―Tahukah kamu tentang 'Necroxirmus Project', yaitu proyek percobaan untuk membuat manusia berkuatan ganda yang gagal 200 tahun yang lalu? Proyek itu tidak gagal, melainkan ditindaklanjutkan di masa depan 800 tahun kemudian dan berhasil. Proyek itu kini melahirkan seorang 'manusia brutal' ke masa sekarang.―
.
.
Necroxirmus
.
Made By © IllushaCerbeast.
.
Cardfight! Vanguard © Not Ours.
.
Rate: T (maybe can change).
.
Pairing: KaiPsyAichi.
.
Genre(s): Romance, Mistery, Crime, A bits Humor.
.
WARNING(s): OOC, AU, Non-Canon, Misstypo, Fail Romance, Little Lime, Yaoi, Shounen-Ai, and all.
.
.
Tidak ada yang tahu mengenai Necroxirmus Project, karena itu adalah proyek khusus para peneliti dan profesor gelap. Yang mungkin tidak lagi punya akal sehat dan jalan pikiran normal. Pandangan mereka serasa dibutahi cairan kimia dan pendengaran mereka ditulikan suara mesin. Kau tahu, selama setahun 'Necroxirmus' dikerjakan, dan selama itu tidak ada satu pun dari yang bersangkutan keluar dari ruang rahasia bawah tanah, dimana proyek gila ini dirahasiakan.
Tapi ternyata, proyek ini dinyatakan gagal. Sekitar setahun dua bulan setelah Necroxirmus dikerjakan, para polisi internasional berhasil menggebrak tempat rahasia bawah tanah itu karena mereka merasakan radiasi gelombang dari tempat itu. Betapa terkejutnya mereka begitu menemukan puluhan, ah, tidak. Bahkan ratusan bangkai profesor dan peneliti terbengkalai disana. Ruangan tertutup itu sangat bau busuk disebabkan mayat-mayat itu. Betapa malangnya nasib mereka yang berjuang mati-matian demi proyek ini lalu gagal.
Tapi sayangnya mereka salah. Seseorang datang dari masa depan dan mengambil 'Necroxirmus' yang telah ilmuan itu kerjakan tanpa sadar. Dan kehadiran orang masa depan itulah yang menimbulkan gelombang radiasi. Sayangnya polisi datang terlambat, mereka mengira 'Necroxirmus' itu gagal dan hanya sampai disitu. Namun hal itu omong kosong belaka, karena sebenarnya benda penelitian itu dibawah pergi ke masa depan dan dilanjutkan pengerjaannya oleh 'manusia-'manusia' canggih disana.
Dan dalam waktu itulah...
...Necroxirmus pun selesai dikerjakan.
Proyek yang berupaya membuat manusia berkekuatan ganda itu berhasil mulus diakibatkan kombinasi manusia zaman dulu dan zaman modern. Sayangnya, manusia itu tidak bisa bertahan lama kalau dibiarkan terus di zaman yang bukan seharusnya ia tinggal, yaitu 800 tahun kemudian. Dengan terpaksa, 'Necroxirmus' dikirimkan ke masa seharusnya ia tinggal, dimana sudah 200 tahun sejak ia diambil oleh orang masa depan.
―NECROXIRMUS―
Japan, Tokyo. 07.20 AM.
Di sini, tepatnya di distrik Bell, suasana sama seperti kota kebanyakan. Orang-orang yang berlalu lalang di penyebrangan dan pinggir jalan. Mobil-mobil dan kendaraan lainnya yang terus melewati jalan besar di distrik itu. Suasana yang damai, seperti biasa. Sampai akhirnya ada sebuah keributan yang disebabkan oleh...
"Pe-pencopet!" seru seorang wanita panik begitu tiba-tiba tas mahalnya ditarik seorang pria berandalan. Beberapa dari orang yang berlalu di tempat itu menengok sekilas untuk melihat apa yang terjadi.
