'Finally, I… I found you!'

.

.

.

Disclaimer :

Chara ; Naruto © Masashi Kishimoto.

Story ; X WANTED! © Rahma Lau

Warning : Shounen-ai, OOC parah, abal, dll.

Pair : Sasuke x Naruto.

Genre : Crime, Mystery, Friendship, Romance.

Rate : M

Summary : Seorang pencuri ulung berkeliaran setiap malam di kota Tokyo. Bermodalkan trik sulap handal, ia selalu bisa melarikan diri. Mungkinkah kali ini dia bisa tertangkap?

.

.

.


Trick 1 : Who the hell are you?


[ Mansion Haruno, Tokyo. ]

[ Pukul 00.00. ]

Malam hari yang tenang di kota Tokyo terganggu karena adanya seseorang yang menyusup ke dalam mansion keluarga Haruno dan mengambil sebuah kotak berisi banyak emas.

"..."

Pencuri itu memakai pakaian yang serba gelap. Dia memakai tudung jaket dan poninya panjang sehingga setengah wajahnya tidak kelihatan. Setelah mengambil apa yang diinginkannya, pencuri itu berjalan untuk keluar dari mansion.

"Itu dia pencurinya!" teriak seorang penjaga.

"Be─benar! Cepat tangkap dia!"

"Ayo!"

DRAP DRAP DRAP

Menyadari ada banyak penjaga yang mendekat dan menyudutkannya, pencuri itu hanya tersenyum.

"Ketahuan, ya." ujarnya.

"Kau sudah tersudut! Cepat serahkan kotak emas itu!"

"Cepat serahkan atau kau akan kutembak!"

"Ya ampun, aku takut." pencuri mengatakan itu dengan pura-pura bersuara seperti orang yang sedang ketakutan.

"Jangan main-main denganku!"

DOR! DOR!

Si pencuri itu tiba-tiba melompat ke pinggir jendela mansion tersebut sehingga terhindar dari peluru.

"Tuan-tuan," kata pencuri itu, "Silahkan laporkan informasi seperti ini ke polisi... bahwa 'X' adalah pencurinya."

"Jangan bercanda!"

DOR! DOR! DOR! DOR!

Banyak dari penjaga itu yang menembakan senjatanya dan akhirnya peluru-peluru tersebut bersarang di tubuh sang pencuri. Dia terjatuh tengkurap di lantai.

"Dia sudah jatuh! Ayo ambil kembali kotak emasnya dan kita bawa orang itu!"

"Iya!"

Semua penjaga mengerumuni tubuh si pencuri itu. Saat disentuh, tiba-tiba saja tubuh sang pencuri berubah menjadi sebuah kartu bertuliskan X.

"A─apa?! Sial!"

Di tengah malam di kota Tokyo, seseorang sedang berjalan santai melewati atap rumah-rumah dengan membawa sebuah kotak.

"Fuh, dasar bodoh. Tentu saja itu tipuan," bahkan di tengah gelapnya malam masih bisa terlihat kalau dia sedang menyeringai lebar.

"Mana mungkin kalian bisa semudah itu menangkapku,"

[ Kantor kepolisian Tokyo, pukul 8.00 pagi. ]

DUK!

Kepala kepolisian, Uchiha Fugaku baru saja menggebrak mejanya dan menatap tajam satu-persatu anak buahnya.

"Kemarin malam dia melakukannya lagi! Kalian sangat lambat bertindak! Kalau satu pencuri saja tidak dapat ditangkap, mau ditaruh di mana kehormatan polisi?!" bentaknya, kasar.

Seluruh anak buahnya tampak tegang dan sedikit ketakutan akan kemarahan dari atasannya.

"Mulai sekarang, kalian tidak boleh lengah. Pastikan kalian bisa menangkapnya!"

"Siap, Pak!" sahut seluruh anak buahnya.

"Sekarang kalian boleh pergi,"

"Baik!"

Setelah semua anak buahnya sudah keluar, anak bungsu dari Uchiha Fugaku, Uchiha Sasuke, masuk ke dalam ruangan ayahnya setelah sebelumnya mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada apa Otou-san memanggilku?" tanya Sasuke, tanpa berbasa-basi.

"Aku banyak keperluan di instansi Kepolisian. Jadi, aku ingin mulai sekarang kau yang menangani kasus tentang pencuri misterius yang disebut X itu. Kau mau, 'kan?"

'Bilang saja kau mau kabur dari kasus itu, pengecut.' pikirnya, kurang ajar.

"Apa boleh buat," jawab Sasuke, datar.

"Malam ini kau bisa mulai. Kau juga bisa menggunakan beberapa penyidik kepolisian untuk membantumu," ujar sang ayah.

"Aku sudah tau apa yang harus kulakukan," Nada jengkel Sasuke kentara sekali saat mengatakan itu.

"Baguslah kalau begitu,"

"Kalau urusan di sini sudah selesai, aku mau kembali ke ruanganku."

