Karakter: Uzumaki Naruto, Rias G, Akeno H, H Sakura, Asia A, H Hinata, Irina S, Yuuki Asuna, Kirisaki Chitoge, dll

Genre: Romance, Harem, Friendship, Slice of Life, School life, Hurt/Comfort

Peringatan : Karakter SAO&Nisekoi bertebaran dimanapun, ooc, tidak suka tidak usah di baca

Maaf kalau ada kesamaan cerita dengan fic lainnya atau kekurangan lain, karena yang namanya manusia tidak lepas dari kesalahan

Naruto and The 10 Princess of Konoha Hight School

Chapter 1: Sekolah baru teman baru

Naruto POV

Cih, ini benar-benar menyebalkan. Ternyata tempat ini berbeda jauh dengan apa yang mereka katakan. Tempat ini begitu berisik dengan suara kendaraan yang berlalu lalang. Belum lagi dengan banyaknya orang yang berjalan di samping kanan dan kiriku. Sampai-sampai aku merasa seperti kehabisan oksigen, gara-gara udara yang tercemar oleh asap kendaraan dan sesaknya lautan manusia. Hal tersebut jelas berlawanan dengan tempatku berasal. Disana sangat sejuk, udaranya pun masih segar tanpa tercemar oleh apapun, suasananya pun juga lebih tenang karena jarang ada yang memakai kendaraan bermotor. Dan kalau pun ada kendaraan yang lewat, paling hanya sepeda yang dikayuh dengan tenaga manusia alias sepeda ontel.

Sedangkan disini adalah kebalikannya, dimana kendaraan bermotor ada hampir di setiap tempat, trotoarnya pun dipenuhioelh lautan manusia yang menyesakkan. Tempat ini dikenal dengan nama kota Tokyo, salah satu kota terpadat di Jepang. Karena aku adalah anak desa yang baru pindah beberapa bulan di sini, jadi aku masih belum terbiasa dengan ramainya tempat ini di pagi hari. Berbeda denganku yang merupakan orang desa, meski tengah berada dalam keramaian mereka nampak biasa-biasa saja. Yang kumaksud adalah orang-orang yang berjalan di sekitarku ini.

Oh iya, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, rambutku berwarna kuning dengan jambang yang kubiarkan memanjang, penampilanku juga bisa di bilang normal. Hanya saja ada tanda lahir di kedua sisi pipiku yang membuatku terlihat seperti siluman musang. Usiaku sekitar 15 tahun, dan aku berasal dari kota kecil bernama konoha. Kota yang terletak disebelah barat kaki gunung Fuuji. Aku pindah kekota Tokyo untuk meneruskan pendidikan ku ke jenjang SMA. Lalu kenapa aku memilih sekolah disini? Alasannya adalah, pertama, hal ini merupakan paksaan dari orang-orang terdekatku untuk pindah kesini. Dan kedua karena dikonoha tempat asalku, tidak ada SMA.

Sekitar tujuh tahun yang lalu, terjadi sebuah kebakaran besar dikonoha. Api kebakaran menjalar hingga 80% Konoha hangus terbakar. Alasan dari kebakaran tersebut masih belum diketahui dengan jelas. Namun yang pasti, 70% dari warga kota menjadi korban jiwa dari peristiwa tersebut. Dua diantara mereka adalah ayah dan ibuku, dan aku merupakan salah satu korban selamat dari kejadian tersebut. Buktinya adalah bekas luka bakar yang ada dikedua tanganku ini, karena itu aku selalu memakai sarung tangan yang panjangnya sampai ke sikuku kapan pun dan dimanapun (kecuali saat aku mandi). Setelah itu, konoha pun di bangun ulang kembali yang mungkin butuh waktu bertahun-tahun. Itulah alasan mengapa sekolah SMA masih belum didirikan di konoha, yaitu karena masalah keterbatasan biaya.

Dan karena itu pula teman-temanku memaksaku untuk melanjutkan sekolah di kota Tokyo. Dan sekolahku tersebut merupakan salah satu sekolah paling digemari diseluruh Jepang. Dan anehnya nama tempatku akan bersekolah itu sama dengan nama tempat asalku, konoha.

Naruto POV end

Normal POV

Saat ini di sebuah ruangan yang penuh dengan berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya. Nampak seorang wanita paruh baya tengah memperhatikan sebuah kertas ditangannya dengan seksama. Matanya bergerak mengikuti setiap kata yang ada di kertas tersebut. Ia kemudian menghela nafas dan meletakkan kembali kertas tersebut di meja kerjanya. Nampaknya kertas yang baru saja ia baca tersebut merupakan sebuah dokumen yang berisi data tentang seorang siswa yang baru saja dipindahkan kesekolah ini. Sambil membenarkan posisi kacamatanya ia kini memfokuskan pandangannya terhadap orang yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.

