Monster manis...

.

.

.

Siapa yang tak pernah mendengar pembunuh legendaris sekaligus orang terkuat yang pernah ada di bumi. Uchiha Sasuke. Pria berhati dingin yang tak pernah peduli pada orang lain. Yang bisa menghilangkan nyawa seseorang tanpa berekspresi. Yang bisa menebar teror tanpa hambatan berarti. Tak ada yang di takutinya, setidaknya saat 'dia' tak masuk hitungan.

"Maaf Sakura, aku tak akan mengulanginya lagi." Ya, Haruno Sakura. Entah apa yang di miliki gadis berambut pink itu hingga momok paling menakutkan bisa bertingkah bagai anak kucing tak berdaya di hadapannya.

"Dengar Sasuke-kun, aku tak bisa terus-terusan memaafkanmu. Ini yang terakhir." Selalu. Meski gadis itu bilang yang terakhir, tetap saja dia selalu memaafkan Sasukenya. Lagipula kesalahan Sasuke hanyalah lupa membelikan gadis itu kue-kue manis favoritnya. Sakura dan kue manis tak akan pernah bisa di pisahkan.

"Aku tahu. Aku akan membeli dua kali lipat untukmu. Karna itu, biarkan aku menyentuhmu." Rengek Sasuke.

"Hmmmpp, hanya tangan saja."

"Aa." Dengan semangat Sasuke menggandeng tangan gadisnya. Menyentuh Sakura adalah candu yang tak mungkin bisa di hilangkan.

Mereka berjalan bergandengan tangan. Sasuke tersenyum manis mendengar Sakuranya memulai ocehannya tentang berbagai hal. Ini seperti mendengarkan musik favorit bagi Sasuke. Segala tentang Sakura selalu menjadi favoritnya.

Saat mereka melewati sebuah pasar, Sasuke benar-benar membelikan Sakura kue manis dua kali lebih banyak dari biasanya. Ah, mereka tak memiliki rumah. Hampir genap tiga tahun sejak pertemuan pertama mereka hingga sekarang. Mereka hidup dengan berpetualang. Jadi kau bertanya darimana Sasuke mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan gadisnya?

"Tunggu aku di sini. Berjanjilah kau tak akan pergi dari tempat ini." Sakura memutar bola matanya jengah. Kalimat ini selalu di dengarnya dari pria di depannya yang berwajah cemas.

"Aku janji Sasuke-kun." Sakura mengecup bibir Sasuke singkat.

"Aku tak akan lama." Ucap Sasuke dengan wajah berbinar. Ekspresi yang Sakura dapatkan tiap kali dia mengecup pria itu. Dan Sakura menyukainya. Gadis itu tak akan pernah pergi dari Sasukenya. Itu pasti.

Sedangkan Sasuke bergegas memeriksa tempat di sekitar gadisnya. Setelah memastikan aman, Sasuke bergegas melakukan tujuannya. Apalagi kalau bukan merampok perampok. Iya merampok. Sasuke bukan sosok berkepribadian baik. Dia tak memiliki bakat lain selain membunuh dan menakut-nakuti. Karna itulah dia menjadikan keahliannya itu sebagai mata pencarian. Semula Sasuke merampok siapa saja orang malang yang kebetulan bertemu dengannya. Namun setelah dia bersama Sakura, gadisnya itu mengatakan Sasuke hanya boleh merampok perampok atau rentenir. Bukan, gadisnya juga bukan orang yang baik. Dia tak menyuruh Sasuke membagikan hasil rampokannya pada rakyat bahkan selalu tersenyum senang saat Sasuke mendapatkan hasil banyak karna bisa sedikit berfoya-foya. Sakura hanya pengontrol Sasuke agar tak terlalu sering melakukan perampokan juga memberitahu secara tersirat pada semua orang jika Sasukenya selalu menjadi yang teratas di rantai makanan. Gadisnya itu sangat tidak baik kan? Tapi Sasuke sangat menyukai Sakura. Sakuranya.

"Siapa kau?!" Teriak pria berbadan gemuk yang menjadi pimpinan perampok. Ah Sasuke sudah mengawasi gerak-gerik kelompok ini sejak beberapa hari yang lalu. Dan saat di pasar tadi dia mendengar jika kelompok ini baru saja merampok pedagang dari luar daerah. Gosip selalu memudahkan Sasuke saat mengawasi kelompok tertentu.

"Berikan saja semua hasil rampokanmu hari ini." Ucap Sasuke datar.

"Apa kau bilang?!"

"Ah cukup perhiasan dan uangnya. Yang lain hanya membuatku repot." Lanjut Sasuke tanpa menghiraukan suasana tegang di sekelilingnya.

"Bajingan! Kau pikir kau siapa?" Teriak pimpinan perampok itu murka.

"Aku malaikat mautmu." Sahut Sasuke enteng yang membuat semua perampok menggeram.

