triplet794 present
.
.
.
.
From Idol to Lover
.
Our beloved HUNHAN and EXO members
.
1/2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Shimi shimi kokobop
"Tuan muda."
I think i love it
"Tuan muda."
Break it down now
Cklek!
Usianya sudah memasuki seperempat abad tahun depan. Wajahnya juga sudah tidak bisa dibilang kategori "remaja" lagi walau aura kekanakan masih sangat terlihat dari sikapnya yang begitu manja dan keras kepala.
.
Break it down now
.
Namun tuan muda, tetaplah tuan muda. Sikap mereka khas dengan manja dan cenderung melakukan apa yang ingin mereka lakukan tanpa mempedulikan apapun yang menurut mereka mengganggu.
Seperti siang ini contohnya. Di kala seluruh mahasiswa seusia dirinya sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar sarjana maka sang tuan muda terlihat begitu serius menatap proyektor besar yang sengaja di pasang di kamarnya.
Proyektor yang bertujuan untuk memuaskan hasrat "Fanboy" nya sebagai bentuk dukungan menyambut comeback boyband kesayangannya selama lima tahun, EXO
.
Break it down now!
.
Ah, nampaknya perlu dikoreksi, dia memang seorang fanboy. Tapi bukan untuk seluruh anggota EXO. Si tuan muda berparas cantik hanya bersedia dikatakan Fanboy untuk satu orang, idolanya, Maknae EXO, Oh Sehun.
"Tuan muda Lu!"
Namanya Luhan, Xi Luhan. Putra tunggal dari Duta besar China untuk Korea. Sifatnya keras kepala, manja tidak perlu ditanya karena jika diberi skala manja dari 0-100 maka tuan mudanya berada di kisaran 99.
"Astaga kenapa dadanya harus terlihat! Omo! Omo! Sehun terlalu seksi, aku malu."
Tapi dibalik semua sifat manja dan keras kepalanya. Sang tuan muda hanya seorang pemuda biasa yang begitu menggilai idolanya, Oh Sehun.
.
Break it down now!
"Astaga mau berapa kali dia mengulang bagian yang sama?"
Yang mengeluh adalah Lee Kwangsoo, pengasuh Luhan dari kecil. Karena disaat sang ibu dan ayah sibuk bekerja, maka tanggung jawab Kwangsoo adalah menjaga Luhan agar si tuan muda hidup bahagia tanpa satu kekurangan apapun.
Terkadang untuk Luhan, ayahnya adalah Kwangsoo, ya terlepas dari status pengasuhnya. Kwangsoo memang cenderung lebih mengenalnya, si pengasuh juga sering membereskan masalah yang dia timbulkan. Membuatnya benar-benar bergantung pada Kwangsoo hingga rasanya sulit memisahkan Kwangsoo dari Luhan.
"Omo! Aku benar-benar tidak tahan melihat dadanya! Astaga Oh Sehun!"
Melihat tingkah Luhan yang menggigit bantal dan memeluk erat boneka replika si Oh Sehun, Kwangsoo memutar malas bola matanya. Sedikit terkekeh kesal namun begitu gemas melihat Luhan benar-benar terlihat seperti Fangirl daripada Fanboy "Tidaktidak...Jangan katakan dia Fangirl lagi. Gajiku bisa habis dipotong oleh tuan besar. Tidak boleh! Kau dengar mulut jahil! Jangan bilang tuan muda seperti Fangirl lagi, dia hanya akan mengadu pada tuan besar dan tamat hidupku."
Sementara Luhan sibuk memutar ulang bagian Break it down now beserta tarian seorang Oh Sehun maka Kwangsoo sedang memukuli kesal mulutnya. Memperingatkan mulutnya agar tidak asal bicara mengingat sang tuan muda adalah harta paling berharga untuk majikannya.
Terlalu berharga sampai satu goresan kecil di tubuh putranya, maka bisa dipastikan kau tidak akan menikmati gaji satu bulan penuh, itu resiko dan sudah tertera di dalam kontrak kerja. Jadi wajar jika mereka menerima hukuman apabila terjadi sesuatu pada si tuan muda.
.
We're going Kokobop
.
"Akhirnya selesai."
Bukan si pemilik kamar yang mendesah lega, melainkan si pengasuh yang terlihat bahagia karena setelah non stop tiga jam diputar di delapan macbook miliknya, Sang tuan muda akhirnya berbaik hati untuk memberi jeda istirahat untuk telinga mereka pada seluruh penghuni rumahnya, dalam hal ini adalah asisten rumah tangga, supir, bodyguard dan tentu saja pengasuhnya sejak kecil, Kwangsoo.
"Paman?"
Si pemilik kamar terlihat kelelahan. Bukan karena dia lelah kuliah atau semacamnya. Kelelahannya sudah pasti disebabkan karena selama tiga jam sejak official MV EXO diliris, sang tuan muda langsung menyulap kamarnya menjadi studio musik.
Delapan macbook yang masing-masing dipasang menggunakan delapan proyektor berbeda, empat ponsel keluaran terbaru yang dibeli khusus untuk streaming, empat soundbass di setiap sisi kamar serta headset super mewah keluaran Sony yang selama tiga jam tak pernah lepas dari telinganya.
Awalnya Kwangsoo pikir Luhan baik-baik saja, tapi kemudian wajahnya berubah pucat, Luhan juga meringis memegang telinganya hingga raut cemas langsung terlihat dari si pengasuh yang menurut Luhan begitu cerewet selama hidupnya.
"Tuan muda anda baik-baik saja?"
Yang ditanya mengerucutkan bibir, tiba-tiba dia berbaring telentang di tempat tidur super megahnya. Memejamkan mata dengan lengan menutupi wajah untuk bergumam dan terdengar sangat manja "Aku lapar."
Sontak si pengasuh menghela lega nafasnya, dia kira Luhan sakit, astaga. Mimpi buruk jika harta berharga Tuan Xi sampai sakit atau lebih buruknya terbaring di rumah sakit. Karena selain gaji mereka, tentu ceramah setebal alkitab tidak bisa dihindari dari Tuan Xi mengingat Luhan benar-benar kesayangannya yang begitu dia manjakan.
