Naruto to Sona Tomoni iru

Crossovers:NARUTO Road to Ninja, High School DxD

Charakter:[Naruto Uzumaki,.Sona Sitri]

Genre: Romance, Supranatural, School

Episode 1

Disaat Naruto berhasil mengalahkan Obito, dipertarungan dalam dunia cermin atau Gente Tsukoyomi, Naruto dan Sakura menghilang dan kembali ke dunia mereka yang sebenarnya, atau itulah seharusnya, karena yang pulang ketempat asalnya hanyalah Sakura sedangkan Naruto hilang entah kemana, Sakura dan para penduduk desa langsung geger mendengar hilangnya Naruto setelah dibawa dan memenangkan pertarungan di dunia Gente Tsukoyomi.

Di sebuah kamar mandi, yang dipenuhi kabut.

{Blaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrr!} suara benda jatuh terdengar di ruangan itu, seulet bayangan hitam menatap bingung dan keluar dari gorden penutup, terlihatlah seorang gadis bertubuh sedang, lalu oppai kecil, mata Violet, dengan kacamata bulat berambut hitam pendek sebahu memasak ekspresi kaget karena atap kamar mandinya berlubang dan saat ia menatap ke arah lain terlihat ada lelaki berambut pirang, mengenakan jaket orange hitam pingsan di kamar mandinya.

Gadis itu mengedutkan matanya berkali kali seolah ia tidak bisa mengerti situasi yang terjadi sekarang ini, ia terlihat seperti memeriksa lelaki yang pingsan dikamar mandinya.

"Dari auranya dia hanya manusia biasa, bagaimana bisa dia ada disini, dan apa yang terjadi padanya, apa dia jatuh dari pesawat" ucap gadis itu memberikan Opini tidak masuk akalnya itu, ia memeriksa nafas pemuda berambut pirang dengan bandana yang belapis besi pada bagian depannya dan berlambang lingkaran aneh seperti daun.

Gadis itu pun membawanya ke ruang tamu di sana ia menyelimuti pemuda tersebut lalu ia langsung mengenakan pakaian dan kembali ke kamarnya, ia tidur dikamarnya, ia akan mencoba bertanya baik baik pada pemuda yang merusak atap kamar mandinya itu.

Kembali ke pemuda misterius.

"Egh, dimana ini?" gumamnya, sambil lirik kiri lirik kanan, "Kamar ini gelap sekali" gumam pelan pemuda itu sambil melihat ke arah yang cukup terang, yaitu kaca, kenapa terang karena nyala lampu diluar ruangan itu masuk melalui kaca ruangan, "Kelihatannya ini bukan konoha, dimana aku?" gumamnya mencoba kembali mengingat setiap kejadian yang ada, namun nihil, yang ia lakukan hanyalah sesuatu yang membuat kepalanya sakit, yang ia ingat hanya nama, yah ia hanya mengingat namanya semata, tidak lain tidak bukan, setelah nama tak ada lagi yang ia ingat, mungkin akibat benturan keras di kepalanya.

"Kenapa aku ada disini? Apa ini rumahku? Arrgh, Kenapa susah sekali mengingat siapa aku? Kenapa hanya nama yang aku ingat?" gumam tanya pemuda berambut pirang dengan tiga garis tipis di pipi kiri dan kanannya.

Ke esokan harinya.

Gadis pemilik rumah langsung bangun dan keluar kamar, dan didapatinya pemuda yang tadi pingsan tengah menatap seluruh ruang tamu dan melihat poto keluarganya pandangan kosong.

"Jadi bisa kau katakan siapa kau dan bagaimana kau bisa menghancurkan atap kamar mandiku?" tanya gadis berambut hitam pandek berkacamata bulat mata violet, tinggi mencapai bahu pemuda itu, dada yang juga hampir rata sebagai perempuan.

"Namaku Naruto, Uzumaki Naruto dan selebihnya aku tidak tau atau tidak ingat, setiap kali aku berusaha mengingat siapa aku kepalaku terasa sakit, yang bisa aku ingat hanyalah nama dan hanya nama" jawab Naruto sedikit sedih karena ia tidak mengetahui banyak tentang dirinya sendiri, ia hanya ingat namanya saja, gadis yang bertanya hanya bisa menghela nafas karena mendengar jawaban Naruto.

"Baiklah aku mengerti Uzumaki-san, aku Sona Sitri, akan terus bersamamu sampai ingatanmu kembali" ucap Sona pada Naruto.

"Benarkah apa yang kau ucapkan?" tanya Naruto.

"Hn, setidaknya sampai kau mempelajari banyak hal dan bisa hidup mandiri" tambah Sona lagi pada pemuda berambut pirang jabrik dihadapannya yang bernama Naruto.

"Oh iya mumpung hari ini hari minggu, saat yang baik aku akan mengajarkanmu beberapa hal dasar yang harus kau pelajari agar bisa bertahan hidup" ucap Sona, Naruto pun tertegun dan akhirnya belajar bersama Sona, yah, Sona mengajari beberapa hal misalnya, cara memegang sumpit, cara berpakaian, mandi, makan dan memasak, sebenarnya Sona benar benar agak gimana gitu ngajarin Naruto mandi dan ganti pakaian, namun apa boleh buat Naruto memang orang yang hilang ingatannya, ia bahkan tidak malu ketika melihat Sona telajang atau malah sebaliknya Sona melihat Naruto telanjang.