"Baiklah, aku akan mengurusnya, kau bisa mulai masuk sekolah mulai besok"

"Ha'i"

"Eto... siapa namamu tadi?"

"Naruto, Uzumaki Naruto"

"Oh, iya, Naruto! Ngomong-ngomong kenapa kau tidak pergi berkeliling sekolah"

"Eh! Memangnya boleh?"

"Tentu saja, sekarang kau adalah murid disekolah ini, jadi kau bisa melakukannya"

"Begitu, ya, Arigatou Tsunade-sensei, jaa- aku pergi dulu"

Tsunade-sensei ya! Yah, begitulah Naruto menyebutkan nama dari wanita paruh baya yang ternyata merupakan salah satu staf dan guru di SMA ini. Ya SMA Konoha, disanalah Naruto saat ini berada. Sebuah SMA terkenal di kota Tokyo yang uniknya punya nama yang sama dengan tempat asal Naruto.

Naruto pun berbalik meninggalkan ruang guru. Namun jika ia menyadarinya, dia pasti akan tahu kalau wanita paruh baya yang dia panggil dengan sebutan Tsunade-sensei tadi tengah menatapnya intens dengan sebuah senyuman kecil diwajahnya.

'Uzumaki, ya!'

Naruto lalu segera meninggalkan ruang guru tersebut.

DILORONG SEKOLAH

Sambil berjalan melewati setiap ruang kelas yang ia lewati. Naruto berjalan santai dengan kedua tangan memakai sarung tangan sepanjang siku dan sambil di masukkan kedalam saku celana, berjalan melalui siswa dan siswi disekitarnya. Tatapannya yang menatap datar kearah dengan, rambut kuning dengan jambang yang dibiarkan memanjang, ditambah lagi dengan tiga tanda wisker dipipinya membuatnya terlihat keren.

Dan tanpa Naruto sadari, bahwa setiap murid disekolah ini yang dia lewati terdiam sambil melihat kearah dirinya dengan penuh kekaguman. Bahkan kini bisa terlihat sebuah bercak merah di pipi para siswi yang menatap Naruto dengan penuh kekaguman

'Hey, hey, lihat dia siapa ya?'

'Tidak tahu, mungkin saja dia murid baru disini'

'Dia keren'

'Dia mau jadi pacarku tidak ,ya?'

'Bodoh, kau saja belum mengenalnya'

Sementara Naruto sepertinya tidak mendengar apa yang para siswi bilang tentangnya tadi dan terus berjalan dengan menatap datar kearah depan. Dia menghentikan langkahnya saat menyadari ada seorang siswi yang sedang menatapnya. Siswi tersebut kelihatan tubuhnya sedikit bergetar dengan wajah yang memerah. Saat memandang siswi tersebut, Naruto menyapanya sambil tersenyum dan sedikit menundukan kepalanya.

"Halo" ucap Naruto

Wajah siswi tersebut makin memerah, dan mungkin karena malu tak tertahankan siswi tersebut malah melarikan diri dari Naruto sambil berteriak "Kyaaa". Sementar karena Naruto itu orang yang kurang peka terhadap perempuan, dia hanya mengangkat sebelah alisnya menatap bingung siswi tersebut.

"Kenapa dia lari? Apa aku menakutinya, ya?" ucapnya dengan polos

Naruto menatap sebentar kepergian siswi tersebut sebelum dia mengangkat bahunya tidak peduli dan melanjutkan kembali perjalanannya.

-CHENGE SCENE-

KRIIIIIING

Bel berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran telah usai. Para murid disekolah ini kemudian keluar dari kelasnya masing-masing sambil membawa tas mereka. Namun dari sekian banyak siswa ada seorang yang pergi menuju kearah yang berbeda dengan siswa yang lainnya. Sambil membawa tas, tangan lainnya juga membawa sekotak bento. Nampaknya saat jam istirahat tadi dia belum sempat memakan bentonya.

"Sakura-chan"

Ia pun membalikan badannya dan melihat siapa yang memanggil namanya. Dan kini nampak lah wajah dari gadis tersebut. Matanya yang berwarna hijua kebiruan, rambutnya juga berwarna pink yang panjangnya sebahu. Ditambah dengan wajahnya yang imut dan tubuhnya yang langsing menambah kesan cantik terhadap dirinya. Dia adalah Haruno Sakura, salah satu murid disekolah ini.