"Anda lapar?"
"mmmh~".
"Baiklah tuan muda, tunggu sebentar." Kwangsoo bergerak cepat. Dipanggilnya seluruh maid yang berjaga di depan pintu kamar sang tuan muda untuk memerintahkan membawa seluruh makanan favorit majikan mereka. "Cepat!" perintahnya lalu tak lama beberapa maid terlihat buru-buru mendorong troley makanan untuk disajikan di depan kamar tuan muda mereka.
"Paman."
"Ya tuan muda. Apa ada yang kurang?"
"Suruh mereka keluar."
"Siapa?"
"Mereka." Dengan mata tertutup, Luhan menunjuk beberapa maid yang sedang bekerja keras menyiapkan makanan lezat dan bergizi untuknya. Membuat seluruh maid memasang wajah kecewa mendengar tuan muda mereka meminta mereka untuk pergi. "Aku tidak mau makanan rumah."
"Tapi makan siang anda hari ini adalah menu wajib dari Nyonya Xi, tuan muda."
Luhan terkekeh, dia kemudian beranjak dari tempat tidur untuk berjalan mendekati lemari pakaian dan memakai jas serta topi merah kesayangannya. Topi merah buatan Swiss bertuliskan SL7 yang menjadi kombinasi namanya dan sang idola serta jam tangan mewah dengan harga fantastis yang baru dibelikan sang ayah dua hari yang lalu sepulangnya bisnis dari Jepang.
"Jja! Aku mau makan ramen di sekitar gedung SM!" Ujar sang tuan muda lalu meraih kunci mobil audinya sebelum
BLAM!
"Baik tuan muda! Silakan menikmati-..." Kwangsoo membeku karena ucapannya sendiri, matanya kemudian membulat lalu bertanya pada dirinya sendiri "Dia bilang apa tadi? Bukan ramen kan?"
"Ramen." Timpal salah satu asisten membenarkan untuk dibalas tatapan horor sang pengasuh
"Oh tidak....Aku bisa mati, aku bisa—...LAO GAO IKUTI TUAN MUDA!"
.
.
.
.
.
.
Blam...!
Tepat saat Luhan memarkirkan mobil mewahnya di sekitaran gedung SM, sebuah mobil hitam juga ikut berhenti di belakangnya. Tak perlu bertanya siapa karena sosok gempal yang selalu mengikutinya kemanapun akan terlihat kesal padanya.
"Tuan muda harusnya anda tidak mengemudi mobil sendiri?"
"Wae? Kalian khawatir atau takut dimarahi Mama?"
"YA! Dimarahi nyonya tentu saja!"
Yang sedang diikuti terlihat mendelik. Menatap kesal pada sosok gempal dengan janggut di seluruh wajahnya untuk memberi peringatan "Jangan cari muka di depan Mama!" Katanya mengancam lalu duduk di kursi favoritnya di kedai ramen.
"Tergantung berapa mangkuk yang kau belikan untukku." Balas Lao Gao -sang bodyguard- yang sudah bekerja pada keluarganya selama lima tahun.
"Duduk dan pesan ramen sebanyak perutmu meminta."
Si bodyguard gempal tersenyum menang, ditariknya kursi di depan Luhan lalu tak lama memesan tiga mangkuk ramen ukuran besar "Jumbo, tiga."
Refleks Luhan menatap jijik untuk bergumam "Babi."
"Apa kau bilang?"
"Aku haus."
"Akan kubelikan minum."
"Tidak perlu, aku akan membelinya di coex atrium. Kau makan saja nanti kubayar."
"tsk! Kau berusaha terlalu keras tuan muda!"
Luhan mengangkat pasrah pundaknya seraya menggeser pelan kursi yang diduduki "Kau tahu kan? Ini tahun terakhir kita menetap di Seoul, aku hanya tidak ingin membuang kesempatan. Aku pergi!"
Saat Luhan beranjak dari tempat duduknya maka tangan besar dan berbulu bodyguardnya menahan lengan dan memicingkan mata padanya, memastikan "Kau tidak akan lari kan? Kau yang bayar kan?"
"Ge! Jangan membuatku kesal!"
"Okay..okay! Cepat kembali. Aku akan menunggu disini!"
Setelahnya Lao gao memperhatikan sang tuan muda menyebrang jalan. Tersenyum kecil menyadari sebanyak apapun harta benda yang dimiliki Luhan tak lantas membuatnya bahagia.
Tuan mudanya cenderung menatap sendu dan terlihat sangat kesepian, namun tak pernah ditunjukan mengingat kepribadiannya begitu suka tertawa dan mencari hal-hal baru yang bisa membuatnya bahagia.
Sifatnya memang terkadang sangat manja dan egois, tapi kembali lagi pada betapa kesepian yang dialaminya semenjak kecil jadi rasanya wajar jika Luhan bersikap seperti itu.
Orang tuanya terlampau sibuk dan hampir tak pernah menghabiskan waktu dirumah. Selalu menitipkan Luhan pada seluruh penjaga kepercayannya. Selalu memberikan uang tanpa menyadari bahwa hidup putranya lebih dari cukup bahkan tanpa campur tangan dari kedua orang tuanya.
Ya, Karena selain uang yang selalu dilirimkan sang ayah dalam jumlah fantastis, Luhan merupakan pemilik fansite EXO ketiga terbesar di Seoul dan pertama di Beijing. Dilihat dari followers yang didapatkannya sejak kali pertama membuka akun, Luhan sudah mendapatkan Lima juta pengikut dari seluruh dunia.
Nyaris mengalahkan artis Rookie hingga pendapatannya dari foto yang diambil serta pre order album-album EXO semakin membuat kekayaannya tidak memiliki batas.
Luhan berharap ayahnya tahu, jadi yang perlu dilakukan sang perdana menteri hanya berhenti mengiriminya uang dan tinggal dirumah selama satu hari sebagai gantinya.