Sona juga melihat hal itu tersenyum manis, melihat ke ingin tahuan Naruto yang semakin besar, Sona mulai mengajari Naruto beberapa ilmu pengetahuan dari buku anak SD, hanya dalam satu menit Naruto menguasai semua materinya, lalu buku buku SMP dan SMA berserta ilmu pengetahuan lain dapat Naruto kuasai dengan cepat dari sana Naruto sudah mengetahui tentang norma dan hukum berserta ilmu agama yang baik, ia langsung meminta maaf pada Sona soal kejadian ia di ajari mandi dan ganti pakaian, Sona tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan Sona merasa senang Naruto ada di rumahnya, karena Rumahnya serasa rame walau hanya dua orang, yah taukan sifat Naruto yang hiperaktif apa lagi sifat ingin taunya waktu itu, Naruto sangat sangat polos.

"Uzumaki-san ingin kemana?" tanya Naruto.

"Mencari tempat tinggal, aku rasa aku tidak bisa terus merepotkanmu, Sitri-san" jawab Naruto, Naruto telah mendapatkan banyak Ilmu dari perpustakaan pribadi Sona Sitri, perasaan tak rela ada di lubuk hati gadis bernama Sitri dia memikirkan banyak cara agar remaja itu tidak pergi jauh darinya.

"Anu Uzumaki-san apa kau sudah punya kartu identitas?" tanya Sona, Naruto menggeleng ketika mendengar pertanyaan itu, jujur meskipun ke ahliannya sudah segudang ia tidak punya kartu identitas semacam KTP ataupun kartu pelajar dan surat menyurat lain, apalagi uang.

"Apa kau ingin membuatnya, jika kau mau aku akan membantumu, dan juga aku akan membantumu mencari rumah atau penginapan, tempat kerja dan sekolah untukmu" jawab Sona pada Naruto, Naruto hanya mengangguk dan menurut.

Oh iya Naruto tidak tau kalau Sona gadis yang dekat dengannya selama beberapa hari ini adalah iblis dan bukan manusia, Sona selalu merahasiakannya, Saat sampai di tempat pembuatan kartu identitas, Sona menggunakan Hipnotisnya untuk mempermuda adminitrasi, dengan cepat Naruto menulis namanya, yaitu Naruto Uzumaki, nama ibu Naruto menulisnya Kushina Uzumaki dan nama ayah Minato Uzumaki.

"Hn karangan yang bagus" gumam Sona mengingat Naruto masih belum ingat siapa dirinya jadi sungguh hebat kalau Naruto bisa menentukan nama untuk orang tuanya.

"Entahlah, aku hanya terpikirkan nama ini sebelumnya, aku juga tidak tau ketika melihat pertanyaan ini nama itu terdengar di telingaku" jawab Naruto.

"Kau lahir tanggal berapa?" tanya Sona ia mencoba membantu Naruto.

"Aku tidak ingat Detilnya tapi, aku ingat aku lahir pada 10 Oktober selebihnya aku tidak tau" jawab Naruto lagi, dan akhirnya setelah sekian lama menunggu, beberapa kartu telah siap, seperti KTP dan Kartu keluarga, lalu berikutnya adalah pekerjaan, Naruto belum bisa melamar pekerjaan jika tidak memiliki ijasah, maka dari itu Sona membuat Ijasah palsu dan juga Raport palsu menggunakan kekuatannya, Akhirnya Naruto di terima kerja paruh waktu di sebuah Cafe sebagai koki, lalu Naruto juga disekolahkan atau di daftarkan oleh Sona ke Sekolah Kouh, berikutnya Sona mendapatkan Apertemen yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya untuk Naruto, selebihnya terserah Naruto.

Ke esokan harinya.

Terlihat Naruto dan Sona berangkat sekolah bersama, mereka berdua berjalan kaki berbarengan.

"Ne Sitri-san" panggil Naruto yang tidak suka suasana canggung yang melanda mereka berdua sehingga ia yang pertama memulai pembicaraan sebagai lelaki.

"Hn ada apa Uzumaki-san?" tanya Sona dengan nada datar, sambil fokus ke jalan.

"Terimakasih untuk semuanya, aku bisa seperti ini karena bertemu denganmu, aku tidak tau akan jadi seperti apa aku jika orang lain yang aku temui, kau sangat baik dan sangat sabar padaku, kau mengajariku dengan tulus, seperti halnya seorang guru, kau selalu ada bersamaku layaknya seorang kakak, aku tidak tau harus membalas kebaikanmu dengan cara apa" ucap Naruto memecah kecanggungan ini.

"Kau tak perlu melakukan apa apa, tinggal tunjukan kalau kau, bisa menjadi orang sukses di kemudian hari sudah cukup untukku" jawab Sona sambil tersenyum.

"Arigato"

Setelah sekian lama mereka berjalan sambil bicara.

Akhirnya mereka sampai di sebuah halte bus sekolah dan menunggu bus sekolah singgah, ketika Bus sampai mereka berdua masuk berbarengan, lalu saat sampai ke sekolah Naruto dan Sona langsung turun dan menuju sekolah, semua murid disana menatap ke arah Naruto dan mulai berbisik yang macam macam, mereka tidak berani berucap keras keras karena ketua Sona Sitri sang ketua OSIS yang paling tegas ada bersamanya.

"Uzumaki-san aku akan mengantarmu ke kantor kepala sekolah, selanjutnya kuserahkan pada kemampuanmu sendiri karena aku ada banyak urusan" ucap Sona pada Naruto.

"Em percayakan padaku Sitri-san!" sahut Naruto dengan semangat dan gaya bangganya.

"Satu lagi Naruto kau harus berkelakuan baik, aku tidak mau mendengar kabar sekali saja tentangmu melakukan kenakalan seperti membaca buku terlarang dan mengintip orang" ucap Sona, Naruto tau betul maksud Sona hanya mengangguk, ia telah bersumpah untuk tidak memutar membuka atau membaca sesuatu yang berbau porno lalu mengintip perempuan yang sedang mandi.

