Seika Gakuen, kelas 2 – 8, pukul 07.45 a.m

Suasana kelas 2-8 pagi hari ini sangat ramai. Ribut dan gaduh. Dari kelas ini terlihat anak-anak yang sedang berkelompok dengan temannya dan meributkan tentang topik yang sama. Sangat ribut. Kau tau, apa yang mereka ributkan?

"Tau nggak, semalam Kyubi kembali muncul!"

"Kemarin malam Kyubi itu juga menyerang kompleks perumahan Konoha juga lho!"

"Kyubinya sangat menyeramkan!"

"Tetanggaku meninggal karena Kyubi."

Kyubi. Ya, ini adalah topik yang diributkan oleh anak-anak kelas 2-8, bahkan seluruh penjuru Seika Gakuen. Tentu saja Sakura yang baru datang mendengarnya. Sakura hanya berjalan menuju bangkunya dan melirik bangku Naruto. Dia belum berangkat. Sakura hanya melamun mengingat peristiwa semalam. Hewan bertubuh besar yang sangat menyeramkan. Tapi, yang membuat Sakura penasaran hingga sekarang adalah...kalung yang dikenakan Kyubi itu. Mengapa kalung itu sama persis milik Naruto?

"Hey, kau sedang apa? Melamunin Naruto ya?" tiba-tiba seorang gadis bercepol dua itu menepuk bahu Sakura hingga ia kaget setengah mati.

"HYAAAA..! Ah, Tenten, bikin aku jantungan saja!" Sakura mengelus-elus dadanya saking kagetnya. Tenten hanya cengir kuda dan tangannya membentuk huruf V.

"Hmm, Iya ya... Akhir-akhir ini kamu deket banget sama cowok itu." kata Ino sambil melirik Sakura.

"He..hebat kamu bisa menaklukan cowok berhati dingin itu, Sakura-chan." ujar Hinata.

"Gimana caranya kamu bisa deket sama cowok itu sih? Bukannya susah ya?" tanya Temari bingung. "Naruto itu susah didekati dari SD hingga sekarang. Tak ada yang berani mendekatinya. Karena setiap didekati pasti ia akan membentak." lanjut saja teman-teman yang lain heran. Karena hanya Sakura yang dapat 'menjinakkan' lelaki yang satu itu.

"Itu lah kekuatan persahabatan! Kekuatan persahabatan itu dapat mengubah segalanya!" Sakura mengacungkan jempolnya. Bangga karena dia dapat menaklukan Naruto yang dingin dan keras seperti bongkahan es batu yang akhirnya bisa cair juga, kan?

"Oh ya, aku dengar perumahan Konoha diserang sama Kyubi. Kamu dan keluarga nggak kenapa-kenapa kan? Rumahmu diserang nggak?" tanya Tenten dengan nada cemas.

"Nggak apa-apa kok. Aku nggak diserang." Sakura tersenyum kecil.

CKREEEKK

Dari baik pintu muncul sosok lelaki berambut pirang jabrik dengan menggendong tas ranselnya. Tapi yang membuat Sakura kaget adalah... luka pada lengan kiri yang dililit oleh perban putih. Naruto berjalan menuju bangkunya sambil memegang lengan kirinya. Sakura berdiri dari bangkunya dan menghampiri Naruto.

"Naruto, lengan kamu kenapa? Kok..kok..bisa terluka?" Sakura bertanya penuh dengan rasa cemas.

"Lenganku nggak apa-apa kok. Hanya terluka sedikit..."

"Sedikit katamu? Ini terlihat parah! Lebih baik kamu nggak usah berangkat aja. Istirahatlah dirumah."

"Nggak apa-apa Sakura. Aku nggak apa-apa kok. Tenang saja! Tak usah mengkhawatirkanku." Naruto mengacungkan jempolnya.

"Ng.. Apa tanganmu terluka karena...Kyubi?" tanya Sakura.

Naruto menundukkan kepalanya dan hanya mengangkat kedua bahunya. Entah apa maksudnya. Tapi ada satu fikiran yang terlintas pada otak Sakura...

'Kenapa lukanya persis seperti...luka di kaki kiri depan Kyubi tadi malam?'

.

The Nine Tails

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, Typo (maybe), Gaje (?)

Pairing : NaruSaku

Genre : Romance, Superanatural

Rated : T

Don't Like, Don't Read, Don't Flame!

Chapter 2 : The End

Suasana Seika Gakuen sangat tenang. Tak ada suara gaduh para siswa, terutama kelas 2-8. Mereka semua duduk dengan tenang di bangku masing-masing dengan wajah serius sambil mendengarkan guru di depan mereka, Iruka-sensei yang sedang menerangkan materi pelajaran Biologi.

Namun, seorang gadis manis berambut soft pink itu sedang menatap depan dengan pandangan kosong. Entah pikirannya lari kemana. Tiba-tiba saja pikirannya muncul wajah seorang lelaki berambut kuning yang akhir-akhir ini 'mulai' dekat dengannya. Jika mengingat wajah itu, entah mengapa membuat jantung gadis ini berdegup kencang dan menimbulkan rona merah di wajahnya. Sakura-gadis itu- bingung dengan perasaannya sendiri.

'Apakah aku suka dengannya?'