Drrrrt drrt
Sang masternim sedang menyebrang jalan, tapi ketika ponselnya bergetar, maka dia membuka cepat untuk melihat ratusan chat dari pengikutnya "Lu. Bagaimana album kami? Apa sudah sampai?"
"Pamanku masih mengurusnya. Tapi kalian tenang saja, siapapun yang berada di grup chat ini akan mendapatkan masing-masing satu."
"Lalu berapa harganya."
Namanya Xia Qian, sepertinya dia EXO-L China yang sedang berada di Seoul. Dan dilihat dari pertanyaannya maka pastilah dia anggota baru
"Lu-Ge memberikan secara gratis albumnya."
"Benarkah?"
"Ya, dia sudah melakukannya selama dua tahun. Dia hanya mengincar fansign dari akumulasi pembelian album."
"Whoaa daebak!"
"Menyesal baru mengenal fansite ini."
Sang masternim pemilik fansite SL7 ini terkekeh. Merasa anggota lama terlalu berlebihan namun harus berterimakasih karena jujur saja dia malas harus beradaptasi lagi dengan anggota baru.
"Haaah~.. Wajar aku memberikan gratis pada kalian, ini tahun terakhirku di Seoul, jadi nikmati saja." Si pria cantik meletakkan lagi ponselnya ke dalam saku, terus berjalan menuju kafe yang biasa didatangi artis SM termasuk EXO untuk berharap, sekali saja selama lima tahun, dia bisa bertemu dengan Sehun secara tidak sengaja disana.
Matanya terpejam penuh harap seraya berdoa kuat-kuat "Aku janji akan menyelesaikan kuliah jika bisa bicara langsung dengannya." Katanya berdoa dan tak lama tertawa untuk menertawai dirinya sendiri "haah, Aku benar-benar ingin bertemu dengan Sehun di kafe." Katanya terkekeh lalu menghela dua kali nafasnya "Ini tahun terakhirku di Seoul, bisakah aku bertemu dengan Sehun disini? Sekali saja Tuhan, kumohon." Gumamnya asal seraya membuka pintu kafe tempat dimana dia selalu berharap bisa bertemu dengan idolanya, Sehun.
"Ayolah! Sudah lima tahun aku pergi kesini, sekali saja Tuhan, biarkan aku bertemu langsung dengannya, aku bosan melihat Sehun dengan outfit performnya. Ayolah ayo pertemukan aku dengannya."
Layaknya seseorang yang sangat berharap. Luhan kembali berdoa. Kali ini berdoa sungguh-sungguh, dia memejamkan lagi matanya, memohon agar setidaknya satu kali dalam lima tahun terakhir dia bisa bertemu dengan pria favorit di tempat favoritnya.
"Ayolah Tuhan, aku janji akan menjadi anak yang baik, tidak menghabiskan uang papa dan tidak akan merusak lipstik ratusan juta won milik mama, aku janji. Aku akan-..."
"Permisi anda mengganggu jalan."
"Aku benar-benar akan menjadi anak yang baik dan tidak suka membeli barang mewah, satu tahun. Aku janji tidak akan tertarik arloji atau apapun selama satu tahun. Cukup ya? Satu tahun sudah sangat membuatku menderita Tuhan, kasihani aku."
"Tuan!"
"nde?"
Luhan membuka mata, detik berikutnya dia melihat salah satu karyawan kafe mendekati untuk memberitahu bahwa dia "Anda menghalangi jalan pelanggan yang lain."
"Aku apa?"
Saat pegawai di depannya menunjuk ke arah belakang, Luhan ikut menoleh. Menyadari masalah yang dia timbulkan hingga tawa renyah yang bisa diberikan sebagai tanda penyesalan "aku pasti sudah gila." Katanya bergumam pasrah mendapati seluruh pelanggan mendelik padanya.
"Silakan masuk, maafkan aku."
Menyingkir adalah hal yang dilakukannya untuk menebus kesalahan. Dan sekali lagi sebagai tanda menyesalnya, Luhan bersedia menjadi pelanggan terakhir yang masuk ke dalam kafe.
Pegawai kafe yang menemani Luhan kembali membungkuk untuk mengucapkan terimakasih karena Luhan bersedia untuk tidak membuat keributan di kafe "Terimakasih untuk pengertian anda tuan. Apa anda baik-baik saja?"
"y-Ya tentu saja. Aku baik, sangat." Ujarnya mencelos tak enak hati lalu masuk ke dalam kafe. Berjalan lurus mendekati kasir dan mulai memesan minuman favoritnya.
"Selamat siang Tuan, apa pesanan anda?"
Tanpa berfikir Luhan menjawab "Americano, less ice, less sugar, grande."
Si pegawai mengangguk lalu tersenyum memberitahu Luhan "Totalnya lima ribu won."
Luhan mengeluarkan credit cardnya, menyelesaikan pembayaran untuk menunggu americanonya disajikan "Tunggu sebentar tuan."
"Okay." Ujarnya santai lalu menyingkir ke sisi samping untuk menunggu pesanan sementara matanya telah larut ke dalam layar ponsel, sedikit memekik karena preview kedatangan EXO malam nanti di m-net membuatnya nyaris berteriak jika tidak ingat harus menjaga image dirinya sendiri.
"Astaga astaga, Oh sehun kau benar-benar tampan."
"Tuan."
"Ada apa?"
Buru-buru dia memasukkan ponsel ke saku jaket, berusaha untuk tidak memekik senang sampai si pelayan memberitahu hal yang begitu merusak moodnya siang ini "Maaf, tapi americano yang anda pesan habis."
Wajah Luhan terlihat kesal lalu tampak gusar karena apa yang diinginkannya tidak bisa didapatkan hari ini "Habis? Bagaimana bisa?"
"Maaf, tapi kehabisan stoknya tuan. Saya akan mengembalikan uang anda."
