Menjadi seorang super hero tak semudah kelihatannya. Ada saatnya harus memilih di antara menyelamatkan dunia ataukah menepati janji dengan teman yang sudah seringkali ia kecewakan. Inilah saat sang super hero elemental mengalami dilema dalam hidupnya. / Canon / Fictogemino / Based on BoBoiBoy The Movie /
.
.
.
BoBoiBoy/BoBoiboy Galaxy Animonsta Studio
Teenager
General - (?)
Canon, Fictogemino, Out of Character, Full of Typo's, Random Dialogue, Meditation, etc.
.
.
A/n : Fictogemino adalah sebuah fiksi kembar yang metode pembacaannya bisa dibaca dari atas ke bawah seperti biasa maupun sebaliknya, dari paragraf bawah ke paragraf atas.
Yang artinya, pemilihan diksi di antara kalimat satu dan lain harus tepat serta padu agar ceritera dapat melebur dengan kalimat sesudah maupun sebelummya.
.
.
Dilemma of the Gods Super Hero Elemental by littlecarnation_
.
.
.
Helaan napas berat dikeluarkan BoBoiBoy bersama perasaan sedih yang terpantul di sepasang bola mata cokelat madunya.
"Aku hanya ingin menolong orang saja, jadi seperti ini pula."
BoBoiBoy masih duduk termenung di halte bus, walau senja hari sudah mulai beranjak terganti malam. Di hadapannya masih terhampar segala peralatan bekas berkemah yang digelar keempat teman dan robot bundar kesayangannya saat menunggu dia yang tak kunjung tiba.
"Kau tahu tidak, sudah sepuluh kali kau rencanakan perjalanan kita!"
Saat ini BoBoiBoy merasa dilema. Di satu sisi, ia berperan sebagai seorang pahlawan yang harus sigap menyelamatkan keadaan. Akan tetapi, di sisi lain ia pun berperan sebagai teman yang seharusnya bisa meluangkan waktu bersama sahabat yang terlampau sering ia kecewakan.
"Yang aku dengar hanya alasan, alasan, alasan!"
Bukankah ... tugas utama seorang super hero ialah menolong orang yang sedang kesusahan?
"Tapi ... kau sudah janji, BoBoiBoy."
Bocah laki-laki dengan topi dinosaurus terbalik duduk lesu sembari menggoyang kedua kakinya yang terlayang beberapa sentimeter dari tanah perlahan mengikuti arah angin sepoi-sepoi. Kilasan ungkapan kekecewaan rekannya berkelana bebas dalam benaknya.
"Yey ... sudah sampai si Raja Lambat."
Sepasang hazel menengadah menatap hamparan jingga dengan pandangan tak terfokus. Manik itu seperti tengah terbang jauh menerawang ke angkasa lepas di mana gumpalan awan berhembus lembut nun beriringan.
"Kau ini tak memikirkan tentang Ochobot, kah?"
Membantu polisi yang tengah kesusahan dalam mengejar perampok tidak termasuk kesalahan fatal, kan? Bepecah tiga untuk melawan Adu Du, menyelamatkan seorang nenek dan mengejar perompak tidaklah salah, kan?
Pedang merah kembar berdesing nyaring di kala beradu dengan metalik si robot besi ungu, menghasilkan suara denting-denting yang semakin menjadi saat aliran listrik berpendar merah turut serta meramaikan suasana.
Merenungi kembali kejadian hari ini kini tengah di lakukan sang super hero pemilik kuasa elemental. Mencoba mencari letak kesalahan yang harusnya bisa dielakkan hingga semua tak perlu berakhir buruk seperti ini. Mungkinkah penyebabnya adalah kilasan yang baru saja terbesit dalam kepalanya?
Hoverboard Taufan terpacu semakin cepat mengikuti derai tawa sang pemilik yang semakin pecah di kala tengah mendorong belakang sepeda seorang wanita tua yang mengejar para perompak penghancur belanjaannya.
Hati kecil BoBoiBoy sebenarnya mengakui jika ia memanglah pantas mendapatkan perlakuan dingin seperti ini setelah apa yang ia lakukan pada teman baiknya. Tapi, tetap saja. Apa ia patut, disalahkan seratus persen karena insting dan hati nuraninya yang refleks saja aktif melihat orang lain kesusahan di depan matanya?
Golem Tanah terpanggil tepat waktu menahan mobil tangki yang terguling saat kejar mengejar antara mobil polisi dan mobil perompak. Kalau saja Golem Tanah terlambat, sudah dipastikan beberapa nyawa akan melayang dan jalan utama akan mengalami kemacetan panjang.
"Maaf ... aku gagal sebagai seorang teman."
.
.
.
[Silakan dibaca ulang dari paragraf akhir hingga ke paragraf awal]
Kalau saat kemunculan perdana saya membawa fiksi dengan 27k+, kemudian diikuti ceritera kedua yang bertemakan re-telling ... kali ini saya kembali dengan sebuah fiksi kembar atau fictogemino!
Saya cuma mampu nulis 430 kata di luar embel-embel. Pendek, memang. Jujur aja, bagi saya nulis fictogemino segitu udah luar biasa susah, karena syarat utama ialah sang penulis harus pintar memilih kata-kata yang boleh nyampur sama atas-bawahnya.
Kalau ternyata masih ada kata-kata yang kurang sreg silakan corat-coret dalam kolom komentar. Saya akan dengan senang hati menelaahnya agar bisa jadi pelajaran bagi saya selanjutnya.
(Psst! Ini baiknya digolongkan genre apa, ya? Masukannya jika berkenan!)
Salam hangat di balik tirai hujan,
Lilcarn, Bengkulu-Indonesia. Sabtu, 24 Maret 2018.
