Dua Es

.

.

.

.

.

Disclaimer : Frozen © From Disney

Hallo, bertemu lagi bersama Yuka-chan disini. Ehm, pertama saya minta maaf dahulu karena telat sekali update. Biasalah anak SMK sibuk banget, ya tugas ini itu. Kalo capek istirahat sampe ketiduran. Dan tidak sempat membuat fanfic

Faktor utama disini adalah ide cerita, pikiranku sempat buntu membuatku agak males membuat fanfic *digebuk*

Tapi sekarang entah karena karunia Tuhan yang maha esa, Aku mendapat ide cerita dari atas langit dan datang tiba tiba dan jatuh tepat diatas kepalaku saat aku sedang dalam pelajaran berlangsung karena memikirkan suatu hal yg menarik.

Baiklah daripada banyak ngomong, kita scroll ke bawah guys

.

.

Good Reading

.

.


.

"Elsa…" *tock* *tock* *tock*

"Ayo Elsa, buka pintu"

"Tidak, aku tidak mau"

"Ada apa denganmu? Apakah kau ada masalah dengan para tamu"

"Aku tidak apa apa, aku tidak ada masalah dengan mereka"

"Lantas apa yang membuatmu berlarian sampai mengurung diri di kamarmu?"

"Paduka Raja, tidak perlu tahu. Tolong tinggalkan saya sebentar, saya ingin menenangkan diri"

Sudah berjam-jam Elsa mengurung diri di kamarnya begitupula Jack yang masih menunggu di depan pintu kamar istrinya tersebut. Dan baru tadi Elsa mau menjawab pertanyaan Jack setelah Jack menunggu lama.

Ketidaktahuan dan banyak pertanyaan berada di pikiran Jack sekarang, sebagai laki laki yang baru menikahi istrinya dan baru bertemu hari itu juga. Membuat Jack ingin sekali tahu tentang pendamping hidupnya itu.

Sambil bersandar di depan pintu, tidak sengaja Jack mendengar suara bisikan para pelayannya melihat kejadian ini. Yang penasaran dan mengalahkan Ratu Elsa karena tingkahnya yang aneh dan mencurigakan juga mengganggu acara kerajaan.

Jack penasaran dengan apa yang dibicarakan pelayan pelayan itu, lalu ia memanggil dua pelayan itu untuk menghadap kepadanya. Awalnya pelayan itu ketakutan namun Jack dengan senyuman hangatnya menenangkan pelayan pelayan itu lalu bertanya tentang Elsa.

Kemudian para pelayan itu menjelaskan bahwa Ratu Elsa dari kecil jarang bahkan tidak pernah meninggalkan kamarnya, karena suatu yang mereka tidak tahu. Baru kali ini Ratu Elsa meninggalkan kamarnya untuk pernikahannya.

"Jadi begitu…" ujar Jack mendengar serius cerita para pelayan

"Baiklah terima kasih atas informasinya, sekarang kalian boleh pergi, dan ingat jangan pernah membicarakan istriku lagi. Dia wanita yang baik, mengerti"

"Iya, paduka Raja"

Para pelayan itu meninggalkan Jack yang masih sendiri di lorong kerajaan.

"Dikurung dari kecil ya pantas ia sangat gugup dan takut dengan banyak orang disekitarnya" batin Jack lalu menghela nafas, ia berpikir apa yang orang tua Elsa pikirkan sampai mengurung anaknya sendiri dalam kamar.

Di luar kerajaan, hari sudah menjadi gelap, para tamu sudah kembali ke kerajaannya masing masing. Sambil memandang bulan dari jendela besar kerajaan, Jack merasa cemas apa yang harus ia dilakukan selanjutnya.

"Aku tidak akan menyerah, coba aku akan berbicara lagi pada Elsa, jika dia sedih aku akan menghiburnya" Jack kembali bersemangat pada dirinya sendiri. Lalu ia kembali ke kamar Elsa.

"Ratuku…." Ia memanggil istrinya lagi dengan nada lembut sambil sediikit mengetuk pintu, ia berharap kali ini panggilannya dibalas lagi.

"Aku harap kau membalas panggilanku kali ini"

Suasana masih terdiam tidak ada satupun balasan atau renspons dari Elsa, membuat Jack hanya terdiam dan menghela nafas.

Tidak sengaja ia melihat sinar bulan purnama menyinari lorong tempat ia berdiri, Menyadari hal tersebut.

"Sialan kenapa aku bisa lupa hari ini" kesal Jack , ia langsung berlari ke luar istana dengan menggunakan kuda istana pergi ke suatu tempat dimana ia biasanya berada.

.

.


.

.

"Maafkan aku Jack, aku sangat bodoh, aku sangat bodoh sekali, huhuhuhu"

Elsa masih menangis di dalam kamarnya, ia tidak percaya acara pernikahan yang sangat ia nantikan tiba tiba hancur karena ulahnya sendiri. Elsa sangat menyesal karena telah mengecewakan kedua orang tuanya yang ingin pernikahan bahagia.

