Matsui Fukase suka sekali dengan hal seperti langit; seluruh yang berpotensi ada diawangnya juga. Semilir angin, hembusan daun yang menari― tentunya juga burung, kupu-kupu, lebah: si penerbang unggul.

Fukase suka membayangkan bagaimana bila gaya berat menjadi nol dan manusia dari jelata sampai aristrokat berjalan dengan ringan, meski hidup mereka di genggam oleh panah maut yang meleleh.

Si surai merah mengedah. Ah, gadisnya disana, gadisnya disana. Melebarkan sayapnya yang pucat pasi, mahkota toska dibiarkan terurai lalu ditiup bayu yang menampar sana sini.

Gadisnya disana, gadisnya disana! Gadisnya bernama Hatsune Miku, dan gadisnya berteriak parau sengau, dan gadisnya melangkah pada jembatan kaca udara, dan gadisnya―

("Fukase! Lihat, aku terbang, sayang!")