Sakura melirik lelaki berambut kuning jabrik yang sedang menulis materi di buku tulis dengan tampang serius. Cahaya matahari dari luar jendela memantul pada wajah Naruto hingga terasa wajahnya begitu berkilau. Tampan. Sakura tersenyum melihat wajahnya. Tapi, matanya melihat perban yang melilit pada lengan kirinya. Sakura kembali berfikir lagi.

'Aku heran... Kenapa kalung yang dipakai Kyubi itu dan luka pada kaki kiri Kyubi itu sama persis seperti Naruto?' Sakura bertanya sendiri pada dirinya. Masih ada rasa penasaran dalam hati Sakura. Tapi ia menggeleng-gelenggkan kepalanya. 'Haha..mungkin hanya kebetulan saja!' Sakura kembali mendengarkan Iruka-sensei menerangkan pelajaran.

+ x +

Kini mulai jam yang sangat ditunggu-tunggu para siswa. Yaitu... jam istirahat! Sebagian siswa ada yang pergi ke kantin, ada yang makan bento bersama teman-temannya, ada yang hanya di kelas asik bergosip ria, ada yang main bola di kelas, dan lain-lain. Sakura berjalan entah hendak pergi kemana. Bukan ke kantin. Tapi ke tempat yang peraturannya dilarang-berisik dan sekaligus tempat mencari ilmu. Yap, tempat apa lagi kalau bukan Perpusatakaan!

Akhirnya, sampailah ia ke Perpustakaan. Tempat yang berisis rak-rak buku yang berisi ratusan buku di dalamnya. Sakura berjalan pada rak yang dekat dengan bangku-bangku untuk membaca buku. Di sana adalah rak yang berisi buku-buku cerpen dan novel. Saat berjalan menuju rak itu, ia melihat sosok lelaki bermata biru shappire sedang asik memilih-milih buku pada rak itu.

"Naruto?" merasa namanya dipanggil, lelaki itu menengok pada Sakura.

"Oh, Sakura. Hai." Naruto hanya melambaikan tangannya.

"Tumben sekali kamu ke Perpustakaan." tanya Sakura.

"Ya, aku bosan sih di kelas. Jadi aku menghabiskan waktu untuk membaca buku deh." cengir Naruto. Sedikit demi sedikit Naruto mulai menampakkan sifat aslinya pada Sakura. Hanya dengan Sakura. Tidak dengan yang lain.

Sakura asik melihat-lihat buku-buku di dalam rak. Bingung ia ingin membaca yang mana. Ia melihat ke atas dan melihat sebuah buku yang menarik perhatian Sakura. Sepertinya itu novel yang bagus. Sakura mengambil sebuah kursi dan berusaha mengambil buku itu, namun tetap saja tak sampai. Ya, karena terlalu tinggi hingga tak sampai mengambilnya.

"Ugh... tak sampai..." Sakura terus berusaha mengambil buku itu. Namun, tiba-tiba kursinya itu goyang dan membuat keseimbangan Sakura hilang sehingga ia terjatuh dari kursi.

"KYAAAAAA...!"

BRUUUKKK!

"Aww..." Sakura masih memejamkan matanya. Tapi, entah mengapa ia tak begitu merasakan sakit. Sakura membuka matanya dan terlihat wajah lelaki berambut durian dengan wajah kesakitan di depannya. Lelaki itu membuka matanya dan mata biru shappirenya berpandangan dengan mata hijau emerald milik Sakura. Rupanya Sakura jatuh menindihi Naruto dengan posisi Naruto di bawah dan Sakura di atasnya. Kalian tahu, wajah mereka tinggal beberapa centi lagi. Hidung mereka saja nyaris bersentuhan. Wajah kedua remaja itu langsung memerah bagaikan buah apel dan langsung berdiri.

"M..maaf Naruto, tadi aku terjatuh dari kursi!" Sakura membungkukkan badannya tanda maaf. Jantungnya masih berdebar-debar.

"Ya... Ng..nggak apa-apa kok! Ng...anu...aku...mau keluar dulu!" Naruto berlari keluar dari Perpustakaan. Naruto terlihat salah tingkah. Tingkahnnya itu agak membuat Sakura bingung.

"Dia...kenapa? Apa dia marah?"

+ x +

Di atap sekolah sangat lah sepi. Hanya terlihat seorang lelaki bermata shappire yang sedang menatap pemandangan langit dari atap sekolah Angin-angin berhembus menerpa rambut kuning milik lelaki ini. Ia memegang dadanya.

'Mengapa...setiap kali aku dekat dengan Sakura, jantungku selalu berdebar-debar seperti ini?' batin Naruto-lelaki itu-

'Apa aku mulai menyukai Sakura?'

Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya. 'Tidak..tidak.. Jika ia bersamaku, ia akan celaka. Bahkan...ia tak tahu rahasiaku. Ia tak tahu bahwa setiap malam aku berubah menjadi... Kyubi.'

Naruto memegang kalung yang ia pakai dan menatapnya. 'Tapi...apa mungkin kutukanku bisa hilang?'

