Crossover Naruto X Anime x Overs

Naruto hanya milik Masashi Kishimoto

Anime-anime lain hanya milik yang membuat animenya. (author mah hanya minjem )

Warning!!! Gaje, banyak Typo, garing plus ga mutu, aneh, banyak eyd yang salah, lime lemon misal kalo ada.

Rate : M (biar aman)

Pairing : Naruto x ?

[ Story by Yamanbagiri Kunihirou ]

Chapter 3

.

.

.

Manusia bersurai pirang nampak menggaruk pipinya yang tak gatal. Matanya berkedip dengan raut muka malas. Menghela nafas sejenak kemudian menatap seorang manusia di depannya.

"Kenapa harus sepagi ini Shikamaru?". Pemuda bersurai pirang itu bertanya kepada seorang pemuda berambut mirip nanas.

Pemuda yang akrab dipanggil Shikamaru itu menaruh tangannya ke sakunya, "Maaf menganggu tidurmu Naruto, aku malas menjelaskannya lebih baik kau ikut aku".

Naruto mengernyitkan dahinya, "Nani? Kenapa harus sepagi ini? Apa kau tak tahu aku lembur kemarin". Gerutunya.

Shikamaru mengangkat bahunya, "Ma... Aku juga tak tahu. Kochou memanggil semua anggota OSIS untuk menemuinya". Ujar Shikamaru.

Naruto berpikir 'Azazel?'. Batinnya. "Begitukah, aku mengerti".

Naruto masuk ke dalam kamarnya, menggunakan seragam khusus OSIS dimana hanya memakai kemeja putih dan ditutup oleh blazer biru dengan banyak logo dan lambang. Untuk celana sendiri dia hanya menggunakan celana hitam panjang.

"Baiklah, ayo Shikamaru". Naruto keluar dari kamar asramanya tak lupa mengunci pintunya.

Shikamaru mengangguk kemudian berjalan beriringan bersama Naruto menuju ruang Kepala Sekolah. Naruto melirik jam yang ada di tangan kirinya, 'Ck, jam 4 pagi'. Sebenarnya Naruto bingung mengapa seluruh dewan OSIS dikumpulkan.

"Apa yang ingin disampaikan Kochou menurutmu?". Tanya Naruto tanpa mengurangi kecepatan berjalannya.

Shikamaru menutup matanya sebentar, "Entahlah, mungkin karena Turnamen yang akan diadakan besok". Balasnya.

Naruto menatap ke depan, "Yah itu masuk akal sih. Tapi, apa menurutmu tak ada yang lain?". Naruto merasakan sesuatu yang aneh, seperti suatu hal merepotkan yang akan menimpanya nanti.

Shikamaru menaikkan alisnya mendengar ketua OSIS itu, "Tumben kau cemas Naruto?".

Naruto bukannya cemas, hanya saja dia malas jika harus mengurusi sesuatu yang merepotkan, "Bukan begitu, itu hanya firasatku saja". Balas Naruto.

Shikamaru masih menatap Naruto dengan ekspresi penasaran, "Kapan terakhir kau mempercayai firasatmu?".

Naruto mengangkat dagunya, "Eto..mungkin sekitar 3 bulan yang lalu saat Sasuke hampir membunuh adik tingkat kita".

Shikamaru menyipitkan matanya, 'Jadi, begitu. Apa memang firasatmu nanti akan terbukti Naruto'. Batinnya.

"Ma...ma itu bukanlah hal yang harus dicemaskan". Ucap Shikamaru dengan santai.

Naruto menghembuskan nafasnya, "Yah jika kau begitu pasti tak akan baik-baik saja".

Shikamaru hanya diam sambil berjalan, 'Aku tak yakin dengan itu'. Shikamaru melirik ke arah Naruto, 'Danchou'.

Mereka telah sampai di depan ruang kepala Sekolah. "Permisi". Ucap mereka kemudian membuka pintu.

Di sana terdapat Azazel yang sedang berdiri di hadapan enam remaja yang Naruto kenali sebagai anggota OSIS. Kedatangan Naruto dan Shikamaru membuat atensi mereka berpindah melihatnya.

"Syukurlah kau sudah datang Danchou". Ucap seorang gadis bersurai pirang melihat dengan pandangan lega.

Naruto berjalan ke arah mereka diikuti Shikamaru, "Ada masalah apa hingga kita semua harus berkumpul disini?". Tanya Naruto.

