Takdir adalah sebuah hal yang membuat seluruh makhluk terikat pada hal yang telah ditentukan. Sekeras apa pun makhluk berusaha pada akhirnya mereka akan terus mengikuti alur takdir yang sudah ditakdirkan oleh sang maha kuasa. Seluruh makhluk di alam semesta hanyalah karakter yang berperan dalam sebuah drama di dunia dengan judul kehidupan. Meskipun demikian, kita dapat memilih menjadi seseorang tokoh apa pun yang kita inginkan, asalkan ada kemauan dan usaha untuk memperjuangkan hal tersebut. Salah satu contohnya adalah aku yang memilih menjadi tokoh sampingan dalam dunia yang fana ini. Aku tak memilih menjadi pahlawan yang berniat membawa kedamaian dalam dunia. Dan aku juga bukan seseorang yang menginginkan peperangan dan pertumpahan darah. Aku hanyalah aku, manusia dengan berkah tanpa punya keinginan ikut campur dalam nasib dunia. Inilah aku...!

PROLOG...

NARUTO X HIGHSCHOOL DXD

DISCLAIMER: MASASHI KISHIMOTO DAN ICHIE ISHIBUMI

WARNING: OOC, NetralNaru, GodlikeNaru, Typo, Jelek, Abal, Gaje, etc.

HAPPY READING!

Disebuah sekolah yang cukup elit di Jepang, atau lebih tepatnya di daerah Kuoh tokoh utama cerita ini bersekolah di kelas XI-A. Pemuda yang baru bersekolah disana selama 1 minggu itu bernama Naruto seorang pemuda yang jenius disegala bidang, namun memiliki kekurangan, ia adalah seseorang penyendiri dari kelas 1 SD. Bukannya tak ada yang ingin menjadi temannya, bahkan untuk fansgirl ia memiliki banyak, namun Naruto terkesan menutup diri dari pergaulan remaja normal. Itu karena moto hidupnya yang kurang masuk akal, "Sebuah ikatan hanya akan membuatmu terjebak dalam hal yang sangat merepotkan". Ia berusaha sangat keras untuk menjaga jarak dengan orang disekitarnya.

Apakah keluarganya tidak mengajarkannya tentang pentingnya pergaulan? Jangan kan orang tua, nama marganya saja ia tak pernah tahu. Alasan itulah yang membuatnya menjadi menjauh dari ikatan, karena dari awal ia memang lahir tanpa ikatan. Sejak kecil ia hanya seseorang anak panti asuhan yang dengan rela hati mau menampungnya. Namun kala umurnya 5 tahun panti yang ia tempati digusur oleh seseorang yang telah membeli lahan panti tempatnya tinggal. Ia hidup terlunta-lunta, sendirian tanpa keluarga dan teman. Kerap ia menangis tanpa suara menjalani kehidupan yang pedih ini.

Ia menjalani kehidupan dalam keterpurukan hingga ia berjumpa seseorang yang mau mengankatnya sebagai anak. Ia adalah seseorang yang baik yang mau membantu anak sepertinya. Ia mengajari Naruto banyak hal, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi, bahkan hingga ia diajari tentang hal-hal supranatural. Dengan IQ yang tinggi Naruto mampu memahami penjelasan ayah angkatnya dengan cepat. Saat ia genap berumur 6 tahun untuk ilmu pengetahuan ia sudah memahami yang seharusnya dipelajari oleh seseorang mahasiswa. Dan untuk ilmu supranatural ia sudah bisa untuk melakukan beberapa sihir tingkat tinggi dan tingkat menengah. Itu semua berkat ayahnya yang selalu mengajaknya ke laboratorium milik ayahnya yang menyimpan banyak sekali hal yang menarik untuk ia pelajari. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia memiliki sebuah sacred gear yang belum pernah ada sebelumnya.

KRINGG...!

Dengan langkah kaki yang malas Naruto keluar dari kelas untuk mengikuti jam pelajaran olahraga. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan Naruto, para siswa begitu bersemangat. kelas Naruto terdiri dari 30 murid dengan 29 orang siswa dan 1 orang siswa. Naruto merupakan satu-satunya siswa di kelasnya dan siswa paling terkenal di Akademi Kuoh. Bagaimana tidak dengan wajah yang tampan dan fisik yang ideal membuat setiap siswi di Akademi memujanya. Apalagi pada setiap mata pelajaran selalu mendapat nilai tertinggi membuatnya dikenal di kalangan para guru. Mata birunya menatap jenuh lapangan Akademi. Ia begitu risih karena selalu dipuji-puji. Iris shappirenya menangkap sebuah makhluk aneh yang sejak tadi selalu mengawasi gerak-geriknya.

"Maaf sensei, saya tidak ikut olahraga hari ini karena saya tidak enak badan." kata Naruto meminta ijin dari gurunya yang langsung dijawab anggukan paham oleh gurunya. Dengan segera Naruto menuju ruang UKS akademi.