"Ya, kau boleh pergi."

Sasuke pun berlalu meninggalkan ruangan ayahnya.

Begitu keluar, dia bertemu dengan rivalnya, seorang pemuda berambut pirang bernama Uzumaki Naruto. Karena sedang malas berurusan dengan Naruto, begitu pemuda itu lewat, Sasuke melewatinya begitu saja seakan tidak kenal. Naruto yang sadar Sasuke mengacuhkannya, hanya bisa menggeram dan menoleh marah.

"Kau ini pura-pura tidak kenal, ya!" geram Naruto.

Sasuke kini menoleh ke belakang dan berhadapan langsung dengan Naruto.

"Apa maumu?" tanya Sasuke, kasar.

"Harusnya aku yang bilang begitu! Apa maumu mengacuhkanku begitu?!"

Mendengar hal itu, Sasuke menaikan sebelah alisnya.

"Jadi, intinya... kau ingin aku memperhatikanmu?"

Pertanyaan dari Uchiha bungsu sukses membuat darah Naruto mendidih seketika.

"Bukan begitu maksudku, Teme!" teriak Naruto, marah. "Lagian siapa juga yang mau!" Lalu, ia memutuskan untuk membiarkan Sasuke.

Sasuke memandang cengok kepergian orang yang menganggapnya rival itu.

'Ck, dasar Dobe!' pikirnya, kesal. Dia sudah punya banyak masalah sekarang tanpa harus ditambah lagi masalah kekesalannya pada Naruto.

Kemudian, pemuda bermata onyx itu masuk ke ruangannya sendiri dan mulai membaca laporan yang diberikan Kepala Kepolisian.

Ia dengan cermat mulai membaca baris per baris isi laporan tersebut.

'X adalah pencuri ulung yang muncul sekitar 2 tahun lalu. Senjatanya ialah trik-trik sulap yang dapat memudahkannya melarikan diri. X diduga sebagai laki-laki. Hingga sekarangpun ia tetap sering melakukan pencurian. Pencuriannya selalu dilakukan saat tengah malam. Targetnya adalah rumah keluarga yang memiliki banyak harta berharga dan punya nilai jual tinggi.'

Itulah sedikit gambaran kesimpulan yang didapat Sasuke setelah membaca laporan tersebut.

'Kalau begitu, kemungkinan malam ini yang jadi targetnya adalah... rumah keluarga Hyuuga atau Nara,' batinnya.

BRAKKK!

"Teme!"

Pintu ruangannya terbuka kasar dan masuklah seorang pemuda berambut spike pirang.

Melihat kedatangan Naruto yang sangat tidak sopan, Sasuke hanya bisa memegang dahinya dan menghela nafas.

"Apa lagi maumu, Naruto?"

"Aku hanya ingin mengonfirmasi kalau aku disuruh kepala polisi bekerja sama denganmu untuk menangkap 'X'," jawab Naruto.

"Apa?!" ujar Sasuke―tidak terima. "Masa dia memintaku bekerja sama dengan seorang Dobe sepertimu?"!

"Apa kau bilang, Teme?! Sebenarnya aku juga ogah! Aku hanya menjalankan perintah dari atasan!" balas Naruto.

"Dan gagal karena kecerobohanmu nanti?" geram Sasuke.

"Sialan! Siapa yang ceroboh, hah?!"

Sasuke berdiri dari kursinya dan berjalan marah ke arah Naruto.

"Tentu saja itu kau, Usuratonka─"

Tanpa melihat bawah, Sasuke tersandung buku-buku yang ada di bawahnya. Dia jatuh ke arah Naruto dan...

CUUP!

Ciuman tidak sengaja pun terjadi. Mata biru Naruto bahkan melebar saking kagetnya.

Lama sampai keduanya menjauhkan diri. Sasuke mendekap mulutnya, tidak percaya apa yang sudah terjadi.

"Te─Teme! A―aku tidak tau kalau ternyata kau punya kecenderungan 'ke sana'!" tuding Naruto sembari menunjuk-nunjuk pemuda pantat ayam itu.

"Itu tidak sengaja, bodoh! Lagian siapa juga yang punya kecenderungan 'ke sana'?!"

"Kau keterlaluan!" Naruto mengumpat dan cepat-cepat keluar dari ruangan laknat itu.

"Naruto! Oi, tunggu itu―"

BRAKKK!

Pintu pun menutup―dengan keras―lagi.

"―salah paham,"

[ Malam hari, pukul 23 : 00. ]

[ Mansion Hyuuga, Tokyo. ]

Sasuke bersama dengan para anak buahnya ─termasuk Naruto─ sedang membagi 2 tim untuk menghalangi X dalam rencana pencuriannya.

Tim 1 (4 orang) berjaga di rumah keluarga Hyuuga dan Tim 2 (4 orang) di kediaman keluarga Nara. Sialnya, Naruto dan Sasuke berada dalam tim yang sama. Naruto tampak tidak puas dalam pembagian tim ini.