Naruto menggeleng-geleng kepalanya lagi. 'Tidak mungkin! Mana mungkin kutukan ini akan hilang! Sakura juga tak mungkin menyukaiku... Dan tidak mungkin dia akan menciumku dengan wujud rubahku. Yang ada dia akan lari ketakutan dan membenciku. Dan mungkin saat aku berubah jadi rubah di hadapannya, dia malah terancam bahaya.' Naruto memandang kedua telapak tangannya. 'Tangan ini telah melukai bahkan membunuh jiwa manusia yang tak berdosa. Tangan ini juga telah membuat tempat tinggal mereka hancur dan...membuat mereka sedih.'

'Aku tak dapat melepaskan kutukan ini. Mungkin ini sudah menjadi takdirku sejak lahir.' Naruto mengepalkan tangannya dan ia meneteskan air mata...

Flashback ON

Disebuah rumah yang kecil dekat hutan, terdapat dua pasangan suami istri yang bahagia. Mereka adalah Minato dan Kushina. Dan sebentar lagi mereka akan di karuniai anak karena sekarang Kushina sedang hamil tua.

Suatu hari...

Di malam hari yang gelap dan hanya rembulan yang menyinari desa, Minato sedang memburu rubah seorang diri di dalam hutan dengan membawa panah. Saat Minato sedang memburu, muncullah sosok hewan yang ia cari, yaitu rubah aneh berekor sembilan. Entah rubah jenis apa itu. Apakah rubah spesies langka. Namun, rubah itu segera lari. Minato langsung mengambil panahnya dan memanah rubah itu. Yap, panahannya tepat sasaran. Minato memanah rubah itu hingga tiga kali. Minato mendekati rubah yang tergeletak dengan darah-darah yang mengalir terus menerus.

Sebelum rubah itu mati, tiba-tiba...

"K..kau...berani-beraninya mem..bunuhku." Rubah itu berbicara. Tentu saja Minato sangat kaget.

"Hah, kau... rubah...bi..bisa berbicara?" tanya Minato kaget.

"Aku bu..bukan rubah biasa. Aku ada..lah siluman rubah be..berekor sembilan. K..kau telah beraninya membunuhku! A..aku tahu, se..sekarang istrimu sedang mengandungkan? Aku k..kutuk anakmu! Saat anakmu lahir, se..setiap malam p..pukul 11.30 p.m ia akan berubah men..jadi rubah. Saat ia besar, ia a..kan menjadi rubah y..yang ganas. Ta..tapi kutukan itu da..pat dilepas. Yaitu..berciuman d..dengan gadis yang mencintainya dengan tulus. Namun dengan sosok rubahnya. Bu..bukan sosok manusia." ucap Rubah itu. Lalu rubah itu...Mati.

Saat bayi Kushina dan Minato telah lahir, saat pukul 11.30 p.m bayi itu berubah menjadi sosok rubah kecil. Tentu saja itu membuat kedua pasangan suami istri itu kaget.

"Sepertinya...siluman rubah itu benar-benar mengutuk anak kita..." kata Minato dengan nada serius.

"A..apa maksudmu, Minato?" tanya Kushina bingung dengan maksud suaminya itu. Lalu Minato menceritakan saat ia memburu rubah yang ternyata adalah siluman rubah. Mendengar cerita suaminya itu membuat Kushina kaget.

"Mengapa...mengapa harus anak kita yang kena kutukan? Mengapa tak aku saja yang terkena kutukan itu?" Minato meneteskan air matanya. "Ini semua salahku, Kushina..."

"Sudah sayang, itu bukan salahmu." Kushina memeluk tubuh kekar Minato dan membelai rambutnya.

Saat Naruto berusia 9 tahun...

Naruto mempunyai sahabat di desanya, Sasuke namanya. Mereka selalu bermain bersama. Dan suatu hari mereka bermain hingga lupa waktu. Saat tepat pukul 11.30 p.m, karena Naruto keasikan bermain hingga tak ingat jam, ia berubah menjadi sosok rubah di hadapan Sasuke. Tentu saja Sasuke yang melihat rubah itu ketakutan. Rubah itu berekor tiga dan memiliki taring yang tajam. Rubah itu mencakar Sasuke hingga terluka parah.

Karena itu, satu desa menjadi tahu bahwa rubah yang selama ini membuat mereka resah adalah Naruto. Lalu penduduk desa mengusir Minato, Kushina dan Naruto dari desa itu. Mereka bertiga pun pindah ke tempat yang sangat jauh dan akhirnya mereka tinggal di desa Konoha yang dekat dengan perkotaan Konoha dan juga perumahaan Konoha.

Maka dari itu Minato dan Kushina memberikan Naruto sebuah kalung kristal agar Naruto tidak dikuasai dengan kutukan itu. Jika tidak memakai kalung itu, Naruto bisa menjadi Kyubi berekor sembilan yang benar-benar ganas. Karena kejadian itu, Naruto menjadi trauma. Ia menjadi anak yang pendiam dan penyendiri di sekolahnya. Ia tak mau menyakiti orang lagi. Ia ingin kutukan itu segera lepas...

Flashback Mode OFF

+ x +

"Hei, Sakura." panggil Naruto.

"Ya?" Sakura menoleh ke arah Naruto.

"Aku ingin menunjukkan tempat yang sangat bagus!"

"Hah, tempat yang sangat bagus? Apa itu?"

