Disclaimer:

Vocaloid punya Yamaha dan Crypton Future Media.


Warning:

Typo, OOC dan lainnya.


Happy Reading!


Hutan kini sunyi. Sinar matahari yang bersinar terik pun hanya bisa masuk ke dalam hutan melalui celah-celah di antara pohon-pohon yang rimbun.

Pemuda dengan telinga dan ekor coklat itu hanya bisa menyandarkan punggungnya pada salah satu batang pohon dengan kepalanya yang menengadah ke atas. Mencoba memandang langit yang selalu tertutupi oleh daun-daun pohon itu.

Ia segera menoleh cepat ke asal suara yang berhasil tertangkap oleh pendengarannya. Dan ia mendapati seorang gadis berkerudung merah tengah melintasi jalan yang berada tak jauh darinya.

Aneh. Padahal ada papan jalan di depan. Kenapa gadis itu harus melewati jalan ini? Jalan ini 'kan dipenuhi oleh serigala? Kenapa ia tak memilih jalan yang aman saja?

Tapi pemuda itu hanya bisa melihat gadis itu dari kejauhan. Terlalu berbahaya jika ia datang menunjukkan sosoknya pada manusia. Jadi, ia hanya bisa mengawasi gadis itu dari kejauhan. Semoga saja tak ada satu pun serigala yang mendekatinya.

Pemuda dengan ekor dan telinga coklat itu masih terus melihat situasi dengan waspada. Tanpa menyadari si gadis berkerudung merah yang mempercepat langkahnya.

Sejak awal, si Kerudung Merah sudah menyadari keberadaan pemuda dengan ekor dan telinga mirip serigala itu. Karena itulah ia mempercepat langkahnya agar ia bisa segera sampai di rumah Neneknya.

Sayangnya, si gadis berkerudung merah itu justru tersandung saat tengah berjalan cepat sambil terus melihat ke arah pemuda itu dengan pandangan waspada. Ia hanya bisa terduduk di tanah sambil berusaha menahan sakit dan air mata yang sudah berkumpul di sudut matanya.

Kakinya pasti terkilir. Rasanya sangat sakit sekarang.

Gadis itu melirik sedikit ke arah pemuda itu. Dan ia mendapati pemuda itu masih berdiri di balik salah satu pohon besar itu dengan wajah yang terlihat khawatir.

Gadis bernama Rin itu menelan ludahnya. Ia harus bisa bangun sendiri!

Rin pun segera memunguti apel-apelnya yang terjatuh dari keranjangnya saat ia jatuh tadi. Membersihkannya dan mulai memasukannya satu persatu ke dalam keranjangnya.

Dengan kakinya yang masih terasa sakit, Rin berusaha berdiri sendiri dan kembali melanjutkan perjalanannya dengan langkah gemetar.

Ia ingin menolong. Tapi, itu hal paling mustahil yang ingin dilakukannya…


Pemuda itu kembali berdiri di balik salah satu pohon besar di sana. Matanya terus saja memandangi jalan yang kemarin dilewati oleh gadis berkerudung merah itu. Ia yakin, gadis itu pasti akan melewati jalan ini lagi untuk ke rumah Neneknya.

Dan benar saja, tak lama setelah ia berdiri di sana, gadis itu pun melewati jalan yang tengah diamatinya sedari tadi.

Sejujurnya, ia sangat ingin bicara dengan gadis itu, menyentuhnya dan bertemu pandang. Tapi, itu tak mungkin dilakukannya 'kan? Gadis itu bisa lari ketakutan melihatnya. Melihat telinga, ekor dan taringnya.

Ia mendesah pelan. Memang, akhir-akhir ini keinginannya sangatlah egois. Tapi, melihat gadis itu dari kejauhan saja rasanya sudah cukup. Jadi, ia hanya akan melihat gadis itu dari kejauhan. Mengawasi agar gadis itu tak diserang oleh serigala lainnya.

Rin masih berjalan dengan perlahan melewati jalan yang dilewatinya kemarin. Ekor matanya terus memandang ke arah pemuda yang dari kemarin terus mengikutinya dan bersembunyi di balik pohon.

Ia mendesah pelan. Setidaknya, ia bisa melewati jalan itu dengan aman. Selama ia masih pura-pura tak menyadari keberadaan pemuda dengan telinga, ekor dan taring serigala itu.


Pemuda itu mengacak rambut honeyblondenya dengan sedikit frustasi. Tadi malam, ia melihat salah satu penduduk desa tengah berjalan di dalam hutan. Dan penduduk desa itu langsung lari ketakutan saat melihat bayangannya. Tapi, bukan itu masalahnya!

Matanya memandang kesal pada buku bergambar yang berada di hadapannya. Buku bergambar yang dijatuhkan oleh penduduk desa yang ditemuinya itu.

Gambar seorang gadis berkerudung merah yang diselamatkan oleh seorang penebang kayu dari serangan serigala jahat.

Ah, ia tak mau melihat gambar itu. Ia tak akan menyerang gadis berkerudung merah yang selalu melewati jalan yang diawasinya itu! Karena… dia mencintainya…

Ia ingin bertemu pandang dengan gadis itu, ia ingin bicara dengan gadis itu. Ia juga ingin menyentuhnya. Tapi, itu sangatlah mustahil…

Ia sudah berkali-kali meminta pada Tuhan agar cakar dan taringnya hilang. Tapi, itu tak mungkin terjadi dalam semalam begitu saja.

Kalaupun ia memotongnya sekalipun, ia tetap tak akan bisa menemui gadis berkerudung merah yang dicintainya itu. Dunia memang kejam…

Ia tertegun sejenak saat indra pendengarannya menangkap suara. Suara tangis. Tapi, siapa yang menangis di tengah hutan seperti ini?

Dengan perlahan, pemuda itu pun melangkahkan kakinya untuk mendekati suara tangisan yang tertangkap oleh telinganya.

Semakin dekat dengan sumber suara, pemuda itu pun semakin memelankan langkahnya. Ia pun bersembunyi di balik pohon dan mulai mengintip dari balik pohon.

Manik matanya pun mulai membulat saat mendapati gadis yang dicintainya itu tengah menangis sambil bersandar pada salah satu pohon dengan kedua tangannya yang menutupi wajahnya.

Rasanya sakit mendengar tangisannya. Ia ingin memeluknya dan menenangkannya. Tapi, itu tak mungkin!

Pemuda itu pun hanya bisa terduduk sambil bersandar pada pohon. Tak ada yang bisa dilakukannya. Dunianya terlalu jauh dengan dunia gadis yang dicintainya itu. Mereka tak akan pernah bisa bersatu.

Ia pun kembali menolehkan kepalanya untuk melihat keadaan gadis berkerudung merah itu. Dan ternyata, gadis itu masih menangis di bawah pohon itu. Ah, suara tangisannya semakin lirih terdengar.

Ia pun hanya bisa menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya agar tak melakukan hal gegabah.

Tak peduli berapa lama ia berjuang dan berharap. Cakar dan taring yang dimilikinya tak akan pernah hilang begitu saja.

Jadi, pemuda itu hanya bisa menunggu di balik pohon hingga gadis yang dicintainya itu berhenti menangis dengan sendirinya.

Ah, ia hanya bisa menunggu… Hingga suatu saat ia dan gadis itu kembali bertemu untuk selamanya…


A/N: Yup, chapter kali ini juga cukup pendek. Gomen jika kurang puas. Tapi, saya sendiri sedang banyak pekerjaan jadi updatenya agak lama. Sekian chapter kali ini. Review please! ^_^