ENGKAULAH YANG BERHAK

Disclaimer : Naruto(Masashi Kishimoto) Highschool DxD(Ichie Ishibumi).

Warning : Bahasa Non Baku(Indonesia gaul), Typo, Percakapan Indonesia, Dll.

Pair : Sasuke Uchiha dan Akeno Himeji.

Summary : " Ayo seyum dong", " Ih, dibilangin ngeyel sih". Kisah klasik bahkan sering terjadi di kehidupan nyata maupun khayalan, dialami oleh sepasang sejoli yang dipertemukan dalam suatu moments yang telah di rencanakan oleh tuhan. (Basic my life story, so enjoy).

Onee Shoot10:30 wib, Jakarta Indonesia.

" Ayo buruan ke Mading "

" Udah engga sabar liat pengumuman hasil nya euy "

" Lu nggak ke sana juk? "

Dan banyak lah percakapan di setiap lorong dari setiap siswa maupun siswi yang menuju tempat mading berada, karena mereka semua ingin melihat hasil perjuangan mereka selama tiga tahun dan satu tahun yang penuh akan perjuangan. Termasuk sepasang sejoli yang tidak jauh dari sana yang ikut pergi melihat hasil perjuangan mereka.

" Tau engga.. "

" engga tau dan tak mau tau "

Balas Sasuke dengan cepat yang membuat Akeno cemberut karena sudah di potong oleh Sasuke terlebih dahulu, padahal dia baru sana ngomong dua kata tapi sudah di potong oleh manusia tanpa ekspresi ini.

" ih, dengerin dulu napa? baru juga ngomong 2 kata di potong ! "

" Ywdh, ngomong jelas, singkat, padat biar engga makan waktu panjang tu bibir ngomong "

" ya ya, Nanti kalo nilai kita dh keluar dan nilai memuaskan banget kita nanti kuliah bareng ya, ya, ya "

" hm? memang yakin nilai kamu memuaskan? otak yang isinya drama korea sama cowok korea gitu mau di banggain "

" weee, ngomongnya ya! gini gini aku pinter tau walau masih di belakang kamu sih "

" Nah itu tau, tapi kenapa musti kita kuliah bareng? Aku rencana mau langsung kerja aja, tau sendirikan alasannya kenapa "

" Iya tau, tapi ini permintaan aku langsung lho sama Mama juga kok. Nanti kita kuliah bareng di Korea Selatan sana! jadi aku bisa ketemu suami khayalan ku dan kamu jadi bodyguard ku disana, baguskan? "

" engga, pendirian ku tetap kek tadi. Kalo mau kuliah ke sana, sendiri aja. Bilang juga sama Mama mu kalo terima kasih udah mau nawarin kuliah sama aku "

" Tapi, aku maunya sama kamu. Kuliah disana sendiri engga bakal asik, apa lagi engga ada kamu juga rambah suram "

" Suram? kalo belum di buktikan dan di rasakan sendiri jangan bilang kek gitu. Nanti juga bakal ketemu sama temen-temen baru disana, jadi engga bakal suram. "

" huuu, seribu satu alasan keluar deh. eh, minggir dikit dong "

Ucap Akeno yang berusaha menyela gerombolan siswa dan siswi yang berada di depan mading dan Sasuke yang berada di belakang Akeno. Saat keduanya sudah berada didepan Mading dan segera menecari urutan nama mereka dan hanya sebentar saja mereka menemukan nama mereka yang berada di urutan ketiga adalah Sasuke dan keempat adalah Akeno. Akeno begitu senang melihat nilai miliknya dan Sasuke sangat memuaskan bahkan membuat Akeno melompat ke arah Sasuke yang segara di tangkap olehnya.

Siswa maupun siswi melihat itu sudah biasa, karena mereka berdua memang seperti itu dari sejak awal tahun pertama SMA. Jadi, ini hanya pemandangan yang biasa aja menurut mereka. Akeno segera menarik Sasuke menuju kelas mereka untuk mengambil tas dan segara pulang, karena dirinya mau segara membanggakan nilainya didepan sang Mama dan Papa nya. Sasuke hanya menururi saja dan tersenyum karena tingkah enerjik Akeno yang sudah membuat dunia yang awal abu-abu menjadi berwarna kembali bahkan sangat berwarna.

