Disclaimer

Prince of Fire

By

Anime Lovers Indonesia

Masashi Kishimoto dan Michael Dante Di Martino & Bryan Konietzo

Genre: Family dan Romance

DON'T LIKE, DON'T READ

Enjoy This Story

WARNING : Typo, kata tak baku dkk

Chapter 5

Sudah hampir tiga hari setelah perpisahan Naruto dengan rombongan Aang. Saat ini Naruto, Zuko dan sang paman berjalan menuju Ba Sing Sei. Selama diperjalanan tak lupa Naruto berlatih menggunakan fire bender nya bersama dengan sang paman dan sang kakak.

"Untuk hari ini cukup Zuko, Naruto" ucap Iroh.

"Sepertinya kau banyak berkembang Naruto" ucap Zuko.

"Kau juga kak" Naruto membantu Zuko berdiri dan membersihkan debu yang menempel.

"Sebaiknya kita beristirahat" ucap Iroh.

"Aku akan mencari kayu bakar dan makanan" Zuko lalu meninggalkan tempat.

"Mungkin ada rusa atau sejenisnya di hutan. Paman, kau istirahat saja. Biar aku dan kak Zuko yang mencari makanan" lalu Naruto juga memasuki hutan untuk berburu. Sudah hampir satu jam berlalu, Naruto dan Zuko sudah kembali dan menyiapkan makan malam mereka berupa rusa bakar.

"Bagaimana kau bisa selamat dari insiden itu Naruto ?" tanya Iroh. Naruto pun menceritakan semuanya, dimulai dia ditemukan oleh Bumi dalam keadaan sekarat dan yang membuat Zuko dan Iroh kaget yaitu yang menyelamatkan dan membawa tubuh Naruto yang sekarat yaitu Avatar Roku. Lalu Naruto juga menjelaskan kehidupan nya selama di Omashu termasuk bagaimana dia bisa mengendalikan tanah dan membantu para masyarakat yang diserang oleh tentara negara api dan membuat namanya dikenal di Omashu. Dia juga menjelaskan bagaimana dia bisa bertemu dengan rombongan Aang dan Rombongan Azula di Omashu dan dia menjelaskan bagaimana dia bisa menyembuhkan luka bakar Iroh.

"Aku belajar dari seorang nenek dan kakek tua yang kuselamatkan dari tentara negara api yang dipimpin oleh Laksamana Zhao. Mereka ternyata seorang ahli medis yang terkenal. Katanya semua orang memilki energi penyembuhan tetapi ukuran nya kecil. Mereka melatihku agar bisa menyembuhkan luka dan sebagainya. Setelah hampir 5 bulan, akhirnya aku bisa menguasai energi ini" ucap Naruto.

"Darimana kau mendapatkan luka itu Naruto ?" tanya Zuko sambil menunjuk luka garis panjang di dekat hidungnya.

"Kenangan dari Laksamana Zhao" ucapnya.

"Owh iya paman, aku pernah membaca buku tentang pengendalian petir di perpustakaan Omashu. Apakah setiap pengendali api bisa mengeluarkan petir?" tanya Naruto.

"Semua pengendali api tentu bisa mengeluarkannya jika dia berlatih. Aku pertama kali mengeluarkan petir itu ketika invasi ke Ba Sing Sei. Ada apa kau bertanya Naruto ?" ucap Iroh.

"Maukah kau mengajariku cara mengeluarkan petir itu paman ?" tanya Naruto.

"Kau harus ingat satu hal ketika kau mencoba mengendalikan petir Naruto. petir ini tercipta dari emosi yang dimiliki, jika emosi negatifmu lebih besar dari emosi positifmu maka petir itu akan menyambarmu. Emosi negatif dan positif itu dapat berupa kebencian dan perasaan gembira. Maka untuk bisa mengendalikan petir secara keseluruhan kau harus bisa menyeimbangkan keduanya. Mengeluarkan nya mudah tapi mengendalikan kedua emosi ini agar seimbang itulah yang susah. Apa kau paham Naruto" ucap Iroh.

"Aku paham maksudmu paman maka dari itu aku sangat ingin mempelajarinya. Bisakah kau mengajariku ?" ucap Naruto.

"Aku juga ikut paman" ucap Zuko.

"Baiklah kalau begitu, besok kita akan berlatih cara mengendalikan petir" lalu mereka melanjutkan perbincangan.