Luhan semakin kesal, bukan uang masalahnya tapi americano favorit yang tidak bisa dia dapatkan. Jadi wajar jika si pria cantik melipat marah dua tangannya di atas dada untuk mendapati pegawai lain yang justru tertawa dan tidak membantu pelayan kafe yang bermasalah dengannya "Aku tidak mau uang! Aku mau americano!"
"Tapi tuan…."
"Cepat panggil Managermu! Aku perlu bicara dengannya!"
Pegawai wanita di depannya terlihat ketakutan, wajahnya begitu pucat ditambah suara Luhan yang begitu keras hingga perhatian pelanggan lain tertuju padanya "Saya akan mengganti pesanan anda tuan. Bisakah?"
Mendengus marah, Luhan tetap bersikeras ingin bertemu dengan Manager Cafe "Managermu, Sekarang!"
"Tapi tuan-…"
"CEPAT!"
Pegawai wanita itu tersentak karena teriakan Luhan, bahunya sudah bergetar karena takut lalu terpaksa mengangguk lalu memberikan jawaban "Se-Sebentar saya akan panggilkan manager saya." Katanya terisak pelan untuk membungkuk lalu pergi meninggalkan Luhan, sebenarnya Luhan tidak bermaksud marah tapi rasanya salah jika dia terus diam sementara dia sangat mengetahui bagaimana karakter seluruh pegawai di kafe favoritnya selama lima tahun.
Tangannya mengetuk tak sabar di counter café, terus menunggu sampai suara seseorang bertanya di sampingnya "EXO-L?"
Hell, semua orang juga tahu dia seorang penggemar EXO, dari kaos Kokobop yang digunakannya, topi merah dengan lambang EXO serta cartier bertuliskan nama Sehun yang begitu mencolok, bukankah sudah menggambarkan bahwa dia seorang penggemar? Lagipula bagaimana mungkin dia seorang haters jika menggunakan kaos promosi untuk EXO.
"Bukan." Katanya menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya , lalu tanpa ragu mengatakan "Sehun stan."
"Sehun stan?"
Luhan mengabaikan pertanyaan entah dari siapa disampingnya, di dengar dari suaranya yang bertanya pastilah seorang pria yang lebih muda darinya, dia lebih memilih untuk menunggu kedatangan manager hingga sosok pendek, botak dan menyebalkan datang menghampirinya.
"Ada apa Tuan? Apa nona ini membuat masalah lagi?"
"Bagaimana bisa aku membayar untuk minuman yang tidak tersedia?"
"astaga!—Chaewon-ssi, kau benar-benar pembuat masalah!" terlihat yang memakai name tag Jung Chaewon hanya menunduk pasrah, dia tak lagi menangis dan hanya mendengarkan kemarahan dari Luhan serta managernya.
"Saya akan segera memecatnya tuan! Lagipula ini kesalahan kelimanya dalam satu minggu! Saya sudah tidak akan memberinya kesempatan lagi."
Tersenyum, Luhan kemudian mengerutkan bingung dahinya "Memecatnya? Karena kesalahan yang tidak dia buat?"
"huh?"
Sontak sang manager beserta pegawai wanita dan pria disampingnya terlihat bingung dengan penuturan Luhan, menebak apa yang dimaksud Luhan sampai si pria cantik menunjuk marah pada wanita lain yang sedari tadi hanya tertawa dan merupakan sumber dari kekacauan yang terjadi.
"Aku ingin kau memberikan penghargaan pegawai teladan padanya."
"nde?"
"Selama aku memarahinya, nona Jung hanya tersenyum, tak sekalipun dia meninggi nada suaranya dan hanya menerima kemarahanku. Sebaliknya, temannya yang disana." Luhan menunjuk salah satu karyawan wanita yang lain lalu berbicara lagi pada managernya "Dia sumber dari kekacauan ini!"
"Bagaimana bisa tuan?"
"Saat aku memesan americano, aku mendengar nona ini mengatakan stoknya masih tersedia dan baru datang dari kantor pusat. Tapi yang membuatku bertanya-tanya dia tersenyum licik saat memberitahu nona Jung. Dan benar saja dugaanku, tak lama americano yang kupesan tidak tersedia tapi nona ini tidak mengatakan apapun atau menyalahkan temannya. Jadi menurutmu bagaiamana? Manager-…?"
"Manager Park."
"Ya, jadi menurutmu bagaimana Manager Park?"
Si pria botak didepannya terlihat gusar, dia beberapa kali menatap pegawainya yang bersalah untuk kembali melihat ke arah Luhan "Entahlah, tuan. Tapi dia seelalu membuat kesalahaan dalam minggu ini."
"Dalam minggu ini? Bagaiamana selama lima tahun ini? Apa dia terus melakukan kesalahan?"
"Apa maksud anda?"
"Apa kau yakin ini murni kesalahannya? Bagaimana jika dia hanya diam seperti hari ini? Bagaimana jika ini ulah teman-temannya lagi? Lagipula aku sudah lima tahun menjadi pelanggan di kafe ini. Aku bahkan melihat nona Jung dari awal, sebelum dia menikah, saat dia hamil hingga mungkin anaknya sudah besar saat ini. Aku selalu merasa dia bekerja dengan baik."
Pegawaiwanita itu tersenyum begitu tulus menatap Luhan, dia membungkuk sebagai ucapan terimakasih untuk menghapus air mata haru menyadari bahwa selama lima tahun dia bekerja, setidaknya ada satu orang yang mengakui kemampuannya, dan diluar dugaan orang itu adalah Luhan, pelanggan tetapnya.
"Akan sangat disayangkan jika kau memecatnya, dia sudah memberi terlalu banyak untuk kafe ini." Katanya mengambil dompet yang diletakkan di atas meja untuk pergi meninggalkan café "Sudahlah, aku akan mencari americano di tempat lain. Maaf membuat keributan, sampai nanti."
Luhan bergegas membuka pintu café, namun belum sepenuhnya pintu terbuka seseorang disampingnya menyodorkan minuman yang begitu dia inginkan saat ini "Americano" dia bergumam kecil, sangat tergoda mengambil minuman favoritnya namun tetap menjaga image nya sebagai seorang tuan muda.