"Hei, kembalikan tasku!" wanita itu berlari berusaha mengejar berandalan yang nekat berbuat kriminal di pagi hari. Tadinya penjahat itu sudah kesenangan karena lari wanita itu tidak seberapa cepat dibandingkan dirinya, tapi tiba-tiba seorang pemuda SMU menarik kasar tangan pencopet itu dan memelintirnya.
"Akh! Sakit, brengsek!" bentak berandalan itu sembari memegang tangannya yang keseleo parah pada saat itu juga. Lengah, anak SMU tadi mengambil tas curian itu dan melemparnya tepat ke arah wanita yang dicopet tasnya tadi.
"Te-terima kasih, nak!" seru wanita itu dengan terkagum-kagum. Sedangkan pemuda SMU itu, jangankan mengiyakan, mengangguk saja tidak. Tampang stoic-nya memandang dingin anak berandal tadi serasa mengancam.
"Cih, awas kau lain kali, bajingan!" dengan itu berandalan itu berlari tunggang langgang menjauhi pemuda tadi.
"Kau yang bajingan," balas si tampang stoic dengan suara pelan. Kemudian ia berbalik untuk melanjutkan perjalannya, tapi tiba-tiba wanita yang tadi ditolongnya menghentikan langkah anak itu.
"Ini untukmu, nak! Anggap saja sebagai imbalan," ujar wanita itu sembari menyodorkan beberapa lembar uang –yang kalau dihitung dengan jari jumlahnya lumayan. Pemuda dihadapannya memejamkan mata.
"Tidak perlu, nona. Aku menolong bukan untuk mengharapkan imbalan, simpan saja uangmu." Dengan itu ia kembali melanjutkan langkahnya, tapi wanita itu ternyata tidak membiarkannya pergi begitu saja.
"Kumohon terimalah, aku yang merasa tidak enak kalau kau menolak ini!" sahut wanita itu terdengar merengek kemudian mengambil pergelangan tangan kanan pemuda itu dan memberi uangnya. Tadinya pemuda itu ingin menolak, tapi...
"Sayonara~" dengan itu wanita itu buru-buru pergi –jurus ampuh agar pemuda itu tidak bisa menolak. Kai ―nama pemuda itu― menghela nafas kemudian menatap datar uang yang ada di tangannya. Tanpa bicara lagi, ia menyimpan uang itu di saku. Anggap saja baru memenangkan lotere, begitu pikirnya.
Kai, Kai Toshiki, adalah penghuni baru di distrik Bell ini. Tadinya ia tinggal di kota kecil bersama orang tuanya, tapi demi mewujudkan mimpi orang tuanya untuk menyekolahkan anaknya di Tokyo, akhirnya Kai dipindahkan kesini. Tinggal di rumah pamannya yang tidak terpakai seorang diri. Dan bersekolah di sekolah Nethelbell yang merupakan sekolah high-class dan kaya raya.
Kai tidak terkejut dengan perbedaan level sekolahnya yang dulu dengan sekolahnya yang sekarang. Baginya sama saja, ia cukup belajar untuk bisa bertahan di sekolah ini dan alhasil Kai menjadi perhatian para guru karena kepintarannya. Dan soal teman, Kai juga tidak peduli. Ia sudah terbiasa berdiam diri dan tidak bersosialisasi. Kenapa? Karena baginya teman zaman sekarang hanya teman yang ada kalau kita sedang senang. Giliran kita susah? Mereka akan mencampakan.
Kai tidak peduli apapun rayuan mereka, Kai tidak mau berteman dengan siapapun, itu intinya. Ia lebih memfokuskan pada pelajarannya dan mencapai target untuk ke perguruan tinggi Quebell yang hanya anak-anak tertentu yang bisa masuk kesana.
Hidupnya hanya itu. Simpel, bukan? Tidak ada yang istimewa. Tapi mungkin beberapa saat lagi, kenyataan itu akan hilang berganti sesuatu yang lain.
