon anaknya, sampai kapanpun.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

YAP, SELESAI!

Fic permintaan Rindian khusus pairing Naruto x Rias sudah jadi!

Bagaimana, Rindian? Apa sudah sesuai dengan harapanmu?

Untuk setting, saya ambil di canon High School DxD. Selebihnya, setting di kota lain, gambaran tempatnya berdasarkan imajinasi saya sendiri. Begitulah kira-kira.

Untuk cerita selanjutnya, akan saya sambung ke chapter 2.

Sekian dan terima kasih ya.

Sabtu, 25 Maret 2017