DESCLAIMER : kalo yang biki Naruto Saia, Saia nikahin Gaara ama Ino *di lempar samurai ama Masashi Kishimoto*

RATE : T

PAIRING : GaaIno

GENRE : Romance/Angst

Fanfic ini saya persembahkan sebagai syukuran atas hancurnya nilai-nilai mid saya T.T. Dan juga sebagai rasa syukur saya karena sekolah telah memberikan libur selama satu minggu dikarenakan kelas 3 akan ujian nasional khukhukhu*ketawa setan*..buat kakak kelas maaf saya bahagia di atas penderitaan kalian.

WARNINGGG!

canon modification, Abal, Gaje, OOC, Dan segala kegajean ada dalam fanfic ini.

Ngga suka , ngga terima,,NGGA USAH BACA. Mudah kan,,,, Yang penting saia sudah mengingatkan.

Welcome to the my fanfic...

~Summary~

Pekerjaan Ino sebagai sekertaris kazekage tidaklah mudah, banyak sekali wanita suna yang membencinya. Ino yang melihat sikap Gaara yang dingin tertantang untuk mencoba mendekatinya, perlahan ia merasakan tanda-tanda cinta dengan Gaara,,,tapi kebersamaanya dengan Sasuke sahabat kecilnya membuat Gaara menjadi salah paham!..Namun dia juga tidak bisa menyalahkan Sasuke yang tidak lain adalah sahabat kecilnya dan cinta pertamanya,,,,,


First Love and Second Love

Ino POV

Ini adalah pengalaman pertamaku ketika memasuki sebuah ruangan yang berisi para petinggi desa sunagakure. ya ini pertama kalinya bagiku, memulai kehidupan baru, dan memulai pekerjaan baru sebagai sekertaris Kazekage. Aku tidak mengerti mengapa jounin konoha sepertiku malah diangkat menjadi seorang sekertaris, terlebih sekertaris seorang kazekage muda yang hebat seperti Gaara. Apakah di Suna sudah tak ada lagi wanita yang menjadi sekertaris kazekage? Jawabnya adalah karena aku telah direkomendasikan oleh sahabat kazekage yaitu seorang hokage dari desa Konoha, Naruto Uzumaki. Mau tidak mau aku menurutinya, bagaimanapun Naruto adalah seorang Hokage meskipun dia adalah temanku, terlebih dia mengatakan kalau ini adalah misi. Dan akhirnya sekarang aku berada di kantor pemerintahan Suna, negara yang terkenal akan sengatan mataharinya dan juga kazekage muda yang hebat….Gaara.

~/~

Tugasku sebagai seorang sekertaris yaitu harus terus berada di samping hokage, dan menemaninya kemanapun dia akan pergi dan hanya sebatas pekerjaan saja, tentu saja aku tidak harus terus bersamanya.

"baiklah Ino,karena sekarang kamu sudah di terima di sini, sekarang kamu di perbolehkan untuk memasuki ruangan kerjamu" kata salah seorang wanita yang cukup tinggi itu, dia berkucir empat dan rambutnya berwarna kuning emas.

Ketika dia berbicara nadanya cukup lembut namun melihat tatapan matanya yang tajam aku bisa tahu kalau dia adalah wanita yang cukup tegas, setiap orang yang berpapasan denganya pasti menyapa ia dengan sebutan nona dan setiap orang sepertinya sangat menghormatinya.

"oh iya aku lupa memperkenalkan diri, namaku Temari, Shabaku no Temari kamu bisa memanggilku kak Temari, aku kakak perempuan Gaara dan jangan diambil hati ya kalau nanti adiku sikapnya agak dingin terhadapmu…hahaha" kata kak temari dengan tawa ringan yang menurutku cukup manis.

Aku mulai berjalan ke sebuah lorong agak besar dan cukup panjang,aku dan Kak Temari berjalan cukup lama, namun kemudian aku melihat sebuah pintu besar berwarna coklat dan terdapat Ukiran sederhana namun indah di sekelilingnya. Ketika sampai di depan pintu tersebut Kak Temari mengetuk pintu itu dengan ringan, kemudian terdengar suara laki laki dari dalam ruangan tersebut

"Masuk.." Kata lelaki itu, ketika aku masuk aku melihat seorang lelaki berambut merah dengan menggunakan baju Kazekage. Dia terlihat gagah namun wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan dingin, aku bersalaman begitu dingin ketika menyentuh tanganku, serasa hati ini menjadi beku seketika, aku melihat dalam ke arah matanya dan dia balas menatapku dengan tatapan ..

"I..Ino, Yamanaka Ino" kataku tegas, namun degupan jantungku tidak kunjung memelan sehingga membuatku sedikit gugup.

"Gaara" Jawabnya dengan nada yang dingin."Shabaku no Gaara" Timpalnya lagi.