―NECROXIRMUS―
"Etto, Kai... Selama ini aku suka padamu!" seru seorang gadis sembari merapatkan kedua tangannya. Wajahnya yang menahan malu terlihat garis-garis merona merah, "Maukah kau menjadi kekasihku?"
Kai menghela nafas dan menatap gadis itu dengan tatapan dingin. Sudah 1 bulan sejak kepindahannya, banyak juga gadis yang 'menembak'nya, salah satunya adalah sekarang. Tapi jujur saja, Kai sama sekali tidak berminat pada mereka.
"Maaf, aku tidak bisa berpacaran denganmu." Jawab sosok di hadapan gadis itu dingin. Selalu saja kata itu yang dihidangkannya pada gadis-gadis yang menembaknya. Dan tidak jarang beberapa dari mereka menangis karena patah hati, tapi berbeda dari gadis yang ini.
"Huh, kenapa, Kai? Tidakkah aku kurang sempurna untukmu? Kalau begitu aku akan melakukan apapun yang kau mau dan menjadi tipe cewek yang kau suka, deh! Ayolah~" rengeknya dengan manja lalu seenaknya merangkul lengan Kai. Pemuda bersurai coklat itu mendecih dalam hati. Berani sekali perempuan ini.
"Aku tidak ingin pacaran sekarang," balas Kai lagi, tetap pada tampang stoic handalannya. Gadis itu menatap Kai dengan wajah imut ―sengaja dibuat imut― pada Kai. Kemudian ia menggembungkan pipinya.
"Ayolah, Kai, kita pacaran bohongan juga nggak apa-apa, deh~ Atau, nggak, pacaran sebulan saja, please?" perempuan dihadapannya masih tidak mau menyerah. Kai menghela nafas panjang dan menutup iris hijaunya, berpikir.
"Aku akan berpikir soal itu, bisa kau menunggu jawabanku sampai selesai jam pelajaran Biologi?" akhirnya Kai pun memberikan 1% kesempatan pada gadis itu. Walau aslinya 100% tidak mau berpacaran dengannya. Wanita pemaksa seperti itu bukan tipe Kai sama sekali.
"Aha! Benarkah? Kalau begitu akan kutunggu dengan senang hati!" dengan itu perempuan itu berlari senang menuju kelasnya, disambut siswi-siswi lainnya yang bersembunyi dari balik pintu kelas lalu mereka teriak-teriak nggak jelas. Dengan biasa, Kai langsung berjalan menuju kelasnya dan kembali melanjutkan pelajarannya yang tertunda tadi karena gadis pemaksa itu.
Kelas dari sekolah ini berbeda daripada kelas biasanya. Tempat duduknya dibuat 'semakin ke belakang semakin tinggi'. Jadi tidak ada istilah tidak kelihatan ke papan tulis atau apa, karena duduk di belakang pun tidak terhalangi kepala temannya. Lalu masing-masing tempat duduk mempunyai laptop sendiri-sendiri yang diberikan gratis oleh sekolah untuk setiap murid. Papan tulisnya pun berbentuk androit, jadi guru tidak perlu menulis di papan tulis, melainkan cukup mengetik di laptopnya dan papan tulis androit itu akan merekam ketikan yang sama untuk ditulis murid-muridnya.
Heh, canggih? Begitulah sekolah Nethelbell yang merupakan sekolah idaman di dekat distrik Bell. Dan sedikitnya Kai merasa beruntung kalau orang tuanya merekomendasikan sekolah praktis seperti ini untuknya.
Seperti biasa, mereka kembali melanjutkan pelajaran demi Test yang akan diadakan 3 hari lagi. Kai mulai membuka folder di laptop miliknya dan menggerakan kursornya untuk membuka sebuah lembar test yang memang sudah direkam gurunya ke semua laptop di kelas itu. Ya, apalagi kalau bukan mengerjakan tugas. Sekitar 30 soal sudah siap dihadapan Kai, menunggu pemuda beriris emerald itu mengerjakannya begitu juga siswa-siswi lainnya.
