"The World Exchanges"

.

by: Lavenderviolletta

.

Naruto by : Masashi Kishimoto

[Hinata H. x Sasuke U. ]

.

Romance,Hurt,comfor,

.

.

.

WARNING

(OOC, Miss TYPO)

.

.

Happy Reading

.

.

.

Sasuke tau keputusannya berat, jika dia memilih untuk melanjutkan hidupnya di masa lalu, ia harus siap kehilangan masa depannya, kehilangan kehidupannya, keluarganya dan segala yang di milikinya. Berat memang, namun hidup adalah pilihan, dan dia harus memillih.

"Dddddrrrrttttttt... dddrrrrtttttttttttttt..."

Ponsel Sasuke bergetar, menghentikannya untuk menekan tombol yes.

Itachi calling...

Sasuke menekan tombol hijau di ponselnya, menjawab telepon Itachi, mungkin sekalian untuk berpamitan pada Itachi pikirnya.

"Sasuke kau dimana?" Itachi berteriak kasar, terdengar suara Itachi begitu panik.

"Di lab." Balas Sasuke datar.

"Kau lihat berita beberapa menit lalu hah? Pesawat yang di naiki oleh Kaasan dan Tousaan jatuh, cepat ke bandara Hokaido sekarang, aku menunggumu disini."

Tuuuttt.. Tuuutttt...

Sambungan telepon di putus Itachi begitu saja, Sasuke menjatuhkan ponselnya, segera ia berlari menuju bandara Hokaido, menemui Itachi dan meninggalkan mesin waktu, Sasuke panik, ia sangat kaget mendengar kabar pesawat yang di naiki Mikoto dan Fugaku jatuh, Sasuke lupa, dia tak menekan tombol off untuk mematikan mesinnya.

..

Bandara Hokaido

Sasuke berlari menghampiri Itachi, dia tengah duduk di kursi tunggu bersama Sakura dan Tsunade, "Itachi." Sasuke memanggil Itachi lirih.

"Sasuke, tak banyak harpan kita, kita harus mendoakan keselamatan Kaasan dan Tousaan, berita penumpang yang selamat dan tidak nya akan di tayangkan satu jam lagi, semoga masih ada harapan untuk Tousaan dan Kasaan selamat." Itachi memeluk Sasuke, Sasuke dapat merasakan isak tangisan Itachi meskipun sangat kecil untuk di dengar."kita berdoa Sasuke."

...

...

..

#Kediaman Jiraya

Hinata merapihkan dirinya di depan cermin, kini mengerti ketika Jiraya menceritakan Sasuke terlah kembali ke dunianya, Hinata menyadari bahwa dia sangat mencintai Sasuke, tapi dia juga mesti menyadari ada hal yang tak mungkin bisa di dapatkannya, sekarang yang harus dia lakukan adalah menyelamatkan orang-orang istana, ia harus bangkit, Hinata memakai syal segitiga di kepalanya, rambutnya tergerai, ia mengenakan kimono berwarna biru muda, sangat anggun, dia harus siap menjalani hari-harinya tanpa Istana,tanpa Hiashi,tanpa kehidupan mewah dan juga tanpa Sasuke.

...

"Yamato Daijan, aku akan menjual beberapa perhiasan yang tersisa, jika sampai petang aku tidak kembali, carilah aku di pasar."

"Hinata-sama, biar aku antar."

"Jika kau mengantarku, bagaimana dengan ternak sapi ini, tunggulah sebentar, aku hanya ingin menjualnya dengan beberapa helai sutra."

"Hai-wakarimas."

Hinata tersenyum, dia menunggang kuda dan segera bergegas menuju pasar.

...

Bandara Hokaido

Sasuke meneteskan air matanya saat nama Mikoto dan juga Fugaku ada di sederetan nama orang yang meninggal di kecelakaan pesawat sore ini, Itachi tertunduk lemas, Tsunade merangkul Itachi untuk mengajaknya bangkit berdiri, sedangkan Sakura ia mencoba memeluk Sasuke untuk menenangkannya.