"Tenang saja Sitri-san, bukankah aku telah bersumpah untuk tidak melakukan kenakalan itu dan itu terbukti dimana aku bersaha mati matian untuk tidak mengintipmu saat dikamar mandi" jawab Naruto, sedangkan Sona hanya mengerut kan matanya.

Sesampainya di kantor kepala sekolah.

"Kepala sekolah" panggil Sona, sedangkan Naruto hanya menatap ke arah kepala Sekolah.

"Ada apa kau datang kemari Sitri-san?" tanya Kepala Sekolah bingung akan kedatangan ketua OSIS, karena rasa rasanya jarang sekali ia kemari karena biasanya ia hanya datang untuk menangani pelanggar hukum (membawa pelaku ke kantor kepala sekolah untuk mendapatkan usulan hukuman yang pantas).

"Ah tak apa apa, aku datang kemari untuk mengantar murid baru ini, ke kantor anda untuk mengetahui dimana kelasnya, Uzumaki-san silahkan masuk, saya harus ke tempatku bekerja" ucap Sona dan pergi meninggalkan Naruto sedangkan Naruto hanya diam dan menuruti perintah Sona dengan masuk kedalam Kantor kepala Sekolah.

"Jadi kau yang namanya Uzumaki Naruto?" tanya sang kepala Sekolah.

"Yah begitulah Kepala Sekolah-sama" jawab Naruto dengan rasa hormat.

"Kau kelihatannya anak baik, baiklah, mungkin sebelum kamu masuk kelas ada baiknya kita melakukan tanya jawab" ucap kepala Sekolah.

"Hm boleh juga" gumam Naruto, kepala sekolah itu sedikit tersenyum mendengarnya.

"Jadi Naruto-san, apa yang membuatmu mau bersekolah disini?" tanya kepala sekolah mencoba untuk akrab dengan Naruto.

"Itu karena Sitri-san yang menawarkan aku untuk bersekolah disini, sungguh aku tidak bisa menolak permintaan gadis baik seperti dia" jawab Naruto dengan santai.

"Hooooh" gumam kepala Sekolah sambil senyum senyum sendiri 'Masa muda yang cerah bocah, tapi, jujur saja aku sedikit terkejut ada yang nyaman bersama Sitri-san' tambah batin kepala sekolah.

"Anu, Naruto kalau boleh tau siapa yang menjadi Walimu?" tanya sang kepala Sekolah "Dan sejak kapan kau mengenal Sitri-san dan berapa lama kau pernah bersamanya?" tanya tambahan sang kepala sekolah.

"Aku hm, selama ini aku yatim piatu, aku hidup seorang diri dengan perjuanganku, lalu Sitri-san datang dan merasa iba padaku, ia pun mengajakku untuk tinggal di rumahnya sementara waktu, lalu menajariku berbagai hal, dan ketika aku sudah cukup menguasainya aku pun bekerja di sebuah Cafe, meski hanya kerja sampingan karena aku harus bersekolah tapi itu sudah cukup untukku hidup mandiri, nah setelah itu Sitri-san membelikanku rumah, jadi begitulah aku bisa kenal Sitri-san, soal Waliku aku tidak tau harus menyebut siapa" jawab Naruto.

"Oh tak apa, yang penting kamu ada keinginan untuk bersekolah, yang menjadi penanggung jawabmu aku sendiri, karena aku yakin, orang yang di didik oleh Sitri-san adalah orang baik" ucap sang kepala sekolah.

"Kalau begitu terimakasih Kepala sekolah" ucap Naruto sambil menunduk hormat.

"Sudah sudah, sekarang aku akan memanggil wali kelasmu, karena sebentar lagi jam belajar" ucap kepala sekolah sambil tersenyum, lalu mengambil sebuah telphon dan menekan nomornya.

{Kririririririring}

"Halo, Amira sensei, ini tolong kamu keruanganku, ada murid baru untuk kelasmu, dia menunggu di ruangan" ucap sang kepala sekolah lalu menutup Telphonnya.

Naruto pun tersenyum sambil menunggu sensei yang dimaksud, dan tak lama kemudian pintu terbuka dan terlihat seorang guru wanita berambut putih bergelombang menatap Naruto dengan senyum manisnya.

"Perkenalkan namaku Amira Yuki, panggil aku Amira-sensei" ucap guru wanita itu.

Naruto pun mendatangi sang guru dengan senyuman indah di wajahnya ia berkata.

"Salam kenal Amira-sensei, namaku Naruto, Naruto Uzumaki desu" jawab Naruto dengan senyum manis di wajahnya.

"Yuki Amira, sebentar lagi masuk kelas, jadi cepat bawa dia ke kelasnya" perintah sang kepala.

"Siap kepala sekolah!" seru Amira dan akhirnya guru itu dan Naruto berangkat bersama menuju sebuah kelas, oh iya dalam pendaftarannya Sona tidak mendaftarkan Naruto sebagai murid baru yang masuk di kelas satu namun, ia mendaftarkan Naruto sebagai murid pindahan, dengan begitu Naruto langsung berada di kelas tiga SMA Kouh.

Sesampainya di ruangan kelas 3-B

"Selamat pagi murid murid" sapa Amira sambil tersenyum menyapa murid muridnya.

"Pagi juga Amira-sensei!" sapa para murid dengan riangnya, terlihat satu murid hanya tersenyum, dia adalah gadis berambut hitam pendek dengan kacamata bulat, dia memang seperti kutu buku namun siapa sangka kalau dia adalah ketua OSIS yang paling menakutkan sepanjang sekolah Kouh di jalankan dia adalah Sona Sitri.