Tanpa menunggu lama mereka menyerang Sasuke dengan penuh amarah. Melihat kerumunan orang berlari mpenuh amarah. Melihat kerumunan orang berlari murka ke arahnya membuat seringai Sasuke mengembang. Dengan semangat dia menarik katana dan menari di antara cipratan darah dan tubuh-tubuh yang satu persatu tergolek di tanah karna tebasan sepasang katana miliknya. Darah selalu memberinya sensasi memabukkan yang membuatnya tak bisa berhenti melakukan tarian maut. Satu dua sayatan kecil yang bersarang di tubuhnya sama sekali tak mengganggu kesenangannya. Sasuke memiliki kepercayaan diri tinggi atas kemampuannya berpedang. Dan dia nyaris tak memiliki rasa takut di hatinya.

"Serahkan saja yang ku minta dan aku akan pergi." Ucap Sasuke menatap tajam pimpinan perampok yang memandangnya ragu bercampur takut. Yang tersisa hanya dia dan empat orang anak buahnya. Jangan hitung berapa banyak yang sekarat bahkan mati karna Sasuke. Itu hanya akan membuatmu mual.

"Ya. Kin ambil semua perhiasan dan uang." Ucap pimpinan itu berusaha agar suaranya tetap terdengar tenang. Seorang bocah yang terlihat lebih muda dari lainnya tergopoh-gopoh mengambil semua perhiasan dan uang. Lalu membungkusnya dengan kain. Dengan tangan gemetar bocah itu menyerahkan bungkusan kain pada Sasuke.

"Terima kasih." Sasuke melangkah pergi meninggalkan lima orang yang terduduk lemas. "Ah agar lain waktu lebih mudah, namaku Uchiha Sasuke." Tambah Sasuke sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan lima orang yang merinding secara tiba-tiba. Merasa lega karna monster yang membunuh nyaris semua anggota mereka telah pergi. Jika tahu seperti ini mungkin mereka akan menyerahkan perhiasan dan uang itu saja dari pada kehilangan banyak anggota.

Sasuke kembali pada gadisnya setelah mengganti pakaiannya. Pria itu selalu memiliki pakaian baru setiap kali selesai bekerja. Alasannya sederhana, Sakuranya tidak boleh melihatnya dalam keadaan mengerikan. Sasuke tak suka saat Sakura memandangnya takut. Karna itulah dia harus memiliki pakaian ganti setiap kali akan melakukan pekerjaannya.

"Aku kembali Sakura." Sasuke memeluk tubuh mungil gadisnya dari belakang.

"Uhuk uhuk." Sakura memukul-mukul dadanya yang sakit karena tersedak. Tentu saja, Sasuke membuat kuenya tertelan tanpa sempat di kunyah terlebih dahulu.

"Sakura... Apa yang terjadi... Sakura..." Tanya Sasuke dengan panik. Sakura mengangkat tangannya mengisyaratkan dia butuh air. Dengan cepat pria itu mengambil botol air di sampingnya dan memberikan pada Sakura.

"Fuah. Ku pikir aku akan mati." Desah Sakura lega sebelum akhirnya memelototi pria raven berwajah cemas di sampingnya. "Kau berniat membunuhku Sasuke-kun?" Desisnya tajam. Sasuke hanya menggelengkan kepalanya kuat-kuat menanggapi ucapan Sakura. Tingkah pria itu sangat imut di matannya dan membuatnya tak bisa marah.

"Maaf Sakura." Lirih Sasuke. Sakura hanya menghela nafasnya dan tersenyum.

"Apa kita bisa tidur di penginapan malam ini tanpa mengurangi jatah kue ku?" Tanya Sakura seraya mendekatkan wajahnya pada Sasuke.

"Hm. Jika aku boleh melakukan ini dan itu." Wajah Sakura memanas melihat seringai menggoda khas milik Sasukenya. "Hm?" Sasuke mengangkat alisnya memastikan.

"Baiklah kita cari penginapan mahal." Ucap Sakura yang dengan cepat berdiri. Dia tak sanggup menatap wajah tampan Sasuke sedekat itu terlalu lama.

Sasuke mengambil bungkusan kain dan botol air Sakura lalu mengikuti langkah gadisnya. Dia membawa benda itu di satu tangan dan tangan lainnya menyusup melingkari pinggang Sakura. Sakura memalingkan wajahnya saat Sasuke mengecup pipinya dan mengendus lehernya. Dia merasakan seluruh tubuhnya meremang. Sasuke selalu memiliki cara membuat Sakura menginginkan pria itu.

"Semalaman ya Sakura."

"Kau gila. Itu akan membunuhku."

"Ini sudah tiga hari Sakura. Ku mohon." Rengek Sasuke. Pria itu memang tak pernah melakukan yang ena-ena pada Sakura saat tak berada di tempat yang layak. Selama tiga hari ini mereka tidur di alam bebas yang membuat Sasuke memilih menyelimuti Sakura dengan jubah tebalnya daripada menelanjangi gadis itu.

"Ya...ya sudah." Ucap Sakura malu-mamalu. Dua hal yang membuat Sasuke menyeringai senang. Membunuh dan melakukan ini itu pada gadisnya.

"Aku mencintaimu." Sasuke mengecup singkat bibir Sakura dan menarik gadisnya agar melangkah lebih cepat mencari penginapan.

.

.

.

.

.

.

.

End...

Keyikarus

26/7/2017