CHAPTER 10

Chapter 10 akhirnya datang juga…MAAF CHAPTER KALI INI TIDAK ADA UNSUR HUMOR / SEMTIS DAN AKATSUKI ( ntar ada lagi kok, kan mereka penyelamat dunia di fanfiction ku. Hehe…)..maaf juga chapter kali ini banyak… but enjoy please…

Disclaimer : naruto © masashi kishimoto.

CHAPTER 10

15 APRIL…

" ha?! Sa..su..ke ?!"

" sakura?!"

Keduanya sama-sama terkejut. Saling menatap tapi tak mampu bergerak.

" ah…a..anu…" sasuke mencoba memberanikan diri. Bibirnya gemetar ntah takut atau kah memang dia ingin menyatakan perasaannya.

" a…anu...sa...saku…ra." Sasuke berbicara sangat terbata-bata.

" a…apa? " sekarang sakura yang gugup walau dia tidak tahu yang akan dikatakan sasuke. Karena itu dia nanya. Ya iyalah.

" eng…sakura.." mulai lancar.

" apa ? " mulai berani.

" anu…"

" hn? "

" anu…"

"…"

"a…anu………. MINUMNYA KURANG . sebelah sana belum kebagian. Haha " sasuke benar-benar gugup. Tertawa terpaksa. Keringat yang berlebihan mengucur deras. Pandangannya beralih ntah kemana.

" oh… ini minumannya belum diambil." Jawab sakura.

" oh…haha…iya." Sasuke salah tingkah. Tetap tertawa aneh. Mata jadi juling. Jah .

' dasar. Bego! Bego! Bego! Sasuke bego! Orang salah sendiri minumnya ga diambil. Sasuke bego' inner sasuke yang menyedihkan.

Setelah memberikan 9 gelas jus jeruk, sakura pun ngacir ke dapur. Dia terengah-engah bagaikan habis lari marathon 7 juta kilometer. Temannya di dapur hanya tertawa kecil melihat salting nya sakura.


" bagaimana kabarmu tenten? " suara dari sosok yang dirindukan.

" ha…aku? Baik baik saja." Tenten tak percaya sosok itu ada di hadapannya sekarang. Menjenguknya. Tapi…tenten tidak kuat menatap wajahnya. Ia pun mengalihkan pendangannya.

" hn. Begitu ya? Ya sudah. Cepat sembuh. Semua mengkhawatirkanmu." Neji merasa kedatangannya tidak diharapkan, ia pun membalikan badan hendak keluar dari kamar itu. Tangannya bergerak untuk membuka pintu. Tapi terhenti sesaat karena pertanyaan tenten.

" bagaimana….dengan mu?"

Neji hanya terdiam sesaat. Membalikan badan. Menatap gadis itu. Tersenyum sekilas. Kemudian dia benar-benar berhasil keluar dari sana. Tenten terdiam menatap pintu kamarnya yang telah tertutup kembali.

' apa? Apa reaksinya tadi? Sial penglihatanku kabur karena lelah.' Suara pikiran tenten yang resah. Terasa di hatinya bahwa tadi terjadi keadaan yang diinginkan.

Tenten merasa sedikit pusing dan kemudian berbaring lagi di atas ranjangnya. Memegangi keningnya yang terasa panas.


Jarum menit dan jam sudah membentuk sudut 150 derajat, sudah pukul 05.00 sore tepatnya. Satu per satu para penjenguk telah meninggalkan rumah tenten. Hanya tinggal 5 orang penjenguk yang tersisa. Neji sedang mengisi daftar kelas untuk esok hari di ruang tamu. Naruto dan hinata sedang membereskan tasnya. Sakura sedang saling curhat dengan tenten dikamar. Ino…

" hei, aku pulang duluan yah. Aku mau ke suatu tempat dulu." Sahut ino kepada yang lain.

" iya. Hati-hati ino-san." Jawab hinata lembut.

" yo. Ati-ati." Giliran naruto.

Neji hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

" duluan yah." Ino pun berlari keluar dengan membawa tas gendongnya. Ia ingin sampai di tempat itu sebelum malam. Ke tempat itu ia berlari kencang sekuat tenaga, di tempat itu ia mengingatkannya kembali akan kenangannya, di tempat itu ia selalu menangis dengan puas melepas keresahannya, dan di tempat itu juga, ia tidak menyadari bahwa pujaannya selalu memperhatikannya dari pohon yang tersembunyi.