Sakura mengangkat sedikit kedua alisnya saat ia melihat siapa yang memanggil dirinya. "Are, ada apa kau memanggilku?" tanya Sakura. Kini yang ada di hadapan Sakura adalah seorang gadis berambut merah ruby yang dibiarka tergerai bebas. Ditambah dengan matanya yang berwarna seperti permata hijau kebiruan

"Apa kau mau makan bento bersamaku, Sakura-chan?"

"Eh, jadi kau juga belum memakan bento-mu"

"Uhm!"

"Jaa- kalau begitu ayo kita makan bersama diatap, Rias-senpai"

"Ha'i"

Sakura dan Rias pun berjalan menuju atap sambil membawa bento mereka masing-masing. Mereka berdua adalah sahabat sejak masuk ke SMA Konoha ini. Mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, yaitu. Sakura, dia cantik, baik, ramah dan juga pandai belajar, namun . Seperti ketika ia SMP, dia pernah menyukai seseorang. Namun karena tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya dia terpaksa harus melihat orang dia sukai berpacaran dengan gadis lain.

Sedangkan Rias, dia adalah gadis yang pemberani dan selalu membela yang lemah. Dengan kata lain, Rias adalah gadis yang setiakawan. Namun ia juga punya trauma. Dulu sekitar sepuluh tahun yang lalu, Rias pernah membunuh seseorang. Saat itu terjadi sebuah perampokan oleh satu orang di sebuah toko, dan Rias ada di sana waktu itu. Saat Rias merebut pistol milik siperampok itu, tanpa sengaja Rias menarik pelatuknya dan menembak perampok itu tanpa sengaja.

Selama berhari-hari, Rias mengalami trauma berat. Dia tidak mau keluar dari kamarnya, sampai akhirnya dia memutuskan untuk berusaha melupakan kejadian tersebut dan mulai bangkit kembali. Namun terkadang trauma akan kejadian tersebut masih menempel dengan erat pada ingatannya.

"Ngomong-ngomong, Sakura-Chan, apa kau tahu?"

"Soal apa?"

"Aku dengar tadi, saat jam istirahat ada seorang murid baru yang berkeliaran disekolah kita"

"Eh, begitu ya, seperti apa orangnya?"

"Aku pun juga tidak tahu, tapi katanya dia itu punya mata yang indah sindah batu safir, rambut pirang dan juga tiga buah kumis di kedua sisi pipinya"

"Kumis?"

Yang terbayang dalam benak Sakura justru malah berbeda jauh dengan apa yang dibayangkan Rias. Seakan mengerti jalan pikiran Sakura, Rias kemudian mengucapkan kembali ucapannya dengan lebih jelas

"Yah, dia punya tiga kumis di pipinya yang membuatnya terlihat seperti siluman musang"

"Eh, silumaan!"

Dan sekarang Sakura malah membayangkan bahwa orang yang mereka bicarakan adalah sosok manusia setengah siluman. Sementara Rias hanya terkekeh saat melihat ekspresi lucu dari Sakura. Sakura mengangkat sebelah alisnya saat melihat temannya tersebut tertawa.

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak, Tidak apa-apa"

Sakura pun menggembungkan pipinya karena merasa sedikit tidak puas dengan jawaban yang di berikaan temannya tersebut. Rias pun terkekeh kembali saat dia melihat ekspresi lucu dari temanya tersebut.

"Khehe, kau tahu, dengan ekspresimu yang seperti itu kau jadi terlihat lucu"

"Muo... Rias-Chan, jangan menggodaku begitu"

Rias hanya bisa terkekeh kembali melihat reaksi temanya yang menurutnya terlihat lucu. Sementara, kini terlihat wajah Sakura sedikit memerah karena ucapan Rias tersebut.

Dalam perjalanan mereka menuju atap sekolah di penuhi oleh canda dan tawa dari dua sahabat tersebut.

SKIP TIME

Saat ini langit sedang dalam cuaca yang cerah dengan sedikit awan yang menutupu sinar matahari di siang hari. Terlihat dua gadis berseragam SMA Konoha, sedang menikmati bento mereka di atap sekolah. Gadis yang pertama adalah Haruno Sakura dan yang kedua adalah Rias Gremory. Mereka berdua tengah menikmati makan siang mereka.

Saat tiba-tiba telepon milik Rias berdering, dan gara-gara suara dering telepon tersebut hampir saja makanan yang mereka makan salah masuk kejalur pernafasan mereka. dengan cepat keduanya langsung mengambil botol minum masing-masing dan meminum air yang ada didalamnya untuk mengembalikan makan mereka ke jalurnya semula.