"Nanti deh, pulang sekolah! Akan kutunjukkan. Pokoknya kamu pastiii suka!"

"Tempat apa sih?"

"Ada dehh... R-A-H-A-S-I-A-!" Naruto mengedipkan matanya. Sakura hanya menggembungkan pipinya.

"Baiklah, pulang sekolah ya!"

"Ok!"

. . . . .

"Ihh... apa-apaan sih! Mataku ditutup segala?" sewot Sakura.

"Udah, nurut aja!"

"Nanti aku kesandung gimana?"

"Nggak.. tenang saja! Aku akan menuntunmu."

"Ih, jauh nggak sih?"

"Hmmm... Lumayan."

"Eh, 'lumayan' katamu? Benar-benar mencurigakan!"

Sakura menggeram sementara Naruto dengan sabar menuntun Sakura yang matanya tertutup oleh kain untuk berjalan. Sudah beberapa kilo meter mereka berjalan seperti itu. Sebenarnya Sakura sangat lelah dan kesal pada Naruto yang tak langsung to the point. Namun karena rasa penasarannya dengan tempat yang ingin di tunjukkan Naruto itu membuat Sakura mengeluarkan kesabarannya. Lalu tiba-tiba mereka berhenti. Mereka telah sampai di tempat yang dimaksud Naruto.

"Apakah kita sudah sampai?"

"Sudah. Sekarang kau boleh membuka matamu." kata Naruto setelah ia melepaskan ikatan kain itu yang menutup mata Sakura.

Sakura pun membuka matanya perlahan-lahan. Mata emeraldnya membulat sempurna melihat pemandangan yang sangat indah di depannya. Sebuah air terjun yang memiliki anak pelangi di ujungnya. Batu-batuan yang terlihat licin, terbasahi oleh derasnya air terjun. Terdengar suara kicaua burung yang sangat merdu dari balik pepohonan yang berada di sekitar air terjun. Terlihat burung bangau di atas batu sedang menjulurkan paruh untuk meminum air yang terlihat segar itu.

"Na..Naruto... Te..tempat..apa ini? A..aku tak pernah melihat pemandangan secantik ini..." Sakura masih terpesona dengan keindahan alam di depannya. Naruto hanya tersenyum melihat Sakura yang sedang berlari menuju pinggiran sungai di ujung air terjun.

"Narutoo... Sini!" Sakura melambaikan tangannya. Naruto mendatangi Sakura yang sedang merendamkan kakinya sambil main air.

CPRAAATT...!

Seragam yang dikenakan Naruto basah semua.

"Sakura... Kau... !" geram Naruto memberi tatapan kematian pada Sakura. Sedangkan Sakura hanya cekikikan melihat Naruto yang basah kuyub.

"Terimalah ini!" Naruto menyipratkan air pada Sakura hingga seragamnya ikut basah.

Disana terjadilah perang ciprat antara Naruto dengan Sakura. Langit mulai menjingga, matahari mulai terbenam dan burung-burung berterbangan pulang ke rumahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat indah sore hari ini. Kini Naruto dan Sakura saling duduk berdampingan di tepi sungai. Mereka menyelupkan kaki di dalam air yang mulai menghangat.

"Pemandangan yang sangat indah ya, Naruto..."

"Iya..."

Sakura menyenderkan kepalanya pada bahu Naruto. Naruto kaget setengah mati. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin mengucur di dahinya. Wajah ini rasanya memanas. Mereka saling berpandang-pandangan. Shappire bertemu dengan emerald. Sakura terhanyut menatap mata biru laut milik Naruto. Rasanya hangat.

"Rasanya...aku benar-benar menyukainya..."

+ x +

Keesokan harinya Naruto dan Sakura pergi ke atap sekolah bersama-sama untuk berbincang-bincang sambil menatap langit yang biru.

"Naruto, warna langitnya seperti matamu ya." Sakura berbasa basi. Naruto mendelik dan beberapa saat kemudian wajahnya memerah.

"Ah.. apa sih... B..bisa aja kamu..." gagap Naruto. Sakura tersenyum kecil.

"Naruto, kemarin terima kasih ya telah memperlihatkan tempat yang sangat indah."

"Aku akan senang jika kau senang. Terima kasih ya telah membuatku ceria seperti ini."

CUP!

Bibir Naruto mendarat di dahi Sakura. Dan itu membuat Sakura melongo. Apa-apaan tadi? Apa-apaan?

"Untuk semua yang telah kau berikan padaku." Naruto mengusap rambut pink milik Sakura. Lalu ia tersenyum lembut.

Sakura mendongak dan menatap Naruto. Matanya menyipit karena Naruto membelakangi cahaya matahari. Namun bisa Sakura lihat senyum hangat menguar dari bibir Naruto. Dan itu membuatnya merasakan sesuatu yang lebih hangat dibandingkan membalutkan tubuh di balik selimut. Dadanya bergetar, perasaannya meluap-luap. Ia tak bisa menahan perasaan ini lagi.

"Naruto...!" Sakura memandang wajah Naruto dengan tampang serius. "A..aku..." wajahnya memerah. Ia memegang dadanya. Jantungnya makin berdegup dengan kencang. Ia menelan ludahnya. "Aku...suka kamu!" teriak Sakura sambil memejamkan matanya. Naruto membelalakan matanya saat mendengar itu. Jantungnya ikut berdegup kencang.