#UKS

Di dalam ruang UKS Naruto tengah merebahkan dirinya di salah satu tempat tidur. Menggunakan lengannya sebagai bantal Naruto menatap kosong langit-langit UKS.

"Masuklah, pintunya tidak dikunci Gremory" Seseorang yang berada di luar ruang UKS sedikit tersentak saat Naruto menyuruhnya masuk.

CKELK

Seorang siswi dengan rambut sewarna darah memasuki ruang UKS. Wajah cantiknya menatap Naruto yang tengah memejamkan matanya.

"Apa yang kau inginkan sekarang Gremory?" tanya Naruto yang masih tak beralih dari tidurnya. Mata blue-green milik sang siswi menatap wajah sang pemilik surai emas tersebut.

"Apa tujuanmu sebenarnya, anak Gubernur Da-tenshi..." tanyanya dengan sedikit mengancam. Mata Naruto mulai terbuka memperlihatkan manik sewarna samudra yang kelam. Kedua irisnya melirik wajah gadis Gremory di dekatnya.

"Akan kukatakan Rias Gremory, aku disini hanya bersekolah dan mungkin menemui "seseorang". tanpa ada maksud yang lain. Jadi jangan ganggu aku lagi..."

"Aku tak percaya pasti ada maksud lain yang kau sembunyikan." Sahut siswi yang ternyata bernama Rias Gremory. Dalam kalimatnya terkandung makna bahwa ia tak percaya dengan kata Naruto.

"Itu terserah dirimu toh aku tak peduli..."jawab Naruto dengan nada yang pun mulai berdiri dari tempat tidur itu. Rias memandang sebal pemuda berambut kuning itu.

"Meskipun kau bilang tak ada maksud lain, aku akan tetap mengawasimu. Jika kau melakukan hal yang aneh, maka aku akan membunuhmu." Ancam Rias. Naruto yang akan membuka pintu seketika berhenti.

"Jika kau bisa lakukanlah. Bahkan kakakmu bukan tandinganku sama sekali." Jawab Naruto dengan acuh tak acuh. Ia pun meninggalkan Rias yang tengah berdiri membatu. Dengan cepat Rias membuat lingkaran sihir di telinganya.

"Sona, aku ingin mendiskusikan sesuatu. Jadi datanglah ke ruang klub nanti."

Kata Rias dengan serius.

"Baiklah nanti aku akan kesana dengan Tsubaki." jawab orang yang dipanggil Sona.

"Aku akan menunggumu."

#Ruang ORC

Di sebuah gedung tua bergaya eropa, tengah berkumpul anggota klub ORC.

"Buchou, apa kegiatan kita hari ini?" tanya laki-laki berambut coklat yang senantiasa menampilkan wajah mesum. Matanya selalu tertuju pada payudara besar ketuanya, akan tetapi yang ditatap senang-senang saja. Toh pada dasarnya si ketua menyukai pemuda mesum itu.

"Hari ini kita membahas sesuatu yang penting dengan Sona."

Seluruh anggota klub ORC bertanya-tanya tentang hal penting apa yang akan mereka bahas dengan ketua OSIS. Tak berselang lama muncullah sang ketua OSIS dan wakilnya.

" Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan denganku...?"tanya Sona sambil merapikan letak kacamatanya. Rias pun menghela nafas melihat sifat teman kecilnya yang selalu to the point.

"Sona setidaknya duduklah dulu."

Sona dan wakilnya pun duduk di sofa dengan terus memasang wajah datarnya. Iris violetnya menatap tajam iris blue-green milik Rias.

"Baiklah kalau begitu. Sona apakah kau tahu tentang "sang pangeran" yang bersekolah disini?" tanya Rias. Seluruh orang disana menunjukkan raut wajah kebingungan minus Sona. Mata violet milik Sona menjadi semakin serius.

"Maksudmu Naruto anak angkat gubernur Da-tenshi itu. Kalau itu aku hanya sedang mengawasinya." jawab Sona.

"Kaichou, apa maksud anda anak pindahan di kelas XI-A itu?" tanya Issei memasang wajah bodoh. Semua mata disana memandang Sona seakan-akan meminta penjelasan. Sona pun mau tak mau harus menjelaskan pada mereka namun,

"Anak pindahan yang disebut Issei tadi adalah anak angkat Gubernur Da-tenshi masa kini. Dikatakan bahwa ia adalah yang terkuat digenerasinya. Penyihir muda yang bisa menggunakan hampir segala jenis sihir dan masuk Top ten strongest being. Bisa dikatakan kekuatan setara atau bahkan melebihi para dewa." Jelas Akeno yang menampilkan wajah masam. Seluruh pasang mata pun begitu terkejut mendengar penuturan Akeno.

"T-tapi bukannya ia hanyalah seorang manusia? bagaimana bisa ia sekuat itu?" tanya Rias ia hanya mengetahui bahwa Naruto anak Gubernur Da-tenshi. Untuk Naruto adalah sesuatu hal yang baru ia dengar. Rias bingung dari mana Akeno mengetahui soal Naruto.