" akhir-akhir ini ino selalu pulang cepat. Memangnya ada apa ya?" Tanya naruto kepada hinata.

" hm…ntahlah." Jawab hinata singkat.

" sakura-chaaan. Mau pulang bareng tidak ?" kini giliran sakura yang ditanya walau pertanyaannya beda.

" kalian duluan saja. Aku masih mau sama tenten." Jawab sakura.

" ya sudah. Bagaimana neji ? mau bareng ?"

" duluan saja. Aku belum selesai mengisi daftar ini." Ucap neji.

" ya sudah. Yuk hinata." Ajak naruto.

' ah, Cuma berdua dengan naruto-kun' pipi hinata mulai memerah tapi ajakan naruto tetap diterima.

" ya."

--

Mereka baru saja berjalan beberapa langkah dari gerbang rumah tenten. Mereka pun berjalan dalam diam. Tidak ada yang membuka sebuah pembicaraan. Bahkan untuk bertanya pelajaran untuk esok hari pun tak ada. Ntah tak berani atau kah memang tak perlu author pun tidak tahu. Hinata pun menjaga jarak dengan naruto. Tidak dapat menahan kerasnya degupan jantung jika berada dekatnya. Kesempatan yang bagus bagi dua orang yang dari tadi sedang memperhatikan mereka. Dengan cepat sebuah mobil kijang hitam melaju melewati naruto, salah seorang pria bertopeng hitam langsung menyeret hinata masuk ke dalam mobil. Mulut hinata dibungkam. Yang satu lagi bertopeng dan memakai kaca mata hitam sedang mengendarai mobil itu.

" HINATAAAA!!"

Naruto mencoba meraih tangan hinata sambil berlari karena mobil tersebut menyeret hinata dalam keadaan bergerak. Tangan naruto menggapai tanggan mungil hinata. Tapi sayang, genggamannya lemah. Tak ada cara lain… naruto melemparkan sebuah benda kecil sehingga menempel di lengan jaket hinata. Benda kecil yang diharapkan membatunya mencari hinata jika di kehilangan genggaman tangan itu. Benda yang sering digunakannya dalam permainan petak umpet karena dia yang paling payah (maaf). Benda yang bisa di sebut sebagai…

ALAT PEMANCAR atau tepatnya ALAT PELACAK…

Kijang itu pun pergi menjauh dengan meninggalkan sebuah kertas yang berisikan permintaan tebusan dalam jumlah yang banyak.

" HINATAAAA!!" Naruto berlari sekuat tenaga menyusul kijang itu. Tapi sayang sama sekali tidak terkejar. Mobil kijang hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi. Naruto tahu diri bahwa dia paling tidak suka akan menghafal, jadi dia tidak menghafal nomor plat mobil itu, lagi pula semua buku tulis dan pelajaran ditinggalkannya di kelas.

--

Neji tersentak. Perasaan buruk muncul. Bayangan hinata tiba-tiba muncul di benaknya.

' ada apa dengan hinata?' gumamnya.

Neji pun mengecek keluar rumah tenten dan mendapati tubuh naruto yang kelelahan.

" Naruto! Mana hinata? Apa yang terjadi?" Tanya neji cemas.

" hinata di culik. Jaga tas ku! Akan kukejar dan mendapatkan hinata kembali." Jawab naruto terburu-buru. Ia sangat memaksakan dirinya. Tasnya ia tinggalkan dan hanya membawa sebuah benda pendeteksi pancaran gelombang dari alat pelacak yang menempel di jaket hinata.

" APA?! TUNGGU NARUTO!!" teriak neji.

" ada apa?" Tanya sakura yang tiba-tiba muncul.

" hinata diculik. Aku akan menyusulnya." Jawab neji yang langsung berlari mengikuti arah naruto.

' hinata…..diculik?' batin sakura yang seakan tidak percaya akan kenyataan yang terjadi.

