Meh, disclaimer udah ada di chapter 1

Ngasih peringatan itu gak ada gunanya. Toh meski ini fic rate m, anak dibawah umur baik tidak sadar maupun setengah sadar(lah gak ada yang sadar dong?) tetep baca-baca aja. Siapa yang tau ye~kan?


3. Target Selanjutnya, Bakugou Katsuki

"Hari ini entah kenapa terasa sangat cerah. Langit birunya ngumpet malu-malu. Ah, baru saja terdengar bunyi geledek yang meledek. Sungguh, seumur hidup baru kali ini aku sangat menikmati hari yang terasa sangat cerah seperti hari ini. Hari ini juga harus teraktir Midoriya sesuatu! Duh, lupa minta copian video kemaren sama kak Fuyumi." Todoroki Shouto bermonolog dalam hati.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, ia tidak hentinya tersenyum walau tidak terlihat ditambah dengan aura yang sedikit bersahabat. Ada yang ngemis, ia kasih dengan uang selembar yang nominalnya paling gede(-emang ada pengemis emperan di Jepang?). Ada yang minta makan, ia beliin kuaci di cangcimen(-ni anak ada di Jepang apa di Indonesia?). Ada yang minta foto, ia bergaya sedikit. Ada nenek-nenek mau nyebrang, ia bekuin kendaraan yang mau lewat biar si nenek bisa lewat. Ada yang minta cium, ia kabur sambil tersenyum. Sungguh mulia sekali akhlak anak satu ini.

Mendadak pandangannya tertuju ke satu arah dimana ijo-ijo lumut berjalan sambil menunduk kebawah sibuk akan dunianya sendiri. Oh, dia kenal sekali siapa pemilik kepala ijo-ijo lumut itu. Orang itu adalah salah satu penyebabnya kenapa ia SUPER good mood hari ini. Baru saja ingin menyapa, namun kejadian berikutnya membuat bocah panas-dingin ini mengurungkan niatnya.

Midoriya yang terlalu fokus pada murmur kumur-kumurnya saat berjalan, tanpa sadar ia menabrak seseorang yang berjalan didepannya. Dan naasnya, orang itu adalah Bakugou Katsuki.

"Deku sialan! Punya mata dipake! Minta dihajar HAH!?"

"Maaf, Kacchan. Gak sengaja. Suer deh."

"Gaah! Setiap liat muka lu, bawaannya pengen gua jedotin kepala ini ke meja." Selesai berkata seperti ini dengan nada dibuat sesadis mungkin, Kacchan mulai berjalan menjauh. Kirishima, Sero dan Kaminari yang menyaksikan kejadian barusan cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Midoriya." Sapa Todoroki tepat disamping telinganya dengan senyum tak kasat mata. Hal ini membuat Midoriya…

"Ayam ayam…" …latah. Todoroki cuma tertawa dalam hati.

"Todoroki-kun, jangan bikin kaget dong."

"Hm."


Berhubung yang nulis bingung mau nulis apa. Waktu kita skip aja.


Pas jam Olahraga….

"Sebelum latihan dimulai dan menunggu kunci datang, saya akan bagi kelompok. Kelompok pertama, Iida, Yaoyorozu, Kaminari dan Atsui. Kelompok kedua, Hagakure, Aoyama, Midoriya dan Bakugou. Kelom-" deklarasi dari Aizawa mendadak terpotong oleh jeritan penuh nestapa dari Bakugou.

"HAH!? Gak salah!? Ngapa gua harus 1 kelompok ama si nerd sialan ini!?" protesan dari Bakugou tidak di pedulikan. Aizawa lebih memilih menanggapi Midnight yang baru saja datang membawa kunci. Tentu saja Midnight tidak akan membiarkan Aizawa berpaling sebelum membeberkan sebuah atau beberapa gossip yang bisa digosipkan saat itu juga.

Ketika Bakugou masih belum berhenti meneriakan protesan, mendadak Todoroki muncul dari belakang dengan es ciptaannya aka meja yang terbuat dari es yang malah memperkeruh keadaan.

"Um… Bakugou, mungkin ini tidak seberapa dibandingkan dengan meja yang asli… tapi ini kubuat dengan semirip mungkin." Ucap Todoroki dengan polos walau sama sekali tidak terlihat ada polos-polosnya. Bakugou nyaris meledak ditempat. Emosinya naik ke ubun-ubun. Maksudnya makhluk dispenser jadi-jadian ini apa coba?

Kaminari, Kirishima dan Sero ngakak ditempat mengingat kejadian tadi pagi. Hal ini tidak luput dari penglihatan dan pendengaran Todoroki dan ia pun tersenyum. Kali ini terlihat oleh mata telanjang.

BOOM!

"BRENGSEK!" Bakugou meledak. Literary.

Secara insting Todoroki berlari menjauh. Bakugou ngejar sambil meledak-ledak. Dalam pelarian Todoroki, ia melihat ke atas langit. Kakaknya Fuyumi seolah-olah berada disana mengacungkan kedua jempol ke arahnya.

"Aku berhasil Kak Fuyumi. Ada orang yang tertawa karenaku. Aku berhasil melawak!" Serunya sinting sambil menegadah ke arah langit dan tanpa sadar meninggalkan jejak bunga-bunga yang keluar dari quirk esnya. Naas, Bakugou ketimpuk salah satu dari bunga es yang dikeluarkan oleh Todoroki.

"Setengah cabe-toge sialan! Segitu senengnya dikejar gua hah!? AWAS AJA! KETANGKEP MATI LUUUUU!"

Midoriya cuma tertegun sama aksi berani dari Todoroki. Aizawa sendiri langsung ambil tindakan dan mengaktifkan quirknya.

"Kalian berdua… keruangan guru SKARANG!"

Seenggaknya, Bakugou tidak kena korban anak hasil hubungan gelap dari siapapun. Hah! Midoriya tetep dapet traktiran. Author iri setengah mokad. Walau Todoroki abis diceramahi bersama Bakugou oleh Aizawa selama 1 jam dan dihukum ngebersihin kamar mandi yang untungnya gak sampe diskors, Todoroki tetep berada di mode good mood nya. Dirinya sudah ada rencana saat sampai dirumah nanti. Yaitu minta copian video Bapaknya nangis sambil lari yang direkam oleh Kak Fuyumi. Kalau nonton video itu, ia bisa menjamin hari-harinya bakal selalu indah. Dan ia bisa mem-black mailkan video tersebut ke Bapaknya kapanpun yang ia mau. Sempurna.


Complete in aja dulu lah... pengen lanjutin project laen.

ff yang satu ini emang dari awal cuma ada 3 chapter sih. haha...

lucu gak lucu review ajalah... kali aja ada keajaiban sini bisa update lagi gegara terharu liat review dari kalian.

bye.