Author: Ha... ha, ha, halo... sa, sa, saya author ba-baru di sini... yooo, yo-yoroshiku

Rin: si Auth kenapa tuh?

Len: Grogi.. soalnya baru pertama kali buat Fict

Rin: ooooooooh...

Author: sa, saya buat fict ini terinpirasi dari lagu Sigh.. tapi ini versi saya kok...

Rin: eh? Pertama kali buat fict malah nyuri ide orang?

Len: serius nih?

Author: urusaaaaiiii! Kubilang juga ini versiku... pokoknya bacain disclaimernya sana!

Len: nyuruh2 lagi!? Bacain diri napa?

Rin: sudahlah... sebagai tanda selamat atas fict pertama aku bacain deh..

Disclaimer: Vocaloid bukan punya Mai dan sampai kapanpun bukan punya Mai..

Rin: puas?

Author: makasih Rinny! Nah! Ga usah basa-basi kita mulai aja~~

WARNING: gaje, jelek, typo bertebaran, ga creative,alur kecepetan, abal, dll

.

.

.

Rin POV

Kupandang langit yang berwarna orange, hari sudah sore, pukul 18.00. Taman sudah sepi dan aku masih ada di sini... Sendirian. Entah kenapa aku tidak ingin pulang ke rumah, padahal pasti Mama dan Papa khawatir padaku, tapi aku benar2 merasa malas pulang ke rumah...

Rambutku honey blond sebahu, dan memakai pita besar di atas rambutku, mataku berwarna biru cerah... Di sini aku masih memakai seragam sekolah, di sebelah kanan baju seragamku tertera nama 'Kagamine Rin'. Iya itu namaku. Aku kelas 2 SMP Vocalo... sekolah yang tidak menyenangkan karena memang aku tidak punya teman di sana. Dan... aku memang tidak berkeinginan untuk berteman di sana.

Hari-hariku seolah suram... Setiap hari hanyalah waktu yang sia-sia bagiku... Rasanya malas untuk hidup. Dan setiap hari, pasti aku menghela napas panjang.

Setiap hari

Bukan, bukan karena aku tidak bisa bernafas dengan baik tapi karena entah kenaapa dadaku sesak... saangat sesak, sampai-sampai aku tidak bisa menghentikan helaan nafasku. Aku tidak tau kenapa... Yang jelas, aku begini sekitar 3 tahun lalu ketika aku kelas 5 SD. Aku hanya bisa mengingat itu, tidak ingat apa yang terjadi pada waktu itu. Kepalaku menolak untuk aku mengingatnya.

Di taman yang sudah kosong itu, lebih tepatnya di atas serodotan aku berdiam diri. Aku menutup mataku dengan tanganku. Aku tidakk ingin melihat dunia ini lagi... Tiba-tiba air mata jatuh dari mataku, aku menangis?! Aku segera mengusap air mataku.

Ketika kubuka mataku taman yang asalnya penuh dengan mainan itu hilang dan menjadi tanah kosong. Langit menjadi gelap!

Tiba-tiba cahaya datang! Setelah kulihat lagi, ternyata itu bukan sekedar cahaya! I... Itu anak kecil!? Anak laki-laki? Ng.. mungkin sekitar kelas 5 SD.. Di... dia bercahaya?! Rambut honey blond, diikat pony tail. Matanya biru... Biru yang sangaaaat indah, dan... Agak mirip denganku..

Anehnya aku tidak takut. rasanya aku mengenalnya bahkan... aku malah merasa rindu...

Tidak! Itu tidak mungkin! Mana mungkin aku mengenal anak ini... malaikat ini!

" Rin..." Eh? Kenapa dia tau namaku?!

"Berkanlah kesedihanmu padaku, kesusahanmu. Aku akan membantumu menghilankannya." Dia bicara begitu padaku.. sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum padaku, senyum yang sangat lembut.

Aku terus melihatnya, rasanya aku tidak dapat mengalihkan pandanganku darinya. Mungkin sekarang mukaku memerah. Entah kenapa akupun membalas uluran tangannya dan aku menjawab...

" Tolong"

Kata-kata itu kuucapkan pada malaikat di depanku. Setelah aku mengatakan itu, dia tersenyum lagi padaku dan... Mukaku memerah lagi. 'Hei! Ayolah Rin, masa kau malu pada anak kecil itu?' pikirku sambil menunduk.

"Hei Rin! Lihat!" kata malaikat itu. Dari tangannya dia mengeluarkan boneka, bunga dan benda2 lain. Dia memberkan benda-benda itu padaku. Hmm... Darimana dia mengeluarkan benda-benda itu? Sudahlah, aku tidak perlu pusing-pusing memikirkannya.

Lalu dia mengeluarkan merpati. Aku terhibr melihat anak itu, ups. Malaikat itu mengeluarkan benda-benda itu seperti sihir. Aku tersenyum. Saking banyaknya benda yang dibeikan malaikat itu sampai-sampai tanganku penuh sehingga aku tidak bisa bertepuk tangan.

Lalu dia menunjuk tempat yang ia tuju dengan tangannya (ya iyalah) Aku melihatnya, aku kaget! Tempat yang asalnya gelap itu sekarang menjadi sebuah kebun penuh bunga yang terang.. Kali ini aku benar-benar terhibur, aku tertawa. Ertawa tulus... Sudah 3 tahun lamanya aku tidak merasakan perasaan bahagia ini lagi.

Tanpa kusadari.. Malaikat itu melihatku tertawa tulus. Dan dia melihatku seperti sudah lama tidak bertemu denganku... Dia puas. Dia pun tersenyum hangan padaku yang masih kagum pada kebun itu.

Tanpa kusadari, aku yang tadinya tidak bisa berhenti menghela nafas, sekarang terhenti

Helaan nafas itu berubah.. Sedikit demi sedikit berubah menjadi senyuman, kebahagiaan... Kebahagiaan yang sudah lama tidak kurasakan sejak kejadian entah-apa yang kualami 3 tahun lalu. Aku ingin hari ini, sekarang... terhenti. Waktu berhenti sekarang. Sehingga aku tidak akan kehilangan kebahagiaan ini. Sampai muncul ingatan itu.

Ingatan itu.. Ingatan yang mebuat ku terus menghela nafas dan menderita.

Owariiii~~

Author: Maaf ya pendek... percobaan T^T

Rin: apaan nih? Pendek banget.

Len: Aku kok masih misterius?

Rin: aku kok Gaje?

Len: Aku kok sedikit?

Author: Grr.. Urusaaaaaaiiiii!

Rin: Duh.. emosian banget sih..

Len: Puasa, Hoi! Sabar!

Author: huh karena aku baik aku maafkan...

Rin & Len: Hah?!

Author: Aku akan sangat senang kalau kalian mau review... chapter selanjutnya aku usahain banyak deh..

Rin: ga ikhlas sih.. tapi tolong review..

Len: iya... kalau tidak nanti kami kehilangan pekerjaan kami, akting di Fict ini...

Author: Husss!

.

.

.

.

.

Review?