"Soal yang kuberikan ini masih standar B dari soal yang nanti akan dikeluarkan saat Test. Jadi pasti kalian sudah bisa mengerjakannya. Nilai standar dari 30 soal ini adalah 90. Kalau kalian mendapat nilai dibawah 90, kalian akan mendapatkan jam pelajaran tambahan sepulang sekolah!" seru sang guru dengan tegas. Tapi kalau diperhatikan, guru itu lebih muda umurnya dibandingkan muridnya.
Souryuu Leon, nama daripada guru dalam bidang Matematika dan Bahasa Yunani ―tak lain adalah guru yang sedang mengajar di kelas Kai sekarang. Jujur saja, umurnya 2 tahun lebih muda dari angkatan Kai. Namun kepintaran anak ini layak untuk mengukir sejarah. Ia sudah menamatkan universitas dalam usia yang terbilang muda, dan banyak sekali meneliti sesuatu yang berguna. Ia juga pintar dalam berbagai bahasa ―terutama bahasa Yunani. Sampai ia diterima mengajar di sekolah elit ini, bahkan meraih gelar guru terbaik 5 tahun berturut-turut.
"Huh…" Kai mendengus pelan sembari berkonsentrasi menjawab pertanyaan-pertanyaan beruntut itu. Terkadang pandangan tajam dari Leon membuatnya tidak konsentrasi. Apalagi kalau bukan tatapan mencekam dan mengintimidasi yang mematikan, semua murid pun merasakan hal yang sama, itu juga salah satu yang menyebabkan Souryuu dikagumi guru-guru lain.
Ya, seperti biasa. Tidak ada yang aneh, terkadang Kai sedikit bosan dengan hidupnya yang santai dan monoton seperti ini. Pernah ia berpikir untuk menjadi anak berandal untuk mengubah jalan hidupnya, tapi itu bisa saja membuat kedua orang tua Kai jantungan dadakan. Tidak jadi, deh, tetap pada kehidupan ini…
―NECROXIRMUS―
Oke, sekarang jam pelajaran Biologi. Semua murid kelas XI-A diminta ke laboratorium sekolah untuk meneliti warna daun tumbuhan bayam, termasuk Kai. Semua murid diminta untuk meneliti sendiri daun bayam yang tersedia, tanpa minta bantuan sesama temannya kecuali bertanya pada guru. Ini termasuk melatih mereka dalam memprediksi perubahan warna dan sejenisnya pada objek.
"Bagus, Kai. Nilaimu terus membaik seminggu ini!" puji Shin –guru Biologi sembari menulis hasil kerja anak berambut brunet itu di buku nilai siswa miliknya. Beberapa siswa lainnya memandang iri pada Kai, tapi kalau hanya iri, mereka tidak bisa mengejar nilai cermelang pemuda itu.
"Terima kasih atas pujiannya, Shin-sensei." Jawab pemuda itu dengan tatapan datar. Dari semua siswa, ia yang kerjanya paling cepat kelar. Dengan santainya ia duduk di salah satu kursi yang menganggur menunggu jam pelajaran selesai dan ia bisa keluar bersama murid-murid lainnya.
Sampai akhirnya bel pelajaran pun berbunyi, menandakan jam pelajaran kedua berakhir dan diganti oleh jam istirahat. Beberapa murid seangkatan Kai bernafas lega karena selesai berkutak-katik dengan daun bayam. Mereka pun bergegas keluar laboratorium, ada yang ingin ke kantin bersama gengnya, ada yang ingin kembali ke kelas untuk melanjutkan belajarnya. Berbeda dengan Kai yang…
"Kalau aku keluar sekarang, aku pasti tertangkap wanita menyebalkan itu…" dengus Kai sembari mengacak-ngacak rambut coklatnya yang lembut. Dengan ijin dari Shin, ia diperbolehkan untuk berdiam diri disana sejenak.
