HONTOU NI HONTOU NI HONTOU NI GOMENNASAI!

*sembah sujud*

Ampuni author karena author lagi-lagi menghianati kalian semua, para readers & reviewers yg author cintai … T_T

Saya hanyalah manusia tak berguna, yg setiap update hanya bisa membuat kalian kecewa dengan waktu update yg lama dan cerita yg semakin abal … T_T

Faktanya, dari waktu ke waktu inspirasi dalam otak saya terkuras habis karena lebih banyak digunakan untuk hal yg berkaitan dengan pelajaran … T_T

Maaf, saya benar-benar terpaksa menduakan fanfic .. sebenarnya saya juga tidak mau melakukannya, tapi apa mau dikata .. T_T

Ternyata Tuhan berkata lain . kewajiban saya memang belajar …

Saya tahu, akhir" ini kalian menunggu update-an hingga 2-3 bulan, tapi perlu diketahui, dalam 2-3 bulan itu waktu efektif yg saya gunakan untuk melanjutkan fanfic ini hanyalah beberapa hari saja .. u.u

Mudah"an kalian dapat mengerti dan memaklumi, terutama yg sama" murid SMA, apalagi yg SMK atau RSBI T_T

Yak, permintaan maaf saya ini mengawali ENDING dari fic ini, fic yg saya tulis hampir setengah tahun [iya nggak?] dengan chapter 1 yg sangat abal, karena saat itu saya masih benar" awam dalam dunia fanfic . kritikan dan saran dari kalian, para senior maupun para readers, mengubah saya menjadi lebih baik di chapter" selanjutnya . yah .. walaupun saya akui fic saya ini tetap saja abal dan kayak sinetron yg nggak selesai" dari season 1 sampe season 5 -_- [mohon maaf bagi produser sinetron yg bersangkutan, no offense]

And .. finally .. this is the end of Saikyoudai's Side Story !

Mungkin kalian nggak akan suka dengan endingnya, karena emang nggak kreatif & nggak memuaskan =_= seperti yg telah saya utarakan sebelumnya, inspirasi saya terkuras habis untuk pelajaran, maka saya minta maaf sekali lagi kalau endingnya SANGAT TIDAK MEMUASKAN .. u.u

Ini sudah batas kemampuan saya, saya nggak bisa mengetik ending yg lebih dari ini, saya bahkan menyelesaikan fic ini dalam keadaan sakit, tapi ini demi kalian semua :")

HONTOU NI ARIGATOU !

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan atas kesetiaan komputer Pentium 3-ku tercinta, serta dukungan kalian semua, akhirnya, hari ini, 15 Oktober 2010, 07.34p.m., Saikyoudai's Side Story, fanfic [abal] 11 chapter ini bisa selesai [walaupun tidak memuaskan] :")

Kata terima kasih tak henti"nya terucap dari lisanku untuk kalian semua . maaf, nggak bisa disebutin namanya satu", tapi, terima kasih banyak :")

Oh iya, waktu itu ada yg bilang kalau fic ini ganti aja genre-nya jadi angst ! XD actually, I don't know much about genre, is anyone wanna tell me about genre ? :D beneran deh, saya ngga terlalu ngerti sama genre, yg saya tau fic saya 90% cinta"an XDD serah deh, yg penting sekarang fic ini tamat ! :D

[busyet dah, ini curhat ato oneshot fanfic ? XD]

Karena udah panjang, mending kalian langsung baca aja, acuhkan semua curahan haja* yg diatas XD oya, jangan lupa baca pengumuman di bawah cerita ini ;D

SELAMAT MEMBACA !


~Saikyoudai's Side Story~

The Last [11th] down : A Prayer for Today, Tomorrow, and Forever

Disclaimer : Eyeshield 21 © Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata

Chapter : 11of 11

Author : Lady Karin Cecillia D. Lewis

Genre : Romance/Tragedy

Pairing : Youichi Hiruma – Mamori Anezaki

Rated : T

Warning : OC, OOC, Mamori yg manggil Hiruma 'Youichi', nd Hiruma yg manggil Mamori 'Mamori', gaje, aneh, karakter Hiruma yg ngaco 185 derajat, dsb. .

Author Alert! : segala yg tidak mungkin terjadi di komik/animenya, sangat lazim terjadi di ff saya! hati-hati sebelum membaca!


Cerita Sebelumnya. . .

Kenapa? Padahal aku belum dengar jawabanmu… Bukankah kau berjanji akan menjawabnya, Youichi?

Bayangan Dewa Kematian kembali menampakkan diri di ruangan itu. Bayangan itu semakin jelas beriringan dengan detak jantung Hiruma yang mengalun semakin pelan.