"K..kau...serius?" tanya Naruto. Sakura hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebenarnya hati Naruto senang karena perasaannya tersampaikan. Tapi...

"Sakura... Maaf... Aku...tak bisa." jawab Naruto dengan nada rendah. Sakura setengah kaget.

"Ke..kenapa Naruto? Kau...tak suka padaku ya?"

"Maaf Sakura. Aku takut kau menyesal jika kau bersamaku. Jangan dekati aku, Sakura. Karena...aku berbahaya." Naruto berlari keluar dari atap sekolah. Tanpa Sakura sadari, Naruto mengeluarkan air mata. Ya, air mata.

Tubuh Sakura pun merosot ke lantai. Kristal-krisal bening berjatuhan pada mata emeraldnya. Ia menangis terisak-isak. Hatinya begitu pedih dan sakit bagaikan tersayat oleh bilah pisau yang tajam. Sebenarnya ada kata-kata Naruto yang membuat Sakura tak mengerti.

'Karena...aku berbahaya.'

Kata-kata itu membuat Sakura bingung. Mengapa berbahaya?

+ x +

"Anak-anak, apakah kalian siap untuk Study Tour ke Gunungan Myoboku?" tanya Kakashi-sensei –wali kelas 2-8-

"Siap, sensei!" teriak siswa-siswa semangat

"Ingat, besok kumpul di sekolah jam 8 pagi. Jangan sampai telat ya. Kalau tidak, kalian akan bus. Oh, ya, tenda sudah disiapkan dari sekolah. Jadi kalian tak perlu khawatir. Ya, saya akan menuliskan barang-barang yang akan kalian bawa. Dicatat ya."

"Baik!" seluruh siswa sedang mencatat keperluan untuk kemah nanti. Ya, Study Tour kali ini adalah berkemah di alam bebas. Pegunungan Myoboku dekat dengan hutan. Ya, agar mereka dapat belajar bertahan hidup di alam bebas.

Keesokan harinya...

Pukul 08.00 a.m seluruh siswa telah berkumpul. Mereka semua menggendong tas ransel yang terlihat sangat besar dan berat. Tentu saja mereka membawa peralatan pribadi, peralatan mandi, peralatan untuk memasak, dan lain-lain. Selesai mengabsen murid satu persatu, mereka satu persatu masuk ke dalam bus. Karena berdesakan, Sakura lebih memilih terakhir menaiki bus.

"Sakura, kamu nggak masuk dulu?" tanya Ino sambil menepuk bahu Sakura.

"Nggak ah, aku tak suka berdesak-desakan. Lebih baik aku terakhiran." Jawab Sakura.

"Kamu duduk sama siapa Sakura-chan?" tanya Hinata.

"Ng... Entahlah. Duduk sama siapa saja boleh." Sakura tersenyum ceria.

"Hmm.. kalau aku sih, duduk sama Hinata. Temari sama Ino." kata Tenten.

"Ya sudah, kami duluan ya, Sakura." Temari, Ino, Hinata, dan Tenten melambaikan tangannya dan masuk ke dalam bus yang masih berdesak-desakan. Sakura hanya membalas lambaian tangannya.

Entahlah ia duduk sama siapa, yang penting ia dapat tempat duduk. Setelah bus tidak begitu berdesak-desakan, Sakura mulai masuk ked alam bus. Matanya masih mencari-cari tempat duduk yang kosong. Ah, ada yang kosong! Tapi...itu tempat Naruto. Ia sendirian, tak mempunyai teman duduk. Melihat Naruto, Sakura menjadi mengingat kejadian di atap sekolah. Memang mengingat itu membuat hatinya makin sakit. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak mau menjauhinya hanya karena ditolak. Akhirnya mau tak mau Sakura duduk di sebelah Naruto yang sedang asik mendengarkan MP3nya. Naruto yang menyadari Sakura duduk di sebelahnya hanya melirik Sakura sebentar lalu kembali memencet MP3 yang berada di genggamannya.

Bus pun berjalan menuju tempat tujuan. Perjalanan agak jauh menuju tempat tujuan. Siswa-siswa ada yang asik berbincang, ada yang tertidur, ada yang memainkan PSPnya, ada yang memetik gitar, dan lain-lain. Sakura hanya sedang membaca buku novel untuk menghilangkan rasa bosan. Namun, mata Sakura makin lama makin berat. Rasanya ngantuk sekali. Lama-lama Sakura tertidur dan tak sengaja ia tersender pada bahu Naruto. Naruto kaget karena Sakura tertidur pada bahunya. Tapi, Naruto membiarkan Sakura tertidur tanpa mendorong Sakura agar tak tertidur pada bahunya. Naruto menatap wajah Sakura yang tertidur pulas. Cantik dan manis. Naruto tersenyum dan membelai rambut pink Sakura dengan lembut. Naruto pun ikut tertidur di samping Sakura hingga akhirnya mereka semua sampai di tempat tujuan.