"Memang Naruto hanyalah seorang manusia tapi-..."

"Akeno-nee, membicarakan tentang seseorang tanpa persetujuannya bukanlah hal yang sopan." belum sempat Akeno menceritakan tentang Naruto lebih lanjut, seseorang memotong ucapannya. Sebuah lingkaran sihir dengan gaya Nordik berwarna keputihan muncul ditengah-tengah ruangan klub itu. Dari sana seorang pemuda tampan berambut kuning muncul dengan wajah sedikit malas.

Seluruh orang disana langsung memasang pose siap bertarung kecuali Akeno yang tetap memasang senyumnya namun bukan senyum palsu yang biasa ia gunakan akan tetapi senyum tulus sepenuh hati. Merasakan niat membunuh dari berbagai arah si pemuda tetap tak bergerak seolah-olah seperti tak terjadi apa pun padanya.

"Bagaimana kau bisa kemari Naruto?" tanya Rias yang sudah menyiapkan lingkaran sihir yang ia arahkan pada pemuda tadi yang bernama Naruto. Tanpa beban Naruto berjalan menuju arah Akeno dengan santai tetapi baru beberapa langkah, kaki Naruto telah membeku sebatas mata kaki.

"Jangan bergerak atau seluruh tubuhmu akan membeku!"ancam Sona yang ternyata adalah pelaku pembekuan kaki Naruto. Mendengarnya bukannya takut Naruto malah menatap mengejek Sona.

"Sihir yang kalian pakai ini hanyalah sihir kelas amatir. Susunan dari lingkaran sihir kalian, kecepatan eksekusi sihir, dan efektifitas pemakaian demonic power kalian berada pada kelas yang menyedihkan. Jika kalian memakainya untuk melawanku maka dengan mudah aku dapat membatalkannya atau bahkan mengubahnya untuk menyerang diri kalian sendiri." jelas Naruto. Tanpa ada yang menyadari es yang mengekang kaki Naruto telah meleleh dari tadi.

"Kenapa kau disini Naruto?" tanya Rias. Pemuda pirang itu hanya menatap datar Rias.

"Hanya menemui Akeno-nee. Lagipula sudah lama aku tak merasakan pelukan kakakku yang cantik." jawab Naruto yang saat ini telah memeluk Akeno dan membenamkan wajahnya pada dada Akeno. Bukannya risih Akeno malah membalas pelukan Naruto dengan erat.

"Maafkan nee-san tak bisa menemuimu saat ini. Omong-omong kenapa kau kesini sekarang?" tanya Akeno dengan lembut. Melepas pelukannya, Naruto menatap mata violet Akeno dengan serius.

"Orang tua-mu memintaku untuk menjemputmu." kata Naruto yang masih menatap dengan tajam. Mata Akeno seketika menjadi lebih gelap. Mata violet cerahnya seketika menjadi redup seakan-akan kehilangan cahayanya.

"Orang tua yang mana Naruto-kun? aku tak memiliki orang tua lagi. Ibuku telah tiada bukan..." kata Akeno dengan datar dan terkesan begitu dingin. Naruto menunjukan raut wajah kebingungan mendengar penuturan Akeno.

"Ayah dan ibumu sekarang masih hidup dan mereka ada di Gregory."

Mendengar hal itu seketika tak hanya Akeno seluruh mata disana membulat saking terkejutnya.

"T-tidak mungkin bukankah okaa-san telah mati dibunuh klannya karena aku yang memiliki darah hina ini! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" Akeno benar-benar marah mendengar penuturan Naruto. Di saat yang sama ia juga merasa memiliki sebuah harapan walaupun hanya semu. Akan tetapi hal itu adalah yang mustahil, pasalnya ia melihat sendiri jasad sang ibu.

"Itu bukanlah Shuri-san, yang terbunuh itu adalah salah satu Da-tenshi yang memberontak. Nee-san kira aku akan membiarkan Shuri-san disakiti. Itu semua rencanaku untuk memalsukan kematian Shuri-san." jelas Naruto dengan tenang.

Mata seluruh orang disana seketika membulat mendengarkan perkataan Naruto yang seolah olah menganggap masalah tersebut enteng. Tanpa banyak bicara Naruto segera mengambil hpnya dan menelpon seseorang. Setelah terhubung dengan orang yang diinginkan Naruto memberikan hpnya pada Akeno yang matanya masih berair. Dengan tangan yang bergetar Akeno menerima hp milik Naruto dan mendekatkannya pada telinga kanannya.

"moshi-moshi..." kata seorang yang terdengar seperti seorang wanita dewasa dari telepon Naruto.

"O-o-okaa sama..."

TBC...


Maaf kalau kurang memuaskan, ini karena author satu ini masih author yang amatir. Fic ini adalah kreasi saya dari berbagai anime yang sudah saya tonton hingga saat ini. Kalau ada yang tidak suka saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Dan terakhir jika berkenan tinggalkanlah beberapa patah kata sebagai jejak anda sekalian.