Dengan perkenalan singkat itu aku merasa tertantang untuk meluluhkan hati seorang lelaki berhati dingin yang pernah kutemui di dunia ini.

Meja kerjaku berada di sebelah persis mejanya,mejaku terbuat dari kaca dengan tempat duduk yang lumayan, bawahnya terdapat laci2 yang lumayan besar untuk menaruh semua berkas dan di sudut meja terdapat netbook yang bisa ku bawa kemanapun ada rapat penting. Ruang kazekage langsung menghadap laut sehingga dapat langsung melihat indahnya laut di sore, maupun pagi aku sedikit gugup jika hanya berdua saja dengan Kazekage di ruang kerja yang sebesar ini.

Aku mulai membuka netbook dan mulai mengetik sesuatu, namun aku di kagetkan oleh seorang wanita yang dengan kasar meletakkan tumpukan kertas ke atas meja kerjaku. Aku lantas langsung menatap ke arah wanita itu dengan tajam dan dia balas mendelik kepadaku. Rambutnya berwarna coklat dan menurutku cukup manis, namun segera kuhapus persepsiku melihat sikapnya yang tidak sopan menurut ukuran seorang gadis.

"Kau harus menghitung semua ini, dan selesaikan secepatnya" kata wanita itu dengan pelan, namun terdapat penekanan di setiap perkataanya.

"baiklah" jawabku singkat, aku tidak mau merusak moodku hanya karena masalah konyol seperti ini, terlebih ini adalah hari pertamaku bekerja .

Disisi lain kazekage hanya melihat wanita yang entah siapa namanya dengan datar, bahkan tidak menegur wanita yang sikapnya menurutku kurang baik . Wanita itu kemudian melihat kearah kazekage, dia memberi salam kepada kazekage dengan senyum yang lembut sebaliknya kepadaku dia bahkan tidak memberi salam. Aku hanya bisa menghela nafas panjang.

Hari pertama kerja sangat melelahkan bagiku, bukan karena kerjaan yang terlalu banyak namun karena tekanan mental yang membuatku serasa lama waktu berjalan ketika bekerja.

Sudah seminggu aku bekerja di sini namun aku merasa tidak betah, wanita yang bekerja di sini sangatlah dingin kepadaku. Aku tak tahu mengapa, aku bahkan tak mempunyai satu teman wanita yang bisa aku ajak untuk makan, pergi, ataupun berbicara. Aku mulai merindukan Konoha …rasanya rindu sekali ingin pulang.

Lamunanku buyar, saat seorang wanita yang tiba-tiba meletakkan tumpukan berkas di mejaku.

"Sebaiknya kau cepat menyelesaikan tugas ini!"kata wanita itu

"aku..tak harus menyelesaikan pekerjaan sebanyak ini sekarang!" kataku membantah, Demi Tuhan aku sudah tidak tahan atas perlakuanya kepadaku selama seminggu ini.

"o…kau tidak mau mendapatkan informasi penting ha? jadi kau tak ingin pergi ya?"

"pergi..?" aku mencoba menginterupsi perkataanya.

"iya..kau tak tahu ya?sepertinya banyak orang yang membencimu ,sehingga mereka bahkan tak mau memberi tahumu hal sepenting ini" kata wanita itu dengan nada merendahkan.

"sebenarnya apa yang kau bicarakan?aku tak mengerti!" Aku mulai meninggikan suaraku, sedih juga karena dia mengatakan hal itu kepadaku.

"nanti malam akan di adakan pesta besar, untuk merayakan ulang tahun kazekage yang ke 17,semua orang di undang ke pesta termasuk kau! ah~ tak ada gunanya aku bicara kepada orang yang tak tahu apa-apa sepertimu." Kemudian dia pergi dengan tampang yang membuatku gondok. sejenak kulupakan masalah ini. 'Aha..ini kesempatan emas, aku akan memberikan kado yang tak akan pernah ia lupaka seumur hidup!' batinku dalam hati riang. 'tapi apa ya?' aku mencoba memikirkan kado apa yang pantas untuk tuan kazekage yang membuatku penasaran itu.

Aku telah menyelesaikan semua pekerjaanku lebih cepat dari biasanya, itu karena aku sangat, sangat, sangat bersemangat dengan ulang tahun kazekage. Aku segera secepat mungkin ke tempat kak Temari, aku ingin bertanya apa yang paling di sukai tuan kazekage Gaara.

"kak Temari?apa kakak masih ada?" kataku melalui balik pintu tempat kerja kak Temari.

"iya..masuk saja Ino!" kata kak Temari yang sudah mengetahui kalo orang yang mengetuk pintunya adalah aku, akupun masuk perlahan setelah diijinkan.

