MARK X RENJUN
.
BELOVED
.
AUTHOR SIDE
.
.
Mark baru saja membuka pintu asrama Dream dan U. Mengganti sepatunya dengan sandal rumah yang terletak di sana. Mark melanjutkan langkah masuk ke dalam, namun berhenti pada langkah ketiga. Mark kembali ke foyer, mengambil sepatunya dan memasukkannya ke dalam lemari di sana.
"Dia akan menggantungku jika foyer nya berantakan.." Mark berujar pada dirinya sendiri dan kali ini dengan nyaman masuk semakin dalam ke asrama itu.
Tata ruang asrama ini dan asrama 127 tidak terlalu berbeda. Mark berhenti di ruang tengah. Ragu melihat tangga ke bawah. Kakinya mengetuk lantai.
"Astaga!"
Mark langsung menoleh ke asal suara saat mendengar seruan itu. "Morning.." tangan pria itu terangkat saat melihat Ten yang masih mengusap dadanya.
"Mark?" Kun yang berada di area sama dengan Ten lebih tenang menyambut Mark.
"Hai, Ge.." sapa Mark.
"Apa yang kau lakukan sepagi ini di sini?" Mark menolehkan kepalanya ke arah tangga. Mata bulatnya kini bertambah besar.
"Sejak kapan kau di sini, Youngho hyeong?"
Bibir pria tinggi itu tercebik. Tangannya masih mengusak rambut basahnya dengan handuk. Johnny melangkah ke arah Ten dan Kun. Mereka di dapur.
"Semalam. Tengah malam dia masuk ke asrama kami seperti pencuri.." jelas Ten. "Kau sudah sarapan?" Ten bertanya pada Mark, bukan pada Johnny yang sudah mulai mendekatinya tak jelas.
Mark menggeleng. "Belum. Aku keluar asrama sebelum Tae hyeong masak.." balas Mark.
"Sarapan bersama saja.." Kun bersuara denga kepala menoleh ke belakang sesaat. Sibuk dengan wajannya.
"Apa yang kau lakukan sepagi ini di asrama orang, Mark?" Johnny masih belum mendapatkan jawabannya.
"Hampir sama dengan tujuanmu kemari. Aku akan membangunkan yang lain.." Mark bergegas turun ke bawah.
"Ku harap kau benar membangunkan Renjun. Jangan mengajaknya tidur kembali!" seru Johnny keras.
Mark hanya menggeleng dan berbelok ke kanan. Posisi kamar Renjun dan Jeno sama dengan kamar Mark dan Doyoung di asrama 127. Mark sudah di depan pintu, ingin mengetuk namun tangannya tertahan saat pintu sebelah terbuka.
Jeno keluar dari sana. Mark tersenyum lebar.
"Dia sendiri?" Mark bertanya singkat seakan Jeno mengerti.
Jeno mengangguk dengan wajah mengantuknya.
Mark mencoba untuk memutar engsel pintu, dan tidak terkunci.
"Jangan menahannya di dalam kamar.." seru Jeno yang sudah berlalu menuju kamar mandi.
Mark tidak menghiraukan dan membuka pintu. Senyum Mark mengembang saat disambut oleh senyum lain di dalam kamar.
"Morning.." sapanya dan menutup pintu di belakang tubuhnya.
"Morning.." balas suara yang masih sedikit serak itu.
"Baru bangun?" Mark mendekat, menarik kursi di meja belajar dan duduk di hadapan si manis.
Renjun mengangguk pelan dan mengangkat ponselnya di hadapan Mark. "Ini apa?" tanyannya.
Mark mengambil ponsel Renjun, melihat lebih jelas apa yang tergamabar di layar sana. "Your Photos, voice note. And, my message of course.."
Renjun mengambil ponselnya kembali. "Untuk apa melakukan itu?" Renjun sekilas melihat ponselnya lagi. "Hampir tengah malam. Kau tak langsung tidur setelah menelponku?"
Mark bersandar pada kursi. "Apa ini yang kudapat setelah mengirim hal manis seperti itu?"
Renjun memejamkan matanya sesaat, mengulum bibirnya sebelum membukannya. "Terima kasih untuk hal manis itu. Tapi kau tak harus melakukannya tengah malam. Kau pasti lelah karena acara kemarin.."
Mark mengambil tangan yang lebih kecil itu. "Sebenarnya aku lelah dan ingin langsung tidur selesai aku menelponmu. Ini semua salah Doyoung hyeong.."