"Haaah"

Setelah meneguk air setidaknya 3- 4 kali tegukan mereka kemudian menghela nafas disaat yang bersamaan. Mereka pun berhenti sejenak dari kegiatan makan siang mereka guna mengatur kembali pernafasan. "Hampir saja" ucap Sakura. "Iya" ucap Rias.

Mereka kemudian tertawa bersama setelah kejadian tadi. Aku heran, memang apanya yang lucu dari kejadian tadi? Kejadian dimana mereka berdua hampir tersedak gara-gara dering telepon, apakah itu bisa di sebut lucu?

Tanpa mereka sadari,telepon milik Rias telah berhenti berdering sejak beberapa detik yang lalu. Rias kemudian meraba-raba lantai di bawahnya. Dia berusaha meraih smartphone-nya yang tadi sempat berdering. Dia kemudian membuka kunci smartphone miliknya dengan sebuah kode. Dia membuka pesan yang baru saja diterimanya.

Setelah dia membaca isi pesan tersebut, dia kemudian mengetik seseuatu dan mengirimnya pda si pengirim pesan, beberapa detik kemudian samrtphonenya lalu berdering kembali. Namun saat akan membaca isi pesan tersebut. Dirinya menoleh kesebelah kiri untuk mengecek keadaan temannya. Karena setahu dirinya, Sakura itu orang ingin tahu terhadap sesuatu yang bahkan jika sesuatu tersebut tidak terlalu penting.

Rias melebarkan matanya ketika dia tidak melihat sahabatnya sekaligus adik kelasnya itu tidak lagi ada disebelahnya. Sambil meletakan kembali smartphone miliknya, Rias melirik kesegala agarah untuk mencari keberadaan temannya tersebut. Sebelum pandangannya tertuju pada depannya. Itu dia si Sakura

Tapi apa yang dia lakukan disana?

Rias melihat Sakura sedang berdiri menatap kearah sisi atas tembok yang sedang menjadi tempat sandarannya. Sinon menaikan sebelah alisnya sambil bertanya "Apa yang kau lakukan disana?" namun yang ditanya justru sama sekali tidak menggubris ucapannya. Akhirnya dia pun berdiri dan memutuskan untuk mencari tahu apa yang sedang diperhatikan oleh temannya tersebut hingga membuatnya terabaikan.

{Kalau bingung atau kesulitan ngebayangin tempatnya, tuh, diAnime Fuuka, kalian tahu kan tempat pertama Yuu Haruna bertemu dengan Akitsuki Fuuka di SMA, yaitu diatap sekolah, nah seperti itulah tempatnya, untuk lebih jelasnya, silahkan lihat animenya eps 1 pada menit ke 7-8}

'Apa sih, yang dialihat?'

Rias melebarkan kedua matanya saat melihat apa yang ada di atasnya sedari tadi. Disana berdiri seorang pemuda bersurai pirang dengan jambang yang dibiarkan memanjang, matanya seindah batu safir, dan juga tiga tanda wisker dipipinya yang menciptakan keunikan tersendiri. Ditambah lagi

WUUUSH

Angin tiba-tiba berhembus dengan sepoi-sepoi, membuat surai pirang tersebut ikut bergerak mengikuti arah angin berhembus. Setiap perempuan yang melihatnya pasti akan berkata 'dia keren!'. Perlahan rona merah tipis mulai tercipta di wajah mereka berdua

'Apa dia murid pindahan yang di bicarakan Rias-senpai, kalau iya, berarti dia berbeda dengan apa yang kubayangkan, dia...'pikir Sakura

'Jadi dia murid baru yang di bicarakan oleh setiap murid tadi, berbeda sekali dengan pria setengah siluman yang dikatakan orang, dia...'pikir Rias

"...Cool" ucap mereka berdua disaat yang bersamaan

"Hum?"

Pemuda bersurai pirang tersebut kemudian menolehkan wajahnya mencari suber suara tersebut. Dan disana, pandangan mereka bertiga bertemu untuk pertama kalinya. Dia menaikan sedikit kedua alisnya sambil memandang mereka berdua, sementara Sakura dan Rias masih terdiam dalam lamunan melihat pemuda bersurai pirang tersebut.

Pemuda tersebut kemudian mengangkat sebelah tangannya yang terbungkus sarung tangan panjang yang menutupi sebagian besar tangannya. Sambil menunjukan sebuah senyuman diwajahnya, dia menyapa Onodera dan Sinon. "Yo", disaat yang bersamaan badan Sakura dan Rias sedikit tersentak saat pemuda tersebut menyapa mereka. mereka berdua pun jadi salah tingkah dan gelagapan.