"Kakak tahu apa yang paling di sukai Gaara?" Tanyaku sedikit malu-malu, tentu saja aku tidak mau orang lain tahu kalau diam-diam aku memperhatikan Gaara.

"oh…ternyata kamu mau memberikan hadiah untuk Gaara ya?wahhh" Kak Temari mencoba meenggodaku. Aku sempat blushing namun aku mencoba mengalihkan wajah.

"Oh..ti..tidak aku hanya ingin memberikan hadiah balas budi,karena dia telah memperlakukanku dengan baik." Kataku mencoba untuk mengelak.

"oh…iyaiya aku percaya…yang di sukai gaara setahuku itu…hanya .."

"apa..?"tanyaku penasaran

"lidah" kata Kak Temari Singkat, padat, dan menurutku kurang jelas

"lidah..?" aku mencoba menginterupsi perkataan kak Temari.

"iya…dia sangat suka lidah..bahkan setiap hari dia memintaku untuk memasaknya!" Kata Kak Temari sambil tersenyum, mungkin karena mengingat sang adik bungsu tercinta.

"okey…Terima kasih kak Temari.. kalo begitu sampai jumpa lagi!" kataku cepat-cepat, sambil meninggalkan Kak Temari yang sedikit tersenyum maklum melihat tingkahku.

"iya..!" teriak Kak Temari ketika aku telah berada Jauh darinya.

~/~

Aku kemudian secepatnya pergi ke supermarket untuk membeli lidah dan memasaknya menjadi masakan terenak yang pernah dia makan. yup,,dia yang kumaksud adalah Gaara.

Aku mengambil lidah sapi dan bumbu-bumbu yang di perlukan untuk memasaknya. yup aku akan membuat semur daging lidah. Setelah membayarnya di kasir aku kemudian berlari pulang, di jalan aku bertemu wanita yang berada di kantor tadi. Dia menyapaku,aku heran karena biasanya dia tak pernah sekalipun menyapaku.

"jadi..kau akan memberinya hadiah apa?" katanya sambil mengintip isi dari kantong yang kubawa, aku kemudian menyembunyikanya.

"oh..tidak..apa-apa..aku hanya memberinya hadiah yang sederhana" dia terlihat kesal dengan perkataanku namun aku mencoba tersenyum.

"oh..iya apa kau sudah aku beri tahu.." Wanita yang baru aku ketahui bernama Matsuri itu mencoba memberitahuku sesuatu.

"apa..?" Tanyaku penasaran, aku tak mungkin bisa menyembunyikan rasa penasaranku itu.

"di pesta kau harus memakai baju ala negeri dongeng" Matsuri berkata dengan menatapku yang bisa dibilang sedikit meremehkan.

"hah.." kataku terkejut, aku sempat berpikir bagaimana mungkin pesta ulang tahun seorang Kazekage Gaara diwajibkan memakai baju ala negeri dongeng. Namun aku juga tak bisa meragukkan perkataan Matsuri karena dia adalah orang yang mungkin..errr sedikit dekat dengan Gaara.

"i..iya..karena ini pesta kostum.." Matsuri berkata sedikit canggung namun aku berusaha menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang sedari tadi menghantuiku. Namun tidak ada alasan bagiku untuk tidak mempercayai kata-katanya mengingat dia adalah orang yang tahu segalanya.

"benarkah kebetulan aku punya gaun di rumah…ini memang hari keberuntunganku..sudah dulu ya…terimakasih sudah memberitahuku" Aku ingat bahwa aku mempunyai gaun yang diberikan ibuku pada saat ulang tahunku tahun lalu, memang gaunya sedikit memalukan tapi tak apalah. Aku tidak sabar ingin segera ke pesta ulang tahun Gaara.

~/~

sesampainya di rumah kemudian aku langsung mencuci dan merebus lidah yang ku beli tadi sesuai petunjuk dari buku memasak yang tadi aku beli di supermarket. Setelah matang, aku kemudian memotongnya namun sangat sulit bagiku untuk kurang berhati-hati sehingga tanpa sengaja tanganku tergores pisau, membuat darah segar mengalir di tanganku.

"ouuuww…" aku hanya bisa meringis kesakitan, aku punya sedikit firasat buruk tapi lupakan saja karena malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan.

~/~

Tak berapa lama kemudian masakan lidah spesial untuk tuan kazekage gaara sudah jadi, aku langsung menaruhnya kedalam rantang berwarna merah dan membungkusnya dengan kain tak lupa sebelumnya aku menyelipkan kartu kecil. Aku senang sekali karena mungkin hanya aku seorang yang menghadiahkannya.

"oh..tuhan semoga makanan ini dapat membuat kazekage Gaara bahagia.."aku memejamkan mata sambil memeluk rantang yang akan ku berikan kepada kazekage Gaara dan sangat berharap agar dia senang.