Renjun mencubit punggung tangan Mark. "Menyalahkan orang?!" mata indah itu mendelik tak suka.
"Kalau saja Doyoung hyeong tidak mem-posting sesuatu di twitter. Aku tidak akan terjebak di dunia itu untuk mencari foto kekasihku.." Mark memberikan pembelaan.
Renjun bergerak sedikit mendekat. Melapas satu tangannya dari genggaman Mark. Jemari kurus itu terangkat untuk menyentuh bawah mata Mark. "Ini menyeramkan. Kau harus menggunakan concealer untuk menyamarkannya.." jelas Renjun sebelum matanya bertemu dengan milik Mark.
Mark tersenyum tipis dan menggenggam tangan yang berada di wajahnya. "Kau pantas untuk disayang semua orang.."
"Kenapa tiba-tiba mengatakannya?" mata itu bergitu teduh menatap Mark.
Mark mengakat sedikit tubuhnya untuk membubuhkan satu kecupan di dahi si manis. "Hanya ingin kau tau seberapa pentingnya dirimu untuk sebagian orang.."
Renjun menggeleng pelan "Aku masih merasa tidak pantas mendapatkannya. Aku masih jauh dari-" Renjun mengigit ujung lidahnya dan menatap Mark sedikit ragu.
"Jauh dariku?" tanya Mark.
Renjun mengangguk "Ya.."
"Hanya karena perusahaan memperlakukanmu seperti itu, bukan berarti kau harus merasakan seperti itu, sayang.."
"Tapi seperti itu kenyataannya. Aku belum pantas untuk.." Renjun membasahi bibirnya. "Untuk disayang semua orang.."
"Satu hal yang pasti. Ada satu orang yang merasa kalau kau pantas mendapatkan kasih sayang dan cinta darinya. Dan itu aku. Kau pantas mendapatkan kasih sayang dan cintaku.."
Renjun terkekeh kecil dan menyentuh ujung hidung Mark "Ini masih pagi, Mark Lee.."
"Lalu? Kau ingin melakukan sesuatu?" alis tebal itu terangkat sebelah dengan senyum miring mengikuti.
"Kita di Korea Selatan. Umurku belum legal di negara ini. Jika kita di Cina, kau bisa melakukan apa yang ada dikepalamu itu.." Renjun mendorong wajah Mark menjauh.
"Apa yang ada dikepalaku menurutmu?" kembali dia mendekat.
"Ini masih pagi untukmu menggodaku.."
"Aku tidak menggodamu. Kau merasa tergoda? Bukan sebalikanya kau yang menggodaku?"
"Apa lagi ini?!" suara itu berseru kesal. Tangannya menarik Mark dari tempatnya untuk menjadi ke samping Renjun.
Seperti suatu kebiasaan, kedua pasang tangan itu langsung melingkar ditubuh pasangannya. "Kau yang menggodaku kemarin malam.."
"Aku melakukan apa sampai kau mengartikan aku menggodamu, hm?" tanya Renjun yang memejamkan mata. Kepalanya bersandar di pundak Mark. Tangan yang lebih besar mengusap lembut rambut Renjun.
"Kau tersenyum begitu cantik tapi bukan untukku.."
"Aku tersenyum untuk penggemarku. Yang juga memberikan kasih sayang dan cintanya untukku. Benar, kan?"
Mark menjatuhkan satu kecupan di atas kepala Renjun. "Sekarang kau tau bahwa bukan hanya aku yang menyayangi dan mencintaimu?"
Renjun mnegeratkan pelukannya pada Mark.
"Kau selalu mengatakan pada dirimu sendiri jika dunia tersenyum cerah padamu. Maka aku mewakili orang-orang yang mencintaimu mengatakan, senyummu lebih mencerahkan dunia kami.."
"Keju.."
"Cheesy.."
"Aku mengatakan keju.."
"Terserah apapun yang kesayangan Minhyung katakan.."
"Kau menyebalkan.."
"Apa sebaiknya aku menjadi ketua perkumpulan untuk para penggemarmu?"
"Kau tak akan melakukan hal yang akan membuat karirmu hancur.." celetuk Renjun.
"Asal kau tau, memilih egois mencintaimu dengan cara berbeda salah satu langkah menghancurkan karirku.."
"Lalu kau ingin kembali menjadi normal?"
"Jika kau menjadi perempuan.."