"Eto... bagaimana jika Kochou saja yang menjelaskannya". Interupsi pria bersurai putih.

Shikamaru menggaruk kepalanya, "Hah, ini semua mengurangi jam tidurku". Ucapnya dengan malas.

"Ara..Ara Shikamaru, tenang saja kurang tidur tidak membuatmu mati". Kata Gadis bersurai hitam tergerai dengan sebuah pedang yang ada di pinggangnya.

Shikamaru sedikit mendecih. Azazel melihat ke semua anggota OSIS yang telah terkumpul dengan pandangan serius.

"Cukup sudah basa-basi kalian". Suara Azazel membuat mereka yang ada di sana menoleh padanya.

"Kaneki Ken, Ayame Shaga, Akame, Yurishia Farandole, Kirigaya Kazuto, Nara Shikamaru, Uchiha Sasuke, Namikaze Naruto". Azazel berhenti berbicara.

"Kalian adalah murid terbaik di Magic Academy ini. Bahkan aku sangat kagum saat kalian menjadi OSIS meskipun baru kelas dua". Ucapnya.

Naruto sedikit merasa aneh dengan sikap Azazel, "Hoi Kochou, sebenarnya apa yang kau inginkan dari kami?".

Azazel melirik ke arah Naruto, "Naruto dari semua murid disini, kau lah yang paling aku banggakan". Azazel memejamkan matanya mengingat memori-memori yang dulu saat Naruto masih baru di Academy ini.

Naruto sedikit menguap, "Apa hubungannya dengan itu?". Tanyanya malas.

"Apa kalian pernah mendengar The Eight Star?". Pertanyaan Azazel membuat tanda tanya diantara mereka.

Naruto memegang dagunya, "Jika tak salah, itu yang 'mereka' katakan saat kalah dariku dulu". Naruto mulai ingat dengan anggota OSIS yang dulu mengatakan tentang The Eight Star.

Shikamaru beserta anggota OSIS yang lain memandang penasaran pada Naruto. "Kau tahu Naruto?". Tanya Sasuke datar.

Naruto mengangguk, "Waktu itu aku tak tahu maksud mereka, tapi setelah kuteliti Nama bintang pada mereka itu, mencerminkan sifat mereka".

Azazel tersenyum, yah jika Naruto sudah tahu dia tak perlu repot-repot menjelaskannya. "Hal itulah yang ingin kusampaikan".

"The Eight Star terdiri dari delapan Zodiak yang memiliki karakter dan sifat masing-masing, contoh seperti Leo, memiliki ketangguhan, kekuatan dan jiwa pemimpin yang kuat". Jelas Azazel.

Shikamaru sedikit mengerti sekarang, "Jadi Kochou akan membuat kami memiliki hal itu". Tebak Shikamaru dijawab anggukan Azazel.

Kirito sedikit terkejut, "Nani? Benarkah begitu?".

"Yah begitu, untuk itu kalian datang kemari, dan juga tanda itu juga sebagai tanda khusus organisasi OSIS di Academy". Balas Azazel.

Naruto mengangkat bahunya, "Ma..ma jika begitu, lakukanlah Kochou".

"Baiklah. Aku memilih Namikaze Naruto sebagai Leo". Naruto tak heran jika ia mendapat zodiak itu karena jujur menurutnya Leo pas untuknya.

Azazel melantunkan sebuah mantra kemudian menempelkan tangannya yang bersinar biru di dada Naruto. Cahaya biru itu menyelimuti Naruto.

'Apa ini? Aku tak menyangka jika ada kekuatan dibalik hal ini?'. Batinnya tak percaya karena hal yang menurutnya sepele ini memiliki sesuatu yang mengagetkannya.

Tubuh Naruto serasa sedikit panas, di bagian dada kanannya serasa ada yang ingin keluar. 'Ghhh, Kuso! Kenapa lama sekali'. Lima menit setelahnya, nampak keringat membasahi tubuhnya.

"Naruto, bukalah bajumu!". Perintah Azazel.

Tanpa disuruh dua kali Naruto sudah menanggalkan bajunya dan sekarang ia telanjang dada. Para anggota OSIS terkejut melihat tubuh Naruto.

"I-it-itu, simbol kepala singa". Naruto melihat bagian dadanya saat melihat ekspresi teman-temannya.

"Masaka!! Ini beneran ada". Naruto menemukan sebuah simbol kepala singa kecil berwarna oranye berada di dada kanannya.