Sehabis mengambil tas, Sasuke dan Akeno menuju parkiran motor Sasuke berada. Memasangkan helm pada Akeno kemudian dirinya dan menyalakan motor tersebut, Sasuke dan Akeno menuju ke rumah Akeno karena Sasuke mengantar Akeno terlebih dahulu baru dirinya pulang. Selama perjalanan pulang, banyak rencana Akeno sampaikan kepada Sasuke dan itu semua melibat Sasuke didalamnya.

Sasuke menanggapi sesekali karena harus fokus dalam mengendarai motor ini. Mereka berhenti sejenak untuk membelikan Es krim tempat biasa mereka beli kemudian melanjutkan perjalanan menuju rumah Akeno. Jalanan Jakarta siang ini cukup renggang karena masih belum jam makan siang, maka mereka sedikit mengebut karena cuaca di Jakarta cukup terik.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam karena Akeno banyak minta berhenti untuk membelikan sesuatu akhirnya mereka telah sampai di rumah Akeno. Dihalam depan rumah Akeno sudah ada sang Mama yang berkutat dengan tanaman dan dengan segara Akeno menghampiri mama nya yang langsung di peluk dari belakang.

Sontak saja... Mama Akeno terkejut karena ada yang memeluknya dari belakang. Akeno dengan segara menyampaikan nilainya saat sang Mama sudah menoleh ke arahnya dan dari kejauh Sasuke hanya melihat dari atas motornya.

" lho? Mau langsung bang? engga mampir dulu? "

" engga tante, abang mau langsung pulang aja. Soalnya mau nyampai sama Kakak juga "

" owh ya sudah, hati-hati dijalan ya. Nanti malam ke rumah ya, kita makan bersama sekalian ajak Kakak ke sini biar maken rame "

" Siap Tante, Abang pamitnya. Aku pulang dulu jelek, oh jangan khayal ketemu sama cowok korea pucet tu, ahahahah. "

Setelah berpamitan Sasuke segera melajukan kendaraannya menuju ke rumahnya, tidak ada yang berbeda hanya kesunyian. Hanya saja, ada setitik air mata yang mengalir saat karena masih ada rasa rindu yang menyesak di dada Sasuke saat ini.

" Pa, andai papa masih ada Sasuke bakal banggain papa dengan nilai Sasuke yang sempurna ini tapi Papa sudah berpulang ketemu Mama, jadi sekarang Sasuke banggain abang di rumah aja "

Batin Sasuke dalam mengendarai motornya dalam membela jalanan Jakarta siang sini dan tepat pada jam makan siang.

Waktu terua berjalan dan tibalah waktu malam hari, Sasuke bersama ketiga kakak sudah berada di rumah Akeno. Mereka merayakan kelulusan dan nilai Akeno dan Sasuke, mereka semua menyambut dengan suka cita. Banyak tawa disana,ejekan anatar Akeno dan Sasuke disana.

Suasana malam itu begitu bahagia sangat bahagia mala, tapi hanya beberapa saat saja sebelum suasana itu berubah dengan drastis karena Akeno tiba tiba saja terjatuh di kamarnya saat ingin mengambil suatu dikamar. Suara Akeno terdengar merintih sebelum pingsan dengan sedikit darah yang keluar dari hidungnya.

Semua orang disana segara membawa Akeno menuju ke rumah sakit. Suasana begitu suram, sedih, dab kacau malam itu. Setibanya mereka di rumah sakit Akeno segera di larikan menunu UGD sebelum menuju ruangan khusus yang menbuat selurug orang menunggu didepannya. Sasuke hanya bisa diam tanpa ekspresi tetapi berbeda dengan batin yang terus berteriak, jantung yang memompa darah dengan cepat. Kejadian buruk sudah terlintas di otaknya.

Mereka semua menunggu, menunggu seseorang keluar dari balik pintu. Setelah menunggu waktu lebih dari empat jam waktu juga sudah menunjukkan waktu pukul 3 Pagi, akhirnya ada yang keluar dari sana dan Akeno terbaring pada bangsal yang di bawa oleh beberapa perawat menuju ke ruang rawat inap.