"Siapa yang wanita menyebalkan?" Seseorang menyahut gumanan Kai. Lantas pria bertampang stoic ini sedikit terkejut baru sadar kalau ada orang lain selain dirinya di dalam sana.
"Tebak siapa?" Tambah lagi suara itu lalu menutup kedua mata Kai dengan tangannya dari belakang. Kai menjadi tambah bingung. Apa ada perempuan lain yang ingin…
"Lepaskan aku," sahut Kai berusaha melepas kedua tangan itu. Tadinya tangan ―yang menurut Kai sangat lembut― itu melawan saat tangan Kai menyentuhnya minta dilepaskan. Tapi akhirnya sosok dibelakang Kai itu menyerah juga, membebaskan kedua iris emerald Kai.
Kai melirik ke belakang guna tahu siapa sosok itu. Dan Kai semakin bingung begitu sesosok yang kelihatannya asing dari sekolah ini ada di hadapannya. Kai melirik ke tubuhnya, tidak berdada, bearti dia laki-laki. Tapi Kai merasa sosok di hadapannya cukup cantik sampai jantungnya memompah lebih cepat. Tanpa sadar wajahnya merona merah terus memandang sosok itu.
"Kenapa? Apa kau terpesona padaku?" Tanya sosok itu sembari menyeringai lebar. Kai membulatkan mata, memang sulit untuk mengakui ini tapi ia memang terpesona pada sosok berambut biru sepanjang bahu itu. Tapi kenapa dia bisa tahu?
"Kau bertanya kenapa aku bisa tahu kau terpesona padaku, hm?" lanjutnya lagi membuat Kai terkejut berkali-kali lipat. Sosok itu terkekeh kecil, manis sekali. Lalu ia memeluk Kai dan mendekatkan wajah keduanya tiba-tiba. Jantung Kai semakin berdetak tidak beraturan. Padahal ia tidak mengenal anak ini, tapi ia tidak bisa melawan begitu sosok itu memeluknya erat.
"Si-siapa kau…" akhirnya mulut Kai berani untuk berbicara. Aneh, ini pertama kalinya ia gugup menghadapi orang asing atau yang tidak dikenal. Kenapa dengan dirinya?
"Aku siapa? Hmm, orang-orang selalu menyebutku Necroxirmus, tapi special untukmu… panggil saja aku Aichi," dengan itu sosok itu semakin mendekati wajahnya, sampai shappire bertemu emerald, dan kedua hidung mereka saling bersentuhan. Kai membulatkan matanya, ini pertama kali ia berkontak fisik dengan orang asing sampai sejauh ini. Biasanya dengan mudah ia menepis, tapi sekarang… Sekarang, ia serasa dikendalikan…
"A-Aichi…" Kai meneguk ludahnya dengan susah payah, tatapan intens dan seringai mengelitik dari Aichi membuatnya sulit untuk bergerak bahkan berpikir sehat. Tapi kemudian Aichi melepas pelukannya dan menjauh satu meter dari Kai. Pemuda beriris hijau itu menghela nafas lega dan mengelus pelan dadanya. Wajahnya masih sajah merona merah dan tanpa sadar mengeluarkan keringat dingin.
"Ma-maaf, aku permisi…" dengan itu Kai buru-buru beranjak pergi. Ia merasa tidak mau meninggalkan anak itu, tapi disisi lain ia merasa anak itu berbahaya. Tiba-tiba punggungnya dirajuk sosok tadi. Sosok berambut biru dan mata yang warnanya senada dengan rambutnya, juga baju merah lengan panjang yang menampakan kedua bahunya yang putih mulus, juga bawahan yang bewarna hitam.