"Baiklah, sekarang giliran kalian". Azazel melantunkan sihirnya lagi.

Skip

Semua anggota OSIS sudah mendapatkan tanda masing-masing. Nara Shikamaru sebagai Scorpio, Uchiha Sasuke sebagai Aries, Yurishia Farandole sebagai Gemini, Akame sebagai Pisces, Kirigaya Kazuto sebagai Cancer, Kaneki Ken sebagai Sagitarius, Ayame Shaga sebagai Aquarius. (Untuk letak tanda saya jelaskan dibawah)

Azazel mengelap keringat di dahinya, 'Untuk melakukan hal ini aku sangat membutuhkan mana yang besar'.

"Sebenarnya apa tujuanmu melakukan ini Kochou?". Naruto memandang Azazel menyelidik.

Azazel mengatur nafasnya, "Eto...hanya membantu kalian di Liga Besar nanti".

Naruto terlebih Shikamaru menaikkan alisnya, "Kau sudah yakin jika kami akan masuk ke Liga Besar".

Azazel tersenyum, "Tentu saja, meskipun kelas satu sekarang terbilang kuat, tapi mereka mempunyai kelemahan yang sama".

"Pengalaman". Ucap Naruto mulai mengerti jalan pikir dari Azazel.

Yang lainnya nampak mengangguk mengerti dengan maksud dari Kepala Sekolah Magic Academy itu. Terlebih Shikamaru yang menduga jika tebakannya benar.

"Mau sekuat apapun seseorang, jika tidak memiliki pengalaman pasti kalah dengan orang yang sudah memiliki banyak pengalaman selama hidupnya". Azazel melirik ke arah kedelapan remaja di depannya.

"Kalian yang sudah memiliki berbagai pengalaman saat kalian masih di kelas 1 dulu membuatku yakin". Lanjutnya.

"Apa hanya itu yang ingin kau sampaikan Kochou?". Tanya gadis bersurai hitam aka Akame.

Azazel menggeleng, "Tidak, ada hal lain selain itu". Kedelapan remaja itu penasaran.

Sasuke meskipun nampak tak peduli sebenarnya ia juga ingin tahu. Berbeda dengan Naruto yang sedikit bingung.

"Apa itu?". Tanya Naruto dengan masih bingung.

Azazel diam dan melihat ke arah pintu. Kedelapan orang yang sekarang memakai title The Eight Star itu ikut melihat ke arah atensi pria itu tertuju.

Lima detik belum ada apa-apa, sepuluh detik Naruto merasakan seseorang yang mendekat ke pintu, suara derap langkah memasuki telinganya. Sedikit menahan nafas Naruto masih melihat ke arah pintu diikuti yang lainnya.

Kriettt

Pintu di hadapannya itu sedikit demi sedikit terbuka dan menampakkan sesosok remaja bersurai silver dengan sepatu hitam. Naruto menatap orang yang baru datang dengan cengo.

"Kurogane...Ikki". Ujar semua tak percaya.

Sasuke sedikit mendecih, "Cih, The Worst One kah?". Ujarnya sinis.

Naruto menggaruk kepalanya, "Ah Ikki ternyata kau yang datang".

Ikki sedikit bingung dengan situasi ini, ayolah dia hanya memenuhi panggilan Kepala Sekolah padanya. "Eto..Gomenne aku hanya memenuhi undangan Kochou".

Naruto menatap Azazel meminta penjelasan. Azazel yang ditatap hanya menghela nafas panjang.

"Jadi begini, aku memanggil dia kemari untuk membantu kalian". Jelas Azazel sambil menunjuk Ikki.

"Membantu untuk apa?". Tanya Kaneki bingung.

Azazel mengambil sebuah kertas di laci meja kerjanya, "Kemarin aku mendapat laporan jika ada seorang murid tahun ajaran baru yang berada di tingkat F tanpa melalui pengecekan kekuatan".

"Saat aku memeriksa datanya, aku cukup terkejut saat melihat mana dari murid itu 0 dalam artian dia tak memiliki mana. Kurogane Ikki lah orangnya". Ucap Azazel.

Shikamaru memegang dagunya, "Bukankah Ikki tidak naik kelas? Tapi kenapa di datanya tertulis murid tahun ajaran baru?".

