Theoracy

.

Disclaimer

Naruto by Masashi Kishimoto

High School DxD by Ichie Ishibumi

.

Story Written By ItsFionaLess

.

Chapter 1 (Return and Helping)

.

Official this fic is Harem, If u Don't Agree, Don't Read!

Kematian, adalah hal wajar dan resiko bagi para shinobi. Mereka yang menjadi Ninja bisa diibaratkan mereka mengikat kontrak dengan dewa kematian secara tidak langsung. Membunuh dan dibunuh, itu sudah serasa seperti sebuah hukum alami bagi setiap shinobi dan tidak bisa untuk di ganti. Mereka yang tidak siap dengan konsekuensi yang di dapat maka bukanlah shinobi sejati,terutama mereka yang menjadi shinobi hanya untuk mencapai sebuah kekayaan dan juga hanya untui mendapat popularitas

Hari ini, Konoha. Salah satu desa yang melahirkan ninja-ninja terbaik berduka. Menma Namikaze, Anak dari pasangan Minato Namikaze dan Uzumaki Kushina telah gugur dalam misi. Terlihat langit menggumpal hitam dan menurunkan hujan, Kushina Uuzmaki. Ibu dari Menma sekarang nampak terduduk lemah dengan air mata yang tak terlihat karena bercampur dengan air hujan.

"Menma" gumam Kushina lirih, tangannya teruslah mengelus batu nisan milik anaknya tersebut. Salah satu anaknya, saah satu anaknya yang ia percayai adalah anak yang ia percayai bisa mengubah dunia shinobi kini malah terbaring tak bernyawa. Sebuah ramalan yang ia percayai sepenuhnya, sebuah ramalan dari pertapa tua katak yang berisi dua orang anak yang akan mengubah dunia shinobi menjadi lebih baik kini hanyalah menjadi bualan belaka

Menma. Salah satu dari anak ramalan itu tewas. Sedangkan adiknya Narumi mengalami kondisi mental yang terguncang dan sekarang sedang di rumah sakit dengan Inoichi yang mengawasi dirinya. Semua ramalan itu salah. Tidak ada yang benar, sejak dulu ramalan itu sudah salah tapi Jiraiya salah satu dari 3 sennin itu dengan bodoh mempercayai ramalan yang bahkan belum terbukti benarnya. Sebuah ramalan bukanlah pasti akan terjadi tapi hanya sebuah tebakan saja yang selalu meleset bahkan jika itu terbukti benar, itu hanya kebetulan semata. Konoha, benar-benar sangat rapuh. Jinchurikki mereka kini terdiam kaku di bawah batu nisan yang mengukir namanya, satunya dalam kondisi mental yang tak stabil sehingga tidak mungkin untuk membantu mereka apabila ada invasi dari desa lain.

"Dia bahkan terlalu muda untuk meninggal" gumam pria yang digadang ninja terkuat di Konoha sekaligus orang yang menjabat sebagai Hokage ke-4 itu. Wajahnya nampak sayu, tak ada senyum yang selalu ia tunjukkan pada orang-orang di sekitarnya, kini tergantikan dengan wajah yang nelangsa dengan penuh air mata bercucuran keluar dari kedua matanya. Orangtua pastilah sangat terpukul saat melihat anak mereka menjemput ajal lebih cepat dari mereka, itulah yang kini menyelimuti kedua pasangan suami istri tersebut.

Dari salah satu ninja yang ada, nampak Kakashi lah yang paling tenang diantara kerumunan yang menghadiri pemakaman milik Menma. Matanya terpejam sesaat. "Dia masihlah sangat naif, seharusnya aku melarangnya untuk melawan para ninja Kiri tersebut" batinnya. Sebagai seorang sensei dia benar-benar merasa gagal, apalagi yang ia harus lindungilah anak dari gurunya, pastilah membuatnya makin terpuruk.

Dia kemudian menatap pasangan suami istri tersebut. "Aku harus meminta maaf pada mereka" batinnya. Berniat untuk pergi kesana, tangan seseorang menahan dirinya untuk kembali melangkah. Kakashi menatap seseorang yang menahannya. Nampak Kurenai sedang menatapnya sayu.

"Itu akan memperburuk keadaan Kashi-kun"

Ujarnya. Kakashi hanya menganggukkan kepalanya. Ia tau, mereka saat ini dalam kondisi yang tidak stabil, emosi mereka mudah untuk berubah dan susah untuk berpikir jernih.

