Warning: OOC, out of topic, gaje, garing, typo mungkin. Don't like? Don't read!

Disclaimer: sampai akhir hayat(?) tetep punya Akira Amano sensei. Bukan punya saya, tapi kalau mau diwariskan pada saya juga tak apa^^ *diinjek pake gundam*. Klo cerita dan OC punya saya semua.

Shame: Aduh. Ini fanfic pertama saya.^^*bungkuk2 ala Sena* Semoga layak dibaca. Mohon bantuannya, minna~

Hibari: cepet mulai, herbivore! (posisi start meng-kamikorosu)

Shame: gyaaa! Ampun2..saya jangan dikamikorosu dulu, nanti ini malah ga jadi dimulai lagi.. Hibari-san ngomong2 kenapa nongol disini?

Hibari: Cih.. itu terserah padaku, herbivore. Cepat mulai saja!

Shame: hyaaa.. baiklah minna sekalian, sebelum saya berakhir di tonfanya Hibari, sebaiknya lekas dimulai ya! Cekidot! *kabur~~*

## SHE IS MY FIRST LOVE? ##

Chapter 1 : Meet..

Suatu hari yang cerah di kota kecil Namimori. Matahari bersinar hangat, awanpun serasa enggan berdekatan dengannya sehingga hanya terlihat bentangan warna biru yang bersih dan cerah di langit Namimori. Angin berhembus pelan dan menggerakkan sedikit daun-daun yang sudah hampir terlepas dari rantingnya.

Diantara suasana yang nyaman dan menenangkan itu, ada satu tempat di Namimori yang sedang riuh-riuhnya. Suara bel berbunyi , suara langkah-langkah kaki yang tak terhitung jumlahnya, dan suara yang keluar dari mulut setiap orang yang ada di tempat itu berbaur menjadi satu. SMP Namimori masih seperti biasanya…

Saat itu istirahat makan siang. Ada tiga orang anak yang asik mengobrol di dalam kelas sambil membuka bungkus bento masing-masing. Anak berambut coklat duduk diantara kedua temannya, yang satu berambut putih dan satunya lagi berambut hitam cepak. Dan mereka tak lain dan tak bukan adalah Tsuna, Gokudera dan Yamamoto. (jreng!jreng!jreng!)

"Juudaime..bagaimana bekal anda hari ini?", tanya Gokudera dengan mata berbinar-binar.

"Ah..aa….". Belum sempat Tsuna menjawab, Gokudera dengan impuls kecepatan bomber sudah menghadap ke arah lain dan sikapnya berubah 180 derajat. Terdengar suara urat-urat di kepala Gokudera menegang. Tsuna hanya sweatdrop.

Gokudera mengacungkan kepalan tangannya. "Hei, Yakyuu Baka! Apa yang kau lakukan disini?", bentak Gokudera pada Yamamoto. Sedangkan yang bersangkutan hanya cengar-cengir.

"Ah.. Bukankah lebih baik kalau makan bersama-sama, benar kan Tsuna?". Yamamoto menjawab dengan muka innocentnya.

"Ah, itu be…". Belum sempat lagi Tsuna menjawab, Gokudera sudah teriak-teriak nggak karuan. Tsuna sweatdrop-lagi.

Tanpa menghiraukan tampang Tsuna yang sudah sweatdrop nggak ketulungan, Gokudera melanjutkan acaranya memarahi si Yakyuu Baka yang sudah jadi seperti agenda harian bagi mereka berdua. "Apa kau bilang! Kau hanya akan mengganggu Juudaime! Benar kan Juudaime?". Tsuna diam saja nggak mau dicuekin lagi, sepertinya mata Tsuna yang besar juga sudah berubah menjadi satu garis datar saja.

Gokudera berdiri dan menaikkan satu kakinya keatas kursi, kedua tangannya sudah dipenuhi dinamit bahkan mulutnya juga-sepertinya jurus baru yang baru dikembangkan Gokudera. "Behihaplah hahuu haka!(bersiaplah Yakyuu Baka!)".