"Aku malu, aku benci pada diriku sendiri" marah Elsa sambil menampar dirinya

Beberapa kali, Elsa menyakiti dirinya sendiri dengan air mata terus bercucuran di pipinya. Merasa semuanya sudah gagal dan menyakitkan.

"Ayah, ibu, mengapa kalian membiarkan putrimu hidup menderita seperti ini?"

Elsa terus menangis sambil meraung raung beberapa kali, sambil memeluk selimut di tubuhnya. Di kamar Elsa kembali dipenuhi es yang dingin dan gelap. Rasa berkecamuk dan emosi membuat es di dalam kamar Elsa bertambah banyak.

"Aku benci kekuatan ini, aku sebaiknya mati saja, iya sebaiknya aku mati saja daripada terus menderita seperti ini"

"Kau masih ingin berkata kalimat putus asa seperti itukah?" ucap seseorang ikut berbicara dengan gadis berambut pirang tersebut.

"Haah…, siapa disana?" kaget Elsa karena tiba tiba ada suara misterius muncul di kamarnya. Namun, tidak ada balasan membuat Elsa geram

"Katakan siapa dirimu, keluar kau" teriak Elsa sambil melihat sekeliling

Lalu tiba tiba es es di kamar itu berubah menjadi es hitam dan ruangan tersebut menjadi sangat gelap, "Apa-apaan ini?" kaget Elsa melihat ruangannya berubah. Ruangannya yang tadinya dingin sekarang semakin dingin. Membuat Elsa kedinginan sampai memeluk dirinya..

"Pertama aku akan memperkenalkan diriku tuan Ratu…." Seseorang itu perlahan muncul dari kegelapan.

Muncul laki laki besar dengan jubah menutupi wajahnya sambil membawa tongkat tengkorak dan ular "Perkenalkan nama saya Abaddon.."

Elsa sontak kaget dan mundur perlahan, "Abaddon.., kau..,kau..,iblis terkuat kedua setelah Lucifer itu?"

"Kau mengenalku dengan baik rupanya…" Elsa mengetahuinya karena ia pernah dulu membaca buku tentang kisah Lucifer dan Abaddon saling berperang melawan malaikat malaikat Tuhan dan itu membuat isi alam semesta gemoar entah itu fiksi atau nyata, Elsa tidak menyangka bahwa ia akan bertemu wujud asli iblis itu.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Elsa sambil berwaspada jika iblis itu melakukan sesuatu padanya.

"Putus asa.., stress.., kemudian munculah kemarahan yang besar dan meluap…" Abaddon berjalan perlahan memutari Elsa, meskipun wajahnya tertutupi kerudung. Elsa bisa merasakan iblis itu menatap tajam dirinya.

"Rasa dingin, ditinggalkan, dilupakan, dibicarakan, semua ada pada dirimu" ucap Abaddon sambil menunjuk Elsa, "Apa maksudmu?" tanya Elsa sambil mengkerutkan alisnya

"Hal itulah yang sangat kubutuhkan saat ini"

"Elsa Maria, Ratu dari kerajaan Arendele sekaligus reinkarnasi dari Dewi Salju Khione yang turun ke dunia ini"

"Dewi Salju?, apa maksudmu reinkarnasi?" Elsa bingung dengan perkataannya

"Kekuatan es yang selama ini kau punya adalah kekuatan milik dari Dewi Khione, dia adalah salah satu dewi terkuat yang mewakilkan musim salju, ia dulu sering berselisih dengan dewa dewi musim lain, menyebabkan bencana besar membuat hampir seluruh dunia saat itu menjadi musim dingin selama beberapa tahun.."

"Namun, semenjak ketiga dewa dewi musim lainnya bersatu untuk mengembalikan musim di dunia kembali normal, Dewi Khione dapat dikalahkan namun agar tetap menjaga keempat musim tetap utuh, Dewi Khione tidak dihukum mati namun ia tetap berada di sebuah kastil besar di atas awan dan baru diijinkan mengeluarkan kekuatan salju atau esnya di akhir tahun setelah tiga dewi atau dewi musim lain"

"Lalu apa kaitannya denganku?" tanya Elsa mengamati cerita

"Ijinkan aku melanjutkan ceritaku Ratu Elsa…, Semenjak beberapa abad, Dewi Khione mulai merasa sedih karena terus berada di kastil langit sendirian. Karena itu dia memohon agar ia dapat keluar dari kastil beberapa kali, sampai iapun memohon pada Dewi Bulan Selena yang saat itu sedang lewat di dekat kastil tempat ia dikurung untuk bisa merasakan dunia luar"

"Dewi Selena mendengar doa dan pertobatan Dewi Khione, mengabulkan permintaannya. Lalu Dewi Khione mendapat kesempatan untuk melihat dunia luar dengan berenkarnasi kembali menjadi seorang gadis kerajaan namun kekuatan esnya masih ada dalam dirinya agar musim dingin masih berjalan dengan baik"