"H-halo" ucap Sakura dan Rias disaat bersamaan dengan nada gugup

Mereka berdua kemudian berusaha mengatur nafas mereka yang tidak beraturan. Sementara pemuda bersurai pirang tersebut hanya mengangkat sebelah alisnya melihat kelakuan salting dari kedua sahabat tersebut. Dan dengan sedikit gugup, Sakura kemudian memulai obrolan mereka bertiga.

"Ano... k-kau murid baru ya?" tanya Sakura

"Ya benar, aku murid baru disini" ucapnya

"Eh! Kau bisa bahasa jepang!? Kukira kau itu blasteran!" ucap Rias

"Memang, banyak yang bilang kalau aku ini blasteran, tapi aku tidak pernah tinggal diluar negeri,"

"Begitu ya, jadi kau berasal dari mana?"tanya Sakura

"Aku berasal dari kota kecil bernama Konoha yang terletak disebelah barat gunung Fuuji"

"B-begitu, ya"

Pemuda tersebut kemudian mengambil ancang-ancang. Sakura dan Rias mengangkat sebelah alisnya masing-masing. Mereka pasti bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh nya?. Dan Sakura-lah yang pertama kali menyadarinya. Melihat dari ancang-ancang yang dilakukan oleh pemuda tersebut akan...

TRAMP

Melompat dari atas sana.

Tempat dia berpijak dua meter lebih tinggi dari tempat yang saat ini di pijaki oleh Sakura dan Rias. Namun belum sempat Sakura mengucapkan kata-katanya, pemuda tersebut sudah melompat duluan dari atas sana. Dan yang membuat kedua sahabat tersebut cukup terkejut adalah, dia mendarat dengan mulus.

TAP

Melihat hal tersebut, sepertinya pemuda bersurai pirang tersebut sudah terbiasa melakukannya. Sakura dan Rias, mereka berdua hanya terdiam sambil terus menatap si pemuda bersurai pirang tersebut. Mereka terus menatapnya sambil mulutnya yang sedikit terbuka.

Dan si pemuda tersebut mulai bangkit dan menegakan kembali badannya. Dia lalu menepuk kedua tangannya untuk membersihkan debu yang menempel pada keuda telapak tangan yang terbungkus sarung tangan tersebut. Dan setelah ia menyadari bahwa kedua gadis didepannya tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, ia pun bertanya. "Kenapa kalian menatapku begitu?"

"Tidak, tidak apa-apa" ucap Sakura

Pemuda hanya mengangkat sebelah alisnya, setelah ia mendengar ucapan dari Sakura. "Oh, iya..." ucapnya membuat Sakura dan Rias sedikit tersentak. "... Namaku Uzumaki Naruto, salam kenal" lanjutnya ternyata pemuda tersebut adalah si tokoh utama, Uzumaki Naruto. Mendengar Naruto memperkenalkan dirinya, Sakura dan Rias pun silih berganti memperkenalkan diri mereka masing-masing

"N-namaku Sakura, Haruno Sakura"

"Aku Rias, Rias Gremory, panggil saja aku Rias"

"Salam kenal, Sakura-san, Rias-san"

"Oh, iya, ngomong-ngomong apa yang kau lakukan diatas sana, Uzumaki-kun?" tanya Sakura

"Aku hanya melihat pemandangan kota ini, ternyata tidak seindah dengan pemandangan ditempatku berasal"

"Begitu, ya" gumam Rias

"Selain itu aku memilih diantas sini karena menurutku disini lebih tenang, tapi bukan berarti aku ini tipe penyendiri, loh" ujar Naruto

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Naruto, gadis bernama lengkap Haruno Sakura tersebut hanya mengangkat kedua alisnya. Sementara Rias, yang merupakan sahabat sekaligus seniornya Sakura hanya mengeluarkan ekspresi datarnya

"Lalu, bagaimana dengan kalian?"

"Eh! Apanya yang bagaimana?"

"Maksudku apa yang kalian berdua lakukan disini?"

"Eto... kami sedang..."

Sakura kemudian mengarahkan pandangannya kearah bagian belakang Naruto. Naruto mengangkat sebelah alisnya, dia kemudian membalikan badannya kearah yang sedang dilihat oleh Sakura. Dia memembulatkan matanya saat dia melihat sesuatu yang mungkin saja berusaha di tunjukan oleh Sakura melalui lirikan matanya.