Ikki tersenyum maklum, "Eto, sebenarnya keluargaku tak menyukaiku. Jadi, mereka membuat batasan khusus untukku". Ucapnya.

"Souka, apa yang akan kau inginkan sekarang Kochou?". Tanya Sasuke datar.

"Untung saja tahun ini aku lah Kepala Sekolahnya. Kurogane Ikki, lawanlah Naruto jika kau ingin naik kelas". Ungkapan Azazel membuat Naruto beserta yang lain terkesiap.

Naruto melirik Azazel dengan ekspresi datar, "Kau yakin Kochou?".

Azazel mengangguk, "Bagaimana menurutmu Ikki?". Ikki yang ditanya sedikit menghela nafas.

"Baiklah, akan kulakukan". Persetujuan Ikki mendapat tatapan aneh dari anggota OSIS lainnya.

"Apa kau gila Kurogane?". Pemuda bersurai hitam pendek nampak tak percaya dengan jawaban dari orang berjuluk Worst One itu.

Ikki mengangkat bahunya, "Mau bagaimana lagi, demi menunjukkan kekuatanku hanya ini yang bisa kulakukan". Ucapnya dengan sedikit ragu.

Azazel mengapresiasi atas keberanian dari pemuda bersurai silver itu, 'Pemuda ini sangat yakin sekali. Naruto kuharap kau tak membunuhnya'. Naruto menatap Azazel yang juga menatapnya.

"Baiklah sudah diputuskan, ayo kita ke lapangan khusus duel". Azazel menjentikkan jarinya kemudian di bawah kaki Ikki dan semua anggota OSIS terdapat lingkaran sihir yang menelan mereka.

Di lapangan duel

Dua lingkaran sihir berwarna ungu nampak memuntahkan banyak murid disertai seorang pria paruh baya.

"Baiklah disini tempatnya". Ucap Azazel.

Naruto dan Ikki maju ke arah lapangan itu. Mereka berhadapan dengan jarak cukup jauh. Azazel tepat di tengah-tengah mereka.

"Apa kalian siap?". Azazel melirik ke arah Naruto kemudian Ikki, "Baiklah pertarungan DIMULAI!". Teriak Azazel.

Ikki menggenggam tangannya nampak cahaya biru menyelimuti tangannya.

"Keluarlah Intetsu".

Sebuah katana tipis bergagang hitam muncul di tangan kanannya. Angin ikut berseru menggoyang surainya.

Naruto menatap itu dengan pandangan biasa, "Aku beri kesempatan kau untuk menyerah sekarang". Kata Naruto meremehkan.

Ikki masih menggenggam pedangnya, "Maaf saja, menyerah bukan gayaku".

Wush

Pemuda itu melesat ke arah Naruto dengan cepat. Sedangkan pemuda yang dituju hanya menghembuskan nafasnya sambil memejamkan mata. "Keras kepala". Ucapnya.

Ikki melompat mencoba melakukan serangan pertama dengan pedangnya.

Ctinggg

Ikki membulat saat melihat pedangnya berbenturan dengan sebuah kunai cabang tiga di tangan kanan Naruto. Dengan cepat ia melompat ke belakang kembali ke posisinya semula.

Tak ingin membiarkan lawannya tenang, Naruto dengan cepat melemparkan kunainya ke arah pemuda dari klan Kurogane itu.

Ikki menyipit melihat kunai itu, 'Kertas apa itu?'. Ikki menangkis kunai itu, tapi kemudian ia terkejut melihat Naruto sudah tak berada dihadapannya.

"Mencariku?". Suara seseorang di samping kanan membuat Ikki terkesiap.

Buru-buru ia menahan tebasan dari Naruto dengan katananya. Meskipun begitu Ikki harus merelakan dirinya sedikit terseret ke belakang. 'Dia berpindah tempat? Tch, apa tadi sihir tingkat tinggi'.

"Hm, refleks yang bagus". Puji Naruto. 'Menghindari serangan cepatku tanpa tergores...lumayan juga Kurogane'. Batin Naruto.

Naruto mengarahkan tendangannya ke perut pemuda silver itu tapi dengan mudah Ikki hindari dengan salto belakang.

Tap

Ikki menapak ke tanah dengan mulus. Otaknya masih berpikir keras dengan kemampuan perpindahan yang dilakukan Naruto tadi. 'Sebenarnya bagaimana ia bisa berpindah tadi? Aku tau jika kunai itu bukan kunai biasa'.