"Berimajinasi pun itu tidak akan mungkin.."
Mark melepas pelukannya, tangannya mengangkup wajah kecil itu. "Kenapa wajahmu kecil sekali di tanganku?"
"Karena tidak besar. Lepaskan tanganmu!" Renjun memaksa tangan itu terlepas, tapi Mark menahan lebih keras. "Aku akan berteriak jika kau tak melepaskannya. Ini sakit! Aku akan memanggil Youngho hyeong.."
"Kau tau dia menginap di sini?"
"Bahkan mereka tidak tidur.." Renjun memukul tangan Mark tanpa henti.
Mark menarik tangannya tapi pukulan Renjun belum berhenti sampaiā¦.
PLAK
Renjun menampar wajahnya sendiri.
Mulut Mark terbuka. Mata Renjun terpejam. Dengan cepat Mark mengusap pipi memerah Renjun. Kekasih Mark itu putih, jadi merah diwajahnya dengat cepat terlihat jelas. Entah dapat cara darimana, Mark menciumi pipi Renjun.
"Kenapa mencium pipiku?" Renjun mendorong wajah Mark.
"Mungkin saja jadi lebih baik.."
"Tidak ada pengaruhnya.."
"Jika kau terus seperti ini, lebih baik aku bersama Donghyuck atau Jaemin.."
"Kau fikir mereka sepertimu?"
Pintu terbuka sebelum Mark menjawab.
"Kiddo, time to breakfast.." Johnny berada di ambang pintu.
"Kami segera ke sana.." Renjun berdiri dan Johnny menutup pintu kembali.
Mark menahan tangan Renjun dan menarik si kecil menghadapnya. "Morning kiss.." Mark mengambil apa yang diinginkannya dari Renjun.
Mark mengeratkan peganggannya pada pinggang Renjun saat kekasihnya membalas.
TOK TOK
"MINHYUNG-SSI..!" suara berat Johnny memutus kontak tubuh mereka.
"Kami segera ke atas.."
"Ayo ke atas.." Renjun berjalan lebih dulu ke arah pintu.
"Kau yakin?"
"Yakin?" Renjun berbalik dengan pintu kamar terbuka. "Tentu saja yakin karena aku lapar sekarang.."
"Apakah bibirku tidak bisa melepas laparmu?"
"Jangan bicara omong kosong disaat pasanganmu kelaparan.."
"I love you.."
"Aku tau.."
"You look so beautiful in white to-"
"Sekarang sudah pagi.."
"Tapi liriknya seperti itu.."
"Mark, berhenti menganggu menantuku.."
"Tapi dia anaknya Taeyong!"
"Ya. Mark anakku dan Taeyong!"
"Tapi kau kekasihku!"
.
.
.
END
.
.
.
a/n : HALLO!
Aku balik dengan kapal baru. Kemarin pas baru ada di fandom ini, bener banget. Nyari bias dari 18 orang itu susahnya bikin puyeng. Tapi ternyata nyari kapal diantara mereka lebih susah lagi, eh. Kalau yang baca The Triangle. Di sana aku bikinnya Markhyuck. Ini tiba-tiba jadi Markren. Mereka kebanyakan kapal yak. Aku sih terjebak diantara hubungan dreamies, kecuali sungle ya. itu 5 orang hubungannya enak banget diacak-acaknya. kalau di kakak-kakak mereka, aku suka grup NCT LIFE CHIANG MAI. wah itu juga enak ngacak-ngacak hubungan 5 orang itu.
Tapi kayanya aku bakalan ada di kapal ini lebih anteng deh. Selain, Nomin, Johnten, dan Jaedo. Ini pertama kalinya aku bikin FF aku relain bias aku jadi bottom. Selama ini bias aku yang selalu jadi bottom di FF orang, pasti aku jadiin semanly manly nya laki di FF aku sendiri. contohnya Renjun di The Triangle.
Di acara fan party kemarin. Apalagi pas chewing gum. Aduh Marknya mantu-ebel banget dah buat anak mama. Sebenernya Jaemin juga sih.. Tapi Mark aja deh.. Heheheh
DAN..
Ini bukan FF dengan pemikiran panjang. Jadi aku ada ide langsung bikin. Jangan berharap terlalu banyak. Ini bisa jadi chapter tunggal, atau banyak oneshoot. Belum ada yang tau.. heheheh..
Byebye
Salam, Mama nya Huang Renjun.