"Yah macet nih," ujar Seongwoo sambil berdecak nyaring.

Minhyun tersenyum kemudian menggenggam tangan lelaki yang bertengger diatas perseneling. "Maaf ya," ujarnya.

"Hah? Maaf kenapa?"

Minhyun menggigit bibir bawahnya. "Gara-gara nemenin aku kontrol, kamu jadi telat ke kampus."

Gantian Seongwoo yang tersenyum. Membawa sang wanita masuk dalam rengkuhan hangat, sementara tangan lainnya berada di setir.

"Dengerin yah, Minhyunku sayang." Seongwoo mengisi spot kosong di hadapannya sebelum mengelus surai lembut Minhyun. "Nemanin kamu kontrol emang jadi salah satu kewajiban aku, paham?"

Minhyun mengangguk. "Iya paham."

Seongwoo melepas rengkuhannya, kemudian beralih mengelus perut Minhyun yang tidak rata. Berujar pada darahnya yang ditopang oleh Minhyun. "Tuh Mama kalian lucu banget tau selama ada kalian."

Minhyun merona. Masih belum terbiasa dengan semua yang dilakukan Seongwoo meskipun sudah enam bulan berlalu.

"Apaan sih."

Seongwoo tertawa. "Ututu lutunaaaa."

"Ih jangan cubitin pipi akuuuu."

Tiiiiiiiinnnnnnnnn

Minhyun segera mengusir tangan Seongwoo dari pipinya. "Tuh udah disuruh maju, ih."

Seongwoo tertawa, kemudian...

Tiiiiiiiinnnnnnnnn

"Sabar bangsat," dumel Seongwoo sebelum akhirnya mengisi kembali ruang kosong di depan.

Minhyun mendelik, kemudian menjentik bibir Seongwoo. "Heh jangan ngomong kasar!"

"Yaudah ntar dirumah baru main kasar."

"Ong Seongwoo!"

Tiiiiiiiinnnnnnnnn

Lalu tawa dua anak adam berbeda jenis memenuhi mobil hrv putih itu.


aku lg bed-rest, jadi blm bisa nulis kelanjutan Gray. Maaf.