"Oleh sebab itu, kau memiliki sifat sama dengannya, penuh dengan rasa penyesalan, kuatir sekali jika kekuatanmu berada diluar kendali karena Dewi Khione tidak mau dihukum lagi juga kau adalah sosok yang mudah jatuh cinta sama seperti Dewi Khione yang terpikat dengan Dewa Cinta saat itu"

Elsa mendengarkan seksama perkataan laki laki misterius di depannya,"Jadi itu alasannya aku mempunyai kekuatan yang membuatku merasa penuh penyesalan, dibenci tidak berguna, dan selalu merepotkan banyak orang…"

Abaddon mengangguk, "Itu benar paduka Ratu, menurut saya disini bukanlah tempatmu, karena disini tidak lebih dari kau tinggal di kastil di awan itu, kau harus merasakan dunia luar jadi ikut bersamaku, aku akan menerimamu apa adanya" ucap laki laki itu sambil mengulurkan tangannya ke Elsa.

Gadis itu terlihat berpikir keras, ia tidak mau membuat bencana atau sesuatu yang berbahaya pada rahyat rahyat tercinta begitu juga Jack kekasih sekaligus sekarang menjadi belahan jiwanya ini.

Takut akan terjadi hal buruk esok, Elsa dengan berat hati menyiakan permintaan Abaddon dan mengulurkan tangannya. Iblis itu menarik tangan Elsa yang sedang sudah mulai menangis mengeluarkan air mata, lalu mereka berdua pergi dengan menaiki awan hitam meninggalkan Kerajaan Arendele…

"Maafkan aku Jack.." ucap Elsa memandang kerajaan tempat ia lahir dan dibesarkan juga dimana ia bertemu pertama kali dengan cinta pertamanya dari atas perlahan meninggalkan kerajaan itu…

.


.

"Dewi sialan…"

Air berubah menjadi beku karena udara dingin, namun apakah air bisa beku sendiri tanpa dingin sekalipun?

Dengan amarah dan jengkel, Jack melangkah demi langkah di atas danau besar di depannnya tanpa terjatuh.., perlahan air danau di depannya berubah menjadi es. Tanpa memperdulikan ia akan jatuh karena berat badannya, ia tetap melangkah menuju bulan diatasnya.

"Aku ingin sekali, kekuatan sialan ini hilang" teriak Jack pada bulan dihadapan

Jack yang biasanya terlihat ceria dan ramah kini ia berubah menjadi murung dan jengkel, sambil beberapa menyakiti tangannya saat mengeluarkan kekuatan esnya.

"Ternyata kau belum mati juga rupanya…" seorang wanita cantik muncul dihadapan Jack dengan sinar terang bulan menerangi sekitar wanita tersebut

"Sialan kau…" Jack segera mengeluarkan kekuatan esnya dan mengarahkannya pada wanita tersebut, namun wanita dengan mudah menghindar dengan membuat es tersebut hangus menjadi uap.

"Butuh ratusan untuk bisa mengalahkanku Pangeran Jack atau bisa kukatakan Raja Jack yang tampan dan gagah" ucap wanita itu memuji Jack dengan senyum sinis

"Aku tidak perlu pujian dari wanita sepertimu, aku hanya ingin kau segera melepaskan kutukan ini..Dewi Selena…"

.

.

.

.

Bersambung

.


Josephine La Rose99 : Halo Josephine-san terima kasih sekali masih stay tune di fanfic ini XD Hehehehe kemarin Elsa sama Jack juga lari lari terus dikorider kayak film India wkwkwkwk kadang aku mikir apa mereka gk capek padahal kamar Elsa berada di lantai paling atas...

Hanami-chan : Sudah kuupdate kok untuk mengobati rasa penasaran kamu, tetap follow terus nih fanfic yak

Dan juga untuk pembaca lain, terima kasih sudah mau ikut dan menunggu updatetan fanfic ini.

Wah konfliknya udah nambah tokoh lagi nih…

Hallo semua, hehehehehe, tidak terasa yak sudah chapter 4 ini. Chapter kali ini membahas tentang awal asal muasal kekuatan Elsa dan juga Jack yang akan dijelaskan lengkap di chapter selanjutnya..

Aku sengaja memasukkan tokoh dewi" dan iblis dari mitologi Yunani disini seperti Dewi Khione, Dewi Selena, dan iblis Abaddon. Dengan kekuatan khas masing masing yang akan menambah menarik cerita nih :D

Untuk romance, tenang saja mereka aka nada adegan romance di chapter selanjutnya. Yaa untuk chapter ini, aku sengaja kurangi karena belum terpikir adegan romance yang bagus bagaimana juga disini aku lebih memfokuskan penjelasan tentang kekuatan mereka. Jadi tunggu aja yak wkwkwk

Yaa itu aja sih, sekali lagi maaf untuk telat updatenya :'v aku akan sering update ke depannya. Jangan lupa follow, favorite, dan review juga yak. Arigatou Minna