Yamamoto hanya bengong. Mungkin di dalam hatinya dia sedang merasa kasihan pada Gokudera kalau dinamitnya ketelan. Sementara cowok berambut putih itu sudah siap melempar dinamit tapi satu kakinya malah tersandung meja dan jatuh. GUBRAAAAKK!

"Tidaaaak!", teriak Tsuna sambil memegangi kepalanya ketika mengetahui semua bento yang ada di atas meja jatuh ke lantai.

"Eh? Hwaa…maafkan aku Juudaime!",kata Gokudera sambil bersujud-sujud di depan Tsuna. Sepertinya dia menghantam-hantamkan kepalanya ke lantai sebagai bentuk penyesalan, tapi Tsuna sendiri malah merinding melihatnya dan mengatakan tidak apa-apa.

Tiba-tiba, ada beberapa gadis yang mendekati mereka bertiga. Wajah mereka memerah.

"Ano.. Yamamoto-kun, maukah kau menerima bento buatanku ini?", tanya seorang gadis yang membungkuk menyodorkan bento pada Yamamoto. Kepalanya menunduk menyembunyikan warna semburat merah yang muncul di pipinya.

"Ah.. Sankyuu ..", ucap Yamamoto sambil menerima pemberiannya sambil tetap tersenyum. Gadis pemberi bento itu mengangkat kepalanya dan tertawa kecil, wajahnya langsung memerah dan dia melangkah mundur.

"Atashi mo..".

"Atashi mo..".

"Atashi mo..".

Gadis-gadis lain ikut memberikan bento pada Yamamoto.

Akhirnya Yamamoto membagi bento yang didapatkannya pada Tsuna dan Gokudera yang bentonya sudah jatuh tadi. Yah, daripada melihat temannya membenturkan-benturkan kepala ke lantai sampai benjol sedangkan yang satunya malah ngeri sendiri.

Sekolah sudah usai, seperti biasa sekumpulan anak yang menamakan dirinya sebagai Vongola Family (ga salah tuh?) berjalan pulang bersama, tetapi hari ini mereka tidak bersama dengan Haru karena memang gadis itu belum menunjukkan kemunculannya yang sering tak terduga.

"Huaah.. Hari ini cukup melelahkan ya. Untung tadi Yamamoto membagai bentonya, kalau tidak mungkin aku belum makan..", celetuk Tsuna sambil melirik ke arah orang yang dibicarakannya.

Yamamoto menaruh tangan kanannya dibelakang kepala. "Hahaha. Aku juga tidak mungkin menghabiskannya sendirian".

"Kenapa kalian tidak mengajakku juga KYOKUGEN! Makan siang dengan lebih banyak orang akan lebih KYOKUGEN!", teriak Ryohei sambil mengarahkan tinjunya ke atas, lengkap dengan background api membara yang selalu menyertainya di setiap pelafalan kata 'kyokugen'.

Gokudera yang merasa risih dengan suara menggetarkan telinga itu-merusakkan telinga lebih tepatnya, langsung ganti berteriak. "Diam Shibafu Atama! Berisik sekali!".

"Mau apa kau Tako Head?", timpal Ryohei dengan alis terangkat satu. Pandangan matanya seperti mengisyaratkan 'tantangan'. Bahkan sekarang matanya mulai berubah menjadi api, entah itu contact lens atau effect yang ditimbulkan dari imajinasi gila author.

"Lambo-san tidak akan kalah! Nyahahaha!". Lambo tiba-tiba datang dan ikut dalam pertengkaran itu. Tangannya membawa granat dan senapan laras panjang yang entah didapat dari mana. (Dan sebaiknya para readers tidak usah memusingkan masalah ke-'legal'annya).