"Apa ini?"
"Americano."
Barulah Luhan menyadari, suara pria disampingnya adalah suara yang sama yang berbicara dengannya di counter café, bukan, bukan itu yang mengganggunya. Sedari tadi dia bersumpah seperti mengenali suara yang terdengar familiar untuknya tapi karena terlalu kesal Luhan mengabaikannya.
Barulah saat hatinya tenang dia mulai berfikir, bertanya-tanya dimana dia pernah mendengar suara berat yang terdengar lucu saat berbicara hingga dua matanya membulat lebar menyadari satu hal, saat ini, detik ini juga, dia yakin bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah pria yang begitu ingin dia temui secara tak sengaja, pria yang sama yang sudah menjadi idolanya, hidupnya selama lima tahun. Pria dengan aroma harum yang begitu menyenangkan adalah pria yang sama yang begitu dicintainya setelah cintanya untuk sang papa.
"tidak mungkin."
Dia masih mencoba mengelak, detik berikutnya Luhan menoleh bersamaan dengan tangan hangat yang kini menggenggamnya untuk memberikan americano miliknya "Ini untukmu, minumlah tuan Sehun stan!"
Sementara Luhan sedang mengatasi degup jantungnya yang berlebihan, si pria tampan didepannya justru menggodanya menggunakan kalimat tuan Sehun stan. Membuat seluruh wajah Luhan merah padam sementara matanya menangkap senyum yang menunjukkan gigi lucu dari pria tampan didepannya, idolanya, Sehunnya.
"Se-Sehun."
Yang disapa segera membuka pintu café, berniat pergi namun sebelumnya dia menyempatkan diri untuk membungkuk dan berbisik tepat di telinga Luhan "Bagaimana bisa seorang Sehun stan tidak mengenali suara Sehun yang asli." Katanya tertawa kecil lalu tak lama
Tring…
Pintu café tertutup,
Sehun memang sudah pergi, tapi aromanya masih tertinggal di indera penciuman Luhan. Dia juga meninggalkan sang tuan muda yang kini membeku di tempatnya, bergetar memegang minuman bersejarah selama hidupnya untuk kembali mendapatkan kesadarannya "astaga SEHUN!"
Dia berteriak, dibukanya cepat pintu café hanya untuk melihat Sehun pergi dengan mobilnya, awalnya dia kecewa tapi jantungnya kembali dibuat berdetak semakin gila saat tiba-tiba Sehun membuka jendela mobilnya dia bahkan sengaja berteriak "Sampai jumpa tuan Sehun stan!" untuk menggoda Luhan lalu melambai padanya, benar-benar melambai dan tersenyum sangat tampan.
"oh tidak, jantungku."
Luhan lemas, dia hampir pingsan di trotoar jalan jika tidak mengingat sedang menggenggam sesuatu yang mulai hari ini akan menjadi sangat berharga dalam hidupnya.
"LAOGEEEEEEE."
Uhuk!
"Ada apa tuan muda? Apa kau sakit?"
"AKU MAU MATI! AAARRGGHHH RASANYA INI SEPERTI MIMPI!"
"Ada apa?"
Dia kira Luhan terluka, tapi yang dilihat Laogao seluruh wajah Luhan merona merah, jadi pasti dia baik-baik saja, pikirnya, dia pun kembali memakan ramen ketiganya untuk membiarkan Luhan berteriak semaunya "GE, AYO PULANG!"
"Nanti, ramenku belum habis. Lagipula kenapa kau terus berteriak!"
"AMERICANO INI! AKU HARUS MENYELAMATKANNYA!"
Bingung, Laogao menatap malas pada Luhan "Kenapa harus diselamatkan?"
"Karena ini pemberian dari Sehun, IDOLAKU GE!"
"Yasudah minum."
"ISH! AKU AKAN PULANG LEBIH DULU!"
Luhan merajuk kesal, dia segera pergi mengambil kunci mobilnya untuk meninggalkan Laogao di kedai ramen seorang diri.
BRMM!
Merasa famiiar dengan suara mobil yang meninggalkan area sekitar kedai, Laogao kembali tersedak, matanya langsung mencari mobil siapa yang meninggalkan area kedai ramen sampai bibirnya harus mencibir menyadari bahwa saat ini, lagi-lagi Luhan menipunya dengan pergi begitu saja tanpa membayar seluruh makanan yang telah mereka pesan.
"Tuan muda kau benar-benar…RRHHHH!"
.
.
.
.
.
.
.
Klik…
"Hyung aku kembali!"
"Kenapa lama sekali? Mana americano milikku."
Yang membuat Yunho–Manager EXO- bingung adalah sikap tak lazim dari sang maknae. Karena seingatnya, saat pergi Sehun terus menggerutu karena dia meminta tolong untuk pergi membelikan minum. Lalu kenapa setibanya kembali ke dorm Sehun justru tersenyum tanpa membawakannya apapun?
"Tidak ada."
"Tidak ada bagaimana maksudmu?"
Sehun duduk di atas sofa, kakinya disandarkan di atas meja sementara wajahnya tersenyum seperti senang karena sesuatu menyenangkan baru saja terjadi "Ya tidak ada, aku memberikannya pada Tuan Sehun Stan."
"Pada siapa?"
Sehun mengambil bantal di sofa, menekan kencang diwajahnya lalu berteriak disela bantal yang menutupi wajahnya "AARGGH DIA MENGGEMASKAN SEKALI." Kakinya dihentakan berulang sementara dia terus berteriak "AKU TIDAK PERCAYA DIA PRIA!" terus seperti itu sampai sang manager mendengus kesal seraya mengatakan "GILA!"
.
.
.
.
.
BLAM!
"PAMAN!"
"Selamat datang tuan muda!"
Luhan mengabaikan sapaan dari pelayannya. Yang dia lakukan hanya berteriak untuk mencari satu orang, pamannya "Dimana Paman?"