"Jika kalian seperti ini, Fugaku dan Mikoto tidak bisa pergi dengan tenang, relakanlah kepergian mereka." Tsunade mencoba memberi nasehat pada keduanya.

"Sasuke-kun, bersabarlah, kita doakan mereka." Sakura semakin mengeratkan pelukannya.

..

...

"Arigatou."

Hinata tampak senang karena dengan mudahnya ia bisa mendapatkan sutra dengan banyak dari hasil penukaran perhiasannya, segera ia menaiki kudanya untuk kembali pada kediaman Jiraya, Hinata sangat bahagia bisa mendapatkan kain yang banyak dalam waktu singkat, yahh mungkin karena pedagang lelang itu genit, sehingga dengan Cuma-Cuma sang penjaga toko itu pun memberikan banyak kain sutra untuk Hinata, dengan alasan karena Hinata cantik seperti seorang putri, meskipun memang kenyataannya begitu, namun itu dulu, dan kini Hinata menjalankan hidupnya seperti rakyat biasa.

Hinata menghentikan kudanya saat ia melihat sebuah tempat dimana dulu ia pertama kali bertemu dengan Sasuke, memorinya memutar kembali ketika ia melihat Sasuke yang menatapnya ketika dirinya berada di dalam kereta, Hinata akui Sasuke sangat tampan, dan tatapan Sasuke membuat Hinata merona hingga menutup tirai kereta.

"Pantas saja waktu itu kau memakai pakaian aneh Sasuke-kun, kau bukan dari dunia ku." Hinata berkata lirih pada dirinya sendiri, ia turun dan menuntun kudanya untuk mendekati tempat itu, Hinata masih ingat posisi Sasuke berdiri, kini ia berdiri di tempat Sasuke berdiri, ia tersenyum, namun air matanya menetes, ia menangis, kerinduannya pada Sasuke tak bisa di tahannya, namun ia harus merelakan, Hembusan angin menerbangkan syalnya hingga menempel pada pohon yang ada di belakangnya, Hinata mencoba meloncat-loncat untuk meraih kembali syalnya yang tersangkut di pohon.

"Huft.. kenapa menyangkut disana, untung kau bisa ku dapatkan lagi." Hinata mengajak syalnya berbicara, "hmm... apa ini?" Hinata mulai tertarik ketika ia menemukan sebuah tulisan tua yang terukir di pohon itu.

"Fujiwara."

"Hashirama."

Hinata terbelalak kaget, mungkinkah itu adalah tulisan raja-raja terdahulu, tulisan ini berkisar 300taunan, Hinata sangat hafal dengan tulisan kanji yang berbeda arti itu, hurufnya berbeda, namun Hinata tau artinya karena ia belajar sastra ketika di istana, Hinata juga mengetahui aksara-aksara kuno, "wahh.. mungkin ini raja Fuji yang menulisnya, setelah kerajaannya hancur, maka berdirilah kerajaan Hashirama selang 100 tahun ambruknya kerajaan Fujiwara, dan ketika perang antar suku terjadi, kerajaan Hashirama hancur, istana pun musnah, Hingga ketika 200 tahun berlalu, Hiashi Hyuuga mendirikan kerajaan baru, dan hancur ketika serangan mendadak satu malam kerajaan Namikaze. "Ahh.. apa mungkin?" Hinata berkata pada dirinya sendiri, ia mengambil kunai yang di selipkan di pinggangnya untuk berjaga-jaga, tangannya mengukir indah di bawah tulisan Hashirama, ia menulisakan kata "Hyuuga." Yang berarti dinasti ke tiga setelah Hashirama. "Fuji, Ha-, Hi." Hinata tersenyum, "Nama kerajaanku juga harus ada disini." Ujarnya kembali.

..