PIII—P


Angin yang berhembus kencang di luar, memaksa masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka. Dengan lembut membelai mereka yang ada di dalam ruangan yang kini penuh ketegangan itu. Bak seorang Ibu yang membelai anaknya untuk menenangkannya.

Mendengar suara elektrokardiograf melengking panjang, dokter segera memerintahkan susternya untuk menggunakan alat pacu jantung yang telah dipersiapkan. Alat itu seperti dua buah setrika berbentuk kotak yang masing-masing dihubungkan ke sebuah mesin dengan kabel yang mirip kabel telepon. Suster menggenggam alat itu erat-erat pada pegangannya dan mulai menyentuhkannya ke dada Hiruma.

DEGG

Rangsangan pertama. Tubuh Hiruma sedikit mengejang. Namun selanjutnya tak ada reaksi. Suster tahu apa yang harus ia lakukan, mencoba lagi.

DEGG

Rangsangan kedua. Tubuh Hiruma kembali mengejang. Lagi-lagi tak ada reaksi. Wajah suster sudah pasrah.

DUAKK

Terdengar suara tembok dipukul begitu keras. Ikkyu-lah yang melakukannya.

"Loe bego ya? Kalau elo nggak ada, siapa yang akan membahagiakan Mamori? Gue nggak mungkin bisa, walaupun gue ingin, gue tahu cuma elo yang bisa, Hiruma! Bangun!" bentak Ikkyu pada Hiruma yang 'hampir tak bernyawa' itu. Mamori sendiri tak merespon. Hanya saja Taka dan Yamato yang masih memegangi punggung dan bahu Mamori merasakan tubuh Mamori kembali bergetar hebat.

Dokter berbisik memanggil sang suster yang juga ikut gemetaran. Telunjuk tangan kanannya teracung ke atas, mengisyaratkan satu kali lagi usaha penyelamatan, dan jika reaksi Hiruma kembali nihil, maka pada detik itu juga dokter akan menekan tombol berhenti pada jam tangannya. Saat itu pula… semuanya berakhir…

Suster kembali bersiap-siap. Ini bukan kali pertamanya menghadapi ambang hidup-mati pasien. Ia sudah berpengalaman, tapi entah kenapa hari ini ia merasakan sesuatu yang berbeda. Antara perasaan kagum dan merinding. Kagum karena ia baru pertama kali ini menemukan pasien yang benar-benar dicintai oleh kawan-kawannya sehingga kawan-kawannya rela menungguinya semalaman di koridor rumah sakit. Lalu merinding karena hawa kesedihan yang benar-benar menusuk tulang, baru kali ini ia merasakan hawa kesedihan yang amat sangat. Tangannya gemetaran. Dalam hati ia juga sangat berharap lelaki berambut spike pirang di hadapannya ini terbangun dari tidurnya yang panjang—dan mungkin menyakitkan.

Suster tersebut meneguhkan hati, lalu menurunkan alat yang ada di genggamannya perlahan.

Tuhan, berikan pemuda ini kesempatan, batinnya.

Pada detik yang sama, Mamori menundukkan kepalanya dalam-dalam, menyatukan kedua tangannya, meminta kepada Tuhan dari lubuk hatinya yang paling dalam. Kedua telapak tangannya saling menggenggam dengan erat. Sementara itu kedua pria yang ada di sampingnya hanya bisa menopang tubuh Mamori seraya berdoa. In gatan masa lalu Mamori tentang Hiruma pun kembali berkelebat dalam pikirannya. Mulai saat ia pertama kali bertemu dengan Hiruma di ujian masuk SMU Deimon, saat ia mengajukan diri menjadi manajer klub amefuto Deimon karena ingin melindungi Sena, saat Hiruma mengajukan tiga pertanyaan padanya, saat Death March, wajah keputus asaan Hiruma saat pertandingan melawan Oujou, saat Hiruma mengajukan pertanyaan ketiga di ruang kesehatan setelah tangannya dipatahkan Gaou, dan setiap detik yang mereka lewatkan bersama… semua itu masih terekam jelas pada otak Mamori. Dan saat ini semua itu sedang dipertaruhkan. Akankah mereka berdua—Mamori dan Hiruma—kembali membuat kenangan, ataukah semuanya terhenti di sini dan hilang begitu saja…

Malaikat adalah makhluk Tuhan yang senantiasa berdoa padaNya. Malaikat pun tak segan mendoakan manusia yang benar-benar berakhlak mulia dan taat pada Tuhannya. Biasanya, doa malaikat selalu dijamah oleh Sang Maha Pengabul Permohonan. Namun, apakah Tuhan akan menjamah doa malaikat untuk iblis?

Sang malaikat mulai menitikkan air matanya.