Pukul 10.30 a.m mereka sampai pada tempat tujuan. Bus pun berhenti pada tempat parkiran wisata Gunung Myoboku. Seluruh siswa turun dari bus dan mengangkat tas ransel mereka masing-masing. Mereka berjalan menuju pos 1. Di gunung sini terdapat empat pos untuk mendata setiap murid dan sekaligus tempat istirahat. Perjalanan untuk menuju puncak gunung kira-kira 6 jam. Pada pos 1, mereka didata satu persatu, setelah itu mereka mulai mendaki gunung. Capek rasanya. Sekarang matahari sudah sangat terik. Maklum, sudah pukul 1 p.m. Mereka sudah melewati pos 2, tinggal dua pos lagi. Mereka terus berjalan dan istirahat di tengah jalan karena seluruh siswa telah kelelahan. Mereka hanya duduk sebentar, mencari air sungai untuk minum, dan melanjutkan perjalan lagi hingga akhirnya sampai pada pos 3. Selesai didata, mereka berjalan lagi menuju pos terahir, yaitu pos 4.

Sampai di pos 4, mereka didata lagi dan melanjutkan perjalan hingga puncak gunung. Hari mulai sore dan masih setengah jam lagi mereka sampai pada puncak gunung. Namun, Sakura tak kuat lagi. Ia sangat kelelahan. Kakinya mulai pegal-pegal. Tasnya juga sangat berat. Rasanya ia ingin terjatuh. Akhirnya kaki Sakura keseleo dan ia pun terjatuh. Ia sudah tak sanggup melanjutkan perjalanan lagi...

Namun, tiba-tiba Naruto membungkuk membelakangi Sakura.

"Ayo naik ke punggungku."

"Hah? Ta..tapi Naruto... A..aku... nanti kamu repot. Bawaanmu berat dan bawaanku juga berat..."

"Sudahlah, naik saja ke punggungku. Nanti kamu tertinggal."

Mau tak mau, Sakura naik pada punggung Naruto. Yup, Naruto menggendong Sakura. Tangan Naruto dipenuhi dengan dua ransel miliknya dan milik Sakura. Sepertinya Naruto nampak keberatan, namun ia tetap berusaha tahan hingga akhirnya mereka sampai pada puncak gunung. Sudah sangat sore. Matahari mulai terbenam. Wah, tentu saja semua murid merasa senang akhirnya sampai pada puncak gunung. Naruto pun menurunkan Sakura dari gendongannya dan memberikan ransel Sakura.

"Naruto... Terima kasih." Sakura tersenyum.

"Ya, Sakura. Kakimu masih sakit?" tanya Naruto melihat pergelangan kaki Sakura.

"Hum..masih sakit. Tapi nanti juga sembuh kok!" Sakura bertampang seolah-olah rasa sakitnya itu memudar.

Tiba-tiba Naruto membuka sepatu kets yang dikenakan Sakura perlahan-lahan dan memijat kaki Sakura dengan lembut. Tentu saja wajah Sakura langsung memerah.

"Na..Naruto... Sudah, tak usah. Aku nggak apa-apa kok. Ntar juga sembuh sendiri."

"Keseleo jangan dianggap remeh, Sakura. Sudahlah, tak apa. Biar kakimu nggak sakit lagi!" Naruto tersenyum lebar lalu kembali memijat kaki Sakura.

Jantung ini berdebar-debar dengan keras dan rasanya ingin meledak! Sakura hanya diam dan memalingkan wajahnya.

'Naruto... Sikapmu itu malah membuatku semakin mengharapkanmu...'

+ x +

Selesai mendirikan tenda, seluruh siswa di bagi tugas. Ada yang pergi ke hutan mencari kayu bakar, ada yang mencari bahan-bahan untuk makanan, ada yang memasak, dan lain-lain. Selesai memasak, Sakura memilih mandi di sungai dahulu baru makan. Hari mulai gelap. Tugas matahari telah digantikan oleh bulan dan ditemani oleh berjuta-juta bintang.

Mereka sedang menyalakan api unggun dan berkumpul secara melingkar. Kegiatan malam itu pertama-tama hanya renungan rohani, lalu dengan cerita-cerita pengalaman siswa, dan melakukan games. Serta mereka bernyanyi bersama-sama dialuni dengan petikan gitar. Malam ini sangat menyenangkan bagi anak-anak. Mereka juga berfoto bersama untuk kenang-kenangan.

Karena sudah malam dan mereka semua kelelahan, mereka mulai tidur pada tenda masing-masing. Sunyi, sepi, tak ada manusia yang beraktifitas lagi. Namun, hanya satu manusia yang tak tidur. Yaitu gadis berambut pink yangs mengenakan celana panjang dan sweater karena udara malam ini sangat dingin. Sakura keluar dari tendanya dan duduk di dekat kayu-kayu bekas api unggun. Kini matanya belum mengantuk.

"Kau belum tidur?" tanya seseorang di belakang Sakura. Sakura terkejut dan segera menoleh pada sumber suara.

"Naruto? Ya..aku tidak bisa tidur. Kamu juga belum tidur?"

"Aku tidak tidur." Naruto pun duduk di sebelah Sakura.

Untuk menghilangkan rasa bosan dan rasa kecanggungan-karena mereka hanya berdua saja di luar-, akhirnya mereka berbincang-bincang hinggal larut malam. Naruto pun melirik pada jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Pukul 11.29 p.m. Ia pun langsung berdiri dari posisi duduknya dengan tampak gelisah.