"Baiklah murid murid, kita kedatangan murid baru, pindahan dari Amsterdam Akademy Belanda" ucap sang guru sambil melambai, menandakan Naruto boleh masuk.

Dengan tenang seorang remaja mengenakan blazer hitam putih dengan dalaman baju kemeja putih bergaris hitam, celana hitam panjang(Seragam Kouh Akademy), memiliki rambut pirang jabrik, mata yang berwarna biru cerah penuh ketegasan dan keceriaan, kulit berwarna tan dengan tiga garis tipis di kedua pipinya.

"Kyaaa, tampannya"

"Bukannya dia yang bersama Kaichou tadi?"

"Senyumnya menawan"

"Kyaa pria tampan maukah jadi pacarku"

"Mati saja kau pemuda tampan"

Itulah kira kira keributan yang terdengar disana, Sona hanya melebarkan matanya, ia tidak menyangka kalau Naruto akan satu kelas dengan jantungnya berdetak kencang ia merasa gugup, bagaimana mungkin bisa terjadi, kenapa begini? Itulah kira kira isi pikiran Sona namun ia tetap menyembunyikannya dalam wajah datarnya, namun gadis berambut merah dibelakangnya menyadari gelagat aneh Sona, namun ia memilih diam dari pada bertanya karena menanyai Sona itu sama saja seperti bertanya pada patung, kalau pun menjawab jawabannya sangatlah simpel, yaitu: Ini bukan urusanmu, Kau tidak perlu tau dan yang paling parah adalah Hn.

"Baiklah Uzumaki san perkenalkan diri anda" pinta Amira sambil memberikan sebuah Spidol, dengan cepat Naruto berjalan ke papan tulis putih dan menulis namanya.

うずまき ナルト

"Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, semoga kita bisa berteman dengan baik" ucap Naruto pada akhir perkenalannya, dan perkenalan itu disambut dengan baik oleh para siswi Kouh, Amira sebagai seorang guru sedikit menyunggingkan senyumannya.

"Bagi kalian yang punya pertanyaan untuk Uzumaki-san, silahkan bertanya" ucap Amira pada semua murid yang ada.

Semua orang saling pandang dan berpikir untuk menanyakan apa, sedangkan Naruto memasang senyuman manis dan menatap lurus kedepan dan yang ia tatap adalah Sona yang sedang menatapnya dengan senyum tipis.

"Anu Hoby Naruto-san apa?" tanya salah seorang murid.

"Membaca buku di Perpustakaan karena tempat itu sangat tenang" jawab Naruto, jujur ia sangat senang membaca buku di perpustakaan bersama dengan Sona, meskipun sifatnya Hiperaktif dan susah diam, namun kalau sedang fokus dalam membaca buku maka ia akan diam.

Sona juga tersenyum, ia ingat betul pernah mengajak Naruto ke perpustakaan kota dan mengajari Naruto banyak hal disana, banyak materi yang Naruto pelajari, Naruto juga pernah mencoba semua materi yang ia pelajari dalam praktek, dan hasilnya 80% berhasil, karena ada beberapa hal yang tidak bisa ia lakukan.

"Dimana Naruto-san tinggal?" tanya mereka.

"Apertement Kokinju kamar 45" jawab Naruto sambil tersenyum, yang sebenarnya itu Apertement bersebrangan dengan rumah Sona.

"Apa Uzumaki-san punya Handphone kalau punya minta nomornya?"

Naruto tersenyum dan berkata "Sayangnya aku tidak punya hal yang semacam itu" sambil tertawa garing, para murid wanita langsung menghela nafas karena sangat sulit untuk bisa dekat dengan Naruto.

"Anu apa Uzumaki-san punya pacar atau wanita terdekat dalam hidup anda" tanya salah satu lelaki.

"Pacar aku belum punya, tapi kalau wanita yang dekat denganku memang ada" jawab Naruto lagi, sedangkan Amira hanya mengedutkan matanya, mendengar pertanyaan pertanyaan yang di ajukan murid muridnya pada Naruto.

"Siapa itu?" tanya mereka penasaran.

"Hm haruskah aku menjawabnya?" tanya balas Naruto sambil menatap Sona, sedangkan Sona langsung mengalihkan pandangan dari Naruto.

"Harus" paksa para murid.

"Hm dia pakai kacamata, matanya violet, tingginya kira kira setinggi ini" jawab Naruto sambil menunjuk dadanya.

"Rambutnya bagaimana?" tanya mereka.

"Hm rambutnya berwarna hitam khas orang Asia" jawab Naruto lagi lagi melirik Sona, Sona yang tau maksud Naruto hanya bisa diam dan wajahnya terlihat sedikit bersemu.

Mereka semua mengangguk seperti sedang menganalisa ciri ciri orangnya "Apakah keberadaannya sangat berarti untukmu, misalnya kalau dia sedih kau ikut sedih, kalau kau tak bertemu dengannya hatimu rasa tak karuan?"

Mendengar pertanyaan itu Naruto kembali berpikir keras.

"Hmmm bagiku dia sangat cantik dan hebat, dia juga sangat berarti, karena tanpanya aku tidak akan bisa berada disini" jawab Naruto, Sona hanya tersenyum.

"Waaaaah, suguoi" ucap para lelaki "Apa kau tertarik buat harem?" tanya mereka lagi.

"Tidak, aku lebih tertarik untuk, menjadi orang sukses dan hidup bahagia bersamanya" jawab Naruto dan jawaban kali ini mencekal semua pandangan para wanita yang selalu berpikiran kalau lelaki itu sama saja, tak ada yang setia, namun dengan jawaban Naruto kali ini membuktikan betapa setianya lelaki ini pada pasangannya, Gadis berambut merah dan gadis berambut raven di ikat ponitail juga kaget mendengar jawaban Naruto, lalu Sona wajahnya langsung memerah padam karena kaget namun dengan cepat ia tutupi menggunakan buku pelajarannya agar tidak ada yang tau.