Sasuke segera mengikuti Akeno dan hanya mengdengar sekilas jika Papa dan Mamanya Akeno untuk mengikuti orang tadi yang merupakan seorang dokter. ntahlah apa yang akan mereka bicarakan tetapi Sasuke memilih mengikuti Akeno. Setiba di ruang rawat inap, serta beberapa alat di pasangkan pada tubuh Akeno. Sasuke hanya bisa menatap miris bahkan air matanya mengalir melihat Akeno terbaring lemah disana.

Sasuke duduk berada disamping Akeno sembari menunggu dan bersenandung selawat. Dibelakang Sasuke ada ketiga Kakaknya yang ikut berselawat. Hanya berselam satu jam, kedua orang Akeno tiba di kamar dan melihat hanya ada Sasuke seorang disana yang masih berselawat.

Tidak ada pembicaraan hanya senandung menggema di dalam ruangan tersebut. Waktu telah menunjukkan waktu Subuh dan dengan segara Sasuke untuk melaksanakan kewajiban nya bersama Papa Akeno.

......Sudah terhitung 18 hari Akeno terbaring di rumah sakit dan tiga hari sebelumnya Akeno siuman. Banyak menyambut dengan suka cita atas kesadaran Akeno kembali. Termasuk dengan Sasuke yang selalu berada di sana.

Banyak yang mereka ceritakan dan Akeno yang marah karena melihat Sasuke sudah jarang tersenyum.

" Ayo senyum dong, kek triplek di rumah aja. Datar datar "

Canda Akeno yang melihat Sasuke tanpa ekspresi seperti dia bertemu dulu.

" Aku sudah tau kok, nanti setelah kamu sembuh kita tesnya bareng okay. Kamu harus sembuh biar kita kuliah di korsel bareng "

" wuih? benaran? ngeyel sih dibilangin kemaren, nah sekarang mau nemenin juga kan? Kamu doain aja aku cepat sembuh dan kita tes bareng ke sana! "

Sasuke hanya menanggapi dengan senyum dan mengelus pucuk kepala Akeno serta mencium sejenak kening Akeno. Menyalurkan energi sayang dan pedulinya yang membuat Akeno nyaman.

Banyak mereka lakukan sejak hari itu walau Akeno masih harus berada di rumah sakit. Sasuke yang membantu Akeno belajar sedikit dan menemani Akeno bermain.

20:10 WIB, Jakarta Indonesia.

Malam ini begitu ramai di kamar Akeno karena Papa, Mama, Sasuke dan ketiga kakaknya berada. Mereka mau melaksanakan Sholat bersama dan Akeno ikut walau dalan keadaan nya terbaring.

setelah mengambil wudhu dan semua sudah siap, maka berkumandang lah takbir dikamar tersebut. Mereka semua khusyuk dalam melaksanakan sholat. Pada saat rakaat akhir ada sebuah kejadian. Mereka tetap menjalankan sholat walau di derai air mata.

Setelah mengucapkan kan salam, mereka segera menghampiri Akeno yang terbaring dengan mata terpejam dan tersenyum. Pecahlah air mata mereka semua disana.

Pihak rumah sakit segara masuk dan memeriksa keadaan Akeno. Tetapi Tuhan telh berkhendak, Akeno telah di ajak untuk pulang dan lepas dari penderitaan dunia ini.

Akeno telah berpulang setelah berjuang dalam melawan kanker payudara dan tumor yang berada di hatinya.

( Ma'af sekali, cerita ini gua buat untuk mengingat memori lama gua dua tahun lalu dan tepat malam ini. Perempuan yang begitu hebat yang membuat dunia gua berwarna lagi.Jujur gua buat ini cerita dalam keadaan menangis dan mental tersiksa, yang awalnya gua rencana kan sedetail mungkin tetapi banyak gua potong karena gua sendiri engga sanggup mengingat kenang ini.

Inilah awal gua kuliah di korsel, untuk memenuhi salah satu janji gua dulu. Dan cerita memang dari pengalaman pribadi gua sendiri dan memang terjadi. Settingan kota sebenarnya berbeda.

Ma'af melenceng dan ma'af atas segalanya.

Cerita ini gua persembahkan untuk kekasih hebat gua, Adelia.

Karena Engkaulah yang berhak menggenggam dan mengingatkan gua.

Pesan gua : Percaya lah dan ceritlah, jangan di pendam hingga waktu buruk tiba.)