Disana, ya, disana Naruto melihat tas yang tergeletak. Dan salah satu diantar keduanya terdapat sebuah smartphone yang masih menyala. Namun yang membuat Naruto membulatkan matanya bukanlah itu, melainkan dua kotak bento yang setengah isinya telah habis dimakan dan setengah lainya masih tersisa disana. Selain itu ini juga masih siang. Naruto pun mengasumsikan bahwa mereka berdua sedang makan siang ditempat ini.

"Kalian sedang makan siang?"

"Uhm..!"

Sakura dan Rias hanya mengangguk kecil, menandakan bahwa ucapan Naruto tersebut adalah benar.

"M-maaf, apa aku mengganggu makan siang kalian berdua, kalau iya, sebaiknya aku pergi saja sekarang" ucap Naruto

"Jangan pergi"

"H-ha'i"

Naruto sweatdrop saat dia mendengar Sakura dan Rias mengucapkan hal yang sama disaat yang bersamaan pula. 'Mereka kompak sekali' pikir Naruto. Dan dengan sedikit tergagap membalas ucapan Sakura dan Rias yang melarangnya untuk pergi.

Dia pun akhirnya memutuskan untuk tetap ditempat itu, ditemani oleh Sakura dan Rias yang sedang melanjutkan kembali makan siang mereka berdua. Naruto meneguk ludah sambil sesekali melirik kearah Sakura dan Rias yang memasukan makanan kemulut mereka. Dan kemudian-

GYURURURU

Terdengar suara gemuru yang sangat lucu. Dan suara tersebut terdengar kembali setelah dua detik kemudian. Sakura dan Rias mengangkat kedua alis mereka saat mendengar suara tersebut untuk yang kedua kalinya. Sementara Naruto meletakan tangan kanan diperutnya. Sakura dan Rias kemudian melirik kearah Naruto yang berada disisi kanan mereka berdua.

Mereka berdua melihat Nartuo sedikit menundukan kepalanya membuat wajahnya hampir tak terlihat, sementara tangan kanannya menekan perutnya yang terus saja berbunyi dari tadi. Kalau saja Naruto tidak menundukan kepalanya, Sakura dan Rias pasti akan tahu kalau wajah Naruto kini jadi sedikit memerah.

Naruto kemudian menghela nafas pendek setelah suara gemuru perutnya akhirnya berhenti. Dan saat ia monehkan pandangannya kekiri "Eh!" dia disuguhkan oleh seseorang yang menodohkan sekotak bento yang isinya hampir habis. Naruto kemudian melihat kearah orang yang menodohkan bento tersebut padanya yang ternyat adalah-

"Ano, Sakura-san!?"

Dengan sedikit ragu-ragu, Sakura membalas kata-kata Naruto

"I-ini, aku berikan sisa makan siangku padamu"

"Eh!"

Naruto hnya mengangkat kedua alisnya saat dia melihat kalau Sakura memberikan sisa makan siangnya pada Naruto. Dengan sedikit rona merah tipis di wajahnya, Sakura memberikan sisa makan siangnya pada Naruto."Arigatou, Sakura-san! Tapi kalau begini bukankah berarti sama artinya kalau kita berciuman secara tidak langsung"

Dan wajah Sakura pun jadi memerah padam saat mendengar ucapan Naruto barusan. Dan Naruto sendiri hanya mengerjapkan matanya beberapa kali sambil berpiki 'Gadis ini kenapa, ya? Kok, wajahnya memerah begitu?'. Sementara tanpa mereka sadari, Rias telah menghabiskan makan siangnya dan tengah memperhatikan interaksi kedua orang tersebut.

"S-sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi pula kau bisa sakit kalau tidak makan"

Meski kedengarannya normal, namun sebenarnya Sakura mengucapkannya dengan jantunga yang sedikit deg-degan. Sementar Rias hanya memandang datar interaksi mereka berdua 'Bisa-bisanya kau bilang begitu, padahal kau sendiri gugup'ucap Rias dalam hati.

Naruto pun akhirnya mau menerima sisa makan siang yang diberikan Sakura kepadanya.

"Itadakimasu"

Ia pun memakan sisa makan siang dari Sakura. Dan karena yang dia makan adalah sisa makan siang orang lain, jadi tidak butuh waktu lama bagi Naruto untuk menghabiskannya. Sakura yang berada disamping kiri Naruto, hanya terdiam sambil menundukan kepalanya sedikit

Jika Naruto menolehkan pandangannya kekiri, dia pasti akan menyadari kalau wajah Sakura tengah memerah padam saat ini. Sementara itu, Rias yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua mengalihkan pandangannya kearah lengan Naruto yang terbungkus oleh sarung tangan panjang. Untuk beberapa saat, dia terus memperhatikan kearah tersebut.