"Mah baiklah Naruto kau boleh duduk sekarang, di bangku yang masih kosong" ucap sang guru, Naruto hanya tersenyum dan berjalan menuju ke meja yang sedang kosong dan siapa sangka meja itu ada disamping Sona.

"Selamat pagi Sitri-san tak aku sangka kita sekelas" sapa Naruto.

"A em" jawab Sona pada pertanyaan Naruto dengan gumaman tak jelas sambil menutupi wajah nya yang memerah menggunakan buku.

"Heeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh!" mereka semua kaget karena orang yang Naruto maksud adalah Sona Sitri seorang ketua OSIS.

Waktu istirahat kemudian.

"Sitri-san ada waktu?" tanya Naruto.

"Maaf Uzumaki-san aku ada pekerjaan" tolak Sona dengan halus.

Naruto tersenyum.

"Mah tak apa jika begitu, aku akan pergi ker perpustakaan sekolah, mah itung itung menambah ilmu" ungkap Naruto pada ke inginannya lalu berjalan.

"Tunggu!"

"Hn, ada apa Sitri-san?" tanya Naruto.

"Apa kau sudah tau dimana Perpustakaannya?" tanya Sona pada Naruto.

"Belum, tapi aku akan berusaha" jawab Naruto.

"Kalau gitu, lebih baik aku mengantarmu, kan hanya ke perpus setelah itu aku akan ke ruanganku" jawab Sona, Naruto hanya tersenyum dan mengangguk, akhirnya Naruto dan Sona berangkat bersama, orang orang banyak merasa kecewa akan pemandangan itu karena Naruto sudah punya pacar yaitu ketua OSIS mereka, sedangkan Rias dan Akeno hanya bisa melongo melihat pemandangan di depannya dimana Sona mau mengantar murid baru yang bernama Naruto itu ke tempat yang di inginkannya.

Beberapa bulan berlalu.

Banyak hal yang terjadi, di sekolah itu, sudah sebulan lebih Naruto mendaftar di sekolah itu, kehidupannya sangat berwarna, ia sangat senang mendapatkan seorang penggemar, selain ia ada juga Kiba Youto yang juga memiliki banyak penggemar wanita, namun di hati Naruto ia sangat menyukai Sona, apa adanya karena hanya Sona pilihan hatinya.

Bukan hanya itu banyak gosip beredar kalau Naruto dan Sona itu adalah sepasang kekasih, namun Naruto tidak bisa mengatakan kalau Sona adalah pacarnya karena secara teknik ia belum mengajak Sona berpacaran dengannya, Sona juga selalu sibuk dengan urusan OSIS, membuat ia tidak ada waktu untuk sekedar ngobrol dengan Naruto.

Akhir akhir ini Naruto lebih memilih beristirahat di atap sekolah sambil menulis sebuah cerita di buku yang baru saja ia beli, ia ingin menjadi pembuat novel terkenal, ingatannya tentang kehidupan lamanya sama sekali tidak muncul, ia masih lupa siapa dirinya dulu, namun ia terus menuangkan isi hatinya di buku catatan yang selalu ia bawa dan menatap sendu pemandangan sekolah dari atap gedung, ia mencatat semua kegiatannya, dengan tujuan kalau ia mengalami hilang ingatan satu kali lagi maka ia bisa mengingatnya kembali dengan membaca buku catatan miliknya.

Sona, gadis iblis berkacamata dengan dada kecil ini, sebenarnya sangat ingin terus bersama Naruto, ia tidak tau penyebabnya, apa ia menyayangi Naruto, tidak dari pada disebut menyayangi lebih tepatnya ia jatuh cinta dengan Naruto, namun berbeda dengan iblis kebanyakan yang jatuh cinta pada manusia karena ada sesuatu dalam dirinya yang membuat mereka memakai cara apapun untuk menjadikan manusia itu milik mereka, sedangkan Sona mencintai Naruto karena Naruto adalah manusia, ia mencintai Naruto sebagai manusia, itu sebabnya ia tidak mau menggunakan Evil Pices miliknya untuk mereinkarnasikan Naruto, bahkan ia ingin menjauhkan Naruto dari urusan supranatural, ia bahkan tidak ingin Naruto mencampuri semua urusannya, agar Naruto bisa hidup normal sebagai manusia, ia bahkan melarang Rias untuk merayu Naruto atau mengiming imingi Naruto untuk menjadi iblis.

"Naruto, ternyata kau ada disini" ucap Sona yang tiba tiba muncul di atap gedung sekolah, Naruto pun menatap ke arah Sona.

"Sitri-san kau, sejak kapan ada di sini?" tanya kaget Naruto pada saat menyadari Sona tiba tiba muncul didepannya.

Sona memasang senyum manis dan duduk disamping Naruto.

"Naruto-kun kau kaku sekali, sudahlah, kitakan sudah biasa seperti ini, kita berdua sering meluangkan waktu di atap inikan, meskipun kita tidak selamanya seperti ini atau tidak selalu seperti ini, tapi hari ini aku bisa meluangkan sedikit waktuku untukmu" ucap Sona.

"Kau ini ada ada saja, seolah kita punya hubungan begitu dekat, padahal kitakan cuma teman" ucap Naruto pada saat itu, jujur saat Sona mendengar kata hanya teman ini membuat Sona merasa tidak nyaman, ada rasanya ia ingin menangis, karena semua perhatian yang ia berikan kasih sayangnya pada Naruto hanya dianggap perasaan sebagai teman, namun Sona selalu tegar, ia hanya bisa tersenyum dan menyembunyikan kesedihannya dibalik wajah datarnya.