Apapun keputusanMu, itu yang terbaik…

Peluh mulai menetes dari pelipis suster yang semenjak tadi gemetaran. Ia menghentikan tangannya, tak sanggup melanjutkan tugasnya untuk kembali menjalin benang merah kehidupan pemuda yang ada di hadapannya. Ia melirik sang dokter yang sudah membimbingnya selama 2 tahun ia menjadi suster. Sang dokter mengangguk tipis, mengisyaratkan suster yang masih muda itu untuk melanjutkan pekerjaannya.

Spontan Mamori berdiri, menggenggam pergelangan tangan suster itu, lalu berkata, "Tugas anda hanya berusaha, selanjutnya Dialah yang menentukan. Tak apa, lakukan saja seperti biasanya." Mamori tersenyum tipis dengan butir-butir air mata yang masih berjatuhan dari pelupuk matanya. Suster itu tidak berlama-lama terdiam, ia melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Sekali lagi, batin Taka.

Aku percaya kau akan kembali, Hiruma, batin Yamato.

DEGGG

"Jika ini adalah kesempatan terakhirku, bolehkah kukatakan bahwa aku benar-benar menyukaimu, Youichi?"

Tepat pukul 08.45


1 bulan kemudian, sebuah kompleks pemakaman di Kyoto, 09.33a.m.

Mamori meletakkan seikat bunga krisan di depan sebuah batu nisan. Selanjutnya Mamori membakar dupa yang dibawanya, lalu menancapkan dupa itu pada areal tanah di depan nisan yang memang diperuntukkan untuk menancapkan dupa. Mamori menangkupkan kedua tangannya, membimbingnya ke depan bibir, lalu menutup mata. Ia memulai rangkaian doanya dengan khusyu'.

Tak begitu lama Mamori berdoa di depan batu nisan yang baru saja menghuni pemakaman itu. Ia mengakhiri doanya dengan mengusap batu nisan itu. Mamori pun berlalu, melangkah di jalan setapak pemakaman yang penuh dengan dedaunan yang gugur dari pohonnya. Angin yang bertiup kencang mengibarkan muffler yang dipakai Mamori, muffler pemberian orang yang seharusnya ada di sampingnya sekarang…


Mamori memutar kenop pintu clubroom dan melangkah masuk ke dalam ruangan yang sepi itu. Para penghuni ruangan ini tengah berlatih di lapangan sebagai persiapan untuk melawan tim amefuto Universitas Enma esok hari. Hari ini pun Mamori harus bersemangat menemani para gladiator itu berlatih. Mamori mengawali rutinitasnya setiap pagi di clubroom dengan membersihkan ruangan yang tidak terlalu besar ini. Ia pun mengambil sapu yang terletak di salah satu sudut ruangan dan mulai menyapu.

KRIEET

Seseorang membuka pintu clubroom, sontak Mamori menoleh ke arah pintu.

"Sesi pertama sudah selesai, Yamato-kun?" tanya Mamori pada seseorang yang bersandar di pintu sambil terengah-engah.

"Belum, aku kabur nih," ujar Yamato sambil mengedipkan mata. "Hhh… Sepertinya Agon sedang mengamuk hari ini, dia tidak tanggung-tanggung!" lanjutnya. Mamori samar-samar masih bisa mendengar napas Yamato yang sedikit terengah-engah.

Mamori mengambil sebotol minuman ion di keranjang minuman. "Minum, Yamato-kun?"

Yamato mengulurkan tangannya. "Ya, tolong!" Mamori pun melempar botol minuman ion yang digenggamnya ke arah Yamato, ia menangkapnya dengan mudah.

"Maaf ya, Yamato-kun!" ujar Mamori sembari menangkupkan kedua tangannya. Ia sadar, memang tidak sopan melempar-lempar minuman. Tapi yah, dengan anak-anak klub sih memang sudah biasa begini.

Yamato mengacungkan ibu jarinya. "Tak apa, terima kasih ya, Anezaki!" Mamori membalas dengan senyuman, lalu ia melanjutkan menyapu ruangan. "Oh ya, tadi habis dari mana?" tanya Yamato.

"Ah, berziarah," jawab Mamori lembut sambil tersenyum.

"Eh, maaf," ucap Yamato sembari menghampiri lalu mengelus bahu Mamori.

"Tak apa kok, Yamato-kun," balas Mamori dengan senyum yang mengembang. Untungnya Mamori tidak terlihat sedih, ia sudah bisa tersenyum seperti biasanya lagi.

DRRTRTRTRRT

"Eh?"

Bukankah kalian mendengar suara tembakan dari senapan mesin? Mm… AK-47 misalnya?

"YAA-HAA!"

"Ehh?"

Nha? Tidakkah kalian mendengar suara teriakan seorang pria yang sangat khas?

Sontak Mamori dan Yamato menoleh ke sumber suara.

"Ehehehehe." Yamato hanya cengar-cengir saja.