"Aku tau, andaikan aku tidak terjebak oleh perangkap Pein saat itu" gumamnya

Kurenai diam, tak ada suara protes dari dirinya. Ia tau semua kata yang akan terucap dari mulutnya tidak akan semangat kakashi bangkit. Sebagai seorang guru ia tau rasanya, dan itu pernah terjadi padanya saat Hinata hampir kehilangan nyawanya karena Menma. Kurenai tau, anak itu, Menma dan Narumi dimanjakan oleh orangtua mereka membuat kedua anak itu Arogan, ditambah lagi para council yang juga menaruh perhatian lebih ke kedua anak itu.

Kurenai memandang batu nisan itu. "Walaupun begitu dia masihlah sangat muda untuk mati" gumam Kurenai. Mata rubynya melirik diam-diam Hinata yang disampingnya. Mukanya datar, matanya kosong bagaikan tidak ada kehidupan di dalamnya. Hinata memandang proses pemakamam Menma itu dengan wajah seperti itu. Tiba-tiba wajahnya mengeras, dirinya lalu pergi menjauhi tempat ini. Kurenai hanya memandang Hinata sedih.

"Cintanya pada dia berbalik menjadi benci pada Menma" batin Kurenai.

Ia bisa merasakan apabila ia menjadi Hinata, sudah pasti dia akan berusaha untuk melukai Menma atau tidak, menjauhinya sejauh mungkin dari dirinya.

Minato mengusap kedua matanya, dia beranjak menuju Kushina yang terduduk lemas di tanah. Tangannya kemudian mengelus lembut merah milik istrinya itu. Tangannya nampak bergetar, dia juga belum kuat untuk menanggung semua ini.

"Ayo Kushina, kita tidak boleh terpuruk seperti ini" nada bicaranya terdengar lemah bahkan bisa terdengar suaranya tersela-sela.

"Tapi k-kita baru saja kehilangan anak kita Minato-kun" ujar lemah Kushina. matanya berlinang air mata, pipinya basah dengan air mata yang keluar, rambutnya acak-acakan, tubuhnya bergetar hebat seakan tubuhnya tak bisa menanggung bebannya.

"sssh, kita masih pu-punya Narumi, kita jaga dia agar hal ini tidak terulang kembali" gumam pelan Minato tapi cukup jelas untuk di dengar Kushina. Ibu dari Namikaze bersaudara itu mengangguk. Ia kemudian berusaha untuk bangkit dari duduknya, dengan bantuan suaminya ia berhasil untuk berdiri. Kushina lalu memandang kuburan milik Menma dengan seksama. Satu kalimat terucap dari bibirnya.

"Selamat tinggal Menma-kun."

Kuoh, Japan

Sedangkan di Tempat berbeda. Nampak seorang pria sedang berlari tergesa-gesa seperti di kejar sesuatu. Di belakangnya terlihat seorang anak yang kira-kira berumur 5 tahun sedang mengejar pria itu dengan sebuah ranting pohon di tangannya.

"Kena kamu papa-sama" serunya sambil melempar ranting pohon itu kearah pria itu. Ranting pohon itu berhasil mengenai kepala orang yang ia kejar. Sang pria terjatuh dan anak itu meloncat dan tepat mendarat di perut pria itu.

"Yeee lagi papa! Lagi" ujar anak itu dengan gembira. Sedangkan sang pria hanya tertawa lepas saja mendenggarnya.

"Ini sudah sore, mama pasti akan memarahi kita"

Anak itu cemberut. "Mama Gabriel tidak pernah marah, mama Akeno selalu marah" ucapnya dengan cemberut

Naruto Uzumaki, anak ke-3 dari kembar bersaudara. Anak yang tidak pernah dianggap, selalu menjadi bahan pelampiasan dari penduduk Konoha itu mengangkat anak itu dengan tangannya lalu menggendongnya. Anak itu tidak memberontak sama sekali.

"Yuki-chan, mama Akeno selalu marah karena dia khawatir padamu" ujarnya lembut. Anak bernama Yuki itu memalingkan kepalanya.

"Tapi mama Akeno marah menyeramkan, lebih menyeramkan dari mama Rias" ucap imut Yuki. Naruto hanya tertawa sambil mengelus rambut Yuki dengan halus.