Ikki terpaksa menghentikan pikirannya saat Naruto sudah diatasnya siap untuk menendangnya ke bawah.

Boom

Lompatan Ikki lakukan membiarkan tendangan Naruto mengenai tanah hingga membentuk kawah. Ikki menatap ngeri ke kawah itu.

"Bagaimana? Berubah pikiran?". Tanya Naruto sambil melihat ekspresi Ikki.

Seragamnya berkibar tertiup angin. Ikki mendecih, pikirannya masih fokus dengan rahasia dari kunai yang dibawa oleh Naruto. Jika tak salah tadi ia melihat sebuah kertas bersimbol aneh di kunainya.

'Apa mungkin kertas simbol yang terdapat di kunainya itu ia gunakan sebagai media berpindah'. Ikki mulai mengerti dengan cara kerja jurus milik lawannya itu.

Naruto memandang ke arah Ikki, "Akan segera kuakhiri".

"Kunai Kagebunshin no Jutsu".

Naruto melemparkan kunainya. Kunai yang semula satu itu menjadi belasan mengarah ke tubuh Ikki.

Ikki sedikit terkejut melihat kunai yang menuju arahnya menjadi banyak. 'Banyak sekali'. Ikki melihat ke Naruto yang wajahnya nampak datar. 'Tak ada pilihan lain, aku harus lebih cepat darinya agar bisa menang'.

"Ittou Shura".

Tubuh Ikki mengeluarkan aura putih, waktu menjadi lambat di matanya. Matanya menganalisis kunai-kunai itu satu persatu. Ia genggam katananya dengan erat.

'Sedikit lagi'. Batinnya saat melihat kunai-kunai itu kurang sedikit lagi menyentuh tubuhnya.

~Wush ~Wush

Ikki dan juga Naruto sama-sama menghilang dari tempatnya.

~Cting ~Cting ~Cting

Ikki dengan Ittou Shura miliknya mampu memblock segala serangan cepat milik Naruto. 'Atas' dengan cepat ia menahan serangan Naruto dari atas, 'Kiri' lagi-lagi ia menahan kunai itu dengan katananya, 'kanan...bawah...kanan'. Naruto berpindah ke posisi kunainya semula.

Sudah belasan serangan Naruto lancarkan namun tak dapat menggores kulit dari murid berjuluk Worst One itu. Anggota OSIS dan juga Azazel nampak kagum dengan kemampuan Ikki menggagalkan serangan super cepat dari Ketua OSIS mereka.

Mata Ikki menajam saat tahu kunai yang dilancarkan Naruto padanya telah ia tangkis semuanya. 'Bagus, inilah saatnya menyerang'.

Naruto menyeringai, tapi tak lama ia menunjukkan wajah bingung saat Ikki berjalan menuju ke arahnya. Tiga langkah, lima langkah, tujuh langkah kemudian Naruto terpaksa menghindar ke samping saat Ikki dengan cepat sudah di depannya menebaskan katananya.

"Heh, aku sedikit terpancing". Ucap Naruto sambil membersihkan seragamnya yang sedikit kotor.

Ikki diam, dengan cepat menghilang kemudian muncul di belakang Naruto dengan pedang di tangannya.

Boom

Kepulan asap menutupi pandangan dari anggota OSIS dan juga Azazel. Mereka sedikit tak percaya melihat kemampuan sesungguhnya dari laki-laki yang kerap dijuluki Worst One.

Asap demi sedikit menghilang dan menampakkan Naruto yang menahan katana milik Ikki dengan sebuah pedang tipis bergagang putih.

"Sudah cukup". Ucap Naruto.

Ikki membulatkan matanya kemudian menghilangkan Intetsu miliknya. Naruto bangkit, menatap Ikki sebentar.

"Kau lulus". Ikki terkejut, 'Apa? Aku lulus?'.

Naruto berjalan pergi melewati Ikki menuju anggota OSIS lainnya. Sedangkan Ikki masih mematung tak percaya.

Azazel menghela nafas, "Baiklah, Kurogane Ikki kau lulus dan sekarang kau berada di tahun kedua kelas A". Jelasnya.

Ikki masih memasang ekspresi bingung, "Eh?? Benarkah?".

Azazel mengangguk, "Iya itu benar. Kau berhasil membuat Naruto meluluskanmu". Ikki melihat ke arah Naruto yang sedang memunggunginya.

"Kaichou! Arigatou". Ikki menundukkan kepalanya.

