Rani : Hen.. Akhirnya prolognya jadi juga!

Rin : -_- Hen? Begitukah? Baiklah tanpa banyak omong kita ke fic ya?

Rani : Un! Jangan lupa RnR yah~

A/N : Yah, saya sudah promosi di FB tapi ini kuperpanjang~ Dan ini baru awal~ Dan maafkan saya jika abal yak?


Giuprin and The Prince.

Summary : Suasana istana sangatlah ramai, apa yang terjadi dengan Pangeran Lennorio? Kenapa Rin ikut menjadi Giuprin? /Chapter 1 : What Happened? / Update..

Disclaimer : Sampai hari kiamat.. Vocaloid itu milik Tuhan YME dan Yamaha.

Genre : Kira-kira genrenya apa? Saya bingung kuadrat!

Warning : Abal, typos, pendek..

Chara : Rin, Meito, Lennorio, Rinto.


(Normal POV)


Terlalu kuat.. Terlalu hebat…

Bahkan kami tidak bisa membuatnya putus..

Tali ini terlalu kita jaga..


Suasana di istana sangatlah ramai, semua orang begitu panik ketika mengetahui pangeran bernama Lennorio Kagavessa Konaza menghilang secara tiba-tiba.

"Cari Pangeran! Dia pasti ada disekitar sini!" Ucap seorang pemuda berambut coklat dengan mata senada. Para prajurit kerajaan langsung berpencar.. Salah satu dari para prajurit tersenyum senang. Ia lalu berlari dan melihat seorang anak sedang membawa 5 kuda. 'Oh.. Menguntungkan sekali~' Pikirnya lalu mendekati anak itu. Anak itu menengok dan melihatnya.

"Ah ya! Kau! Aku akan membeli kudamu untuk pencarian Pangeran!" Ucap prajurit itu menyerahkan 5 koin emas kepada anak itu. Anak itu tersenyum dan mengangguk. Setelah prajurit itu telah jauh dari negerinya. Ia lalu membuka pelindung kepalanya sambil tersenyum.. "Oh, akhirnya aku berhasil kabur dari istana Lennorio~ Hahaha!" Katanya tertawa. Yap, dialah sang pangeran yang berpura-pura menjadi prajurit. 'Ah.. Dengan begini aku bisa mencarinya..' Pikir Lennorio sambil blushing. Lennorio mengeleng-gelengkan kepalanya. 'Haah.. Kalau begini aku harus mengembara karna lupa dimana dia tinggal.. Betapa bakanya dirimu Lennorio karna tidak bertanya waktu itu..' Pikirnya sambil mengenggam kalung berbentuk F milik seseorang..

"Tunggu aku~ " Ucap Lennorio tersenyum.


Walaupun kita berpisah..

Tali ini membuat kita saling mengenang satu sama lain..


Seorang gadis berambut honey blond sedang tiduran dikasurnya. Matanya mirip seperti warna langit menatap sedih langit-langit rumahnya. Perlahan air matanya mengalir dan membasahi pipinya serta membasahi laki-laki yang berada disebelahnya. Yah, seseorang yang tidur sekasur dengannya..

"Uggh.." Ucap orang itu. Mata azure terbuka perlahan.. Rambut honey blond yang digerai. Ia lalu memeluk gadis itu sambil mengusap kepalanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Mama.. -_- Selalu saja membasahi tubuhku pagi-pagi.." Ucap orang itu lalu bangun dan menuju kamar mandi.. Sementara gadis itu hanya menyeka air matanya.. Ia lalu mengambil sebuah pita putih dan lalu mengikatnya ke kepalanya. Gadis itu lalu menuju meja riasnya dan melihat wajahnya di kaca yang tersenyum.

"Len.." Ucap gadis itu lalu menatap bayangannya.

"Mama Rin / Rinnaine Sweet Chou~ Jangan lupa masakan pisang goreng~" Ucap anaknya di kamar mandi. Rin langsung sweat drop mendengarnya. Tapi sesaat kemudian Rin tersenyum dan memasakan makanan untuk anaknya Rinto Sweet Chou. Anak hasil hubungannya dengan seseorang bernama Len yang menghilang entah kemana.

"Tidak anak tidak ayahnya~ Mereka sama-sama suka banana~ Hihihi~" Kata Rin mengingat Len. Rin tidak menyadari bahwa mukanya memerah.

"Jangan kaya orang *ila deh… Ngomong sendiri.." Ucap Rinto melihat Rin yang sedang tertawa.

DZING!

"AWAS KAU NGOMONG SEMBARANGAN!" Kata Rin kesal. Muka Rinto memucat. Rintopun langsung mengambil piring berisi pisang goreng dan jeruk. "EEH! JERUK AKU TUH!"

"Jaa~ Okaa-san!" Kata Rinto pamit. Rinto yang sudah berada didepan pintu lalu membuka pintunya.. Rin lalu berlari dengan cepat..

"JERUKKU JA!"

BLAM!

Pintu sudah tertutup rapat.. Sigh.. Telat bagi Rin untuk mencegah Rinto. Rin menghela napas dan duduk di kursi sebelah meja makan. Ia menatap jendela yang memancarkan kehangatan udara pagi. Rin menatap sedih. Rin lalu menghela napas dan pergi menuju keluar.

"Eh?" Ucap Rin kaget melihat sekelompok tentara kerajaan beserta Raja Riu dan Ratu Reilana yang menangis. 'Heh? Tumben sekali Ratu menangis ada apa ya?' Pikir Rin lalu melihat ke arah seorang ksatria yang mempunyai rambut coklat dengan mata senada. Tentu saja ia kenal ksatria itu. Namanya adalah Meito sakire, teman Rin.

"Ehem!" Meito berdehem. Para rakyat lalu melihat Meito dengan serius. Meito mengambil napas dan melihat sebuah kertas panjang. "Warga kami yang terhormat.. Kami meminta gadis-gadis kalian untuk menjadi seorang Giuprin!" Kata-kata Meito membuat para gadis saling berbisik. Rin lalu tersenyum lembut. 'Mungkin ini adalah jalan yang tepat agar aku menemukannya..' Batin Rin lalu mengedipkan matanya pada Meito.

"Aku bersedia!" Ucap Rin yang membuat semua memandangi Rin. Meito tersenyum dan menyilahkan Rin masuk kerajaan.

"Rin? Apa kau yakin? Baiklah aku akan menjelaskan peraturannya padamu.." Kata Meito.

"Apa peraturannya?" Ucap Rin tersenyum lembut.

"Peraturannya…


Kita saling membuktikan..

Tapi..

Apakah akan berakhir bahagia?


Seseorang melihat ke arah Rin dan tersenyum lembut. Matanya yang berwarna merah sangatlah membuat semua orang disekitarnya menjauh.

"Kau gadis bodoh.. Jika kau lakukan itu.. Kau sama saja bunuh diri.." Katanya lalu pergi.


-TBC-


Rin : Waw.. Permulaan sedikit..

Len : Yah gapapapalah… Readers! Review please!*Puppy eyes*

Rani : Hem.. Maaf yah pendek.. Biar ada hubungannya~ Tunggu chapter 2~ Eh, Review please!

Len : Aku mana? Cuma disebut namanya doang!

Rani : -_- Entah? Nanti kau juga ada kok! Baiklah review!

Len : Please..*Puppy eyes*