"Bagus sekali ya, mangkir dari latihan dan malah mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk berduaan dengan si manajer sialan, hei kau rambut liar sialan!" bentak seorang pria yang berdiri di depan pintu ruangan, dengan penampilan yang khas. Rambut blonde spike-nya, antingnya, tak lupa AK-47 kesayangannya.

GLEK

Yamato hanya bisa menelan ludah.

"Wah wah, bukan mangkir kok, hanya minum sebentar," ujar Yamato dengan senyum PeDe-nya dan muka watados-nya.

"Minumnya sebentar, berduaannya yang lama." Seringai setan tersungging lebar.

"Waduh, ada yang cemburu nih. Nanti lagi ya, Anezaki!" Yamato mengedipkan sebelah matanya pada Mamori. Mamori hanya tertawa kecil.

DRRTRTRTRRT

"Cari mati kau! Keluar sana!" bentak 'Si Iblis'. Yamato pun berlari dengan kecepatan cahaya keluar clubroom.

"Fufufu, yang lembut sedikit kenapa?" ujar Mamori.

"Berisik, ayo, kau juga keluar!" balas 'Si Iblis' seraya menodongkan moncong AK-47 kesayangannya itu.

Mamori mengangkat kedua tangan layaknya seorang penjahat yang tertangkap basah. "Iya, iya, kapten…" ucap Mamori dengan senyum meledek.

"Cih, kekekekeke!" tawa yang khas menggema di seluruh penjuru clubroom.

Sementara itu di lapangan utama Kyoto Daigaku, seluruh anggota klub amefuto sedang berlatih keras. Tak ada seorang pun dari mereka yang tidak bermandikan peluh. Terutama para pemain lapis dua yang sedang meningkatkan kekuatan fisiknya dengan nekat menantang tim utama. Tentu saja para anggota tim utama tidak tanggung-tanggung mengeluarkan 100% kekuatan mereka demi peningkatan fisik tim lapis dua. Kombinasi Taka-Yamato-Ikkyu belum terkalahkan, ditambah lagi Agon yang benar-benar bermain dengan ngotot. Dan hebatnya, ini baru latihan sesi pertama! Sepertinya begitu latihan sesi pertama ini selesai, akan ada mayat-mayat bergelimpangan di clubroom. Itu artinya Mamori harus kerja keras.

Agon melirik 'Si Iblis' yang berdiri di tepi lapangan. "Sampah! Balik loe!" Emosinya meledak.

"Nggak! Buat apa gue balik? Takut kalah loe kalau nggak ada gue? Kekekekeke!" Melihat kekehan 'Si Iblis', Agon pun sontak meludah tanda tak sudi.

"Bagus! Kalau begitu mulai sekarang sampai sesi kedua latihan dipimpin sama si dread sialan! Anggota tim inti sudah berkurang satu, keterlaluan kalau tim kedua nggak bisa menang! Keekekekekekeke!" teriak 'Si Iblis'.

SII~NG

Para pemain lapis kedua yang berdiri di lapangan hanya termangu.

"A-APAA? HIII!" Semua pemain lapis kedua lari kocar-kacir begitu mendengar Agon akan memimpin latihan sampai sesi kedua. Bukan hanya pemain lapis kedua, anggota tim inti yang lain pun mulai mencucurkan keringat dingin begitu hawa iblis Agon meningkat. Yah, kalau latihan Hiruma bisa dibilang siksaan neraka, latihan Agon nggak jauh beda, deh. Mungkin siksaan alam kubur. (:P)

"Yah, gawat deh," ujar Ikkyu lemas.

"Sepertinya aku harus mengikat rambutku, nih," canda Taka. Sementara itu Agon mulai mengamuk lagi bak naga yang dibangunkan dari tidur pulasnya.

"Haah, setelah ini pekerjaanku pasti berat," keluh Mamori.

"Jangan mengeluh, manajer sialan! Itu kan memang pekerjaanmu sebagai budak! Kekekeke!"

Mamori menyentil tangan Hiruma. "Dasar! Mentang-mentang sudah sehat, balik lagi kepribadiannya! Memang terkutuk kau, masa' dari koma langsung sembuh total hanya dalam sebulan?" celetuk Mamori. Hiruma lagi-lagi hanya mengeluarkan seringai dan kekeh setan andalannya.

Ya, saat itu, tepat sebulan yang lalu di Rumah Sakit Umum Daerah Saitama, seorang pemuda berambut blonde spike yang merupakan kapten tim amefuto Saikyoudai terbaring koma di salah satu ruang ICU. Ia terluka parah karena tertabrak truk di persimpangan jalan saat sedang mengejar seniornya yang telah melakukan intimidasi dan pengancaman terhadap teman-teman satu timnya, dan lagi, menculik serta melukai gadis yang paling ingin ia lindungi. Semua rekan-rekannya datang menjenguk, mantan anggota tim Deimon Devil Bats yang dulu digawanginya pun sengaja ikut menginap di koridor rumah sakit untuk memantau kondisi kapten mereka itu. Bahkan Sena dan Clifford yang berada di Amerika sengaja datang karena khawatir akan kondisi Hiruma.