Begitu sampai dan berjaga di ruang penyimpanan keluarga Hyuuga, Naruto mendelik kepada Sasuke yang memimpin rencana penangkapan pencuri itu.

"Kenapa aku harus satu tim dengan dia, sih?" desis Naruto.

"Oi, aku dengar itu, Dobe." bisik Sasuke, santai.

"Cih!"

Setelah itu, suara Naruto berubah menjadi gumam pelan, nyaris tak terdengar. Meskipun Sasuke merasa dia mendengar umpatan-umpatan seperti "Teme" atau "Ciuman pertamaku" atau seperti "Pantat ayam" lagi.

SHIIING

"Oi, Teme! Dia tidak datang juga. Jangan-jangan dia ada di kediaman Nara!"

"Tidak. Menurutku, dia akan ke sini."

Lama tim 1 menunggu, akhirnya X datang. Ternyata, dia lebih memilih kediaman Hyuuga daripada Nara. Entah apa alasannya.

Sosok pencuri itu terlihat masuk melalui jendela lantai 2 dan menuju ruang penyimpanan. Dia menuju ruang penyimpanan dan membuka berangkasnya dengan mudah seakan sudah tau kuncinya.

Pencuri ulung itu melihatnya. Kalung permata dengan lambang keluarga Hyuuga di tengahnya.

Diambilnya benda itu dengan hati-hati dan dia taruh di kotak yang dia sulap dari langit kosong, lalu dimasukkannya kalung itu di saku celana.

"Heh. Ini lebih mudah daripada yang kukira,"

PYASH!

Lampu-lampu di ruang penyimpanan telah menyala bersamaan. Sehingga, kini sosok X terlihat jelas―walaupun wajahnya tidak kelihatan.

"Kalian berdua sudutkan dia!" Sasuke memberikan perintah pada kedua orang lainnya di tim 1.

"Baik, Ketua!" jawab mereka berdua, serempak.

"Dobe, kau dan aku akan menyergapnya kalau dia tersudut!" ucap sang Uchiha bungsu pada Naruto.

"Hah? I─iya!"

"Sekarang!" teriak Sasuke.

Naruto mengangguk cepat dan mengikuti Sasuke. Mereka berempat kini ada di setiap sisi si pencuri itu.

Karena tidak menyangka hal ini akan terjadi, X perlahan mundur ke belakang.

Saat melihat lubang tikus yang ada di belakangnya, sang pencuri menyeringai.

"Hoo. Kepolisian, ya."

"Tembak dia!"

Keempat orang tersebut menembakan senjatanya. X hanya bisa menguap bosan.

"Selalu saja pakai tembakan,"

Sebelum beberapa peluru ingin menembus tubuhnya, si pencuri dengan malas menghentikan peluru itu dengan menggenggamnya dengan tangan.

"Ba―bagaimana bisa?" ujar Naruto.

"Hm?"

X menolehkan wajahnya pada Naruto.

DEG!

Matanya melebar terkejut. Sesaat dia terpaku pada mata biru si pemuda pirang.

'Rambut pirang, mata biru...' batinnya.

"Kali ini kau tidak akan kami biarkan kabur,"

Dan dia kembali menatap 3 anggota tim 1 lainnya, menyeringai.

"Sepertinya kalian lupa..." ujar X. Peluru-peluru di tangannya dia genggam sangat erat.

"―kalau aku ini pesulap," lanjutnya.

Ketika membuka tangannya dan sekejap semua peluru itu menjadi debu dan berjatuhan di lantai.

Semua anggota tim 1 tercengang karena kehebatan sulap itu. X menyeringai lagi. Kentara sekali menikmati efek yang telah ia buat.

"Berhubung aku juga masih banyak kerjaan..." dia melepaskan jaketnya dan mengibaskannya. "Sampai jumpa lagi,"

Dia seperti terhisap dalam lubang tikus itu dan lenyap dari pandangan.

Tetapi,... sebelum dia menghilang, poninya tersibak sedikit dan Sasuke melihat sebelah matanya.

'Mata... itu...' batin anak Kepala Polisi itu.

Kini, yang tertinggal hanyalah sebuah kartu bertuliskan X dan lubang tikus itu pun lenyap bersamaan dengan lenyapnya X.

Sasuke menggeram marah. Dia gagal. Gagal menangkap X tapi, yang membuatnya penasaran sekarang adalah identitas sebenarnya dari pencuri itu.

'Aku akan mengungkap identitasnya sebelum menangkapnya!' tekad Sasuke.

Sesaat, ia teringat akan sesuatu yang tadi sekejap dia lihat di wajah X.

'Sebelah matanya... biru. Sebiru langit,'

Sasuke kembali memandang kartu yang ditinggalkan oleh X.

"Siapa... kau sebenarnya?"

.

.

.


TBC!


Read and Review with your Dying Will!