"Itu karena kamu nakal sweetie," Balas halus Naruto.

Naruto Uzumaki bagaikan terkena mukzizat. Sebuah ke tidak kesengajaan dirinya berpindah dimensi membuat sebuah hubungan yang tidak pernah Naruto pikir sebelumnya. Mencari ilmu yang belum pernah ia pelajari, jatuh cinta dengan seorang iblis, malaikat bahkan manusia, dan akhirnya mempunyai sebuah keluarga. Bukanlah hal yang selalu dipikirkan oleh Naruto Uzumaki sebelumnya.

"Terimakasih kami-sama, engkau sudah memberikan ku sebuah heluarga yang berarti bagiku" Batin Naruto. Dia sangat bersyukur dengan apa yang ia dapatkan. Dulu, bahkan ia sempat berpikir bahwa semua dunia tak terkecuali Kami-sama membencinya, namun semua itu ternyata salah, Kami-sama ternyata sudah rencana sendiri bagi dirinya. Berawal dari yang tak punya siapapun yang menyayanginya berubah menjadi mempunyai orang yang ia sayang dan juga menyayanginya.

Di gendongan Naruto, seorang anak menjadi buktinya. Yuki Uzumaki, anak dari Akeno Himejima, seorang anak perempuan yang mempunyai paras ibunya, sementara rambut dan sifatnya mirip sekali dengan Naruto. Anak ke-dua Naruto setelah anak pertama Naruto dengan Rias Gremory king dari Akeno.

Naruto lalu membuka sebuah portal yang menyambungkan antara taman tempat mereka bermain dengan rumah miliknya. Nampak Rumah miliknya sangatlah besar, bahkan bisa dikatakan itu sebuah mansion yang sangat indah. Naruto memasuki portal itu lalu berjalan menuju pintu.

Berniat untuk membuka pintu, pintu itu terbuka dari belakang. Nampak Akeno dengan senyuman manisnya berdiri tegak menghadap mereka. Senyuman itu sukses membuat kedua ayah-anak itu merinding. Mereka tau persis apa maksud dari senyuman itu.

"Ara-ara, kami sudah menunggu kalian dari tadi, dan kalian baru pulang sekarang?" ucap Akeno dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"A-Akeno, kita bisa bicarakan ini b-baik-baik?"

"Hmm? Kurasa tidak" Seketika senyuman manis itu tergantikan oleh senyuman iblis, membuat Naruto dan Yuki meneguk ludah mereka dengan kasar.

"Huh, Sudahlah Akeno, bukannya ini tidak telat dari jam makan malam?"

Dibelakang Akeno, nampak Rias menepuk pundak Akeno pelan sambil tersenyum kearah mereka berdua.

Akeno mendengus sebal, dia kemudian melipat kedua tangannya di bawah buah dadanya. "Jika begini terus dia akan nakal, Rias." Bagi Akeno, anak perempuannya harus bertingkah layaknya seorang putri dengan sifat anggun, atau setidaknya dia memiliki sifat sadis yang dimilikinya.

"Aku tau, tapi ini sudah malam bukan" Akeno menghela nafas dengan pelan. Dia mendelik kearah Naruto, seolah berkata, 'selamat kamu kali ini'

"Baiklah aku maafkan kalian sekarang, Yuki jangan ulangin lagi" ujar Akeno dan dijawab anggukan oleh Yuki

"Mama Rias!" sorak senang Yuki, karena berhasil memadamkan amarah milik mama kandungnya, Akeno.

Rias hanya tersenyum saja, dia lalu mendekati Yuki yang masih berada di gendongan ayahnya. "Tak apa sweetie, mama Akeno hanya sedang dalam kondisi badmood" ucap Rias.

"Badmood?" tanya Yuki dengan wajah imutnya, di usianya kata itu cukup asing dan ia tidak paham apa maksud dengan kata tersebut Rias mencubit pipi Yuki karena keimutan dari nya.

"Kau sungguh imut" girang Rias. sambil mencubit pipi Yuki, sedangkan Yuki hanya cengegesan saja sama sekali tidak terganggu dengan tangan Rias yang sedang mencubit pipinya.

Naruto dan Yuki akhirnya masuk ke rumah. dia berjalan ke meja makan sebelum suara anak kecil membuat langkahnya terhenti.

"Otou-sama" ucap seorang anak dengan rambut putih serta mata biru seperti ayahnya. dia sedang membungkukkan kepalanya kearah Naruto.