Dan di hari yang sama dengan kedatangan Sena dan Clifford, sabit Dewa Kematian tengah berada di depan leher Hiruma. Detak jantungnya sempat berhenti. Dokter pun memerintahkan suster untuk mencoba menyelamatkan Hiruma dengan alat pacu jantung, walaupun dokter sudah pasrah. Beberapa kali dirangsang, jantung Hiruma tak kunjung berdetak. Sampai kata cinta malaikat membuahkan keajaiban…

Flashback

"Jika ini adalah kesempatan terakhirku, bolehkah kukatakan bahwa aku benar-benar menyukaimu, Youichi?"

Rangsangan terakhir. Mamori mengucapkan kata-kata terakhirnya untuk Hiruma dengan gamblang. Ia sudah tak peduli orang-orang yang mendengrnya. Kali ini ia benar-benar mengakuinya, bahwa ia menyukai Youichi Hiruma. Air matanya kembali meleleh membasahi tangan Hiruma yang sama sekali tidak bergerak.

PIP PIP PIP PIP PIP

Seisi ruangan tersentak kaget. Suara dari elektrokardiograf kembali terdengar putus-putus, seperti detak jantung manusia.

"Hei manajer sialan, ngapain elo nangis di tangan gue?"

Suara itu terdengar menggema di ruangan yang sedang dipenuhi aura duka itu. Siapa? Suara siapa? Dari gaya bicaranya sudah pasti itu Hiruma, tapi tidak mungkin…

"Maha Suci Tuhan!" teriak dokter. Suster di sampingnya hanya membekap mulutnya tidak percaya.

"Nggak mungkin..."

"Ini... benar-benar..."

Semuanya larut dalam ketidak percayaan. Kurita dan 3 bersaudara Haa-Haa juga segera masuk begitu mendengar teriakan dokter. Dan tentu saja yang paling tersentak adalah Mamori. Mamori tertunduk dan terdiam saking terkejutnya.

"Oi, angkat kepalamu, manajer sialan! Sampai kapan loe mau nangis di atas tangan gue?"

Suara itu memaksa Mamori untuk mengangkat kepalanya. Sontak Mamori langsung memeluk pria yang tadi terbaring lemah di sana . Entah apa yang terjadi, tapi, dia bangkit. Hiruma bangkit. Setelah detak jantungnya berhenti kini ia kembali bernapas. Entah apa alasan Tuhan membiarkan setan yang satu ini hidup, tapi yang jelas tidak akan ada yang mengecam kembalinya setan yang satu ini.

"Oi, lepasin gue, manajer sialan!" protes Hiruma sambil melepas alat bantu napasnya. Mamori menuruti apa kata Hiruma dan melepaskan pelukannya. Ia menatap sayu Hiruma.

"Selamat datang kembali, Youichi."

Flashback End

Hiruma yang masih menyeringai memalingkan kepalanya kepada Mamori yang tersenyum-senyum kecil. Hiruma melambaikan tangannya, merangkai kode yang hanya diketahui olehnya dan Mamori. Mamori mencerna tiap lambaian tangan Hiruma dan cepat membalasnya dengan kode lambaian tangan singkat.

"Emm, Yamato-kun!" Mamori memanggil Yamato yang baru saja mau beristirahat setelah selesai melaksanakan latihan sesi pertama.

"Ada apa, Anezaki-san?" Yamato menghampiri Mamori sembari cengar-cengir ke arah Hiruma.

"Anu Yamato-kun, kau masih ingat, waktu itu aku berjanji padamu tentang mail. Waktu itu kau belum sempat membaca mail itu kan? Mail itu masih tersimpan di inbox ponselku, kutinggalkan ponselku di sini, aku pergi dulu, Yamato-kun," ucap Mamori dengan senyum mengembang. Mamori pun berlalu mengikuti Hiruma. Yamato yang penasaran mulai mencari mail itu di inbox Mamori yang penuh dengan mail baru.

Waktu itu di mailnya, Hiruma bilang dia tidak bisa, tidak bisa kenapa ya?

Tak butuh waktu lama ternyata untuk menemukan mail itu. Yamato langsung membukanya.

PIP

From : Youichi Hiruma

Subject : (none)

sebenarnya aku bukannya tidak mau menjawab, namun aku sadar aku tidak bisa menjawabnya sekarang . sebagai gantinya aku akan menjawab dengan sesuatu yang lebih dari sekedar 'YA' atau 'TIDAK' .