"Maaaa, sesekali bolehkan" ucap Sona lagi ia sedikit gugup ketika Naruto memandanginya, keringat sebesar biji jagung keluar di dahinya, Naruto lalu tersenyum dan menatap ke arah atas lalu memandangi awan yang mengiasi langit biru berserta tiupan angin yang begitu nyaman.

"Nee, Sitri-san" panggil pelan Naruto.

"Em ada apa Naruto-kun?" tanya Sona pada Naruto, terlihat sekarang Naruto mengangkat tangannya ke atas lalu memandang langit, dengan tangannya yang di junjung ke udara seolah ia ingin menyentuh langit.

"Saat kita kuliah nanti aku akan melamarmu, jadi tunggulah, kita akan membangun rumah tangga yang bahagia, punya anak dan, dan" Naruto tersenyum manis lalu melanjutkan kata katanya, dengan kembali duduk dan menatap Sona. "Menikmati masa tua bersamamu"

Sontak Sona merasa terharu mendengar ucapan Naruto semburat merah terlihat diwajahnya, secara tanpa sadar air mata mengalir diwajahnya, Naruto sedikit kaget melihat Sona terlihat seperti menangis.

"Si sitri-san ka kau tak apa kau seperti sedang menangis?!" tanya gugup Naruto pada saat itu, ia kaget melihat Sona yang menghapus air mata yang mengalir diwajah manisnya dengan sedikit melepas kacamatanya.

"Tidak Naruto-kun, aku hanya sedikit terharu dengan kata katamu, sejujurnya aku sangat mencintaimu, ingin selalu bersamamu, namun tugasku membuatku tidak bisa melakukannya aku minta maaf karena, tidak bisa selalu ada di dekatmu maaf" ucap Sona pada saat itu {Grep} dengan cepat Naruto memeluk Sona dan mengelus lembut rambut Sona, Naruto tersenyum manis dan ia benar benar tidak menyangka kalau Sona benar benar mencintainya, ia hanya mengira Sona menganggapnya murid dan teman, tapi siapa sangka perasaan itu lebih dari yang Naruto perkirakan, Naruto sendiri menyatakan perasaannya dengan persiapan untuk ditolak oleh Sona.

"Terimakasih Sitri-san kau telah mau mencintai orang sepertiku" ucap Naruto, karena jujur saja, sebelum Naruto di ajari berbagai hal oleh Sona, Naruto banyak merepotkan Sona, ia tidak tau cara menggunakan toilet buang air besar, kecil dan cebok pastinya, dan kalian tau betapa repot dan malunya Sona mengurus kehidupan Naruto, maka dari itu Sona bersusah payah mengajari Naruto tentang hal hal yang perlu diketahuinya.

"Eem, kau sama sekali tidak merepotkanku, aku senang membantumu selama ini" ucap Sona sambil menggelengkan kepalanya, Naruto dan Sona sudah tidak berpelukan lagi. "Naruto-kun bisakah kau memanggilku dengan sebutan nama?" tanya Sona pada Naruto.

"Tentu saja Sona-san aku sangat senang bisa memanggilmu dengan namamu" jawab Naruto, Sona tersenyum manis mendengarnya, Naruto menghapis jejak air mata Sona menggunakan sapu tangan, wajah Sona menghangat terlihat wajah datarnya bersemu merah.

"Naruto-kun" gumam pelan Sona.

"Maaf Sona-san jika aku bukanlah orang yang romantis, aku masih perlu banyak belajar untuk bisa membahagiakanmu" ucap Naruto sambil tersenyum lembut lalu menatap ke arah halaman sekolah, terlihat pemandangan sekolah mereka terlihat sangat indah dari atap, setidaknya itulah pendapat Naruto.

"Tak apa Naruto-kun, aku tau kau masih belum bisa melakukan hal hal yang belum kau ketahui, aku harap ingatanmu tentang siapa kau sebelumnya bisa cepat kembali dan aku harap saat ingatan lamamu muncul kenanganmu bersamaku selama ini tidak hilang" ucap Sona.

"Ah, aku harap begitu, karena aku tidak ingin melupakan kebaikanmu Sona"

"Maaf Naruto-kun kelihatannya kita harus kembali ke kelas karena sebentar lagi kelas akan dimulai" ucap Sona.

"Em, baiklah silahkan" ucap Naruto lalu Naruto pergi menuju kelasnya bersama dengan Sona, yah itu karena mereka sekelas.

"Oh iya Sona"

"Em ada apa Naru-kun?"

"Kau tau, kau adalah malaikat kecilku" ucap Naruto lalu pergi meninggalkan Sona yang mematung, Sona yang mendengar perkataan Naruto tadi hanya bisa memasang senyum manis, di wajahnya walaupun digantikan senyum kecut ketika ia sadar Naruto meninggalkannya.

"Moo Naruto sialan" umpat Sona sambil berlari menuju kelas, dalam hati Sona selalu berpikir, apa yang akan terjadi kalau Naruto tau identitas dirinya yang sebenarnya akankah ia masih mau bergaul dengannya.

Sepulang Sekolah kemudian.

Naruto pun terlihat menemui Sona, rencananya ia ingin mengajak Sona pulang bersama dengannya.

"Sona-san apa kau ada waktu?" tanya Naruto.

"Ada apa Naruto, kenapa kau menanyakan hal itu?" tanya Sona pada Naruto, sebenarnya ia masih memiliki banyak tugas, tapi kalau kalau Naruto mengajaknya kencan jadi mungkin ia bisa merelakan tugasnya.