Asik bergelut dengan ukirannya Hinata meninggalkan pohon keramat itu, dia tersenyum, "Hiduplah sampai 300 tahun atau bahkan lebih lama lagi pohon, karena aku berharap, dia dapat membacanya di masa depan. Aku mencintaimu Sasuke-kun, aku menyesal tidak dapat mengatakannya sebelum kau pergi." Hinata tersenyum di kala mengendarai kudanya, setidaknya rasa rindunya sedikit terobati.

...

Tokyo 2013

Tiga tahun berlalu ketika Sasuke kembali dari masa lalu, hidupnya kini berantakan, Sakura yang mulai selingkuh dengan sahabatnya Sasori , Sasuke tak peduli akan hal itu, karena ia sudah tak memiliki perasaan apapun terhadap Sakura, dan lagi wajar jika Sakura berselingkuh, Sasuke selalu sibuk dengan laboraturium nya dan selalu menolak untuk bertemu Sakura, di tambah lagi Sasuke membatalkan acara pernikahannya dengan Sakura secara tiba-tiba, kesal dengan sikap Sasuke, Sakura berpaling pada Sasori.

...

Musim semi, Sasuke masih ingat ketika tiga tahun yang lalu ia menciptakan sebuah mesin waktu, membawanya ke dunia masa lalu, bertemu dengan Hinata, menjadi kapten perang dan membantu menyelamatkan orang-orang istana, Sasuke kembali dengan alasan ingin menyembuhkan Hinata dari Sakitnya, namun hal buruk di luar pikirannya terjadi ketika kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, Sasuke memutuskan untuk kembali ke masa lalu karena hidupnya di masa depan memang sudah kacau, Itachi kembali ke Jerman, dan menetap disana, di Jepang Sasuke sendirian, dia ingin kembali, namun mesin itu rusak karena ia lupa menekan tombol off karena panik, berulang kali ia mencoba membuat mesin yang sama tapi selalu gagal, prustasi, Sasuke prustasi, ia ingin kembali menemui Hinata, tapi bagaimana caranya, sepanjang tahun setelah meninggalnya Mikoto dan Fugaku dalam kecelakaan pesawat dan perginya Itachi ke Jerman membuatnya terus bergelut di dalam lab, kadang ia lupa makan, dan tak melihat mentari sama sekali.

...

Ddrrtttt...

Sasuke melirik ponsel yang bergetar di atas meja, ia membuka maskernya dan mengangkatnya segera.

"Sasuke-kun, ayo berlibur bersama."

"Arigatou Karin, tapi aku malas berada di tempat ramai."

"Sasuke, kau tau akan ada sebuah pertunjukan boyband and girlband korea di musieum Tokyo yang baru di buka, kyaaaaa pasti menyenagkan sekali, aku bisa bertemu idola ku."

"Aku tidak tertarik sama sekali."

"Tapi,-"

Tuutt.. tuuutt...

Sasuke menutup begitu saja ketika Karin masih bicara.

"Tch, mengganggu saja."

Merasa butuh pasokan makanan Sasuke menghentikan aktifitasnya, ia menuju dapur untuk membuat sebuah pancake untuk mengisi perutnya yang lapar, terasa menyedihkan jika kau berada di dalam rumah mewah sendiri dan makan sendiri tanpa ada yang menemani, Sasuke tersenyum tipis, miris sekali pikirnya. tak ingin merasa sepi ia menyalakan tv berukuran besar untuk menemaninya makan.

Klik..

"Konichiwa... isilah liburan musim semi kalian ke Tokyo Tower Musieum, disana kalian akan mendapatkan informasi mengenai dunia sejarah, kerajaan-kerajaan kuno, baik dalam negri ataupun luar negri, jangan lupa juga saksikan bintang tamu yang mehibur ada girlband dan boy,-"

Klik..