Yamato mengernyitkan alis saat membaca mail itu. "Hmm… maksudnya akan menjawab dengan sesuatu yang spesial ya?" Yamato meletakkan kedua kepalannya di pinggang dan menatap langit cerah berawan dengan senyum yang tersungging di sudut bibirnya.

Hiruma berjalan dengan cepat. Mamori yang mengekor di belakangnya pun hampir kewalahan untuk mengimbangi langkahnya dengan langkah Hiruma agar mereka tidak terlalu jauh. Berjalan dengan keheningan, tahu-tahu mereka sudah sampai di atap gedung utama Saikyoudai. Hiruma menghentikan langkahnya. Mamori juga menghentikan langkahnya beberapa meter di belakang Hiruma.

"Hei," ujar Mamori, "rasanya kemarin kau bilang kau akan menemaniku berziarah ke makam nenekku."

Hiruma melipat kedua tangannya di depan dada, AK-47 kesayangannya ia tinggal di bench. "Kau sudah tahu aku sibuk, manajer sialan."

Ya, saat itu Nenek Mamori meninggal dunia tiga hari setelah Hiruma keluar dari rumah sakit. Mamori sempat shock, namun dengan cepat bisa kembali pulih. Saat pemakaman Nenek Mamori, Hiruma menemani Mamori dan memberikan muffler yang sekarang dikenakan oleh Mamori. Muffler abu-abu yang terlihat hangat.

"Ya, aku mengerti…" Mamori menggenggam muffler abu-abunya yang hangat.

"Hei… masih mau dengar… jawabanku?" tanya Hiruma tanpa berbalik.

"Ah… kurasa kau tahu jawabanku. Atau harus kuulang pertanyaanku waktu itu?" Mamori balik bertanya. Hiruma membisu.

"Aku…" Mamori berjalan mendekati Hiruma. Mamori menyentuh punggung Hiruma dengan tangan kirinya dan menyandarkan kepalanya di sana. "Aku…" Mamori menangis.

"Ada apa? Tanganmu hangat, suaramu bergetar, napasmu tidak karuan, kau menangis lagi?" tanya Hiruma. Kali ini Mamori yang membisu, mengacuhkannya.

"Kau tahu benar siapa aku, Youichi. Aku hanyalah gadis biasa, sederhana, dan tak bisa apa-apa…" Mamori menggantungkan kalimatnya.

"Mamo—"

"Namun aku begitu menyukaimu, aku menyukaimu, Youichi Hiruma, sangat menyukaimu… Lancangkah aku, bila aku ingin berada di sisimu? Bolehkah aku, terus berada di sampingmu?" Mamori mengulangi pertanyaannya yang pernah ia tanyakan 1,5 bulan yang lalu pada Hiruma. Hiruma terdiam sesaat, lalu berbalik menghadap Mamori.

"Aku ingin jawaban yang tegas…" ucap Mamori. Hiruma pun menggenggam kedua bahu Mamori dengan erat.

"Kau ini bicara apa, sih?" tukas Hiruma datar. Mamori hanya bisa tertunduk saat mendengar jawaban Hiruma.

"Dasar…" Tiba-tiba Hiruma memindahkan kedua tangannya dari bahu ke pipi Mamori. Hiruma menarik pipi Mamori perlahan sembari membungkukkan badan dengan perlahan pula. Wajah Mamori memerah seketika. Ia menutup mata, tak bisa memperkirakan apa yang akan Hiruma lakukan. Wajah Mamori semakin dekat dengan wajah Hiruma, bibir mereka hampir bertautan, namun, Hiruma berhenti. Ia menatap Mamori lalu mendekapnya lembut.

"Ya, kalau kau tak ada di sampingku, sia-sia saja aku bangkit dari kematian…" bisik Hiruma tepat di samping telinga Mamori. Mamori membuka matanya perlahan setelah mendengar jawaban Hiruma.

"Youichi…"

Hiruma membelai rambut coklat panjang milik Mamori. "Maaf…"

Mamori membalas dengan tawa kecil. "Suatu keajaiban bisa mendengar kata maaf dari bibirmu, Youichi."

"Keekekekeke! Mungkin ini kali terakhirmu mendengar kata maaf legendaris dari diriku ini! Keekekekeke!" tawa Hiruma pun meledak di tengah suasana yang hangat itu. Diikuti dengan tawa lembut Mamori.

Yamato tiba-tiba menatap ke langit, matanya berkelana mengikuti arah angin yang berhembus ke arah atap gedung utama Saikyoudai. Angin itu berhembus, menghempaskan dedaunan yang bertengger hampir layu di tangkainya. Yamato tersenyum tipis, lalu bergumam, "Bukankah ini cuaca yang tepat untuk menghangatkan diri?"