Naruto melirik ke arah belakangnya, "Hm, kau membuatku terkesan Ikki".

Naruto tersenyum tipis, "Apa ini sudah cukup Kochou?". Tanya Naruto dibalas anggukan Azazel.

Naruto mulai berjalan meninggalkan lapangan itu, "Minna kita kembali".

"Selamat untuk kenaikanmu Kurogane-kun". Ucap Yurishia kemudian berjalan mengikuti Naruto.

Sasuke berbalik, "Aku tunggu saat kau melawanku... Kurogane". Ikki tersenyum meresponnya.

Skip

Naruto bersama anggota OSIS lainnya berniat untuk ke ruang OSIS.

"Hoamm, aku mengantuk sekali hari ini". Ucap pemuda berambut nanas dengan menguap.

"Kau pun setiap hari pasti ngantuk Shikamaru". Cibir Kirito.

Yurishia mendekati mereka berdua, "Mo... Shikamaru memang begitu Kirigaya-kun".

Shikamaru nampak cuek sambil berjalan di belakang Naruto. Berbeda dengan Akame dan Sasuke yang dari tadi diam sambil berjalan beriringan.

"Ne..Sasuke, apa yang kau katakan kemarin itu..". Akame sedikit menahan malunya. "Maksudku itu tentang apa?". Lanjutnya

"Untukmu mungkin berbeda". Akame pada saat itu terdiam mencerna perkataan Sasuke. Sesungguhnya apa yang dimaksud Sasuke?

Sasuke melirik ke arah Akame, "Bukan apa-apa, lupakan saja". Sasuke tak berniat mengungkit hal itu saat ini.

Akame mengangguk, "Ara, baiklah aku mengerti". Ucapnya dengan nada biasa walaupun di hatinya ia masih penasaran.

"Danchou, sebenarnya kenapa libur-libur begini kau menyuruh kami ke ruang OSIS?". Tanya Kaneki tak mengerti.

"Biar aku jelaskan nanti di ruang OSIS". Balas Naruto dengan masih berjalan.

Naruto melihat ke jam tangannya, 'masih jam tujuh'. Batinnya.

"Berhenti". Mereka pun serempak menghentikan langkah mereka saat mendengar perintah Sasuke.

"Hm, ada apa Sasuke?". Tanya Naruto.

Sasuke melirik ke ruang kelas 2 tingkat A yaitu kelas mereka. "Ada sesuatu disini".

Naruto ikut mengalihkan atensinya di pintu ruang kelasnya. Ia berjalan mendekatinya kemudian menaruh tangannya di pintu.

Deg

'Ada sebuah kekai di kelas ini'. Naruto sedikit merasakan sihir penghalang di kelas itu.

"Cepat Akame, beritahu kami berapa orang yang ada di dalam?". Perintah Naruto.

Gadis bersurai hitam tergerai itu mengangguk, Akame memejamkan matanya. Ia adalah tipe sensor, jadi dia pasti dapat mengetahui berapa jumlah orang yang ada di dalam melalui pancaran mana mereka.

"Gawat. Mereka ada lima orang, empat menjaga kekai. Sedangkan yang satunya sedang memojokkan seseorang".

"Aku tak tahu mereka wanita atau pria, hanya itu yang bisa kuberitahu". Lanjut Akame.

Naruto mengangguk mengerti, "Tak apa itu sudah membantu".

'Yang terpenting adalah'. Naruto menatap pintu dihadapannya dengan serius, 'Menolong seseorang yang ada di dalam'.

To be Continued

Yo Yo para reader sekalian, sebelumnya saya minta maaf karena lama mengupdate cerita ini. Karena jujur, saya sedang badmood menulis, tapi setelah saya tidur seharian semangatku kembali lagi.

Ini untuk tempat simbolnya

Shikamaru : tato kalanjengking hitam kecil di leher.

Sasuke : Tato domba pink di dada bagian kanan.

Kirito : Tato kepiting cokelat di punggung tangan kanannya.

Kaneki : Tato centaur kuning di bahu kanannya.

Yurishia : Tato bunga ungu di paha kanannya.

Akame : Tato putri duyung putih di bagian perut kanannya.

Shaga : Tato gelembung air biru di pelipisnya.

Mungkin segitu dulu chapter ini, jika ada yang aneh silahkan review pasti saya baca.

Sampai jumpa di bagian selanjutnya...