Sakura juga menyadari akan hal tersebut, dia juga menyadari kalau Rias sedang memperhatikan lengan Naruto yang terbungkus sarung tangan tersebut. Dia pun juga memiringkan kepalanya saat melihat tangan Naruto. Sementara Naruto yang telah menghabiskan sisa makan siang Sakura menaikan sebelah alisnya saat dia tahu bahwa kedua gadis disampingnya sedang memperhatikan kearah lengannya.

"Kenapa pandangan kalian begitu?"

"Eh, tidak kok, tidak apa-apa" ucap Sakura

Naruto malah semakin tidak mengerti dengan maksdu ucapan Sakura

"Ano...Uzumaki-san" ucap Rias

"Panggil saja aku Naruto"

"Oh,ha'i... jaa, Naruto-san, boleh aku tanya sesuatu?"ucap Rias

"Apa?"

"Kenapa kau memakai sarung tangan?" tanya Rias

"Eh!?" pekik Naruto

"Iya juga, disekolah ini dilarang memakai sarung tangan, loh"

Naruto hanya terdiam mendengar ucapan mereka berdua, dia menengadahkan kedua telapak tangannya dan kemudian megepalkan keduanya dengan erat. Naruto kemudian menghela nafas panjang, Sakura dan Rias saling pandang satu sama lain. Mereka berdua mengangkat bahu mereka tanda tidak mengeri maksud dari perilaku Naruto.

"Kalian benar-benar ingin tahu?" tanya Naruto yang hanya di balas dengan anggukan kecil oleh mereka berdua

"Haah, apa boleh buat"

Mereka berdua jadi semakin tidak mengerti maksud dari ucapan Naruto tersebut. "Aku akan memberitahu kalian tentang apa yang ada dibalik sarung tangan ini, tapi kalian berjanjilah untuk tidak memberi tahu siapapun, setidaknya untuk saat ini, kalian mengerti!" ucap Naruto. Sakura dan Rias hnya menganggguk paham dengan maksud Naruto. Naruto pun mulai membuka sarung tangan kirinya.

Mata Sakura dan Rias membulat sempurna saat melihat kondisi tangan kanan Naruto. Sakura mengarahkan salah satu telapak tangannya kearah wajah, untuk menutupi mulut yang sedikit terbuka. Sebulir keringat dingin mulai mengalir di pilipis mereka berdua.

Kulitnya terkelupas seperti habis dikuliti, sehingga menampakan bagian kulit yanga ada di bawah lapisan kulit yang terkelupas itu. Warna merah dari luka bakar tersebut ada ditelapak tangan, punggung telapak tangan, dan hampir di setiap area lengan bawahnya.

"Naruto-san, ini..."

"Dari mana kau mendapat lukamu itu?"

"..."

"Sekitar tujuh tahun yang lalu, di konoha tempat aku berasal, pernah terjadi kebakaran besar yang membumi hanguskan hampir seisi kota. Alasan atau penyebab dari kebakaran tersebut masih belum diketahui dengan jelas. Namun yang pasti, 70% dari warga kota tempat asalku menjadi korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Ratusan orang yang berhasil selamat menderita luka bakar yang cukup parah, dan kalau dibandingkan dengan mereka luka bakar milikku ini masih belum seberapa" ujar Naruto

"Jadi kau salah satu korban selamat dari peristiwa itu?" tanya Rias yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Naruto yang membenarkan ucapan Rias tersebut.

"Seperti yang kubilang tadi, ratusan orang yang berhasil selamat menderita luka bakar yang cukup parah. Sementara itu sisanya... ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan tubuh hangus terbakar, bahkan karena tubuh mereka yang sudah hangus wajah mereka pun sudah tidak dapat dikenali lagi..."

Naruto mengeraskan ekspresinya saat hendak melanjutkan ucapannya. Wajah Naruto terlihat seperti orang yang berusaha menahan kesedihannya. Dan dari ekspresi Naruto tersebut, Sakura dan Rias bisa menebak kalau salah satu dari korban jiwa dalam kebakaran tersebut adalah orang-orang yang dia sayangi. Namun mungkin karena privasi, Naruto tidak mengatakannya.

Suasana pun menjadi hening sesaat. Baik Naruto, Sakura, dan Rias belum ada yang memulai kembali obrolan mereka. Ketiganya masih terdiam dalam kesunyian. Bersamaan dengan hal tersebut, angin kemudian mulai berhembus sedikit lebih kencang dari yang tadi. Naruto pun memakaikan kembali sarung tangan di tangan kanannya yang penuh dengan bekas luka bakar.