"Sedang menyiapkan pakaian anda Tuan muda."
Buru-buru Luhan berlari menaiki tangga, wajahnya panik sementara tangannya keringat dingin terus menggenggam cup americano pemberian Sehun.
BRAK!
Sesampainya di depan kamar, Luhan membuka kasar pintu lalu berteriak "PAMAN!"
"astaga! Tuan muda? Ada apa?"
Si pengasuh tuan muda lagi-lagi dibuat berolahraga jantung, karena tiap Luhan berteriak sudah bisa dipastikan sesuatu terjadi dan dia begitu mencemaskan satu-satunya putra yang dimiliki oleh keluarga Xi "Ada apa? Kau sakit?"
Luhan menggeleng lalu menyerahkan cup americano yang diberikan Sehun untuknya "Pegang ini, aku ingin memesan cooler box di Jepang."
"Cooler box? Untuk apa?"
"Mengawetkan minuman."
"Mengawetkan apa?"
Luhan sibuk menghubungi seseorang lalu larut dalam pembicaraan serius antara pelanggan dan pembeli "Baiklah aku ambil. Kirim hari ini juga. Aku tunggu." Katanya menutup gagang telepon untuk bernafas lega "haah~ untuk mereka memiliki cooler box. Dengan begini americano berhargaku akan selalu segar setiap saat." Katanya berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam, mengenang wajah tampan Sehun sampai terdengar suara
Slurrpp!
Refleks, dua matanya membuka, tiba-tiba perasaan Luhan tidak enak, sungguh. Seingatnya satu-satunya yang bisa menghasilkan suara slurp hanya americano pemberian Sehun. Dan sialnya, dia menitipkan minuman berharganya pada sang pengasuh.
"tidak!"
Dia buru-buru menoleh, dan benar saja-…..americano pemberian idolanya sudah tak tersisa bahkan satu tetes sedikit pun. Wajah Luhan berubah luar biasa merah karena kesal, detik berikutnya dia dibuat hampir kejang saat cup dengan tulisan tuan sehun stan di sisi pinggirnya akan dibuang oleh si pengasuh.
Luhan menarik banyak nafasnya, matanya terpejam sangat kesal lalu berteriak "PAMAAAAAAAN! BERANI SEKALI KAU MENGHABISKAN AMERICANO MILIKKU! AAAAARRGGGGH!"
.
.
.
.
.
.
Malam hari, 22.00 KST
.
.
Klik!
Pintu dorm tempat sang leader dan Maknae EXO itu menetap terbuka, menampilkan Junmyeon yang sudah mengenakan piyama bersiap tidur lalu terpaksa membukakan pintu karena bel terus berbunyi diluar sana.
"Hyung? Ada apa malam-malam seperti ini?"
"Salahkan si bontot! Dia benar-benar membuat kepalaku sakit!"
"Ada apa?"
"Bayangkan saja tiba-tiba dia meminta beberapa hadiah random dari salah satu fansite yang menarik perhatiannya! Dipikir hanya sedikit yang memberikannya hadiah? Menyebalkan!-…SEHUNNA!"
Tap
Tap
Klik
Tak lama terdengar suara langkah berlari diiringi suara pintu kamar terbuka dan menampilkan si maknae yang bertelanjang dada dan hanya memakai boxer hitam sebagai pakaian tidurnya.
"ewh! Pakai bajumu idiot!"
"Nanti saja, mana pesananku?"
Dengan kesal Yunhomeletakkan pesanan Sehun di atas meja, si maknae pun buru-buru mencari hadiah dari fansite SL7 untuk kemudian bergumam "BENAR DUGAANKU! ORANG YANG SAMA!"
"Apa yang sama?" Junmyeon mengambilkan cola untuk adiknya, disambut jawaban antusias dari Sehun "Ini hyung, lihatlah. Fansite ini selalu memberikanku cartier setiap tanggal 12. Tulisan di dalamnya pun selalu SL7." katanya polos seraya membuka cola pemberian leadernya "sshh~Harusnya bukan SL7, tapi SL12, ya kan hyung?"
"Bodoh, 12 kan tanggal ulang tahunmu!"
"Maksudku seperti itu, harusnya nama fansite miliknya adalah SL12, bukan SL7."
"Terserahmu saja!"
Malas menanggapi tebakan abal dari Sehun, Suho –begitu nama panggung sang leader- memutuskan untuk kembali tidur, berjalan memasuki kamar seraya menepuk malas pundak adiknya "Cepat pergi tidur, jadwal kita padat."
"Oke hyung."
Dan daripada tidur, Sehun lebih memilih mengambil ponselnya lalu mencari di kolom search Google dengan mengetikan "fansite SL7"
Tak banyak memang, kebanyakan mengantarnya pada link yang berisi pesan dan kesan dari banyak penggemar untuk fansite besar khusus dirinya yang mengusai Seoul-Beijing, tapi Sehun terlalu mengantuk membaca, dia pun memutuskan untuk melihat images dan
Deg!
Matanya langsung tertuju pada gambar seorang pria, pria yang entah mengapa menurutnya sangat cantik dengan rambut blonde berponi yang membuat kesan imutnya berkali-kali menjadi lebih terlihat.
Penasaran, Sehun meng-klik gambar tersebut, tak lama dia dibawa ke sebuah link yang berisikan ucapan terimakasih pada pemilik fansite SL7 "Jadi dia pemiliknya? Seorang pria?" katanya takjub dan semakin penasaran membaca tentang penggemarnya.
Malasnya seketika hilang jika itu berkaitan dengan ucapan terimakasih yang diberikan penggemarnya untuk si pemilik fansite. Sehun bahkan dibuat tersenyum melihat berbagai foto selca pemilik fansite dengan penggemarnya untuk bergumam "Kenapa wajahnya tidak asing?"