Keesokan harinya lebih tepatnya di sore hari, Iroh mengajarkan bagaimana cara mengendalikan petir, dimulai dengan pengenalan elemen yang ada di bumi hingga sejarah para Avatar terdahulu yang menguasai masing-masing elemen serta siklus Avatar.

"Seperti yang kalian sudah dengar kemaren, untuk bisa mengendalikan petir artinya kau bisa menyeimbangkan emosi positif dan negatif dalam diri kalian. caranya bisa dengan cara bermeditasi dalam alam terbuka. Jika kalian sudah bisa mengendalikan kedua emosi ini, maka kalian dapat merasa tenang dan damai dalam hati dan jiwa. Itu salah satu cara melihat apa kalian sudah mengendalikannya" lalu Iroh mempraktekan gerakan gerakan yang dia tahu dan inti pelajaran dimulai. Entah sepertinya langit mendukung, tiba-tiba langit yang tadinya cerah sore hari menjadi mendung dan berangin yang menimbulkan petir. Tentu saja momen ini tepat karena mereka bisa langsung mencoba.

"Jangan pernah memaksa untuk mengendalikan petir karena petir termasuk elemen yang susah dikendalikan, biarkan mengalir bagai air maka dengan sendirinya kau bisa mengendalikan mereka. Lalu Iroh menunjukan dengan mengeluarkan petir dari ujung jarinya. Naruto dan Zuko mencoba melakukan persis apa yang dilakukan oleh Iroh, tapi mereka mengalami kegagalan karena petir itu menyerang mereka.

"Jangan terlalu dipaksakan, biarkan mengalir seperti air" ucapnya. Lagi-lagi mereka mencoba dan gagal lagi tapi lama kelamaan Zuko mulai frustasi dan meninggalkan tempat dalam kondisi marah.

"Emosi negatifnya masih terlalu dominan, cobalah untuk bermeditasi Naruto. tenangkan pikiranmu dan coba kembali. Jangan terlalu pakskaan dirimu dan yang terpenting kau sudah mengetahui dasarnya hanya tinggal menunggu waktu. Aku akan ke dalam duluan" lalu Iroh meninggalkan tempat menuju rumah kosong yang mereka temukan. Naruto lalu mulai bermeditasi dan itu memakan waktu lama.

Time Skip

Sudah hampir tiga hari Naruto selalu menyempatkan bermeditasi di dekat tebing tak jauh dari rumah mereka. Setidaknya hampir 2 jam setiap hari yang dia habiskan, perlahan tapi pasti dia merasakan apa yang dikatakan pamannya dan siap mencoba kembali.

"Sepertinya cuaca sedang tidak baik atau mendukungku" ucap Naruto lalu dia melakukan gerakan yang sudah diajarkan dan secara cepat mengeluarkan petir dan jari telunjuk dan tengahnya dan mengarahkan petir tersebut ke udara lepas.

"Kau berhasil Naruto" ucap sang paman lalu memeluk Naruto tapi tak jauh dari mereka Zuko memukul dinding rumah karena merasa iri karena Naruto berhasil. Kegiatan sore mereka tetap sama, mencari makanan di hutan dan memasaknya tapi mereka menyadari bahwa ada yang beda dengan Zuko.

"Ada apa dengannya ?" ucap Naruto yang melihat Zuko pergi setelah makan.

"Mungkin dia merasa lebih lemah darimu Naruto" ucap Iroh.

"Entah kenapa aku merasa tidak enak dengan Zuko, paman" ucap Naruto.

"Biarkan saja dia tenang dulu" ucap Iroh.

"Owh ya, setelah ini apa rencanamu selanjutnya ?" tambahnya.

"Aku berlatih untuk menjadi kuat lagi paman supaya bisa membantu Avatar menghentikan perang tak berkesudahan ini. Sudah terlalu banyak korban akibat perang ini" Naruto berucap sambil mengepalkan tangannya.

"Lalu apa selanjutnya rencana kamu dan Zuko ?" tanya Naruto.

"Aku dan Zuko berencana memulai hidup baru di Ba Sing Sei dengan melakukan penyamaran" ucap Iroh sambil meminum tehnya.

"Semoga kita dipermudah paman" ucap Naruto dan Iroh hanya bisa menganggukan kepalanya dan malam terus berlanjut. Keesokan harinya Naruto melanjutkan latihan bersama sang paman sementara Zuko hanya bisa melihat dari jauh. Begitu seterusnya sampai sudah hampir seminggu mereka bersama.