"Em tidak ada apa apa, aku hanya ingin mengajakmu pulang bareng, soalnya sudah lama kita tidak jalan bersama" jawab Naruto, kalau dipikir pikir apa yang Naruto ucapkan ada benarnya, Naruto juga tidak tau sesibuk apa Sona, namun jika dilihat Sona sama sekali tidak pernah pulang kerumah dan memilih tidur di sekolah, yang bisa di artikan tugasnya sangat banyak, Naruto pernah melihat Sona pulang kerumahnya, namun sangat jarang.

Sona pun kembali memikirkan tawaran Naruto, ia mengira Naruto akan mengajaknya kencan, eh cuman pulang bareng.

"Maaf Naruto, kalau cuma itu keperluanmu aku tidak bisa membantu karena tugasku jauh lebih penting" jawab Sona pada Naruto, terlihat wajah kecewa Naruto, melihat hal itu membuat Sona sedikit tidak tega. "Naruto bawalah ini, setidaknya dengan ini kau akan terus mengingatku, oh jika kau dalam bahaya, panggilah namaku" ucap Sona sambil tersenyum ke arah Naruto, lalu memberikan sebuah kertas dengan gambar lingkaran sihir.

"Apa ini?"

"Anggap saja jimat buatanku, yang mungkin bisa melepaskan rindumu padaku" ucap Sona sambil tersenyum "Ingat panggil namaku jika kau butuh bantuan" ucap Sona pada Naruto, Naruto yang tidak terlalu mengerti hanya diam dan menurut saja lalu pergi membawa kertas itu, lalu tersenyum, yah senyum adalah ibadah bukan.

"Ah akan aku jaga pemberianmu ini Sona" ucap Naruto sambil pergi dengan sedikit kekecewaan, meskipun begitu ia tetap senang.

Di dalam perjalanan pulang.

Terlihat Naruto berjalan menuju rumahnya, ia menatap langit sore yang begitu indah di matanya, lalu kembali mencoba mengingat masa lalunya, namun saat ia mencoba kepalanya terasa sakit, akhirnya dari pada pingsan di jalan ia pun menghentikan kegiatannya, dan melanjutkan perjalanan pulang, dan saat melewati sebuah taman, betapa kagetnya Naruto melihat sebuah cahaya bergerak cepat ke arahnya, dengan cepat ia langsung menghindari serangan itu.

"Cih, hebat juga kau manusia, tapi aku tidak akan membiarkanmu hidup setelah melihat apa yang aku lakukan" ucap seorang perempuan dengan pakaian minim kain itu, permpuan itu juga mengenakan sayap gagak, Naruto mengedutkan matanya, emang apa salahnya kenapa ia harus dibunuh sihi, ah sialnya.

"Gawat aku pasti akan dibunuh, sebaiknya aku segera pergi dari sini" gumam Naruto yang langsung melarikan diri dari sana, ia berlari secara zig zag menghindari serangan tombak cahaya yang terus mengarah padanya.

{blar blar blar duaaarrrrrrr!} tombak tombak cahaya itu terus mengeluarkan ledakan besar, ketika bersentuhan dengan tanah, Naruto terus saja berlari.

"Sial kalau seperti ini tidak ada habisnya" gumam Naruto, ia sudah mulai kelelahan, lalu mengambil sebuah sarung tangan yang berlapiskan beberapa lempengan logam di bagian punggung telapak tangannya, lalu {Tenk!} tombak cahaya berwarna merah muda itu terlempar ke arah lain dan {Duaaaaarrrrr!} meledak.

"Cih, hebat juga kau manusia" ucap perempuan kurang kain itu sambil turun dengan cara melayang, sayap burung berbulu hitam itu terlihat begitu angkuh bagi Naruto.

"Sorewa domo" gumam Naruto lalu menyiapkan kuda kuda bertarungnya, gadis bersayap gagak itu tersenyum sinis lalu membuat tombak cahaya satu kali lagi

"Kalau begitu, bersiaplah bocah, kau akan mati!" teriaknya lalu maju menerjang Naruto.

"Heh kau saja yang mati!" teriak Naruto yang maju dengan kedua tangannya yang berbalut sarung tangan, lalu setelah berhadapan terlihat Naruto mengarahkan tinjunya ke wajah gadis itu sedangkan gadis bersayap itu mengarahkan tombaknya ke jantung Naruto.

Pindah Scane.

Terlihat ruangan yang begitu rapi dengan meja yang dipenuhi tumpukan kertas, membuat seorang gadis berambut hitam pendek, mengenakan kacamata dan mata yang berwarna violet indah ini menjadi sangat sibuk, ia ditemani oleh gadis berambut hitam panjang ter urai dengan mata berwarna violet yang di hiasi kacamata bersegi semi berbingkai, dan opainya jauh lebih besar dari yang tadi.

"Tsubaki tolong ambilkan aku air minum" pinta gadis yang tengah sibuk dengan urusannya, terlihat dari wajahnya ia sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Ha'i Kaichou" ucap gadis berambut panjang dengan kacamata semi berbingkai itu dengan nada hormat pada gadis berambut pendek dengan warna hitam, dan mata yang dibalut kacamata bulat.

Sona merasa sangat khawatir, namun ia tidak tau khawatir tentang apa, dan setelah Tsubaki sampai memberikan air minum.

"Ini airnya Kaichou" ucap Tsubaki datang dengan membawakan air minum pada Sona.

"Em terimakasih Tsubaki kau boleh kembali" ucapnya lalu tiba tiba, saat Sona menjangkau air minumnya tangannya bukannya memegang malah menyenggol air minum itu dan menyebabkan cangkirnya jatuh {triiiing!} kali ini pirasat buruk Sona makin menjadi jadi, pikirannya tidak karuan, ia jadi tidak fokus.