Sehun bertanya-tanya. Rasanya dia pernah menatap dua mata cantik sama persis seperti mata si pemilik fansite "Tapi dimana?" katanya penasaran namun tetap melihat gambar-gambar cantik dari si pria cantik yang jika dilihat lebih banyak ya memang terlihat sangat…cantik!
"Seperti barbie." Katanya terpesona lalu bergumam gila "Kalau begitu aku Ken." Sehun terkikik geli dan kali ini tujuannya satu "Kita cari tahu siapa namamu."
Dia terus men-scroll kebawah, berharap ada informasi yang menunjukkan nama si pemilik fansite namun berakhir harus mendengus kesal karena tak ada informasi apapun mengenai nama si pemilik fansite "Gadis-gadis itu hanya memanggilnya oppa." Katanya kesal lalu bersandar di sofa dengan wajah Luhan terpampang di layar ponselnya.
"eoh! Kau mengenal Luhan?"
Yunho bertanya, dia duduk disamping Sehun seraya menyesap kopinya
"Luhan siapa?"
"Itu yang ada di ponselmu."
Buru-buru Sehun membuka matanya, begitu excited karena sepertinya manager hyung mengetahui sesuatu dengan si pemilik fansite dirinya "Hyung mengenalnya?"
"Hanya tahu sekilas, seingatku dia pemilik fansite khusus dirimu."
"Kau benar hyung! Jadi namanya Luhan?"
"Ya, Xi Luhan seingatku."
"Jadi Luhan namanya." Katanya mengulang malu untuk bertanya "Lalu kenapa nama fansite nya SL7?"
"Setahuku itu gabungan namamu dan namanya."
Entah mengapa wajah Sehun merona tak tahu malu, jantungnya juga berdegup kencang membayangkan pria secantik Luhan benar-benar mengidolakan dirinya "Jika nama fansite nya SL12 mungkin lebih sempurna."
"Kenapa?"
"Karena ulang tahunku tanggal dua belas dan dia selalu memberikan hadiah yang begitu unik di setiap tanggal 12."
"Bodoh, tujuh itu angka kesukaannya."
"Benarkah?"
"Ya, jadi SL7 itu mengandung arti namanya berada di tengah-tengah antara idola dan angka favoritnya."
"Astaga hyung! Kau tahu banyak tentangnya?"
"Tidak juga sih, aku hanya sering melihatnya ikut fansign album EXO. Di Beijing juga selalu tertulis to SL7 jika kau menyadari fansign kita disana. Lagipula dia itu terkenal sangat ramah dan selalu membantu penggemar lain yang ingin memililki album dan menonton konser tapi tidak memiliki uang, ya, dengan catatan kau harus masuk kedalam forumnya. Terkadang dia memberikan banyak giveaway gratis untuk penggemarmu."
"Benarkah? Dia selalu ikut fansign?"
"Selalu, setiap tahun. Kau tidak menyadarinya? Maksudku, dia satu-satunya pria cantik yang rajin mengikuti fansign kan?
Sehun terpuruk, dia begitu menyesal tidak menyadari kehadiran Luhan sebelumnya, terlalu kesal sampai rasanya ingin berteriak karena begitu marah "Bagaimana bisa aku tidak menyadari pria menggemaskan sepertinya, rrrhhh! Menyebalkan!" Sehun menjambak kencang rambutnya, terus menggerutu membuat Yunho terkekeh.
"Kau ingin bertemu dengannya?"
"huh?" Sehun mengedip lucu dengan mata berbinar mendengar penawaran manager hyungnya "Apa maksudnya hyung?"
"Ya, hanya bertanya. Siapa tahu kau ingin bertemu dengan Luhan."
Sehun melipat sila kakinya, menampilkan sejuta jurus aegyo untuk membujuk Yunho agar bisa membuatnya bertemu dengan pria cantik yang rasanya pernah dia temui sebelumnya "Hyung, kau bisa membuatku bertemu dengannya?"
"Mungkin."
"ish! Katakan jika tidak bisa!"
"Kemungkinannya 90% asal kau tahu."
"whoa..Bagaimana bisa?"
"Aku mengenal bodyguardnya."
"Bodyguard? Dia seorang artis juga?"
"Bukan, dia seorang tuan muda."
Sehun membuat huruf ow di bibirnya untuk mengajukan pertanyaan yang semakin membuatnya ingin tahu tentang si pemilik fansite dirinya "Jadi dia seorang tuan muda?"
"Ayahnya seorang duta besar China untuk Korea. Setahuku dia putra tunggal di keluarganya dan penggemar berat dirimu."
"daebak! Aku rasa aku juga mengidolakan dirinya, hyung! Bisakah kau membawanya padaku? Sekali saja, ya? ya?"
"Setelah sekali, kau ingin bertemu dengannya berkali-kali. Dia itu sangat lucu asal kau tahu!"
Sehun memicingkan matanya, bertanya-tanya kenapa sedari awal mereka membicarakan tentang Luhan Yunho selalu tersenyum, lagipula untuk ukuran seorang manager artis, Yunho terlalu banyak mengetahui hal mengenai penggemarnya. Si maknae pun melipat kedua tangannya di atas dada untuk memborbardir pertanyaan ala detektif miliknya "Hyung!"
"Apa?"
"Kau menyukai Luhan ya?"
"huh?" Yunho salah tingkah lalu "he he he…Apa sangat terlihat? Maksudku aku sudah menahan diri sedari tadi."
"Baiklah, baiklah. Aku akan menghubungi Boo hyung dan mengatakan kalau suaminya hidung belang kelas berat. Tunggu sampai dia tidak memberikan jatah untukmu."
Sehun mengambil ponselnya, mencari nama Jongie hyung, istri Yunho, untuk mengadukan kelakuan menyebalkan dari suaminya yang diam-diam juga menyukai pemiliki fansite favoritnya.
"Sehun ada apa?"
"Hyung! Aku ingin bilang jika Yunho hyung…."
Pip!
Yunho mengambil paksa ponsel Sehun lalu menatap artisnya keringat dingin "eyy… Kau berlebihan Oh Sehun!"
"Kembalikan ponselku!"
