LOST©vinamhani
Haikyuu©Furudate Haruichi
Apa kau punya kenangan? Tentu saja satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengukir kenangan bukan? Apapun, entah itu pahit, menyenangkan, sedih, ataupun mengharukan. Semua orang pasti punya—aku percaya itu, setidaknya satu kenangan paling mendalam. Kenangan yang berdasarkan suatu kejadian berkesan yang mengubah alur hidupmu. Bisa saja merusak, membangun, atau bahkan memiliki dua efek tersebut untukmu.
Ah, kau bertanya 'bagaimana denganku?'
Baiklah, akan ku beri tahu.
Aku punya satu—ah,ah, tidak! Lebih tepatnya aku punya serangkaian kenangan yang menyapaku di malam akhir tahun ini. Mereka berjajar bagai rantai yang saling mengikat dalam memori kepalaku. Memunculkan rentetan cerita yang membekas dalam hatiku. Jika kau bertanya seberapa besar efek yang ditimbulkan untuk orang semacam diriku, akan ku jawab 100% mengubahnya. Karena rantai-rantai ini adalah tentang orang-orang itu, masa laluku, mereka, dan…
Tentang dia.
—LOST—
"Kei temeee! Kembalikan padaku!" seru Tobio kencang kala manik birunya menangkap pergerakan tangan Kei di atas satu-satunya meja ruang tengah. Secepat kilat ia berusaha merebut kembali remote TV yang telah berpindah kekuasaan itu. Tetapi dengan sigap Kei bertindak menyelamatkannya. Tangannya yang panjang menjauhkan remote itu dari jangkauan Tobio, sementara tangannya yang lain bekerja sama dengan tubuhnya untuk menghadang remaja surai raven tersebut.
Tobio menggeram jengkel. Dia sangat tahu kalau seleranya dan Kei itu sangat berbeda. Oleh karena itu ia tidak akan rela acara bersantainya kali ini dirusak begitu saja oleh saudara sialannya itu.
"Duduk saja dan menonton, Ousama," satu sudut bibir Kei tertarik membentuk sebuah garis asimetris, "itu cara menikmati acara televisi yang benar," lanjutnya.
"Berisik! Kembalikan remote-nya padaku!" Tobio masih berjuang keras mengambil alih remote itu, namun Kei pun semakin berusaha menjauhkannya.
"Tidak mau."
"Berikan padaku, sialan!"
"Tidak akan."
"Kei! Ku bilang… BERIKAN PADAKU!"
"Tidak."
"Nah, kalian bertengkar lagi bukan?" Tiba-tiba remote di tangan Kei diambil alih oleh seseorang—membuat dua orang yang sedang merusuh itu sontak terkejut dan menoleh. Pupil keduanya membulat besar dengan mulut menganga karena tak percaya pada verbal sosok yang tertangkap oleh retina mereka.
"Yahoo, aku sudah pulang dan ternyata di sini masih seberisik dulu ya?" Orang itu terkikik pelan.
"O—" Tobio menganga.
Sedetik kemudian,
"Oikawa-san?!" pekik Tobio dan Kei berbarengan. Oikawa tersenyum lebar.
"Aku pulang, Adik-adikku."
TBC
Maaf, maaf, harusnya aku publish ini pas akhir tahun kemarin, tapi berhubung belum siap dan aku lupa melulu, jadilah ini ff baru ready hari ini. Makasih banget buat yang mau baca, aku terharu lhoo... /lebay
Last, review onegaishimasu~