Sasuke bergegas menyambar kunci mobilnya dan pergi menuju musieum Tokyo, baru saja, reporter itu mengatakan banyak informasi yang bisa diambil dari sejarah-sejarah kerajaan terdahulu, dan Sasuke yakin ia dapat mendapatkan petunjuk setelah mendatangi musieum itu.

...

Musieum Tokyo

"Bisa saya bantu tuan?" seorang penjaga musieum datang menghampiri Sasuke ketika Sasuke memasuki area musieum.

"Dimana aku bisa mendapatkan informasi mengenai kerajaan Hyuuga?"

"Hyuuga? Apakah maksud anda kerajaan Hi?"

"Yahh.. itu."

"Silahkan mengikuti saya, saya akan menunjukannya pada anda sebagai pemandu."

"Arigatou."

Sasuke mengikuti pemandu itu memasuki galeri khusus kerajaan Hyuuga.

"Anda bisa memulai melihat-lihat disini."

Sasuke mengamati galeri itu, disana terdapat beberapa lukisan besar kerajaan Hyuuga kuno, seorang wanita bersurai indigo panjang dan bermata lavender tengah menjait sebuah kain, tepatnya menyulam, membuat sapu tangan. Sasuke mendekati lukisan itu, "dia adalah Hinata Hyuuga, putri dari kerajaan Hiashi yang hancur karena serangan Namikaze."

Sasuke terbelalak, "Kenapa dia menyulam?bukankah dia gila?"

Pemandu itu tersenyum, "Gomene, anda salah, Hinata Hyuuga tak pernah gila, dia memang sempat depresi karena Hiashi ayahnya meninggal dan kerajaannya hancur, tapi dia adalah seorang Hirees yang tegar, semuanya tercatat dalam sejarah, anda dapat membaca ini untuk lebih jelasnya tuan."

Sasuke segera mengambil catatan tebal yang di berikan pemandu, dan benar, sejarah berubah ketika dia memasuki mesin waktu, semuanya berubah, dia masih sangat ingat catatan sejarah mengatakan bahwa Hinata gila, tapi kenapa disini Hinata menjadi seorang Hirees yang tegar? Dan bahkan membuat sebuah rumah produksi yang Sasuke tahu adalah kediaman Jiraya, gambar-gambarnya pun sama persis, Yamato masih hidup sampai perang selesai yang padahal sebelumya semua orang istana meninggal dan hanya Hinata yang selamat dan bersembunyi di bawah tanah sehingga menjadikan dirinya gila, aneh... aneh.. Sasuke sangat yakin, sejarah berubah ketika ia memasuki mesin waktu itu.

"Anda sepertinya sangat mengagumi lavender Hime tuan?"

Sasuke tersenyum, "Aku sangat mencintainya."

Sang pemandu wisata itu tersenyum, "ini adalah sapu tangan sejarah yang di tinggalkan oleh LavenderHime." Sasuke mengambil sapu tangan yang di berikan pemandu wisata tersebut, dia dapat melihat di balik sapu tangan itu terdapat sebuah kata-kata kiasan dan sepertinya bahasa kuno, "Bisa kau artikan tulisannya?" Sang pemandu itu mengangguk.

Terimakasih untuk pangeran dari negri mimpi yang telah menyelamatkan orang-orang istana dan juga memberiku sebuah arti kehidupan.

Aku mencintaimu.

"Berapa harga barang ini? Aku beli semua tentang Hyuuga, semuanya, aku ingin semuanya pindah ke rumahku."

"Gomene, tuan kami tidak menjualnya, dan ini adalah budaya yang harus di lestarikan, kau bisa mengunjungi musieum kami kapanpun anda ingin melihatnya."

Sasuke sadar, bagaimana mungkin, ini adalah galeri bukan supermarket, sekeras apapun dia tak bisa mendapatkannya karena itu milik negara, dan lagi jika Sasuke membawanya, orang-orang tidak akan tau tentang kerajaan Hyuuga. "Tch Baka." Umpatnya.

"Apa itu?"