"Diam kau Aho Ushi!", kata Gokudera sambil meninju Lambo sampai terpental. Sementara Ryohei ribut dengan Gokudera dan Lambo ber-'gotta stay calm' ria. Tsuna, Yamamoto, dan Kyoko berjalan duluan.

Yamamoto dan Kyoko hanya tersenyum menanggapi keributan yang dibuat tiga orang temannya itu, sedangkan Tsuna hanya bisa sweatdrop(lagi?). 'Dari segi mana mereka bisa tersenyum seperti itu?', batin Tsuna.

"Wah..tapi, ngomong-ngomong Yamamoto-kun senang kalau banyak disukai seperti itu?". Kyoko tiba-tiba memulai topik pembicaraan karena mengingat tentang masalah makan siang tadi.

Yamamoto hanya tersenyum dan menggaruk pipi kanannya yang tidak gatal menanggapi pertanyaan yang diberikan teman sekelasnya itu. Tsuna hanya terdiam saja melihatnya.

"Ah. Tapi kalau banyak disukai gadis-gadis, apa kau pernah menyukai seseorang Yamamoto-kun?", Lagi-lagi Kyoko bertanya, telunjuk kanannya menempel di dagu dan matanya seperti menerawang. Mungkin semacam berpikir.

Yamamoto tiba-tiba berhenti dan bergumam pelan. "Aku...menyukai seseorang…?".

YAMAMOTO POV

Ini sudah jam 11 lewat dan aku belum tidur, entah apa yang sebenarnya menggangu pikiranku.

"Aku menyukai seseorang?", gumamku lirih. Aku mencoba memejamkan mata tapi tetap tak bisa tidur, kuingat-ingat.. sejak kecil memang aku belum pernah merasakan suka pada seseorang. Entah kenapa, tapi aku belum pernah bertemu dengan seseorang yang spesial bagiku.

'Apa jangan-jangan aku tidak normal? Ah. Tidak-tidak.. aku tidak boleh berpikiran aneh seperti itu', batinku sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Aduh!", teriakku lirih. Sepertinya kepalaku membentur tepi tempat tidur saat menggeleng-gelengkan kepala tadi, bodohnya aku..

Kenapa?

Kenapa?

Padahal kalau didekati gadis-gadis aku sudah sering, tapi merasakan suka? Merasakan cinta? Bagaimana rasanya ya…

Pagi ini aku tidak bertemu dengan Tsuna dan Gokudera saat berangkat ke sekolah, jadi aku berjalan sendiri. Sampai di kelas, suasana ribut sekali entah apa yang sedang dibicarakan. 'Mungkin pembagian sembako? Ah. Itu jelas-jelas tidak mungkin. Pikiranku kacau sekali hari ini' batinku. Aku menghela napas panjang.

"Ohayou",sapaku pada teman-teman yang sudah datang lebih dulu.

Tsuna yang memang sudah datang lebih dulu (WTF? Tsuna datang pagi?) dan duduk di bangku, langsung menoleh ke arahku. "Ohayou Yamamoto, tumben baru berangkat".

"Cih. Kalau Juudaime begitu, maka aku juga akan menyapamu. Ohayou Yakyuu Baka", kata Gokudera kemudian memalingkan mukanya. Yah, setiap pagi dia memang seperti itu. Aku hanya tersenyum saja menanggapinya.

Aku sekilas menoleh ke tempat murid-murid yang ramai berbicara lalu kembali memandang teman-teman didepanku. "Ne..sebenarnya apa yang sedang dibicarakan ya? Ramai sekali".

"Kau belum dengar ya Yamamoto, akan ada murid baru di kelas kita". Kurokawa Hana tiba-tiba ikut nimbrung sambil tetap menyandarkan dagunya di telapak tangan.

"Hontou desuka? Omoshiroi na..hahaha".

