With White become Black

-= Sherry Dark Jewel Present=-

Disclaimer: "Harry Potter" milik J.K Rowling. Dan Tom milik Yuki Gak bisa diganggu gugat..#dihajar rame-rame

Author : Yuki

Rate : T

Pairing : TMR/HP

Genre : Adventure/Romance

Warning : OOC, OC, AU, Abal, typos bertebaran di mana-mana, alur bosenin, geje kayak yang nulis, dan entahlah,,hemm dann EYD yang beerraaaannttaaakkannnn.

Summary : "Lily.. Katakan siapa ayah anak dalam rahimmu itu"/ "WHAT… kenapa aku tak diberi tahu?"/ "…aku hanya tak ingin ada bukti yang bisa membawamu ke Azkaban"/ 'aku akan menjagamu, meski kau tak mau'/"Sirius... Dia calon istri adikmu"/ "Apa jika James kembali kau akan bahagia?"/ "Tidak.. Jangan.. jangan tinggalkan aku.. Kumohon.."/ "Aku bukan Matemu"/ 'Aku akan berusaha mencintainya, dan menghapus namamu dihatiku'.

Author Note : Ah.. buat semuanya..yang baca fic ni.. mungkin masih ada yang binggung ma penampilan Tom M Riddle. Oke Yuki akan jelasin. Penampilan Tom disini itu tetep Tom Muda yang ada di HP 2. Tapi dengan versi sedikit dewasa. Mungkin sekitar umur 20 lebih aja. Tapi kalau Tom di pertemuan dengan sekutu, musuh atap lagi penyerangan ia jadi Voldemort yang mukanya kayak siluman ular hahaha #jeduakkk# tapi jika ma anak buahnya ia bakal kayak biasa. Jadi moga gak da yang binggung lagi. Kalau masih ada silahkan Tanya Yuki lewat Review atau PM yuki ^^.

"Bicara"

'berpikir'

.:: Parseltongue ::.

.

Don't Like Don't Read

.

Chapter 6

.

Slytherin Manor, 08.18 am, 9th November 1981.

"What.."

"…"

Tom pun terpaku di sebelah Lily dengan Harry digendongannya. Tom tak menyangka Lily akan hamil. Itu artinya, mereka anak….

"Maksud mu aku hamil Keonna? Aku hamil? Aku.." Lily menangis sambil memeluk perutnya.. isakan keluar dari bibir Lily, air mata pun menetes deras.

"Lily.. " panggil Tom lirih. Harry yang melihat sang ibu menangis pun ikut menangis digendonggan Tom. Tom berusaha menenangkan Harry yang ada di gendongannya. dia lebih memilih menenangkan Harry dari pada Lily. Dan akhirnya Tom membawa Harry keluar dari kamar Lily. Setelah meminta Lily untuk menenangkan dirinya. Keonna, sudah keluar setelah Lily mulai menangis. Atas perintah Tom.

Lily masih menangis, meski hanya isakan kecil yang keluar dari bibir merahnya sekarang. 'Hamil' kata kata itu berputar dikepalanya. Entah, ia bingung harus begaimana sekarang. apa ia bisa menjaga mereka sendiri sekarang.

CEKKLLEEKK

Pintu terbuka menampilkan raut wajah Remus yang tercenggang melihat Lily menangis sambil memeluk perutnya. "Lily.." Remus berlari mendekati Lily. "Lily.. ada apa?"

Lily masih menangis. Remus bingung harus apa sekarang. Remus hanya bisa menenagkan Lily dengan memeluknya. Dan mengelus punggung Lily yang ada dipelukannya.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Tom's Room , 09.12 am, 9th November 1981.

Harry sudah tenang sekarang dan Tom memeluknya. Tom tengah berdiri di beranda kamarnya, melihat pemandangan hutan yang ada di depannya. Hutan lebat yang mengelilingi Manornya.

Harry menepuk mepuk pipi Tom meminta perhatiaan Tom yang sejak tadi melihat keluar manor. .:: Toohm..::. Panggil Harry.

Akhirnya Tom pun kembali memandang Harry. .:: Ada apa Harry..::. Harry hanya tersenyum lalu mengalungkan kedua tangannya ke leher Tom sambil tertawa. Dan Tom hanya tertawa melihat kelakuan Harry kecilnya. Lalu mencium puncak kepala Harry. .:: kau akan punya adik Harry.. apa kau senang? ::. Tom tahu jika percuma bertanya pada bayi yang masih kecil dan masih dua kata yang bisa Harry katakan yaitu namanya dan nama Lily. .:: kau akan punya teman Harry. Dan aku ingin kau menjaga mereka. ::.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Lily's Room, 09.14 am, 9th November 1981.