"Kaichou" panggil Tsubaki pada ketua OSIS mereka.

"Tsubaki, tolong kerjakan tugasku, aku ingin pergi memastikan sesuatu" ucap Sona lalu pergi dengan lingkaran sihir.

Di sebuah taman kota Kouh.

"Kohogh!" terlihat seorang remaja berambut pirang jabrik dengan seragam Kouh akademy yang kita tau namanya Naruto mengeluarkan darah dimulutnya dan saat dilihat lebih seksama, dada kiri remaja pirang itu berlubang, remaja pirang itu terus saja menatap tajam kedepan sampai akhirnya kesadarannya habis.

Di depan Naruto terdapat seorang gadis bersayap burung gagak, dengan pakaian yang terlalu seksi dan sayapnya juga rusak sebelah, ia meringis menahan sakit, karena sayap kanannya lepas dari tubuhnya, luka dipunggungnya menandakan sayap itu lepas karena ditarik paksa seseorang.

"Cih kurang ajar, aku harus pergi sebelum aku mendapatkan masalah" gumam gadis itu lalu menghilang dalam lingkaran sihir, dan tak lama kemudian lingkaran sihir berwarna putih kebiruan muncul di samping Naruto dan memperlihatkan seorang gadis rambut hitam pendek dengan pita kecil menghiasi rambutnya mata berwarna violet dihiasi kacamata bulat mengenakan seragam Kouh akademi(Sona Sitri)

Jantung Sona langsung berhenti berdetak sejenak ketika melihat mayat yang ada disampingnya.

"Rambut pirang, jangan jangan" gumam Sona, ia tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya, ia masih berharap kalau itu orang lain, ia duduk lalu membuat jasat yang awalnya tengkurap jadi terlentang, sekarang wajah kaget Sona bertambah, ia semakin sedih melihat sesuatu yang mengejutkan dihadapannya, air mata berlinang di wajahnya, baru sehari jadian sudah berakhir seperti ini, apakah ini yang disebut karma tuhan, atau apakah ini yang disebut hukum alam, Sona tidak mengerti, Naruto itu orang baik, ia juga bukan pengguna Secread Gear, lalu kenapa kenapa ada mahluk supranatural yang membunuhnya, sebegitu bencinyakah tuhan pada bangsanya atau kepada dirinya, sehingga ia tidak bisa mendapat kebahagiaannya.

"Hah, tidak, Naruto, kenapa?, kenapa begini? Naruto hoy bangun, jangan bercanda Naruto bangun, aku mohon, jangan tinggalkan aku" ucap Sona, air matanya semakin menetes haru, ia begitu sedih melihat seseorang yang selama ini mengisi hatinya terbaring kaku dihadapannya.

"Naruto-kun, bagun aku mohon, kenapa kau tidak menjawab? Katakan kalau ini adalah kebohongan" ucap Sona, ia tidak menerima takdir ini, kekuatan iblisnya bergejolak tanah bergetar hatinya tak karuan, cuaca sore hari yang awalnya cerah menjadi mendung udara tiba tiba terasa dingin dan hujanpun muncul, Sona langsung memeluk Naruto orang yang paling ia cintai, bukan karena ada apa dari Naruto namun karena dia adalah Naruto, sikap lugu dan keingin tahuan Naruto membuat Sona bahagia, namun kebahagiaan itu hilang, ia bisa saja menghidupkan Naruto menjadi iblis, tapi jika ia lakukan maka keinginannya untuk menjauhkan Naruto dari hal hal yang berbau supranatural hilang, ia mengalami dilema hebat.

"Narutooooooo!" teriak Sona dengan deraian air matanya ia mencoba menyembuhkan Naruto dengan mengalirkan energy iblisnya meskipun ia tau itu mustahil jantung Naruto juga sudah tidak berdetak.

"Hik hik, bukankah kau sudah janji untuk menikah dan bahagia bersamaku hingga tua, mana janjimu itu hik, kau , kau mengingkarinya dasar bodoh, tidak Naruto-kun tidak bersalah" gigi Sona bergemelutuk hebat.

"Tapi dunia ini yang salah" gumamnya lalu memandang langit dan berteriak dengan keras, untung taman itu sedang sepi kalau tidak ia bisa dianggap gila, "Hoy tuhan yang katanya maha kuasa, apa maksudnya ini, apa segitu bencinya kau dengan bangsaku?! Sehingga kau merenggut kebahagiaanku! Jika memang itu yang kau mau, baiklah aku akan menghancurkan siapapun yang bertanggung jawab atas ini semua" ucap Sona, lalu ia pun pergi, ia tau harus kemana, orang yang membunuh Naruto sudah dipastikan Malaikat jatuh, kalau ia malaikat pasti akan jatuh, dan tempat persembunyiannya sudah pasti di gereja tua.

Dengan amarah yang meluap luap Sona maju dan berlari ke arah Gereja dan menyerbunya disana ia dihadang banyak pendeta, namun ia tidak peduli, ia langsung menggunakan sihirnya dan bertarung habis habisan dengan para Excorcist habis habisan.

"Kalian berani membunuh Naruto-kun artinya kalian sudah siap dengan maut" ucap Sona ia langsung mengeluarkan naga es yang langsung menyerang para pendeta tersebut.

"Arrrrggghhh"

"Dasar iblis kurang ajar" teriak seorang pendeta berambut putih yang bergerak cepat dengan pedang cahaya ditangannya, menyerang Sona {Deng!} dengan cekatan Sona menangkisnya menggunakan lingkaran sihir.

Bersambung.