"Aku mau ikut denganmu, ya?" bisik sosok itu dengan nada seduktif, lagi-lagi membuat Kai berkeringat dingin. Dengan susah payah ia menengok hanya untuk mendapati anak misterius itu menatapnya dengan senyum tipis.
"Memangnya kenapa?" tanya Kai balik. Padahal tadi ia berniat mengusirnya dengan dingin seperti yang ia lakukan pada orang lain kalau dalam keadaan seperti ini, tapi tidak bisa padanya. Sosok itu memandang Kai dengan tatapan kelam.
"Karena… kau yang pertama kali kulihat begitu aku sampai disini, aku tidak tahu apa-apa…" jawabnya kemudian sedikit tertunduk. Kai jadi salah tingkah sekarang, ia berusaha untuk kembali tenang dan kembali pada tatapan stoic-nya. Hening. Kai masih diam di tempat, bingung mau menjawab apa.
Aichi tertawa kecil, "Kalau aku membantumu? Mau, 'kan, kalau aku ikut denganmu?" lanjutnya lagi membuat Kai bertanya-tanya dalam hati. Belum sempat ia bertanya lebih lanjut, tiba-tiba pintu ruang laboratorium yang sudah ada di depan mata Kai digeser kasar seseorang yang ternyata…
"Kaaaai! Jangan berpikir untuk mengumpat, yaaa!" Oh, ya, ternyata, itu adalah gadis tadi, yang menembak Kai dan ngotot untuk pacaran dengannya. Kai langsung depresi begitu melihat gadis ngotot itu sudah ada di depan mata, juga teman-teman lainnya yang mengintip jelas di balik pintu laboratorium.
"Jadi? Bagaimana jawabannya? Jangan mengecewakanku, yaa~" ujarnya dengan manja lalu berupaya mendekati Kai. Pria itu sudah was-was untuk mundur, tapi ia merasakan sesuatu di belakang. Aichi! Dia 'kan masih ada di belakang Kai tadi, jadi…
"Eh…" perempuan itu menautkan alisnya begitu menyadari keberadaan seseorang di belakang Kai, dengan antusias ia menengok untuk mengetahui siapa itu. Merasa perlu, Kai membentangkan tangannya agar gadis itu tidak mengetahui soal anak misterius tadi.
"Dia hanya pengunjung sekolah ini," sahut Kai kemudian, berusaha memudarkan rasa curiga yang menguak gadis itu. Tapi justru hal itu yang membuat gadis itu semakin curiga, tumben-tumbenan tampang Kai terlihat panik begini dan seperti melindungi seseorang.
"Kai! Jangan begitu! Ayo perlihatkan aku siapa di―"
Belum sempat gadis itu memberontak, tiba-tiba saja sebuah jari telunjuk menghentikan perkataannya. Tidak hanya gadis itu, Kai dan teman-teman gadis itu yang bersembunyi ikutan syok. Bagaimana tidak syok kalau jari itu berasal dari Aichi, yang kemudian merangkul lengan Kai dengan mesra.
"Maaf, ya, tapi aku ini pacarnya…" ucap Aichi sembari mengedipkan matanya dan bersandar pada lengan Kai. Kai terkejut dalam hati. Apa yang baru saja dikatakan anak ―yang entah datang darimana, masih misterius― membuat hidupnya tidak lagi berjalan normal.
―:To Be Continued: ―
A/N: Yooo, minna-san! Masih ingat sama saya? Author ter-unforgetable di fandom ini? *ditendang* Oke, ini fic baru memang menggunakan pair yang… bisa dibilang cukup menantang! XD Saya dapat ide fic ini saat saya memasang tampang Meme di sekolah karena tidak ada guru+bingung mau ngapain. Saat mikir2 soal fic, tiba2 kepikiran ide fic ini, deh :) Boleh request siapa saja chara yang mau dimunculin disini, hehehe. Keep or Delete? Review please~