Sakura membalikan badan. Berlari ke dalam kamar tenten. Di sedikit mendobrak pintu kamar. Tenten spontan panik. Ia menatap wajah sakura dan menyadari hal yang buruk baru saja terjadi.

" ada apa, sakura? Apa yang terjadi?" tanyanya pada sakura.

" hinata diculik. Neji dan naruto sedang mengejar penculiknya. Kau tunggu di sini ya. Aku ingin mencoba menyusul mereka." Jawabnya.

" TUNGGU! Aku ikut dengan mu" sahut tenten.

" tapi kau kan sedang sakit."

" sudah baikan kok. Besok aku sekolah. Jadi keadaan ku sudah membaik. Tenang saja." Jawab tenten. …bohong. Dia sangat khawatir pada hinata.

Sakura menaikan alis trademark nya sasuke. Dia menatap tenten tidak percaya.

" kau yakin?" Tanyanya lagi.

" sangat." Jawab tenten.

" fiuh…ya sudahlah." Sakura tahu kalo dia menolaknya maka tenten akan kabur dengan sendirinya.

Akhirnya sakura dan tenten pun ikut mengejar. Tapi terhenti sesaat ketika berpapasan dengan seorang pria berambut merah dengan tato ai dan seorang cewek cantik merambut hitam sebahu lebih dikit. Gaara dan kak nad atau kak na-chan.

" lho? Bukannya kamu lagi sakit tenten?" Tanya kak nad.

" Itu…aku mau menolong hinata. Hinata diculik." Jawab tenten dengan tammpang cemas.

" apa? hinata diculik ?" Tanya gaara dengan kagetnya.

" gaara, kita lapor polisi sekarang." Ucap kak nad.

Gaara mengangguk. " lebih baik kalian segera mencarinya. Kami akan lapor ke kantor polisi." Perintah gaara.

Mereka semua mengangguk sepakat. Mereka pun pergi sesuai tugasnya. Dari jauh, sasuke memperhatikan apa yang mereka lakukan tapi tak terdengar suaranya. Niatnya sih karena ingin mengambil barang yang ketinggalan. Tapi ketika melihat sakura pergi terburu-buru akhirnya dia nguntit.


Tanpa mengetahui tragedy yang sedang menimpa temannya, Ino tetap melaju. Terus berlari. Berlari secepatnya sebelum matahari terbenam. Terlihat…….taman itu. Sudah di depan mata. Ino berhenti berlari. Mencoba mengambil nafas panjang sambil berjalan santai ke tempat favoritnya itu.

Perlahan-lahan ia mengunjungi satu pohon yang paling rindang. Dia rebahkan tubuhnya di sana. Terasa angin sepoi-sepoi menyibakkan rambutnya. Mulai terbayang memori-memori yang menusuk hati. Ino memperhatikan sekitarnya. Ntah kenapa, tiba-tiba muncul bayangan seorang anak kecil yang tak asing. Berambut hitam dan berkulit sangat putih. Seorang cinta pertamanya. Seorang yang bernama………………….SAI.

Pipinya hangat dan basah. Seperti biasa…rasanya dia menangis lagi di tempat itu. Ia menarik lutunya agar dekat dengan badannya. Kemudian ia menundukan wajahnya. Menyembunyikannya. Walaupun begitu isakan tangisnya masih dapat terdengar. Apalagi oleh orang yang kini sedang mersembunyi di atas pohon yang di pakai ino.

'kenapa ino sering datang ke tempat ini untuk menangis ? apa ada masalah di sekolahnya?' batin orang itu polos. Dasar sai.

Sai terus memperhatikan ino yang terus menangis tanpa menghiburnya bahkan menyapanya.

--xXx--

" huh…dasar naru. Masa aku gag dijemput. Padahal aku dah susah payah dateng ke konoha. Aku mau liat-liat kota. Iya kan 'oncom' ?" Kata seorang cewek mungil-mungil berambut sebahu lebih penggemar hamster.

Dia manyun aja di dalam bis yang dinaikinya. Bicara pada anjing kesayangannya dari kecil namanya 'oncom'. Hari ini dia baru datang dari bogor gakure mau ketemu sodaranya, naruto. Yah perkenalkan namanya runaway.