"Ohhh.. yang disana adalah pohon keramat, di perkirakan berusia sekitar 500 tahun yang lalu."

"Kenapa tidak ada yang berkunjung kesana?"

"Yah.. mungkin karena pohonnya sudah terlalu tua dan terlihat menyeramkan sehingga orang-orang enggan berkunjung kesana."

Sasuke mendekati pohon itu, onyxnya menyipit saat ia mendapati sebuah garis garis ukir di pohon yang sudah berlumut itu. Sasuke mengambil batang kayu dan mengupas lumut-lumut yang menempel disana, yahh itu adalah tulisan, dia yakin itu adalah pesan untuknya, semoga saja. Pikirnya.

"Hinata." Sasuke berkata lirih.

Jika kau membaca ini, tulisan ini mungkin sudah berumur 500 tahun, saat aku menulis ini, aku teringat ketika pertama kali bertemu denganmu, kau berdiri di belakang pohon ini seraya menatapku yang berada didalam kereta.

Sasuke tercekat, ia mengerling, disini kah? Tempatnya dulu bertemu Hinata untuk yang pertama kalinya? Ujarnya dalam hati.

Aku disini baik-baik saja, Yamato daijan mendirikan sebuah ternak sapi yang banyak sehingga kita dapat hidup berkecukupan, hari ini aku berhasil membawa pulang banyak kain sutra, aku akan belajar menyulam seperti kaasan, dan aku ingin membuatkan sapu tangan untukmu, meskipun kau tak bisa melihatnya sekarang, tapi sapu tangan ini akan menjadi sejarah dan kau akan melihatnya di masa depan. sangat banyak yang ingin aku katakan padamu Sasuke, satu penyesalanku, aku tak bisa menyatakan perasaanku yang sebenarnya bahwa aku mencintaimu.

...

Sasuke tersenyum tipis, bagaimana caranya aku bisa mennemuimu Hinata, bagaimana caranya aku bisa kembali, aku ingin hidup bersamamu, bukan sebagai masa depan, tapi ingin menjadi masa lalu dan hidup bersamamu, aku tak ingin sekedar menjadi pangeran mimpi, katakan padaku Hinata, bagaimana caranya aku bisa kembali." Sasuke berucap lirih.

"Gomene, anda harus mengembalikan bukunya tuan."

"Aku masih ingin membacanya, izinkan aku membacanya di bawah pohon ini."

"Hai.."

...

Sasuke membuka selembar demi selembar buku tebal itu, malas membaca karena terkesan amat sangat banyak ia hanya melihat-lihat fotonya saja, "Kau cantik Hime." Sasuke tersenyum karena melihat banyaknya foto Hinata disana. "Eh? Apa ini?" siapa laki-laki ini? Apa ini.." Sasuke membelalakan matanya saat tulisan itu mengatakan bahwa sosok laki-laki tersebut adalah pangeran dari mimpi. "Apa mungkin?" Sasuke kembali membuka halamannya cepat, semakin janggal, disana terdapat banyak gambarnya bersama Hinata yang padahal dia sendiri tak pernah mengalaminya, sampai di halaman-halaman terakhir, dia menikah, mempunyai dua orang anak, dan dia meninggal ketika usaianya menginjak 65tahun.

"Aku? Menikah dengan Hinata? Mempunyai anak? Dan meninggal di usia 65 tahun? Apa ini?"

Sasuke memundurkan lagi halamannya, ia harus tau bagaimana caranya ia kembali, sampai onyxnya berhasil memecahkan sebuah teka-teki.

Hal.341

Sampai ketika lavenderhime menunggu, berharap di hari ulang tahunnya yang ke 21 tahun itu dia bisa bertemu kembali dengan pangeran dari negri mimpi, walau hanya sebentar, walau hanya sekilas,hanya ingin bertemu, sangat mengharapkan. Lavenderhime pergi ke gunung abadi, ia duduk di tepi danau yang letaknya paling tenggara yang merupakan huluSungai Sagami, ia menikmati alam, menunggu seseorang yang tak mungkin datang karena dia hanya pangeran dari negri mimpi.