Sudah hampir jam tujuh, akupun segera mengenakan sepatu hak tinggiku yang berwarna mengenakan gaun merah muda sepanjang lutut dengan berhiaskan mawar merah muda, juga hiasan kepala yang terlihat seperti rajutan dari ranting-ranting daun namun berwarna merah muda,aku mengenakan segalanya yang berwarna merah muda.

Aku berjalan menuju gedung dimana ulang tahun Kazekage di rayakan, aku berpapasan dengan dua orang penjaga pintu penjaga pintu gedung.

"maaf…nona..seepertinya anda salah tempat..,mungkin ini bukan pesta yang anda maksud!" kata salah sorang penjaga dengan wajah yang sepertinya menahan tawa, aku hanya diam tak merespon dan tidak tahu mengapa penjaga pintu itu menahan tawa.

"tentu saja tidak, ini pesta ulang tahun kazekage bukan?" kataku meyakinkan, karena aku melihat beberapa karangan buka bertuliskan 'otanjoubi omedetteo kazekage' dan beberapa lainya, mana mungkin aku salah.

"i..iya ta…tapi…" salah seorang penjaga itu hendak mengatakkan sesuatu namun entah mengapa tatapan matanya sedikit..err mengasihiku.

"ah…sudahlah aku ingin masuk dan tak ada siapapun yang bisa melarangku masuk, aku ini sekertaris kazekage!mengerti!" Aku pun mencioba masuk dengan alasan yang menurutku logis dan bisa diterima.

Aku mencoba masuk, meskipun mereka sepertinya ragu-ragu denganku.

"ba..baiklah nona ,tapi biarkan saya bawakan bungkusan yang anda bawa, nanti akan saya antarkan kepada kazekage!" kata penjaga itu.

"baiklah,tapi pastikan kazekage menerima kadoku ini mengerti.." kataku tegas namun sedikit lembut.

"baik nona!" kata ke-dua penjaga itu serempak.

Aku pun hendak masuk ke ruang pesta, namun sesuatu yang tak terduga terjadi. ketika aku masuk semua orang tiba-tiba memandangku dengan wajah heran dan menahan tawa, ada juga yang menahan tawa namun tak bisa menahannya lagi dan tertawa sehingga membuat semua orang tidak enggan lagi untuk tertawa.

"ke…kenapa semua orang memakai baju kimono?" kataku pelan, namun tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang sangat kukenal bernama Matsuri.

"hahahaha…tentu saja karena pesta ini pesta resmi karena itu semua wanita yang ada di sini mengenakan kimono!" Matsuri berkata kepadaku, seakan-akan aku adalah orang paling bodoh di dunia.

"te..teganya kau…." Kataku dengan nada marah bercampur dengan kecewa.

Aku pun segera membalikkan badan dan segera secepat mungkin ingin meninggalkan tempat itu, sedikit aku melihat dimana kazekage berada namun tak ku temukan tak bisa membedung air mata ini, dan akhirnya aku berlari dengan air mata mengucur deras yang membasahi pipi ini. Rasanya kepala ini sungguh sangat pening dan kaki ini serasa tak mau menuruti perintah otak semakin lama langkahku semakin berat untuk di gerakkan, ditambah hati ini yang begitu berat terasa mataku tak bisa melihat dengan jelas lagi, kemudian aku merasa ada sesuatu yang mengalir di hidungku terasa panas aku memeriksa bagian hidungku itu kemudian aku lihat apa yang kudapat adalah darah segar yang mengalir deras!, aku syok , aku tak mampu lagi untuk berjalan bahkan meminta pertolongan bagaimana aku bisa selamat!

' tuhan tolonglah diriku.'

~/~

Tubuhku serasa melayang di udara dan akupun sepertinya mencium bau wangi yang khas, bau wangi yang sangat kukenal. Sedikit ku buka mataku dengan sayup sayup kadang terlihat kadang tidak namun jelas aku mengetahui itu siapa, rambut merah dan expresi wajah yang dingin…ya gaara namun kali ini wajahnya memancarkan aku tak percaya dia menggendongku.

"tu..tuan ka...ge..aa..kk.u..maa….." Aku mencoba bicara namun saangat sulit aku mengeluarkan kata-kata

"sudahlah jangan bicara dulu!kau sedang sekarat sekarang.."

Kazekage berkata dingin kepadaku,namun aku senang karena malaikat penolongku adalah kazekage.