Ia menikmati angin dari jendela di sampingnya. Melihat pemandangan yang dilewati. Namun matanya terfokus pada sesuatu yang bergerak berlawanan arah. Dia yakin dia kenal sesuatu itu. Lah…pasti kenal orang sodaranya sendiri yang lewat. Si naruto.

' kenapa dia lari-lari gitu ya?' gumam runaway.

" nek, aku turun di sini yah. Ada perlu. Aku tau kok rumah naru. Ntar aku nyusul. Aku pergi dulu yah."

Runaway menuruni bis dengan membawa si oncom. Matanya mencari sosok naru. Tapi …ternyata telat. Sudah tidak ada. Akhirnya kesempatan oncom untuk beraksi, oncom adalah seekor anjing pelacak. Sejak kecil ia diurus oleh runaway dan naruto, jadi dia ingat bau tubuh naruto. Pencarian pun dimulai.

Naruto dan neji lari terengah-engah. Tenten dan sakura jauh dibelakang mereka. Naruto melihat alat pendeteksinya itu dan mendapati pancaran gelombang dari alat yang ditempelkan pada hinata.

Terdeteksi!

Hinata ada di sebuah rumah kosong di pinggir kota. Akhirnya mereka mengendap-endap mendekati markas mereka. Naruto dengan sangat hati-hati menyelinap ke dekat sebuah jendela. Mengintip. Ternyata kedua penjahat tersebut sedang asik merokok. Topeng mereka telah dibuka. Dua-duanya cowok berambut coklat (OC) kira-kira berumur 36 dan 40 tahunan.berkumis dan memiliki wajah yang menyeramkan bagi anak-anak tk. Kemudian naruto melihat hinata yang sedang gemetar ketakutan. Mulutnya di bekam. Badannya diikat. Dan di taruh di pojokan ruangan tanpa penerangan itu.

Naruto yang tidak sabaran tentunya langsung mendobrak pintu itu tanpa persiapan apa-apa.

BRAAAK!!

" LEPASKAN HINATA!!" teriak naruto marah.

Spontan para penjahat itu kaget dan mengeluarkan senapan dari dalam pakaiannya dan….

DORRR!!

Sebuah peluru melaju kencang ke arah naruto. Naruto berusaha menghindar sehingga hanya pinggir peluru itu yang mengenai lengan kanan naruto. Walaupun begitu lengan naruto tetap mengeluarkan darah segar. Naruto tak mengacuhkan lukanya itu. Ia tetap berlari menghampiri penjahat itu.

" hmm..hmmhhp.." hinata berusaha berteriak untuk mencegah naruto.

" NARUTOOO!!" sakura yang sudah tiba pun berteriak.

Naruto tetap saja melakukannya.

" KAGE-BUNSHIN NO JUTSU. RASENGAAAAAANNNN." Naruto mengeluarkan jurus andalannya.

BRUUUK! BRUUK! BRUK! BRUK!

Salah satu penjahat tersebut terkena rasengan dan terhempas menabrak dinding rumah yang terbuat dari kayu itu. Tapi…seorang lagi berhasil lolos dan kini sedang berlari menuju tenten. Dia berniat menyerang tenten dengan pisau karena senapan miliknya adalah palsu tidak seperti temannya. Sakura memeluk tenten. Berusaha melindunginya. Dan…

BUGH…sakura menoleh dan ternyata…

"JUUKEEEEENNN." Ternyata ……….Neji lebih cepat menyerang penjahat itu.

Sakura dan tenten terselamatkan. tenten yang kelelahan dan memang sedang sakit akhirnya pingsan di pangkuan sakura. Sakura tersenyum. Sakura pun merebahkan tubuh tenten. Membiarkan tenten istirahat. Dia kemudian menghampiri hinata dan melepaskan ikatannya.

" hosh hosh…kalian semua tidak apa-apa?" Tanya kak na-chan yang telah muncul bersama dengan gaara.

Sakura menoleh dan menjawab " ya. Kami tidak apa-apa. Tapi naruto…" pendangannya kini beralih kepada naruto. Kak na-chan pun menatap ngeri.

" oh begitu." Ucap kak na-chan tenang. Tapi TUNGGU! Kak na-chan melihat dua bayangan kini mendekati sakura dan tenten.