Tuhan memang Maha Bijaksana. Betapa bahagianya sang malaikat yang dijamah doanya, meskipun doa itu untuk iblis sekalipun. Untaian air mata cintanya yang ia persembahkan hanya untuk iblis yang dicintainya, mampu membangkitkan sang iblis dari tidur panjangnya—yang penuh penderitaan. Saat ini mereka mengukir nama masing-masing, pertanda awal dari kisah mereka, yang tanpa sadar menjadi salah satu kisah paling menarik di antara ratusan kisah di Saikyoudai. Serta, menjadi pembuktian bahwa Saikyoudai bukan hanya wadah untuk kisah-kisah prestasi di dalamnya, namun juga wadah untuk… kehangatan.

Mamori menghentikan tawanya. "Jadi, kita jadian?"

***HONTOU NI OWARI***


-Author's Cuap-cuap :D-

Alhamdulillahi rabbil alamin~

Thanks a lot for Allah SWT, my parents, my computer, my seniors, my school friends, and all of YOU !

Terlepas dari apa yg sudah saya utarakan di atas ttg chapter terakhir ini, silakan kalian menilainya sendiri, sekali lagi saya hanya bisa mengucapkan MAAF :")

Tamatnya fic ini bukan berarti akhir dari segalanya, justru berarti awal dari karya" saya yg baru, saya takkan berhenti menulis [walaupun mungkin terpaksa hiatus suatu saat nanti], saya akan terus berusaha membuat fic baru yg lebih baik dari sebelumnya, semoga kalian juga tak berhenti mendukung saya :)

Saya takkan pindah fandom, rumah saya di sini, fandom ES21, mungkin saya juga membuat fic untuk fandom lain tapi saya takkan meninggalkan fandom ini :) terus baca & review fic" saya yaa ! :D

-PENGUMUMAN PENTING, IMPORTANT!-

sehubungan dengan adanya pembaca yg meminta saya membuat epilog dari fic ini, dan saya juga memang sudah membuatnya sejak versi beta fic ini dibuat, SAYA AKAN MEM-PUBLISH BONUS CHAPTER SAIKYOUDAI'S SIDE STORY ^_^

bonus chapter ini berisi cerita tentang hubungan HiruMamo di masa depan X3 namun bonus chapter itu akan saya publish terpisah dari rangkaian SSS dengan judul,

LEARN TO SAY 'BROKE UP'

Saya adalah penggemar berat cliffhanger ! X3 jadi, sangat diwajibkan bagi pembaca yg kurang puas dengan ending ini untuk membaca bonus chapternya, disarankan pula bagi pembaca yg sudah puas X3

Kalo nggak suka Hiruma OOC, mending jangan baca, karena membuat Hiruma berkepribadian 360 derajat berbeda adalah keahlian khusus saya ! :D fic HiruMamo saya 90% Hiruma OOC, pertimbangkan dulu sebelum membaca :D

Jadii, jangan lupa baca LEARN TO SAY 'BROKE UP' ! ingat" judulnyaa yaa ! :D

Oh iya, ditunggu yg mau ngajarin saya tentang genre dsb ! :D

-Special Thanks ! :D-

Vhy Otome Saoz

RisaLoveHiru

Rheinny del Zialiony

undine-yaha

just reader 'Monta'

Mafia No.146 Akari-chan

Micon

Anggi

Raiha Laf Qyaza

Chiyo curippu

Matsura Akimoto

SatanSpawn

Hanya Orang Tidak Jelas

aliciei013vongola

Iin cka you-nii

hamazaki youichi

pucca-darkblue

sweet miracle 'michu

hatakeyurikochan

Youichi Hikari

Kamia Keehl

nara 'uchiha' youchii

Y0uNii D3ViLL

Runa-chan Sakurai

T064 8145 always forever 13

HirumaMurata girl

Riiharu Sakura

Demonicola

YoueriHirumaAlwaysLoveJumonji

Scarlett Yukarin

HashiyoRike

hanaka of nadeshiko

yarai yarai chan

Yg sudah memberikan review-nya di chapt 10 ^^ terimakasih banyak, sensei ^^

RnR fic saya yg lain yaa ! Ditunggu loh, jangan segan-segan mengirim kritik, saran atau pesan apapun ^^ [surat cinta juga boleh asal jangan surat tagihan nd ancaman pembunuhan !XD]

-Answer for the last review :D-

Vhy Otome Saoz: yup, SMA benar" beda jauh dengan SMP .. u.u maaf yaa, ini apdetnya udah as soon as possible .