Ternyata murid baru itu adalah seorang gadis. Entah kenapa saat diperkenalkan, dia tidak mau menyebutkan nama keluarganya. Hanya memperkenalkan diri dengan nama 'Yuki'. Bahkan saat sensei ingin memperkenalkannya dengan nama lengkap sesuai yang tertulis di daftar absen, gadis itu menolak secara halus. Semua siswa serta senseipun hanya heran dibuatnya.

Gadis itu berambut hitam sebahu, beberapa helai rambutnya sengaja ditata agar berada didepan telinga, sedangkan rambut depannya diponi dan membuatnya terlihat sangat manis. Rambutnya terlihat sangat lembut dan halus, matanya berwarna abu-abu terang dan kulitnya putih seperti boneka porselen. Eh, tunggu.. Kenapa aku jadi mengatakan dia sangat manis? Ya sudahlah, memang dia terlihat manis. Bahkan beberapa murid laki-laki sepertinya sudah ribut berbisik-bisik membicarakannya. Hmm..

Sensei menyuruhnya duduk di kursi kosong sebelahku. Gadis itu hanya tersenyum dan berjalan menghampiri mejanya. Dia duduk dan mencoba membenahkan posisi kursinya agar nyaman. Sepertinya dia menyadari kalau ada yang memperhatikannya, dia kemudian menoleh kearahku dan tersenyum.

NORMAL POV

Saat istirahat, siswa baru bernama Yuki tadi mencoba berkenalan dengan teman-teman barunya. Sebenarnya beberapa murid laki-laki sudah mengajak berkenalan dengannya terlebih dahulu, tetapi sepertinya dia kebingungan karena mereka mengeluarkan senyuman-senyuman aneh. Setelah selesai berkenalan dengan siswa-siswa itu, Yuki mendekati seorang murid perempuan.

"Aku Yuki. Kau siapa? Salam kenal..".

"Sasagawa Kyoko, salam kenal. Ah, ini Kurokawa Hana", kata Kyoko sambil memperkenalkan Hana pada Yuki. Kyoko lalu memanggil Tsuna, Gokudera dan Yamamoto untuk ikut berkenalan dengan Yuki.

Pertama Tsuna terlebih dulu namun sebelum dia menyebutkan namanya, Hana sudah memotong bicaranya dan mengatakan kalau namanya adalah 'Dame Tsuna'. Gokudera yang baru nyebutin namanya langsung nggak jadi kenalan, malah bertengkar dengan Hana gara-gara Tsuna diejek. Kemudian Yamamoto..

"Ah, aku Yamamoto Takeshi..". Yamamoto tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Panggil saja Yuki, salam kenal Yamamoto-kun". Yuki balas tersenyum dan ikut mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Yamamoto. Beberapa saat pandangan mereka bertemu, entah apa yang ada di pikaran mereka masing-masing.

Saat jam pelajaraan, tiba-tiba pensil milik Yuki menggelinding dan jatuh di bawah meja Yamamoto. Yamamoto yang melihat pensil itu langsung merunduk untuk mengambilnya. Tapi..

DUUUUKK!

Kepala Yamamoto dan Yuki bertubrukan karena sama-sama ingin mengambil benda yang sama. Mereka terdiam sejenak, mata coklat itu bertemu dengan mata abu-abu terang milik seorang gadis yang baru dikenalnya hari ini. Warna merah tersipu mulai muncul di pipi sang gadis, menyadari ada yang aneh dengan suasana itu Yamamoto berniat mengakhirinya.

"Ah..maaf, ini pensilmu", Yamamoto nyengir sambil ngembaliin pensil. Entah nyengir karena senang atau karena kepalanya sakit. Sejenak kembali dia menatap orang yang beradu pandang dengannya, jantungnya seperti berdetak lebih cepat dan tak berirama.

"I..Iya.. makasih". Yuki mengambil pensil yang disodorkan padanya dan kembali duduk di kursi. Entah kenapa, sepertinya kedua anak itu jadi salting sendiri.