Lily masih terisak dalam pelukan Remus. "Lily.. ada apa? Katakan Lily.."

"…"

"Lily.."

"R-re-mus.. a-aku Ha-mil…" aku Lily masih terisak.

"What..?" Remus melepas pelukannya, lalu menatap Lily yang masih terisak lirih. "Kau.. apa? Hamil? Bagaimana?" tanya Remus lantang.

"…"

"Lily.. Katakan siapa ayah anak dalam rahimmu itu" tanya Remus.

"Ja-mes.."

"James?"

Lily menganguk. "Ya.. ini anak James.."

"…"

"Moony.."

"Lalu kenapa kau menangis Lil.. apa kau tak mau memgandung anak James lagi?" tanya Remus.

"Tidak Moony.. Bukan begitu.. aku senang memiliki mereka dalam rahimku." Jelas Lily "Tapi.. aku takut aku tak bisa menjaganya sendiri…"

"Lil.. masih ada aku, Siri dan Harry.. dan lagi Voldemort pasti akan menjagamu. Bukankah itu yang kau katakan padaku. Tenangkan dirimu Lil.. kau masih punya kami disisimu.." Lily tersenyum mendengar ucapan remus. "aku akan memberi tahu Siri nanti" lanjut Remus. Remus yakin Sirius akan senang mendengar hal ini.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Lestrange Vacation Cottage , 08.30 am, 10th November 1981.

Keluarga Lestrange tengah berkumpul bersama di ruang makan. Mereka tengah menikmati sarapan pagi. "Rab…"

"Ya"

"Aku akan pergi ke Ulster. Ke rumah Father" ucap Rodo sambil tetap membaca Daily Prophet. Sedangkan Bella hanya tersenyum melihat Rabastan.

"Ya kami akan pergi kerumah Mather.."

"untuk apa?" tanya Rabastan. yang sedikit tak rela ditinggal mereka berdua.

"Untuk memberi tahu kalau Bella sedang hamil" jawab Rodo santai.

"WHAT… kenapa aku tak diberi tahu?"

"Mungkin aku lupa" jawab Rodo enteng. Sedangkan Bella hanya terkikik geli.

"Rodolphus Lestrange kau jahat sekali pada adikmu ini. tak memberi tahuku kalau kakak iparku hamil…" Teriak Rabastan mendramatisir. Sedangkan Rodo hanya diam tak perduli. "lalu berapa hari kalian disana?"

"mungkin Dua minggu" jawab Bella.

"APA? Terus aku harus sendirian disini.? Tega sekali kalian"

"Kau kan bisa di manor Tuan jika kau tak mau sendirian disini. Lagi pula My Lord sepertinya memiliki tugas untukmu. Kemarin malam saat kau pergi, burung hantunya membawa surat yang isinya kau harus kesana nanti.."

"Oke.. Baiklah.. nanti aku akan ke Manor Dark Lord." Ucap Rabastan dengan seringai diwajahnya.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin manor, 11.44 am, 10th November 1981.

Rabastan telah sampai di manor Tuannya. Dia berjalan menuju ruang Dark Lord. "Ada yang bisa Minxy bantu Sir?" tanya sang peri Rumah yang tiba-tiba muncul didepannya.

"Ah.. Minxy.. Aku ingin bertemu Dark Lord. Apa beliau ada di ruangannya? Atau di Perpustakaan?" tanya Rabastan.

"Master ada diruangannya Sir. Minxy akan memberitahukan jika Sir menghadap"

Minxy pun menghilang dari pandangan Rabastan. lalu Rabastan pun melanjutkan langkahnya menemui sang Dark Lord.

Saat sudah sampai di depan ruangan Dark Lord. Rabastan mengetuk pelan pintu ruangan itu. "Masuk" Pintu terbuka. Lalu Rabastan pun masuk kedalam ruangan itu.

"My Lord.." Rabastan menunduk rendah. "Saya siap melayani My Lord."

"Berdirilah Rabastan.." titah Dark Lord berwibawah "Rabastan… kau tau visiku yang sesungguhnya kan?"

"Yes My Lord"

"Aku ingin kau melakukan suatu pekerjaan untukku" ucap Dark Lord.