Mulai terkihat jelas.

Bayangan itu…ternyata teman dari penjahat itu. Dua orang yang telah dihajar adalah yang bertugas menjaga markas. Dan kali ini… salah satu orang itu sudah mendekati sakura dan telah bersiap menyerangnya. Ia menghunuskan pisau ke arah sakura dengan cepat.

" SAKURAAA." Terdengar seseorang berteriak.

JLEB!

" GYAAAAAAAAAAA!" kak na-chan berteriak. Dia takut sekali melihat darah segar yang mengucur. Apalagi melihat proses penyebabnya.

Gaara pun segera memeluk erat kak na-chan. Menutupinya agar ia tidak meneruskan melihat kejadian itu.

" tenanglah na-chan. Aku ada di sini. Aku akan melindungimu. Tenanglah. " Bisik gaara.

--

Sakura merasakan sesuatu mengalir di tangannya. Merah. Matanya terbelalak ketika menyadari itu darah. Tapi darah itu bukan darahnya. Ia menggerakan kepalanya dan melihat sesosok …sesosok …yang disayanginya. Uchiha…..sasuke….uchiha sasuke menyelamatkan hidup seorang haruno sakura. Tubuhnya bersimbah darah. Tangannya sedang menahan pisau yang kini menebus perut bagian kanan. Dengan tenaga yang tersisa dia….

" CHIDORIIIIII."

CRATTT…darah kini yang mengalir dari sang penjahat. Penjahat itu pun meringis kesakitan. Dan melepaskan genggaman pisaunya. Sasuke pun mencabut itu dari perutnya. Nafasnya terengah-engah.

" sasuke.." lirih sakura. Matanya tak percaya. Sementara itu….

Penjahat yang satu lagi akakn melakukan hal yang sama kepada Tenten yang sedang pingsan.

" JIKA KAU BERANI MENDEKATINYA. AKAN KUBUNUH KAU!" teriak neji yang telah tepat berada di depan sang penjahat. Dan jurus juuken pun terulang lagi. Penjahat itu terpental. Dan entah bagaimana nasibnya. Mengenaskan.

Tragedi pun berakhir. Para polisi terlambat datang tapi setidaknya telah mentiapkan bala bantuan dari rumah sakit. Sasuke dibawa ke rumah sakit karena kondisinya yang masih parah walupun sakura telah melakukan pengobatan medis, memungkinkan untuk sasuke tidak akan sekolah selama beberapa minggu. Luka naruto pun telah lumayan sembuh setelah diberikan pengobatan medis. Sisanya hanya kelelahan. (Neji kini sedang mengantarkan tenten yang pingsan pulang kembali kerumahnya). Penjahat-penjahat itu kini diserahkan kepada polisi.

--

" GUK GUK."

" ternyata kamu di sini, hei naruto." Runaway tiba-tiba muncul setelah mendapat petunjuk dari oncom.

Naruto menoleh.

" hei…runaway. Udah sampai toh." Balas naruto.

" iya. Dasar bukannya menjemput. Eh…kamu kenapa?" Tanya runaway.

" gapapa. Tapi ada kasus penculikan doang."

" doang katamu ?! kau ini. Dasar bodoh." gerutu runaway.

Naruto hanya nyengir gaje.

--

16 APRIL…

06.45 pagi….di halaman sekolah…

" pagi naruto-kun. Eng….kemarin makasih telah menyelamatkanku. Maaf juga untu semuanya." Ucap gadis korban kemarin. Pipinya tetap merona merah.

" eh..? iya. Kau tidak apa-apa kan ?" Tanya naruto.

Hinata hanya mengangguk malu.

' ntah kenapa, tiba-tiba aku ingin selalu melindungi hinata.' Batin naruto dan ia tiba-tiba blushing.

" na…naruto-kun? Mukamu merah. Sakit ya?" Tanya hinata khawatir.

" eh? Tak apa-apa. Ayo kekelas yuk. Bentar lagi masuk."

" iya." Hinata tersenyum polos.

TBC…

Dasar author lemot, harusnya di kasih tanggal dari chapter yang lalu supaya lebih terasa arti judul fict nya…maaf ya para readers akan kata-kata yang salah di fict saia…

Review plisss…