Naruto hanya tersenyum saja sambil membelai surai putih anak itu. "Sudah ayah bilang, tidak perlu adanya formalitas dalam keluarga" ujarnya.

Anak itu mengangkat kepalanya dan menatap kearah ayahnya. "Tapi ibu tidak menyukai jika aku memanggil ayah sesukanya" ucapnya. dia mengeluarkan wajah bingung yang sangat menggemaskan.

Nao Uzumaki, adalah nama anak itu. Dia adalah anak dari pasangan Naruto dengan Grayfia Lucifuge atau sekarang menjadi Grayfia Uzumaki. dia mempunyai surai putih seperti ibunya serta mata biru sapphire seperti ayahnya. dia mengenakan sebuah baju lengan panjang bewarna putih.

'Grayfia benar-benar mengajarkan tata krama yang baik kepada Nao' batin Naruto. bagi istrinya satu itu, anaknya harus mempunyai tata krama yang baik di depan semua orang asing maupun keluarganya.

dia lalu menghela nafas. "Sudahlah, lakukan saja sesukamu, tapi ayah lebih menyukai kalau kamu memanggil tou-sama dengan panggilan biasa."

Nao mengangguk. "Ha'i Tou-sama," dia lalu mengikuti ayahnya menuju ruang makan.

di ruang makan yang sangat luas. nampak Rias, Akeno, Gabriel, dan Grayfia sedang membawa makanan dari dapur. sedangkan Yuki sudah duduk di kursinya sambil berbincang dengan Rey. anaknya dengan Gabriel.

"Naru" gumam Gabriel sambil berjalan menuju kearah Naruto, dia lalu memeluk suaminya erat dan memberi ciuman di pipi suaminya.

"Gabriel" balas Naruto.

"Pulang malam lagi? apakah Yuki mengajakmu kembali bermain setelah pulang sekolah bersamamu Naru?" tanya Gabriel sambil membersihkan baju yang dikenakan Naruto dari beberapa debu.

Naruto hanya cengegesan saja.

"ya, dia memang sangat hyperaktif," ujarnya.

Gabriel tertawa geli. "Iya, seperti kamu"

"Itu pujian atau ejekan?" balas Naruto dengan cengiran khasnya.

"dua-duanya."

"Kamu jahat sekali Gabriel-chan."

"Sudah-sudah berhentilah bersikap kekanak-kanakan, ayo kita makan, Rey dan Yuki sudah lapar"

"Hu'um"

Back To Elemental Nations

"Harus bagaimana kita sekarang!?"

"Kita harus memperketat penjagaan desa!"

"Selamatkan Narumi-sama!"

Suasana sangat panas di ruangan rapat. nampak beberapa penduduk desa non-shinobi maupun dari clan ninja sedang mengeluarkan unek-uneknya.

Semuanya, kecuali Hokage mereka yang diam dengan matanya yang sayu. dia sekarang dihadapkan dengan masalah yang mengancam desa dan keluarganya.

Setelah kematian Menma, desa menjadi sangat kacau. kematian seorang jinchurikki bukanlah hal yang mudah untuk di terima. tanpa kekuatan dari jinchurikki maka akan sangat sulit untuk mempertahankan desa jika terjadi sebuah invasi. Jangan lupa dengan organisasi Akatsuki yang memburu Jinchurikki yang sampai saat ini ia tidak tidak tau tujuan organisasi itu.

bunyi meja di pukul membuat semuanya terdiam, mereka semua melihat kearah Sandaime. Wajahnya memang sudah tua, tapi ekspresi marah masih terlihat di wajahnya.

"Cukup!" ucap Hiruzen dengan penekanan di setiap kata-katanya. dia benar-benar tidak tahan lagi dengan rapat ini.

"Minato" panggil Hiruzen

Minato tidak menyahutnya, dia seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Hiruzen lalu memberi intruksi kepada ANBU yang berada di samping Minato untuk membangunkannya dari pikirannya

"Hokage-sama" panggil ANBU itu sambil menggoyangkan pelan punggung Minato.

Yondaime tersentak dan menoleh kearah ANBU yang membuyarkan lamunannya. "Ada apa Neko" tanyanya.

"Anda melamun Hokage-sama, Hiruzen-sama meminta untuk berbincang denganmu" ujarnya, lalu kembali ke pos tempatnya berdiri.