"Apa itu? My Lord"

"Pergilah ke dunia Muggle.. ambil semua anak yang ada di daftar ini" jelas Voldemort. "Lalu bawa mereka kemari" Voldemort memberikan Perkamen berisi daftar nama dan alamat.

"Ini..?"

"Mereka adalah Penyihir.." kata Dark Lord. "Ambil mereka dari keluarga mereka. Mereka terdaftar di daftar anak yang sering melakukan sihir tak di sengaja. Dan aku pun sudah meminta Nagini untuk mengawasi mereka semua"

"Maksud My Lord.. Mereka.."

"Ya.. mereka tengah disiksa oleh muggle. Bawa mereka kemari." Titah Voldemort.

"Baik My Lord"

"Aku akan memberimu waktu 1 bulan penuh. Karena sebagian dari mereka tak berada di inggris."

"Saya akan melaksanakan Titah anda Tuan"

"Baiklah.. Kau bisa mulai pergi besok.. untuk hari ini.. menginaplah disini.. Minxy akan menyiapkan semua keperluanmu untuk pergi."

"Baik.. emm.. My Lord?"

"Ya.."

"Bagaimana dengan keluarga mereka.." tanya Rabastan dengan kilat sadis dimatanya. Voldemort yang mengerti maksud sang Lestrange pun hanya menyeringai.

"itu terserah padamu.. aku hanya tak ingin ada bukti yang bisa membawamu ke Azkaban" Rabastan menyeringai gila.

"Baik My Lord"

.

-= Yuki Jeje =-

.

Black Villa, Ulster, 04.35 pm, 12th November 1981.

Disinilah Bella dan Rodolphus berada. Sudah dua hari mereka menginap dirumah orang tua Bella. Cygnus dan Druella Black memilih tinggal di Ulster. Tepatnya di salah satu Villa keluarga Black. Villa itu jauh dari pemukiman penyihir maupun Muggle. Villa yang berada di suatu tempat di pegunungan Antrim. Suasana disana sangat asri. Villa itu dikelilingi oleh hutan. Menurut Druella tepat ini lebih baik dari pada inggris yang ramai. Druella Black. Menemani sang suami tinggal di Villa ini. bersama seorang peri rumah bernama huddys.

Cygnus yang sebenarnya memiliki penyakit keras. Hanya bisa hidup dengan ketenangan dan suasana alam yang asri. Ia tak bisa hidup ditengah kota. Ia juga harus menjaga baik-baik pola makannya. Dan Druella siap untuk selalu bersama sang suami, menemaninya sampai ajal menjemput. Cygnus sudah pasrah akan hidupnya. Ia akan menerima apa yang di takdirkan tuhan. Menurutnya jika memang sebentar lagi ia akan mati. Maka ia akan menerimannya. Karena penyakitnya memang sudah parah.

Rodo dan Bella pun mengetahui keadaan Cygnus. Namun mereka sudah tak bisa lagi menyuruh Cygnus berobat. Cygnus memang sudah siap jika ia tiba-tiba mati. Tapi mendengar berita kehamilan Bella. Cygnus berusaha agar ia bisa hidup lebih lama untuk melihat cucu yang sudah lama ia impikan.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Bella tengah duduk dipangkuan Rodolphus. Punggungnya bersandar pada dada sang suami. Sedangkan dagu Rodolphus tengah tertumpu pada bahu Bella. Tangannya pun tak hanya memeluk Bella, tapi juga membelai lembut perut yang sudah mulai menonjol itu. "Rodo..Aku suka disini.." aku Bella. "Apa bisa kita lebih lama lagi disini?" tanya sang istri pada sang suami.

"Honey.. kita bahkan masih dua hari disini" Rodo terkekeh pelan.

"Memang.. tapi aku ingin disini sampai aku melahirkan" Bella mengerucutkan bibirnya. "Aku ingin menemani Father disini" lanjut Bella.

Rodo memeluk Bella erat. "Tentu.. Apapun untukmu Honey" Bella tersenyum mendengar hal itu.

"Rodo.." panggil Bella manja.

"Ya.. Honey.."

"Aku…" ujar Bella terbatah. "Ak-u ingin ice krim"

"Hemm..? ice krim? Oke,, aku akan minta huddys membuatnya.." kata Rodolphus masih memeluk Bella.

Bella kembali mengerucutkan bibirnya. "Tapi aku ingin kau yang membuatnya" rajuk sang istri.