Sampai suatu ketika, dimana dirinya tengah lelah untuk menunggu, fajar telah tenggelam, ia melangkahkan kakinya seraya tersenyum, "Kau tak mungkin kembali." Dan berbalik untuk meninggalkan air danau, akan tetapi, sebuah tangan yang kekar menarik tangannya, lavenederhime berbalik, ia menatap onyx yang sangat di rindukannya, keduanya berpelukan, melepas kerinduan mereka setelah bertahun-tahun lamanya.

Akhirnya pangeran dari negri mimpi itu kembali, dan dia adalah nyata.

...

"Gunung abadi?" Sasuke membulatkan matanya tak percaya, apa mungkin maksudnya adalah Fujiyama? Fushi no yama (gunung abadi) yang sekarang merupakan gunung Fujiyama yang sangat terkenal di jepang, satu lagi, Hinata menunggunya di danau yang letaknya paling tenggara dan merupakan hulu sungai sagami, di ulang tahun yang ke 21 tahun? Kapan itu? Hari apa itu? Apakah tanggal dan waktu di dunianya sama dengan waktu yang di dalam sejarah? "Tch.. sial, bagaimana mungkin aku tak mengetahui tanggal lahirnya." Sasuke terus membuka buku itu halaman demi halaman, ia yakin ada keterangan tanggal lahir Hinata disini, mungkin di bagian depan ia dapat menemukan riwayat hidup Hyuuga Heirees itu, sampai ketika senyum tipis terukir di bibirnya, ia mendapati biodata singkat Hinata dan membacanya cepat.

"27 Desember." Sasuke tercekat, bukankah itu hari ini? Ujarnya dalam hati, segera ia berlari menuju tempat yang di ceritakan dalam buku sejarah itu, "semoga saja, semoga saja belum terlambat, tunggulah aku disana Hinata."

..

"Otanjoubi Omedetou.. Hinata-sama."

Hinata tersenyum bahagia saat mendapati kejutan di pagi harinya yang tengah disiapkan oleh para orang istana, Yamato, dan juga Jiraya, dia meniup lilin yang terhias diatas kue dan meminta permohonan, matanya tertutup seraya tersenyum tipis. "Aku hanya ingin bertemu Sasuke, mungkinkah Kami-sama dapat mengabulkannya." Ujarnya dalam iringan doanya di dalam hati.

..

.

Sasuke melajukan mobilnya cepat menuju danau Yamanaka yang terletak di kaki gunung fuji, yah Sasuke yakin dengan yang dituliskan di buku sejarah tebal itu mengenai danau yang letaknya paling tenggara dan merupakan hulu sungai sagami adalah danau Yamanaka, matanya terus terfokus kedepan, ia melirik jam tangannya, waktu menunjukan pukul 03.00pm, dan Hinata hanya akan berada di sana sampai fajar tenggelam, Sasuke mempercepat kemudinya, ia bahkan mengemudi dengan sangat arogan.

..

"Hinata-sama, kau mau kemana?" Jiraya terheran melijhat Hinata yang begitu tampil beda dari biasanya, ia mengenakan kimono yang paling bagus, berwarna lavender dan bermotif bunga sakura, rambutnya tergerai dan Hinata sedikit berdandan hari ini.

"Aku akan menunggu seseorang."

"Hm? Siapa? Kau punya kekasih rupanya?" JIraya terkekeh.

"Dia adalah pangeran dari negri mimpi, dan aku sangat yakin, aku bisa bertemu dengannya hari ini."

"Hah? Apa maksud mu?"

Hinata hanya tersenyum, tak menanggapi pertanyaan Jiraya, "Aku akan kembali ketika fajar tenggelam, hyaaa…"

Hinata menghentakan kudanya dan pergi ke sebuah danau untuk menemui seseorang.

..