Bau ruangan ini sangatlah harum,juga hangat, dan sesekali ketika aku menghirup udara terasa sekali udara segar masuk melalui hidungku hingga ke paru-paru aku mencoba membuka mataku memang agak berat namun aku sungguh ingin tahu di mana tempat ini dan ketika aku membuka mata kulihat langit-langit berwarna putih bersih ,aku mulai mengamati sekelilingku terlihat sekantung darah segar berselang yang selangnya menuju tepat di tangan kananku dan hidungku juga terdapat selang panjang menuju tabung besar di sebelah tempat tidur yang sedang aku tiduri."oh…rumah sakit"pikirku .Aku mencoba bangun karena sungguh aku tidak betah berlama-lama berada di tempat sepertiini. Aku lepas saja selang darah itu dari tanganku terasa sakit memang namun ku tahan dan ketika ku lepas, darah dari kantung itu mengucur semakin deras tapi kubiarkan saja. Aku mencoba turun dari ranjangku dengan sekuat tenaga dan ketika aku menginjakan kaki aku tiba-tiba saja lunglai dan terjatuh aku merasa sepertinya kakiku tidak kuat menahan berat tubuhku sendiri."uhhh.." ketika aku sedang menahan rasa sakitku itu kemudian dari belakang seseorang mengangkatku mencoba menaruhku kembali ke ranjang dan itu adalah Gaara.

"lepaskan aku.." gertakku meskipun aku tahu dia adalah seorang kazekage.

"tidak akan kulepaskan..apa kau ingin mati!" Balasnya dengan nada agak dingin.

"aku tidak mau berlama – lama di tempat seperti ini..lepaskan!"

Aku meronta-ronta dengan sekuat tenaga dan dia semakin erat menggenggam tubuhku tapi aku terus berusaha agar bisa terlepas darinya, semakin ku coba tubuhku semakin lemas dan akhirnya aku terdiam.

"apa kau ingin berjalan-jalan sebentar..?" tanyanya dengan nada yang lembut kali ini, dan aku sedikit agakaneh ketika Gaara bisa berkata lembut?.Dan dengan perasaan yang masih belum reda akupun mengangguk dengan pelan

Di dorongnya pelan kursi roda yang sedang aku duduki melewati lorong-lorong rumah sakit aku sedikit merasa aneh karena dia bersikap seperti ini kepadaku namun aku hanya diam sambil memendam perasaanku. Dia mengajakku keluar sehingga sekarang kami sampai pada taman rumah sakit yang lumayan banyak orang yang juga sedang berjalan-jalan.

"apa kau senang sekarang?" tanyanya kepadaku

"sedikit.." jawabku acuh

"oh.." wajahnya nampak sedikit kecewa dan aku merasa sedikit bersalah kepadanya. 'wajahnya membuatku, aaaah~ apa yang kau pikirkan Ino!' entah mengapa jantungku menjadi dag dig dug lebih cepat.

~/~

Cahaya matahari tidak terlalu panas sehingga hanya membuat tubuhku hangat, kulihat bunga-bunga kecil berwarna kuning dan merah jambu di kelilingi oleh puluhan kupu-kupu yang sedang menari-nari aneh juga padahal Suna adalah negara yang bisa dibilang jarang ada tanaman yang ditemui, namun di rumah sakit ini sedikit berbeda. Rasanya aku ingin sekali menangkapnya namun kuurungkan niatku mengetahui keadaanku sekarang. Namun tiba-tiba saja Gaara menuju ke kerumunan Kupu-kupu itu sehingga membuat mereka panik dan berterbangan entah kemana. Lalu kulihat Gaara mencoba menangkap salah satu di antara mereka tingkahnya sangat menggelikan karena dia terlihat seperti orang bodoh ketika mencoba menangkapnya.

"Hahahahhaaaa…." Aku tertawa dan tak bisa berhenti karena melihat tingkahnya yang konyol dari kursi roda yang sedang kududuki. kulihat Gaara berhenti sejenak dan melihatku dengan seksama namun kemudian dia kembali mencoba menangkap kupu-kupu itu dan akhirnya berhasil. Dia menuju ke arahku dan memberikan seekor kupu-kupu berwarna kuning itu kepadaku.

"sepertinya kau tidak sedang marah lagi kepdaku sekarang.." dia berkata kepadaku dengan lembut dan dengan menunjukkan wajah tidak peduli aku menangguk pelan sedikit aku memandang wajahnya, dia tersenyum!suatu hal yang langka akupun melihatnya dengan tatapan heran ketika dia memalingkan wajahnya mata kamipun saling bertatapan dadaku berdegup sangat kencang ketika menatap matanya. Aquamarine. Namun keheningan itu pecah ketika salah seorang suster mendekat ke arah kami dan menyuruhku untuk kembali masuk ke kamar perawatan karena keadaanku yang belum pulih benar.

"se..sepertinya..kita harus kembali" kataku gugup aku takut tak bisa menyembunyikan perasaan ini, tentu saja aku gengsi berat.