"Ng.. Aku...harus pergi." Naruto terlihat buru-buru dan ingin segera berlari meninggalkan Sakura. Namun, Naruto tak bisa berlari karena tangannya ditarik oleh Sakura.

"Kau mau kemana?" tanya Sakura penasaran. Karena Naruto terlihat sangat mencurigakan.

"Lepaskan Sakura. Aku harus pergi!" raut wajah Naruto mulai panik. Namun genggaman Sakura tak lepas dari pergelangan Naruto.

"Kamu mau kemana, Naruto? Ini sudah malam!"

"Kumohon Sakura, lepaskan aku! Sebelum terlambat! Aku tak ingin menyakitimu!" teriak Naruto. Ia melirik jam tangannya dan... sekarang tepat pukul 11.30 p.m.

"Ah, tidak..." Naruto kaget melihat jamnya. Lalu ia langusng mendorong Sakura hingga ia terjatuh. Naruto mulai berubah. Tubuhnya mulai membesar dan keluar bulu-bulu pada sekujur tubuhnya. Lalu mulai muncul taring yang tajam dan tiga ekor. Sakura melihat perubahan wujud Naruto benar-benar sangat kaget. Seluruh tubuhnya bergetar hebat. Keringat dingin bercucuran pada tubuh Sakura.

Itu bukannya...Kyubi?

Jadi...selama ini yang menjadi Kyubi adalah...Naruto?

Naruto yang berubah menjadi Kyubi itu menghancurkan kayu bakar bekas api unggun. Sepertinya ia akan menghancurkan tenda-tenda itu. Sakura mendekati Kyubi itu perlahan walau sebenarnya ia takut.

"Na..Naruto... Apakah itu kau? Kumohon, jangan sakiti teman-teman..." Sakura mendekat perlahan-lahan. Namun Sakura terkena dicakar Kyubi itu sehingga Sakura terluka pada lengannya. Untung tidak parah namun Sakura kesakitan.

"Naruto, kumohon, berubahlah menjadi dirimu... Ini..bukan kau!"

Namun sepertinya Kyubi itu tidak mendengar permintaan Sakura. Ia tetap akan merubuhkan dan menghancurkan tenda-tenda yang berisi siswa-siswa tak berdosa yang sedang tertidur pulas. Tentu saja Sakura tidak mau seluruh siswa terluka. Saat Kyubi itu hendak menghancurkan tenda itu, dengan penuh keberanian Sakura memeluk Kyubi itu.

"Naruto, kumohon,berhentilah! Ini bukan dirimu! Kumohon, kembalikan Naruto yang kukenal!" Sakura menangis. "Aku...mencintaimu, Naruto..." Sakura pun mencium bibir Kyubi itu. Mata Kyubi itu membulat saat Sakura menciumnya. Tubuh Sakura masih bergetar karena ketakutan. Namun ia berani mencium Kyubi yang seram itu. Sakura pun melepaskan ciumannya. Lama-lama tubuh Kyubi itu berubah menjadi sosok Naruto.

"Na...Naruto! Kau kembali seperti semula!" Sakura langsung memeluk Naruto.

"Sakura... Kau..tak takut padaku?" tanya Naruto. Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih tetap memeluk Naruto. Naruto masih merasakan getaran tubuh Sakura yang ketakutan. Naruto pun membelai rambut Sakura.

"Terima kasih Sakura... Karena kau, kutukanku lenyap."

"Apa? Kutukan?" tanya Sakura dan melepaskan pelukannya.

"Ya, saat aku masih di kandungan ibuku, aku dikutuk oleh siluman rubah berekor sembilan."

"Bagaimana ceritanya?" Naruto pun mulai bercerita dari A hingga Z. Sakura baru paham mengapa Naruto bisa berubah wujud menjadi hewan yang menyeramkan itu.

"Jadi...sekarang kutukan itu sudah hilang?" tanya Sakura.

"Nggak. Masih ada kutukan satu lagi yang tak bisa dihilangkan." ucap Naruto dengan nada serius. Sakura yang mendengarnya agak kaget.

"Hah, kutukan apa lagi? Kamu punya berapa kutukan sih?" tanya Sakura dengan nada yang agak khawatir. Naruto hanya tersenyum jahil.

"Kutukannya adalah...kau!" Naruto menuding Sakura dengan jari telunjuknya. Sakura yang di tunjuk langsung kaget.

Karena mendengar kata ia adalah 'kutukan', urat-urat di dahinya mulai bermunculan. "Hah? Apa? Kok aku sih! Emangnya aku itu kutukan ya?"

"Ya, bagi ku kau adalah kutukan! Kau itu yang selalu membuat jantungku berdetak, senang, salah tingkah, keringat dingin, dan...membuatku selalu mikirkanmu." kata Naruto dengan wajah yang merona merah. Urat-urat yang bermunculan di dahinya sedikit demi sedikit menghilang dan wajah Sakura sontak memerah mendengar itu. Rasanya hatinya berdegup kencang.