Tsuna dan teman-temannya pulang bareng Yuki karena rumahnya berada di arah yang sama. Mereka mengobrol asik sekali, bahkan Yuki banyak bercerita soal dirinya. Tiba-tiba Yamamoto teringat satu hal dan menanyakannya pada Yuki.

"Yuki.. Kenapa kau tidak mau memberitahukan nama keluargamu?", tanya Yamamoto.

Yuki terlihat bingung dan kaget mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan Yamamoto, jari-jarinya saling bermain satu sama lain dan mata abu-abu terangnya hanya memandang ke bawah, ke jalan yang ia pijak sekarang-tak ada apa-apa disana. "Emm.. itu.. karena.. anu. .aku..".

Sejurus kemudian, tercium bau(?) kemunculan seseorang yang sangat khas. Seseorang dengan aura membunuh yang sangat hebat, yang jika digambarkan di anime akan berwarna hitam gelap keungu-unguan. Aura membunuh yang mampu menjatuhkan seekor burung yang tidak sengaja terbang diatasnya, maupun membuat anjing galak yang berjalan disampingnya bergidik spontan. Seseorang yang paling ditakuti di SMP Namimori..

Ketua Diciplinary Commite SMP Namimori sudah datang…

Gaya berjalannya masih tetap dingin seperti biasa, tangan kanannya memegang tonfa, Hibird masih setia bertengger di pundak sang tuannya, rambut hitamnya sedikit bergerak tertiup angin, dan dedaunan yang gugur entah darimana menambah dramatis kemunculannya.

Hibari berhenti berjalan tepat didepan Tsuna dan teman-temannya. Ketika itu juga, Hibird mengeluarkan suara yang tak pernah diduga oleh orang-orang didepan Hibari saat ini. "Yuki..Yuki..", Hibird berbicara dengan nada yang sama saat memanggil tuannya-Hibari.

"Eh?". Hanya itu yang bisa dikatakan oleh Yamamoto, Tsuna, Gokudera, Ryohei, Kyoko dan Haru-yang kebetulan bareng.

Hibari melangkahkan kakinya kedepan, dan berhenti persis didepan Yuki. "Yuki, sedang apa kau disini?".

Tsuna dan teman-temannya langsung kaget sampai rambutnya rontok satu-satu. Sedangkan yang ditanya malah diam, matanya menatap lurus kearah Hibari dan sedikit-sedikit bibirnya mulai bergerak.

"O…onii-chan?".

Tsuna dan teman-temannya memandang Yuki lalu menoleh ke arah Hibari dan berbalik ke Yuki lagi dan hal itu dilakukan berulang-ulang. Sepertinya otak mereka masih belum bisa mencerna situasi saat itu dengan sempurna karena saking kagetnya-bahkan Gokudera yang pintar pun sama saja. Sementara Hibari dan Yuki hanya diam dan bingung melihat tingkah mereka. Beberapa waktu kemudian..

"ONII-CHAAAN?", Tsuna dkk serempak. Bahkan alis mereka ikut rontok satu-satu sekarang. Mungkin Lambo kalau mendengarnyapun rambutnya bakal jadi lurus kayak Yumichika.

To Be Continued

Wah. Ancur ya nih fic..huff. Gomen, saya ga terlalu bisa buat romance jadi ya malah kebanyakan humor ya? Garing kah? maav deh.^^ Ngomong2 sya ni fanz BERAT nya Yamamoto *ga penting, sandal2 melayang*

Dan tolong kasih tau saya ya klo udah ada fic lain yang judulnya sama karena sya bner2 ga tau ~ Sekian dulu. mav klo belom seru, habis baru awalan sih*alesan aja* Sya bakal usaha buat lebih baik di next chapter^^ dan mungkin sisi lain dari sang Hibari akan terkuak shishishishi… bakal saya post kalo anda sekalian R.E.V.I.E.W , key?