"baiklah.." katanya cepat

Wajahnya bersemu merah ketika sedikit dia menatapku dan kemudian memalingkan wajahnya kembali. Ketika perasaanku mulai bergejolak tiba-tiba saja kepalaku terasa pening dan aku merasa mual dan sepertinya akan mengeluarkan sesuatu dari mulutku dan ketika aku memuntahkanya aku sangat terkejut karena aku memuntahkan banyak sekali darah dari mulutku. Pandanganku mulai kabur namun aku masih bisa melihat wajah Gaara dan suster itu panik, aku tak ingin membuat senyum Gaara berubah menjadi kegelisahan yang dikarenakan aku.

"A..aku..ti..tiidak apa-apa ga..gaara.." sembari menahan sakit aku menyempatkan diri untuk menghibur Gaara agar dia tidak terlalu mengkhawatirkanku, kemudian dia tersenyum menandakan bahwa dia tidak terlalu khawatir namun aku tahu senyumnya hanya tipuan agar tidak membuatku terlalu memikirkan dia. Suster itu pergi sejenak kemudian kembali bersama dokter dan beberapa perawat lain, Gaara mengangkat dan membawaku menuju ke ruang ICU berserta para dokter dan para perawat yang berjalan di depan, guna menunjukan ruang meringkuk dalam pelukan Gaara dan terkadang melihat kearahnya dan kulihat wajah yang penuh dengan kegelisahan kemudian aku menyandarkan kepalaku pada dadanya dan aku kembali tak sadar.

Seperti sebelumnya ketika aku membuka mata aku sudah berada di sebuah ruangan serba putih, namun kali ini agak berbeda karena terdapat alat detektor jantung .Aku langsung membuka mataku, terlihat seseorang sedang tertidur pulas sambil memegangi tanganku dengan erat, mulanya aku sedikit tidak percaya karena orang tersebut mirip dengan tuan kazekage namun setelah kuingat-ingat kembali ternyata ini bukan mimpi. Hatiku berdebar ketika mengetahui bahwa orang yang sedang tertidur pulas di sini adalah Gaara. Aku memperhatikanya dengan seksama , tanganku seolah dengan refleks mengelus pelan ke kepalanya 'dia disini…dia menungguiku disini..' batinku . Gaara kemudian membuka matanya spontan aku menjauhkan tanganku dari atas kepalanya, dia memandangku…masih memandangku.

"Ga..gara..kau disini..sejak kapan…?" kataku dengan gugup

"kapan kau terakhir melihatku..?" dibalas perkataanku dengan nada dingin seperti biasanya

"hah,,?" perkataanya membuatku bingung sehingga aku hanya menatapnya heran

"karena pada saat itulah aku terus bersamamu..!" pandanganya datar namun aku tahu bahwa dia sungguh tulus berkata demikian melalui nada bicaranya.

"kau tak perlu seperti ini..aku tak pantas menerima perlakuan seperti ini" kataku karena aku merasa tak enak hati kepada sunagakure, sebab mengambil waktu berharga kazekage hanya karena diriku .

"jangan bicara seperti itu..aku melakukanya karena aku mau!" Seketika pandangan Gaara berubah, pandangan yang semulanya datar berubah menjadi pandangan yang lembut. Tatapan matanya seakan dapat menembus jantungku, tatapan mata yang dapat membuat siapapun gadis akan meleleh dibuatnya.

"tapi kenapa? Jangan kau sia-siakan waktumu hanya demi a.." sebelum aku menyelesaikan perkataanku jari telunjuknya mendekat membuatku diam seketika. Dia mendekat , sangat dekat denganku hingga hidung kami saling menyentuh.

"jangan berkata lagi.." katanya lembut dan dia semakin mendekatkan wajahnya kearahku dan bibir kamipun saling bersentuhan.

~/~

Dua hari di rumah sakit bagaikan dua tahun bagiku, alat detektor jantung sudah tidak dipasang lagi dan keadaanku berangsur-angsur mulai membaik namun dokter belum kunjung memberiku ijin untuk pulang . Aku mencoba bangun dan berniat untuk berjalan-jalan sejenak di taman rumah sakit, dengan susah payah aku bangun dan aku mulai menginjakkan kakiku di lantai rumah sakit yang dingin. Tapi seketika itu juga aku terjatuh terjerembab ke lantai, aku menyadari bahwa kakiku tak mampu menopang lagi mengapa?.Air mataku jatuh, aku tak kuasa menyadari keadaanku yang sekarang. Aku berteriak sambil menangis aku..serasa mati tanpa yang membawaku ketempat yang indah,kakiku yang membawaku berlari, dan kini kakiku mati!. Air mata masih mengucur deras, dan teriakkanku menggema sampai ke seluruh rumah suara derap kaki yang semakin mendekat, kemudian masuk dokter beserta perawat-perawat mencoba menenangkan diriku . Tiba-tiba sepasang tangan mendekapku dan membawaku pergi, masih menangis aku melihat kearah lelaki yang mengendongku, wajahnya berkilauan terkena matahari dan rambut merahnya berggerak tak beraturan seiring langkah kakinya.