Minato lalu menoleh kearah Hiruzen. dimana sang 'Professor' sedang menatapnya dengan tajam.

"Minato, aku kecewa padamu" ujar Hiruzen sambil menghirup ceruti miliknya. dia terlalu tua untuk mengurusi hal ini.

"Kita kehilangan Yang Kyubbi hanya dengan misi B rank saja, dan dari laporan Kakashi, 'anak' itu bertindak semaunya dan akhirnya mati di tangan salah satu Missing Nin, sebenarnya apa yang kau ajarkan pada anakmu?" ucap Hiruzen membuat semua anggota dewan dalam rapat tersebut terutama para non-shinobi protes dengan ucapan Sandaime mereka itu.

"Menma adalah prodigy, tidak sepatutnya anda mengatakan itu!"

"Dia bukan anak yang seperti itu!"

"Tolong cerna kembali omongan anda sandaime-sama"

"DIAM!" bentak Hiruzen membuat para dewan kembali terbungkam.

"Kalian terlalu membanggakan anak itu sehingga anak itu menjadi tidak tau diri," ujar Hiruzen. dia tau apa yang dilakukan oleh para dewan Konoha itu, dia tau persis.

Menma dan Narumi di berikan hak-hak spesial dari para dewan. Semua kesalahan dari kecil hingga sangat berpengaruh yang ia buat dimaafkan dengan mudahnya, semua keinginannya di turuti. dan Hiruzen tau apa yang akan terjadi jika Menma selalu di manja oleh desanya.

Dewan Konoha layaknya tikus yang memberikan makan anaknya secara berlebihan

'Betapa benarnya, perkataan mu Naruto-kun.' batinnya sedih.

Naruto adalah anak dari pasangan Minato dan Kushina yang tidak pernah diberikan ha oleh keluarganya. dia di kucilkan oleh keluarganya. para penduduk selalu berkata bahwa dia adalah aib dari keluarga hokage.

Menma mempunyai kekuatan Yang Kyubbi, Narumi mempunyai kekuatan Ying Kyubbi, lalu Naruto mempunyai jiwa dari Kyubbi tersebut. Hal inilah yag membuat dia selalu mendapatkan perilaku negatif dari para penduduk desa, contohnya adalah menghajar Naruto hingga babak belur.

Hiruzen ingat jelas. ia menemukan anak itu dalam kondisi babak belur. dia lalu membawanya ke rumah miliknya untuk diobati oleh Biwako istrinya. itulah yang membuat Naruto dekat dengannya dan juga istrinya. bahkan Biwako sudah menganggap Naruto adalah cucunya.

Dan saat dimana Naruto menghilang membuatnya sangat sedih. dia bahkan menyalahkan Minato atas hilangnya Naruto.

dia tidak pernah memberitahukan hilangnya Naruto pada Minato karena Naruto menitipkan satu kalimat buatnya.

Jika ada apa-apa dengan ku oji-san, jangan beritahu Tou-sama dan Kaa-sama karena aku tidak ingin memberatkan mereka

kalimat itu yang diucapkan oleh Naruto sebelum ia menghilang.

'Kau bahkan masih hormat kepada mereka setelah apa yang mereka lakukan padamu narutobatinnya

Hiruzen lalu membuyarkan semua lamunannya. ini bukan saatnya untuk mengingat masa lalu.

sekarang desanya mempunyai Masalah yang sulit. dirinya lalu menatap Minato kembali.

"Aku tidak ingin tau apa yang akan kau lakukan, tapi jangan sampai Narumi tertangkap oleh Akatsuki" ujarnya serius pada Minato.

Sang Yondaime itu hanya mengangguk lemah, dia masih diliputi kesedihan dan depresi dari kematian anaknya tersebut.

Hiruzen menghela nafasnya. 'Aku akan pulang kerumah saja, Biwako-chan pasti sudah memasakkan makanan untuk ku' batin Hiruzen yang lalu melangkah keluar meninggalkan sang Hokage dan juga para dewan lainnya.

dia bukan di undang, tapi ia hanya mampir saja dalam rapat tersebut. jadi itu bukan masalah apabila ia meninggalkan rapat.

