terinpirasi dari クズの本会.


i (a).

"Kau," Taeyong menahan napas, "apa, tadi?"

Suaranya parau, seperti baru saja dipukul di kerongkongan.

Dadanya terasa dihujam ratusan panah, dibelak ribuan pedang, dicekik sekian rantai.

Sorot matanya jatuh pada Yuta yang tersenyum tanpa beban, jutaan bintang terpatri di kedua netranya yang gelap dan dalam.

"Sepertinya aku dan Sicheng sudah menjadi sepasang kekasih," Yuta menahan gelak tawanya, Taeyong dengan cepat menarik kedua ujung bibirnya paksa ke atas.

"Anak itu kurang peka, memang! Itu yang membuatnya manis, sih," pujanya diam-diam, mengendikkan baju. Yuta mengerjapkan mata melihat Taeyong sedikit memalingkan pandangannya.

"Taeyong?"

Oh, sial; Taeyong lupa Yuta berjarak dekat dengannya.

"Ohー ya, benar! Bagus! Artinya perjuanganmu selama ini tak sia-sia," komentarnya semangat, mengundang senyum tipis di wajah tampan Yuta.

"Kamu memang paling mengerti aku, Tae,"

Si surai merah muda hanya membalas dengan tawa ringan yang serak, menahan rasa sesak yang menyerang mendadak.

Taman bunga terasa sejuk tiap sore, pekikan anak kecil yang menendang bola terdengar jenaka, senja yang berkatup menemani dengan mesra.

Semua terasa sangat menyenangkan menjelang petang hari ini, tak ada hal kontras yang mengganggu.


Kabar buruknya satu: Taeyong menyukai Yuta.