"Ga..gara.." Seketika mata aquamarine itu menatapku dan segera dia menghentikan langkahnya kemudian dia duduk di sebuah bangku panjang yang terbuat dari kayu dan dia mendudukan aku diatas pangkuanya. Belaian tanganya lembut, membuatku tenang, sangat tenang.

"ke..kenapa aku..ada apa aku?" kataku kepada Gaara yang kupikir tahu tentang suatu kebenaran.

"Tidak..tidak ada yang salah denganmu..kau baik-baik saja" perkataanya membuat hatiku tenang, dia lalu mengecup keningku ,mengecup tanganku, dan terakhir mengecup bibirku. Dia mengeratkan pelukanya dan menyandarkan kepalaku ke dada budangnya.

"aku tak bisa berjalan…" pengakuan dariku sepertinya percuma karena Gaara sudah jelas mengetahui keadaanku sebenarnya."aku mati!"

"HENTIKAN..kau pikir mati itu semudah yang kau pikir Ino!"

"kau bisa bilang seperti itu karena kau tidak merasakan keadaanku sekarang!"teriakanku membuat semua pandangan orang tertuju padaku namun mereka sedikit berpura-pura tidak tahu. Air mata yang semula berhenti kini kembali mengucur deras.

"hidupmu masih panjang , kau bisa menjalaninya!" Gaara menatapku dalam ,namun itu belum cukup membuatku tenang.

"tanpa kaki, pikirmu itu mudah,KAMU TIDAK MENGERTI..!" Aku mencoba melepaskan pelukan Gaara, aku berontak mencoba menjauhkan diriku darinya namun Gaara semakin mengeratkan pelukanya padaku sehingga aku menyerah dan membiarkan dia mendekapku erat. "aku akan selalu ada, kapanpun dan dimanapun kau ingin, jadi jangan takut untuk menjalani hidup" kata-kata Gaara mebuat jantungku berdebar hebat. Entah mengapa aku merasa bahagia sekali ketika dia mengucapkan hal itu.


~/~

Berberapa hari kemudian kedua orang tuaku datang ke Suna, setelah sedikit berbincang-bincang dengan dokter akhirnya aku diijinkan pulang. Namun aku masih belum bisa berjalan, orang tuaku memutuskan untuk membawaku pulang ke Konoha agar aku dapat dirawat secara maksimal. Sebenarnya orangtuaku bisa saja menyuruh orang lain untuk merawat dan melayaniku secara penuh namun mereka tidak mau melakukanya karena mereka tidak mau orang lain menyentuhku. Benar keluarga kami memang berada tapi kami tidak terlalu bermewah-mewahan seperti yang dilakukan orang kaya pada umumnya bahkan mungkin Gaara tidak tahu kalau ayahku adalah salah satu ninja hebat yang cukup terkenal Yamanaka Inoichi. Aku tidak suka jika orang lain mengenalku ataupun menghormatiku hanya karena aku kaya dan ayahku yang terkenal.

"ibu..aku ingin jalan-jalan ditaman,bolehkan..?" Aku mendekati ibuku yang sedang sibuk membenahi kamarku

"boleh saja, tapi sebentar ibu sedang sibuk.." kata ibuku yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"baiklah..aku tunggu di luar".Aku keluar melalui pintu depan, masih dengan kursi roda namun ketika aku membuka pintu aku melihat sesosok lelaki yang tak asing lagi ..sahabat kecilku Sasuke Uchiha.

"ada angin apa sehingga kau datang kemari?" Kataku dengan nada menyindir.

"ada apa dengan nada bicaramu?hah..seakan-akan aku ini hanya pengganggu saja!" nada bicara Sasuke meninggi

"Hahahaha..kau ini seperti tidak tahu aku aku hanya bercanda" Kataku Geli karena melihat ekspressi wajah Sasuke yang bisa dibilang jarang.

"Kau mau pergi kemana dengan keadaan seperti itu..biar aku temani" Tiba-tiba saja Sasuke hendak membantuku mendorong kursi roda.

Pembicaraan kami terpotong karena tiba-tiba ibuku keluar dari balik pintu.

"oh Sasuke..ada apa kemari? Kami baru saja akan pergi jalan – jalan ke taman, mau ikut?" kata ibuku ramah, mengetahui kalo lelaki yang ada didepanya adalah teman kecilku.

"benarakah? Sebaiknya bibi istirahat di rumah saja biar aku yang temani Ino ke taman" Kata sasuke yang menurutku memaksakan dirinya untuk ramah.