"Sepertinya besok pagi aku akan pergi duluan paman, kaliankan masih tiga hari lagi disini. Aku harus segera menyusul Aang" ucap Naruto.

"Aku tidak bisa memaksamu Naruto, pilihlah jalan yang menurutmu baik" ucap Iroh.

"Tentu paman" lalu mereka melanjutkan malam terakhir mereka. Keesokan harinya Naruto telah bersiap pergi.

"Baiklah paman, kak aku pergi dulu. Sampai jumpa di Ba Sing Sei" ketika Naruto ingin melakukan penghormatan tapi Iroh menarik dan memeluknya erat berharap agar dia tetap selamat sampai tujuan.

"Hati-hati Naruto, kita tidak akan berpisah lama" ucap Iroh.

"Aku janji paman, kita akan bertemu kembali di Ba Sing Sei"ucap Naruto sambil memeluk pamannya lalu melepaskan dan melihat kearah sang kakak.

"Sampai jumpa lagi kak, semoga kita berlatih tanding lagi seperti dulu" ucap Naruto lalu menjulurkan kepalan tangan kearah sang kakak dan Zuko membalas kepalan tangan tersebut lalu Naruto meninggalkan mereka dan berjalan menuju timur. Setelah hampir satu jam berjalan, di tengah jalan dia dihadang pasukan negara api tapi tentu saja dia bisa mengalahkan mereka dan mengambil uang dan kendaraan mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju timur. Tidak lama dari itu, dia berhasil menemukan tempat untuk beristirahat malam ini. Seperti biasa dia berburu di hutan, mencari makanan yang bisa dimakan.

Dengan Aang dan yang lainnya

"Sebaiknya kita beristirahat dulu disini" ucap Sokka yang langsung jatuh terlentang.

"Sokka lihat ada orang lain sebelum kita disini" ucap Katara melihat api unggun tapi tidak menemukan seorang pun disini.

"Ini milik tentara api" Sokka menunjuk seekor badak yang tak jauh dari pohon. Mereka langsung bersikap siaga tapi mereka dikagetkan dengan sebuah api yang datang dari arah belakang.

"Sepertinya raja api Ozai akan senang dengan apa yang kubawa" ucap seseorang.

"Keluar kau" ucap Aang telah mengayunkan tongkatnya sebelum mereka bergerak sebuah api besar mengarah ke mereka. Lalu dengan sigap Aang membuat kubah tanah bersama Toph.

"Sepertinya kau telah menguasai earth bender Aang" lalu mereka melihat Naruto yang berjalan kearah mereka dengan sebuah daun berisi air.

"Naruto!" teriak mereka.

"Yoo semuanya" ucap Naruto.

"Ayo duduk, ada sisa makanan disini" ucap Naruto lalu mereka duduk di sekitaran api unggun.

"Kau membuat kami takut" ucap Sokka dengan marah sambil memakan rusa bakarnya.

"Hahaha maaf kalau begitu, aku hanya ingin mengetes saja. Owh ya aku tidak melihat Appa, dimana dia ?" Naruto dapat mereka menunduk sedih terutama Aang.

"Ketika kami di perpustakaan Wan Shi Tong, Appa ditangkap oleh orang pengendali pasir dan dijual ke pedagang yang pergi ke Ba Sing Sei" ucap Katara.

"Maaf jika aku salah bertanya" ucap Naruto.

"Seandainya aku ikut kalian, pasti aku bisa membantu" ucap Naruto.

"Tidak masalah Naruto dan kami juga mendapatkan informasi penting tentang negara api" lalu Sokka menjelaskan tentang gerhana matahari yang melemahkan para pengendali api.

"Sepertinya banyak hal menarik di perpustakaan itu, dulu Bumi sempat mengatakan ada sebuah perpustakaan dengan koleksi buku yang lengkap" ucap Naruto.

"Tapi sekarang perpustakaan itu sudah tenggelam karena kami ketahuan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk menyakiti seseorang" ucap Aang.

"Burung hitam besar itu tidak memahami maksud kita saja" ucap Sokka.

"Sebaiknya kalian beristirahat dan kita akan melanjutkan perjalanan ke Ba Sing Sei" ucap Naruto. mereka lantas memutuskan untuk istirahat.