"Maaf, kalau aku terlalu banyak bicara pada kalian"

"Tidak apa-apa"

Mereka bertiga kemudian segera membereskan barang-barang meraka masing-masing

DIDEPAN GERBANG SEKOLAH

Hari sudah semakin sore, jam menunjukan pukul 16:00. Didepan gerbang sekolah SMA Konoha yang terkenal di Tokyo, terlihat tiga orang pelajar yang baru saja menghabiskan waktu mereka diatap sekolah.

Yang pertama adalah Haruno Sakura, gadis berambut merah muda yang berada ditengah-tengah. Rambutmerah muda tersebut kini ia ikat pada bagian belakan, dan membentuk gaya rambut ponytail. Dia juga memiliki mata yang berwarna hijau seperti permata yang indah.

Yang kedua adalah Rias Gremory, gadis berambut merah ruby yang diabiarkan tergerai bebas. Matanya juga memiliki wanra mata yang sama dengan Sakura, hanya saja lebih indah. Dan bisa dikatakan bahwa panmpilannya terlihat anggun meski memakai seragam sekolah.

Dan yang terakhir adalah satu-satunya laki-laki diantar mereka bertiga. Dialah Uzumaki Naruto, pemuda bersurai pirang dengan jambang yang dibiarkan memanjang, matanya berwarna biru sebiru batu safir. Dan juga tiga tanda wisker di kedua sisi pipinya membuat keunikan tersendiri pada wajahnya.

"Eto... Sakura-san!"

"Apa?"

"Terima kasih karena sudah memberiku makan, walau itu cuma sisa makan siangmu"

"Tidak perlu berterima kasih, seharusnya aku meminta maaf karena malah memberimu sisa makan siangku"

"Tidak apa-apa, walau pun begitu, aku sangat berterima kasih padamu, ternyata kau gadis yang baik, Sakura-san"

"..."

Mendengar Naruto mengakati dirinya adalah gadis yang baik, wajah Sakura jadi sedikit memerah. Rias kemudian mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dan hasilnya dia berhasil mendapat perhatian dari Naruto.

"Ada apa, Rias-san?"

"Naruto-san, boleh aku bertanya?"

"Ha'i"

"Kau berada dikelas mana?"

Mereka kemudian mengehntikan langkahnya saat melihat Naruto berhenti ditengah jalan. Sakura dan Rias hanya menatap datar Uzumaki tersebut. Disisi lain Naruto pun menghirup nafas panjang dan memutuskan unntuk memberitahu mereka kalau sebenarnya dia baru bisa dapat kelas esok hari.

"Eh! Jadi kau baru masuk kelas besok, lalu apa saja yang kau lakukan disekolah har ini?"

"Hehehe, sebenarnya hari ini aku hanya mengurus surat kepindahanku saja, lalu kupikir karena mumpung disini aku memutuskan untuk melihat-lihat dulu, namun seharian ini aku hanya menghabiskan waktu diatap sekolah saja" ucap Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

Sakura mengangguk paham, ternyata Naruto baru bisa dapat kelas esok hari. Jadi itulah alasa mengapa saat jam istirahat tadi dia berkeliaran disekitar sekolah dengan sambil membawa tasnya. Sakura kemudian menengok kearah langit yang sudah mulai senja.

"Gawat, sudah mulai senja, aku harus segera pulang" ucap Sakura

"Aku juga sedang banyak tugas" ucap Rias

"Kalau begitu sampai ketemu besok, minna"

Sakura mengucapkannya sambil berlari menjauhi Naruto, disisi lain Rias pun juga mempercepat jalan kakinya menuju kerumah. Sementara Naruto terus memandangi mereka berdua secara bergantian sampai menghilang dari pandangannya. Naruto terus menatap datar kearah Sakura pergi tadi. Sebelum dia membalikan badannya dan berjalan menuju kerumah

"Maa, maa... aku juga sebaiknya segera pulang"

Naruto pun berjalan pulang dengan sebelah tangan yang dimasukan kedalam saku celana dan satunya lagi memegang tas miliknya sendiri

AND CUT~

Etto... halo semuanya, ini merupakan fic keduaku. Namun berbeda dengan fic ku yang pertama, yang ini sama sekali gk ada unsur fantasy, sci-fi, atau apalah itu. Dan berarti disini Naruto itu hanya manusia biasa. Dan saya peringatkan kembali, disini bakalan banyak karakter Nisekoi dan SAO, dan kalau tidak suka sebaiknya nggak usah ngereview

Yah itu aja, semoga fic ini bisa lebih disukai banyak orang

Amiiin...

.