"baiklah..kebetulan sekali bibi banyak urusan kalau bukan karena Ino bibi juga tidak mau membatalkan urusan bibi, kalau begitu hati-hati dijalan ya!" kata Ibuku yang kemudian melesat entah kemana.

"Ibuu~" kataku dengan nada kecewa, sebenarnya aku lebih suka berjalan0jalan dengan ibuku daripada dengan Sasuke ini.

Aku bersama Sasuke berjalan menuju ke taman dengan Sasuke yang mendorong kursi rodaku, sepanjang perjalanan kami banyak berbincang-bincang

"dengan keadaanmu sekarang ,kulihat orang tuamu jadi sering dirumah!" suara besarnya membuyarkan lamunanku.

"o..oh..iya..sekarang aku tidak seperti dulu lagi kan?" kataku dengan tawa ringan seakan-akan itu bukanlah masalah besar.

"orang tuamu sangat sayang padamu ya, padahal mereka adalah ninja hebat yang banyak sekali mengemban mereka mau meluang waktu mereka yang berharga demi orang sepertimu!" kata sasuke dengan wajah yang datar-datar saja.

"heeei…apa maksudmu dengan "orang sepertimu" hah?" kataku menginterupsi perkataan Sasuke.

"Maksudku mereka terlalu baik mau meluangkan waktunya hanya untukmu, wanita cerewet, badung, dan Sipembuat masalah!"

"APA..!" Aku marah mendengar perkataan Sasuke yang terang-terangan meledekku.

"pegangan yang erat ,atau kau mati!"kata Sasuke

"kau…yang akan maa….WAAAAA!"

Aku langsung menjerit karena tiba-tiba saja kami melaju begitu cepat,di jalanan yang menurun.

"Sasuke kau akan menerima pukulan dariku"

"ini cara efektif agar bisa sampai dengan cepat"

"KAU MAU MEMBUNUHKU…HAAAH!" kataku setengah berteriak.

Kami mulai dekat dengan taman, tapi tiba-tiba ada batu di tengah jalan, dan aku mulai panik .

"SASUKE…AWASSS..ADA BATU..!" teriakku panik

"HAH..APA?"

Kursi rodaku tak bisa dikendalikan dan "BRUUUUGGH" kami oleng dan terjatuh bersama-sama, beruntung kami jatuh diatas rerumputan sehingga tidak terlalu sakit.

"Inoo..turuun..kau berrat sekali" terdengar suara Sasuke yang sedang merintih kesakitan, oh..ternyata aku jatuh tepat diatas Sasuke.

"ma..maaf Sasuke aku tidak tahu" kataku menyesal, tapi ada untungnya juga aku terjatuh diatas Sasuke karena dengan begitu badanku jadi tidak begitu sakit.

"hn.." wajah Sasuke yang kesakitan terlihat menggelikan, membuatku tak bisa menahan tawa terlalu lama.

"Hahahahahah…" tawaku pecah membuat Sasuke menjadi kesal, kemudian Sasuke mebantuku naik kembali ke kursi roda. Aku memeperhatikan keadaan di sekelilingku, melihat orang-orang yang memandang kami heran. Salah satunya aku mengenalnya, wajah dan rambutnya tidak berubah. mata aquamarine itu kini menatapku tajam, mata kami saling menatap. Wajahnya menyiratkan kekecewaan.

"Ga..gara kau kemari..aku sangat merindukanmu" aku mendekat kearahnya dan mengambil tanganya namun dia hanya diam, dia menatap dingin ke arah Sasuke .aku terkejut karena dia melepaskan tanganku dengan kasar.

"sebenarnya ada apa ini" suara besarnya yang datar membuatku agak sedikit takut, takut jika Gaara akan salah paham padaku dan Sasuke.

"ti..tidak ini tidak seperti yang kau pikirkan ga.."

"sudahlah Ino aku mengerti, terlebih aku tidak punya hak untuk melarangmu , aku bukan siapa-siapa bagimu!" Gaara berjalan menjauh dari tempatku berada, aku ingin mengejarnya namun dengan keadaanku sekarang percuma saja!.

'bukan siapa-siapa' mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Gaara membuatku sangat kecewa. Aku hanya bisa menundukkan kepala, menyesali kejadian hari ini. Namun aku tida bisa menyalahkan Sasuke, Bagaimanapun dia adalah sahabatku, cinta pertamaku,,,

TBC…

A/N

Maaaaaaaf *bungkuk-bungkuk gak jelas*

Disini Sasuke ngga Kayakk Sasuke…dia OOC banget..T,T…

Apalagi Gaara...

Flame/review silahkaaaaaaaann,,,

Dengan senang hati saia menerima kritik dan saran…

~ocana Kamichama~ ,/