RisaLoveHiru: neesan napsu amat ! XD tenang, neesan bisa bunuh bang hiyou sekarang ! X33

Rheinny del Zialiony: bisa dibilang semi-hiatus ! ^^a yah, begitulah .. u.u ehehe, nggak mati tuh jadinya X33

undine-yaha: sibuk banget, makan aja sehari bisa Cuma seperempat piring ! =_= *lebay* jangaan nangiis, hepi ending kok ! X'3

just reader 'Monta': soalnya fokus ke Saikyoudai, jadi monta ngga keliatan, maap ! ,

Mafia No.146 Akari-chan: dieditnya besar"an loh, ampe saya apdetnya lama banget u.u yg di fb sih bisa dibilang masih beta~ maap amang cliff cuma nyempil dikit, di project saya yg baru amang cliff jadi main chara kok 8D sena baru dikit bisa , amang cliff setia jadi translator XD *jdar* XDDDDDDDDD

Micon: nggak mati kok ! X3 permintaanmu kukabulkan, saya buat epilognya, tapi bonus chapter dulu yak ! X3

Anggi: Cuma telat dikit, mohon dimaapin _

Raiha Laf Qyaza: kyaaa! *ikutan teriak* tenang, tenang, tahan, tahan ! _

Chiyo curippu : maaf apdetnya ngga kilat ! _ yup, tenang, Hiruma still alive ! X3

Matsura Akimoto: kalo nggak ada dewa kematian nggak akan ada Bleach sama Death Note ! XDD *plak!*

SatanSpawn: *berlutut* eng-enggak mati kok bang ! =^=

Hanya Orang Tidak Jelas: maaf apdetnya ngga bisa kilat .. T.T semoga kamu senang dgn endingnya terima kasih atas dukungannya ! ;)

aliciei013vongola : nggak kok nggak, nggak kok, enggak mati ! XD OOT itu apa sih ? XD *katrok* mungkin ada yg salah, saya aktip kok di twitter ;) sankyuu~ n.n

Iin cka you-nii : sankyuu~ X'3 iya silakaan, maaf apdetnya ngga kilat ! .

hamazaki youichi : sankyuu~ maaf apdetnya ngga kencang ! .

pucca-darkblue : maaf, bener" maaf untuk penantian anda yg sangat panjang T_T tapi hepi ending kok ! ,b

sweet miracle 'michu : sip, sankyuu ya ^,^b

hatakeyurikochan : sankyuu~ sekarang udah tau nasib hiruma kan ? ^,^d

Youichi Hikari : nggak mati, nggak mati X3

Kamia Keehl : engga kok engga, engga kok engga mati ! XD wah, ngga tau, mungkin ada yg salah, coba cari aja lagi :D

: mohon bantuannya jugaa :D *nunduk* sankyuu~ n.n

nara 'uchiha' youchii : sankyuu~ map lama ! .

Y0uNii D3ViLL : ini apdetnyaa, maaf lama ! _ hiru ngga ninggalin mamo kok ! n,nb

Runa-chan Sakurai : iya, bang hiyou ngga mati, mamo ngga depresi terus bunuh diri, happy end :))

T064 8145 always forever 13 : bukan ada yg ngga lazim, tapi keseluruhan fic ini emang ngga lazim ! XDDDDD *jdar!* sankyuu~ bener" map kalo saya semi-hiatus ! _ bagus ! itu dia poin pentingnya, pertanyaan mamori n jawaban hiruma ! semuanya terungkap di lastchap ini ;) ngga 3 bulan kok, Cuma 2,5 bulan ! XDDD *dimutilasi*

HirumaMurata girl : hiruma nggak mati, tapi maaf, dia meninggalkanmu karena dia mencintai mamori .. u.u

Riiharu Sakura : gyah ! XD *ngakak*

Demonicola : maap …. *nangis di pojokan* T_T

: sankyuu~ ngga mati ! :3

YoueriHirumaAlwaysLoveJumonji : daijoubu~ :3

Scarlett Yukarin : daijoubu~ :3 sankyuu juga~ :D hepi ending kok, kayaknya genrenya sekarang diganti jadi angst XD tak apa, walaupun pendek kita harus bisa seperti sena ! :D tapi bola amefuto saya kempes T.T nggak kok, makasih atas reviewnya ;)

HashiyoRike : sankyuu~ :D iya, butuh adaptasi yg cukup lama di SMA ! .

hanaka of nadeshiko : daijoubu~ :) saya juga ngga tega, tapi apabolehbuat otak dan tangan saya maunya gitu T.T siip, semoga kamu puas sama lastchap ini~ ;)

yarai yarai chan : sayang, banyak yg protes kalo hiru mati, lagian ternyata otak dan tangan saya juga ngga rela bikin hiru mati, ngga sanggup ngebayanginnya ! _

Yg punya fb nd twitter bsa mengakrabkan diri denganku di :)

-fb search : Karin Lighthalzen

-twitter : bontalotte

Thx all, maaf cerewet ! XD

Devil Bat Ghost !