"entah kenapa akau selalu memimpikan bertemu denganmu di hari ulang tahunku nyang ke 21 Sasuke-kun, semoga saja."

05.00pm

Jalanan menuju kawasan gunung fuji macet total mengingat hari ini merupakan hari libur nasional, Sasuke menggeram kesal, mobilnya tak berjalan sudah 1jam yang lalu karena kemacetan yang sangat parah, Sasuke keluar dari mobilnya, ia berlari dan meninggalkan mobilnya di tengah kemacetan.

Hinata tertunduk, Fajar sudah akan tenggelam, langit biru kini berubah berwarnakan jingga, mungkinkah ia memang tak akan pernah bertemu dengan Sasuke lagi, untuk sekian kalinya ia tersenyum miris.

Nafas Sasuke memburu karena ia berlari dengan cepat, melirik jam menunjukan pukul 06.00pm, langit kini berwarnakan gelap dan fajar sudah mulai surut, tenggelam dan akan di gantikan oleh cahaya bulan.

"Mungkin, aku memang tak akan pernah bertemu denganmu lagi., Sasuke-kun." Hinata menangis, air matanya terjatuh pada danau itu, harapannya sirna, Sasuke tak mungkin kembali.

"Kau tak mungkin kembali."

Sasuke membulatkan matanya saat ia melihat seberkas cahaya putih di atas danau, sinar rembulan ikut menambahkan terang cahaya itu, Sasuke berjalan mendekat, ia mendekati sinar itu, sinar itu berada di sebrang danau, Sasuke tak mungkin menyelami danau luas ini, hal yang mustahil, dia pasrah, jika memang ia harus mati untuk bertemu Hinata, ia akan mati sekarang, Sasuke menampakan kakinya di atas danau dengan mata tertutup, ia seolah berjalan diatas air, mendekati cahaya yang berada di sebrang sana.

Sudah waktunya untuk dia pergi meninggalkan danau, Hinata harus pulang dengan tangan hampa, sia-sia ia berdandan hari ini, kecantikannya tak dapat di lihat Sasuke, hanya burung-burung dan danau besar yang dapat melihat kecantikannya hari ini, ia melangkahkan kakinya, meninggalkan danau, namun, langkahnya terhenti saat sebuah tangan kekar menggenggam tangannya kuat, Hinata berbalik, bibirnya mengukir sebuah senyuman saat di lihatnya kini sosok pria bermata onyx tengah menatapnya tajam, Hinata menangis, bukan tangisan kesedihan lagi, tetapi ia menangis karena bahagia.

"Sasuke-daijan."

"Kau tak ingin menungguku?"

Hinata memeluk Sasuke erat, sangat erat, "Aku kehilangan harapan, aku pikir kau tak akan kembali, aku sangat takut tak bisa lagi bertemu denganmu, jangan pergi lagi Sasuke-kun, bawalah aku pergi bersamamu."

Sasuke melepaskan pelukannya, ia menghapus air mata yang mengalir di pipi Hinata, "Otanjoubi omedetou, Hime." Sasuke tersenyum tipis, ia mengecup bibir Hinata lembut.

"Kau tau ulang tahunku?"

Sasuke memeluk Hinata kembali, "Dengarkan aku Hinata, aku memang di takdirkan untuk berada di masa lalu, masa depanku adalah bersamamu, kita akan menikah dan mempunyai dua anak, kau dan aku akan terkenal sebagai sejarah di masa depan."

"Jadi kau,-"

"Yah, kita akan menikah dan hidup bahagia bersama."

Hinata kembali memeluk Sasuke, "Arigatou Sasuke, Aishiteru."

Akhirnya pangeran dari negri mimpi itu kembali, dan dia adalah nyata

.

.

.

FIN..

Arigatou Mina.. untuk semua reviewnya, gomene lama update nya, kerjaan kantor numpuk dan saya lembur tiap hari… semoga tidak kecewa dengan endingnya..