Kembali lagi ke tempat dimana Naruto berada. nampak sekarang ia sedang mengistirahatkan badannya di kasur. di sebelah kanan dan kiri terdapat Akeno, Rias, Gabriel dan juga Grayfia yang ikut mengistirahatkan badan mereka bersama suaminya, hanya saja mereka sudah terlebih dahulu tertidur sedangkan Naruto masihlah tetap terjaga.

"Naruto."

"Hmm, ada apa Kurama?" tanya Naruto, tumben sekali partnernya itu menghubunginya, biasanya dia hanya tertidur saja seperti pemalas, batinnya.

"Aku mendengarnya bodoh." balas Kurama. Naruto hanya tertawa saja mendengarnya.

"Jadi ada apa Ku-chan, tak biasanya kamu menghubungiku" tanyanya.

"Aku merasakan kekuatan ku yang dulu sudah kembali padaku... setengahnya" ujar Kurama.

Ekspresi Naruto berubah, dia kini nampak sangat serius sekarang.

"Chakra bijuu hanya bisa kembali ke bijuu aslinya saat orang yang menopang kekuatan itu mati, bukan begitu Kurama?"

Kurama mengangguk. "Itu benar dan sepertinya..." Kurama tidak sanggup untuk mengatakannya.

"Salah satu dari adikku mati" ucapnya dalam pikiran. entah kenapa pikirannya menjadi kosong sekarang.

"Lebih tepatnya Chakra Yang yang sudah kembali padaku Naruto-kun, jika begitu...Menma adikmu telah meninggal" ucap Kurama dengan nada menyesal

Dia tau bagaimana sifat Naruto itu. walaupun ada perbedaan dalam kasih sayang, dia selalu menyanyangi adik-adiknya. walaupun ia harus menghadapi ejekan dan cacian dari kedua adiknya, dia sama sekali tidak dendam dengan mereka.

Kurama bisa merasakan kekuatan Naruto keluar dari tubuhnya, seakan ingin terlepas dari penekanan kekuatan yang Naruto buat khusus untuk dirinya.

keempat istrinya menjadi terbangun saat merasakan kekuatan yang besar di dekat mereka. dan saat mereka membuka mata, mereka di kagetkan dengan suami mereka yang nampak murung dengan kekuatan miliknya yang berkoar-koar.

"Ada apa Naruto-kun?" tanya Grayfia sambil memegang punggung suaminya.

Dia tidak membalas pertanyaan dari sang istri. perlahan-lahan, aura kekuatan Natuto meredup hingga akhirnya menghilang entah kemana.

Jinchurikki Ekor sembilan itu menutup matanya sejenak. ke-empat istri Naruto bisa melihat air mata milik suaminya itu keluar dari sela-sela matanya.

"Adikku, Menma telah meninggal" ucapnya pelan tapi cukup untuk di dengar oleh keempatnya.

Semuanya terdiam. pastilah mereka tau akan siapa itu Menma dan apa pengaruhnya pada suami mereka. walaupun sebenarnya mereka kurang suka dengan Menma tapi sebagai bagian dari keluarga mereka juga merasakan kesedihan.

Naruto beranjak dari kasurnya. dia lalu memakai baju hitam dan jaket dengan warna biru navy.

"Kau mau kemana Naruto-kun?"

"Mencari Red-chan" balas singkat Naruto.

"Aku harus kembali ke dimensi asalku sayang" sambungya kembali. dia sudah berniat untuk pergi tapi istrinya menahannya.

"Maka izinkan kami untuk ikut Naruto-kun" ucap Rias. terlihat di matanya sebuah kesungguhan untuk mengikuti suaminya.

"Tapi-"

"Tidak ada tapi-tapian sayang, kami akan ikut dan Yuki, dan lainnya juga akan ikut" potong cepat Akeno.

Naruto menghela nafasnya. jika istrinya sudah bersungguh-sungguh, mereka akan jadi keras kepala.

"Baiklah, kalian boleh ikut"

To Be Continue.

Author : Halo, namaku Fiona. aku baru disini hehehe, jadi mohon bantuannya Minna~ XD

Sebenarnya ini karya ke-2 saya di Fanfiction. Karya pertama saya yaitu Naruto X Overlord, tapi sayangnya ada kendala sehingga saya tidak bisa mengakses akun tersebut.

Bagi yang mau baca, bisa kunjungi Pen Name Author yang ini ya : ItsFionaLess.

Dan apakah kalian mau saya me-remake cerita itu dan mempublishnya ulang ke akun ini?