"Tidak sampai kau tenang. Aku kan belum menjelaskan apapun, kau tidak perlu cemburu seperti itu!"
"Kau ingin bilang apa?"
"Aku hanya menyukai Luhan karena dia begitu lucu dan suka sekali tertawa, hanya itu."
"Darimana kau tahu dia suka tertawa?"
"Aku pernah minum bersamanya sekali, tapi dia tidak tahu kalau aku manager EXO. Lagipula kau tahu?"
"Apa?"
"Sepanjang kami minum bersama, hanya dirimu yang dia bicarakan. Dia bilang Sehun pasti tampan jika sedang tidur atau Sehun pasti seksi jika hanya memakai boxer seperti yang kau gunakan saat ini, dia terus membicarakan dirimu, hanya dirimu!"
Sehun melunak, bibirnya tersenyum malu sementara wajahnya benar-benar merah tak tahu malu "Benarkah hyung?"
"Iya benar! Dan kau tahu apa yang membuat Luhan terlihat sangat menggemaskan?"
"Apa?"
"Saat dia tidur, bulu matanya begitu lentik, bibirnya terus mengerucut lucu dan yang paling menggemaskan dia selalu mengatakan selamat malam Sehun setiap kali memejamkan mata.
Cemburu, Sehun kembali mendengus kesal "Kau sudah sampai melihatnya tidur? Tsk! Itu terlalu jauh hyung!"
"Hey, kalau itu aku tahu dari bodyguard nya."
"BOHONG!"
"Bocah ini! Kau mau bertemu dengannya atau tidak?"
Malu-malu Sehun mengangguk tak tahu malu "Mau hyung."
"Kalau begitu diam dan tenang! Kau bahkan belum mengenalnya tapi terus cemburu seperti seorang maniak!"
"Aku bukan maniak!"
"Setelah mengenal Luhan, aku bertaruh kau akan menjadi maniak!"
Sehun diam, dia juga belum tahu akan menjadi apa setelah mengenal Luhan, dia hanya membiarkan manager hyungnya bicara ditelepon sementara dia tersenyum sesekali melihat wajah Luhan di ponselnya "Kau mencuri hatiku bahkan hanya dengan sebuah foto? Ini memalukan, tapi aku suka." Katanya memandang lama wajah Luhan lalu mengusap gemas ponselnya, berharap Luhan keluar dari layar dan hanya bicara dengannya.
"Baiklah. Terimakasih, aku akan menghubungimu lagi untuk waktu dan tempatnya."
"Oke. Tidak, tidak. Ini bukan acara fansign. Sehun ingin bertemu dengannya secara personal."
"Yap. Sampai nanti."
Pip!
"Bagaimana hyung?"
Yunho menutup ponselnya, berniat untuk menjawab pertanyaan Sehun untuk terkekeh melihat Sehun yang tingkahnya semakin gila dengan layar wajah Luhan di ponselnya "Hyuuung bagaiamana?" kali ini dia merajuk untuk mendapati Yunho mengusak kasar kepalanya.
"Bersiaplah, lusa kau akan bertemu dengan Luhan."
"BENARKAH?"
"Ya, jadwal kalian kosong lusa nanti, jadi aku rasa kita bisa membawa Luhan ke suatu tempat."
"HYUUUNG AKU MENCINTAIMU! SANGAAAT!"
Sehun berteriak kencang dibalas teriakan marah oleh sang leader "OH SEHUN BERHENTI BERTERIAK DAN CEPAT TIDUR!"
Baik Yunho maupun Sehun menunjukkan dead silent face, itu artinya mereka tidak boleh bersuara lagi jika Suho sudah berteriak marah. Diam-diam Yunho mengambil tasnya lalu bergegas pergi untuk mengatakan "Jangan membuat leadermu marah, cepat tidur."
Sehun mengangkat ibu jarinya seraya mengatakan "Oke."
Klik!
Dan setelah pintu dorm di tutup Yunho, maka tinggalah Sehun seorang diri bersama dengan foto Luhan di ponselnya, entah mengapa dia sangat menyukai paras Luhan yang terasa begitu cocok di matanya, terkadang dia akan membuat zoom di mata Luhan lalu beralih zoom ke bibir Luhan sampai hidung bangirnya pun tak lepas dari korban zoom si idola yang sedang dimabuk cinta.
Cinta?
Ah, wajah Sehun merah padam karenanya, jantungnya juga berdegup kencang sementara dia benar-benar tak sabar ingin bertemu langsug dengan penggemarnya "tsk! Biasanya penggemar yang akan menjerit senang bertemu dengan idolanya, tapi untuk kasusku, aku rasa aku yang akan menjerit senang jika bertemu denganmu, penggemarku."
Menyebut namanya saja sudah membuat wajah Sehun mendidih karena panas, apalagi saat mereka bertemu langsung? Sehun bertanya-tanya seraya masuk kedalam kamarnya, mematikan lampu untuk mengatakan "Selamat malam Luhan, sampai nanti."
Dan daripada sebagai seorang idola, rasanya Sehun lebih tepat dikatakan sebagai fanboy saat ini. Dia benar-benar tergila karena menemukan foto baru Luhan yang sedang tersenyum, jantungnya memicu cepat sampai-sampai dia tak bisa menahan diri dan berteriak
"ARRRGGHHHH! KAU SANGAT MENGGEMASKAN XI LU-…."
"OH SEHUN DIAAAAAAM!"
Krik..krikk
Sehun menutup rapat bibirnya, lalu tidur dengan memeluk ponsel dengan wajah Luhan terlihat di layar ponselnya. "Selamat malam Luhan."
.
.
.
.
.
.
tobencontinued
.
.
.
.
1/2
.
Two shoot pertama gue,kkk~
Harusnya di-up waktu MV kokobop keluar, tapi lagi hectic sama dua yg ongoing, jadinya mundur jauh bgt wkwkkw
seeyou part 2/2 nya yang words nya mungkin bakal membludak :v
.
Happy reading!