"Sakura..." Naruto menatap mata emerald Sakura lekat-lekat. "Aku...mencintaimu." Naruto tersenyum. Naruto terus menatap mata Sakura. Tatapan matanya...begitu hangat.

Sakura mulai menangis. Bukan tangisan sedih, tapi tangisan bahagia. "Aku juga mencintaimu, Naruto!" Naruto pun memeluk Sakura dengan erat. Lalu mereka melepaskan pelukan itu dan saling bertatapan. Wajah mereka pun saling berdekatan hingga tinggal beberapa senti lagi. Sakura pun memejamkan matanya dan tangan mereka saling bergenggaman. Lalu...bibir mereka berdua pun bertemu. Ciuman yang sangat lembut. Mereka berciuman diterangi oleh cahaya bulan yang menyinari mereka berdua. Bulan itu menjadi saksi ciuman mereka berdua.

-END-


A/N

Gimana, akhirnya Happy Ending kan?

Maaf ya, kalau labelnya aneh,soalnya aku buru2 sih. Dan maaf juga ceritanya makin aneh dan kecepetan! Namanya juga aku ngebut T.T

Ah.. akhirnya selesai juga! Aku berterima kasih pada Hoshi Yamashita telah membantuku saat tadi ke rumah ku. Oh ya, terima kasih untuk Inori Shirayuki yang udah traktir makan-makan sama kita (Risuki, Hoshi, Youi). Happy B'day to 16th! ^^

Oh ya, maaf ya Ai To Otou san belum aku lanjut, lagi nggak ada ide nih. Huah..fict A.T.O tinggal satu review lagi biar genap jadi 60! Siapa relawan yang mau mereview A.T.O ku? Please..tinggal satu lagi genap, biar aku semangat ngetik A.T.O chapter 5 nih *dikeroyok Readers*. Aku juga belum sempet bikin sequelnya Just Friend, Black Faith, kalau yang Which? Who? sekarang sudah nggak akan aku lanjutkan lagi. Ya, soalnya kataku nggak menarik sih, Itu juga ada yang ngambil dari kisah nyata,hoho.. Jadi kuanggap itu fict gagalku. Mungkin setelah aku publish A.T.O, sequel JF, mungkin aku bakal Semi-Hiatus, hikz... *nangis-nangis bombay*

Haduh... tamatnya cuma kayak gitu, maaf ya nggak begitu memuaskan.

Oh iya, di chapter 1 ada bagian cerita yang belum selesai lho! Itu aja aku baru sadar saat mau membuat chapter 2. Kalian ada yang pada sadar nggak kalau di chapter 1 ada bagian yang belum selesai? Bagian yang belum selesai itu pas waktu pelajaran Yamato-sensei, Geografi terus masa tau-tau NaruSaku langsung teriak "HUWAPA?". Itu sebenarnya masih ada ceritanya. Tapi belum selesai aku ketik gara-gara aku nggak tahu materi Geografi kelas 2 SMA, maklum, aku kan masih kelas 1 SMA. Jadi, rencananya bagian itu aku ketik setelah ficnya selesai, eh, malah lupa gara-gara kepepet waktu! Argh, aku nggak teliti! Huwaa..harusnya nggak usah bikin persis amat materi Geografi kelas 2! Ahh..pengen nangis darah aku,hikz... *pundung di pojokan*. Semoga disini tak ada bagian yang lupa ku ketik ya ^^

Balas review yang nggak login dulu ya!

Inori Shirayuki(no login) : Iya, sama-sama Inori-chan! Happy b'day ya! Profilnya masih nggak bisa dibuka? Makasih dah review, RnR ya :D

vvvv : Iya sih, agak nggak cocok dia jadi dingin, tapi nggak apa-apa deh, sekali kali,hahaha.. Makasih dah review. Aku udah update nih, RnR ya ^^

Hoshi Yamashita(no login) : Wah, makasih, aku senang! Iya deh, aku nggak login?wuu.. Aku dah update nih, RnR ya ;)

Hiru no akuma : Iya deh, kamu maafkan, sebagai gantinya kau harus membersihkan rumah ku, hoho..*evil laught*. Ah, ada typo?*pundung di pojokan*. Haha, iya aku suka banget ke kantin, wkwk.. Yup, Makasih dah review, RnR ya ^0^

NaruSaku SakuNaru : hehe... nih dah update nih. Makasih dah mau review, RnR ya XD

Special Thanks to :

Namikaze Mei-Mei, Inori Shirayuki, vvvv, Tisa's Flower, Rinzu15 The Espada, Hoshi Yamashita, elfdobby, Wi3nter, Shu 2704495, Hiru no akuma, RaraFyraNamikaze, NaruSaku SakuNaru.

Sekali lagi maaf ya kalau fict ku tambah aneh, kecepatan, OOC, gaje, garing, Typo, dan berbagai penyakit lainnya. Dan maaf A/N nya kebanyakan. #kebanyakan maaf mulu -,-"

Walau sudah tamat, bolehkan aku minta reviewnya? Kumohon, berikan aku review, karena dengan review akan membuatku semangat dan senang *maksa banget* XD

Sebelumnya Mohon Maaf, saya TIDAK MENERIMA FLAME dalam bentuk apapun. Don't Like, Don't Read, okay? ;)

Boleh minta reviewnya please? X3