Keesokan harinya mereka memutuskan untuk memilih jalan tercepat menuju Ba Sing Sei, Sokka menyarankan melalui jalan naga karena tidak memerlukan biaya tapi dengan resiko tinggi tapi sepasang suami istri mendatangi mereka dan menyarankan agar ikut dengan mereka ke pelabuhan yang berisikan kapal feri yang akan membawa mereka ke Ba Sing Sei dengan aman tanpa ketahuan tentara negara api. Mereka berhasil mendapatkan tiket walaupun tidak memiliki passport, beruntung mereka memiliki Toph yang memecahkan masalah mereka tapi petaka datang ketika sepasang suami istri yang datang bersama mereka kehilangan tiket.

"Sepertinya kita harus melewati jalur naga tersebut karena seperti yang dilihat dia tidak memberikan keringanan pada mereka" ucap Aang.

"Apa ini akhir dari hidup kami" ucap sepasang suami istri tersebut.

"Ini tidak akan menjadi akhir dari kalian karena aku dan yang lain akan mengawal kalian sampai ke Ba Sing Sei tanpa lecet sekalipun" ucap Naruto.

"Sebaiknya kita bergegas" ucap Toph.

"Ayo kita siapkan perlengkapan" lalu mereka menuju jalur naga dan mulai berjalan dengan hati-hati. Hari sudah hampir malam dan mereka terpaksa menginap di salah satu bukit disana. keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan tapi terhenti karena jalan nya terputus.

"Kita harus menyebrang melalui bawah laut. Katara, Aang gunakan water bender kalian" ucap Naruto lalu mereka berjalan di bawah laut dengan Katara dan Aang yang membantu mereka tapi tiba-tiba monster laut menyerang.

"Sepertinya kita terjebak di pulau kecil ini" ucap Sokka.

"Kita tidak akan terjebak selamanya disini. Katara, Aang bantu mengalihkan perhatiannya sejenak, Toph Sokka lindungi aku dan mereka berdua" lalu Naruto duduk bersila beberapa menit dan Naruto bangkit lagi.

"Katara kau alirkan air dengan jumlah besar kearah monster itu, ada yang ingin kucoba" seperti yang dikatakan Naruto, Katara mulai menyerang dengan jumlah air yang banyak sampai menyelimuti monster tersbut. Naruto siap dengan kuda-kuda dan melakukan gerakan yang sudah diketahui dan perlahan mulai terbentuk petir yang mengalir di jari telunjuk dan tengahnya. Semua orang disana kagum melihat petir tersebut.

"Sekarang pergi Katara, Aang" teriak Naruto lalu dengan cepat Katara dan Aang menjauh dan Naruto dengan cepat mengarahkan petir itu kearah monster laut dan membuat sebuah kilatan besar yang menyilaukan dan suara yang menggelegar.

Mereka hanya terkagum dan terdiam, melihat petir yang dikeluarkan Naruto. petir itu cukup membunuh monster laut tersebut yang membuatnya hangus.

"itu tadi luar biasa Naruto" ucap Aang dengan terkagum-kagum.

"Nanti saja kagumnya Aang, kita harus segre pergi dari sini" ucap Naruto yang telah menghembuskan nafasnya. Mereka berjalan diatas yang dibuat Katara dan akhirnya sampai pada ujung jalan dan terlihat oleh mereka tembok besar Ba Sing Sei yang tak jauh dari mereka. Mereka akhirnya berpisah dnegan pasangan suami istri tersebut.

"Apa kalian mendengarnya ?" tanya Toph. Naruto langsung menempelkan telapak tangan dan telinganya ke tanah.

"Seperti ada mesin besar yang mendekat" ucap Naruto.

"Aang ikut aku, kita akan lihat dari atas tembok" tambahnya. Aang pergi bersama Naruto dengan Naruto yang berpegang di ujung celana Aang untuk mencapai tembok. Betapa kagetnya mereka berdua melihat sebuah mesin bor yang besar sedang berjalan menuju Ba Sing Sei.

"Sepertinya negara api berniat invasi ke Ba Sing Sei. Maafkan aku Aang, sepertinya Appa harus menunggu untuk saat ini" ucap Naruto sambil meletakan tangannya dibahu Aang.

"Appa bisa menunggu, kita harus menghentikan bor itu" lalu mereka meninggalkan tembok dan membawa yang lainnya ketembok dan sekali lagi bersiap untuk menghadapi negara api.

To Be Continue

Terimakasih kepada reader setia yang maish menunggu cerita ini, semoga suka dan maaf jika lama update karena kesibukan di dunia nyata menyita perhatian.

Arigatou Gozaimasu