"Aku.." Rodolphus melepas pelukannya. Memandang Bella yang berbalik menatapnya dengan tampang memohon. "Aku tidak bis-"

"Gak mau.. pokoknya kau yang membuatnya." Ucap Bella. "Kalau gak mau ya sudah aku pergi saja.. kau sudah tak sayang ma aku dan bayi kita" Bella berdiri dari duduknya di pangkuan Rodo, mukanya tertekuk, bibirnya mengerucut dan pipinya sedikit mengembung.

Melihat irtu Rodolphus pun memeluk snag istri yang akan melangkah pergi. "Oke..oke aku akan membuat ice krim untuk mu honey.." ujar Rodolphus menyerah.

"Benarkah?" mata Bella berbinar bahagia. "Aku sayang padamu Rodo.." Bella membalas pelukan Rodolphus erat.

"Aku juga.."

Lalu Bella melepas pelukannya. Mendorong Rodolphus agar tak memeluknya lagi. "Kalau begitu buatkan aku sakarang…"

"Sekarang?"

"Iya.. Kapan lagi.. sudah sana pergi.. hus hus.." usir sang istri pada sang suami.

"Oke" Rodolphus berjalan keluar dari kamar mereka. Sedikit mengerutu pelan.

"Rodo" panggilan Bella menghentikan langkah Rodolphus. Ia pun menengok kebelakang lagi, Rodo bisa melihat Bella yang berdiri di pintu ganda kamar mereka. Bibirnya tersenyum manis. "Aku ingin ice krim rasa pedas ditambah sedikit mayones dan potonga ikan salmon" setelah mengucapkan itu Bella langsung menutup pintu kamar. Sedangkan Rodo hanya berdiri terpaku tak percaya. Tapi kemudian pintu kembali terbuka menampilkan kembali sang istri. "Dan jangan lupa topingnya Coklat."

Braakkk pintu kembali tertutup

"Apa.."

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Forest, 08.00 pm, 15th November 1981.

Remus tengah berlari menuju tengah hutan gelap yang ada di kawasan Manor Slytherin. Saat ini bulan purnama. Ia harus segera menjauh dari Manor. Agar tak menghancurkan Manor atau lebih buruk membunuh seseorang disana.

Kaki jenjang itu berlari, nafas pun memburu. "Kura-sa su-dah ja-uh" ucapnya tergagap. Tubuhnya mulai sakit teriakan pun mulai keluar dari bibir Remus. "AGHHHKKKK…"

"REMUS.."

Fenrir berlari mendekati betanya. Lalu memeluk sang beta.. Fenrir adalah Alfa di kawanannya ia sudah biasa menangani kawanannya yang pertama melakukan transformasi. "LE-PASSS" tapi hanya Remus lah yang ia peluk demi menenagkan sang Beta.

"REMUS..TENANG.."

"LEPASKAN AKU…"

"Remus… tenang Remus.. Jika kau seperti ini.. kau akan kesakitan.." tutur Fenrir. Masih memeluk Remus. Menahan agar Remus tak semakin memberontak. Lalu tangan Fenrir mengelus surai lembut Remus.. "Tenanglah Remus.. Tenanglah.."

"Fen-rir.." panggil Remus lirih. Rasa sakitnya mulai berkurang saat Fenrir mulai mengelus surai pirang kecoklatannya. Tubuh Remus mulai bertransformasi menjadi bentuk werewolfnya sama seperti tubuh Fenrir. Tapi kesadaran Fenrir masih terjaga, ia masih memeluk Remus, mengeram menenagkan sang Beta. Sedangkan Remus memasang tatapan sayu.

'aku akan menjagamu, meski kau tak mau' batin Fenrir.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Forest, 07.00 am, 16th November 1981.

Remus terbangun dari tidurnya. Ia merasa Hangat. Lalu mata abu-abunya pun melihat sosok sang Alfa yang tengah memeluknya. Nafasnya tertahan, ia mengingat semuanya. Mengingat semua kejadian tadi malam. "Fenrir.." gumam Remus. Ia tak menyangka bisa mengingat apa yang terjadi saat ia ber transformasi. Biasanya ia akan lupa apa yang terjadi saat malam bulan purnama.

Fenrir yang merasa dipanggil pun membuka mata birunya. Lalu menatap wajah yang tengah ada dipelukannya "Re-mus.." Fenrir pun buru-buru melepas pelukannya. Lalu berdiri dari tidurnya di bawah pohon. "Maaf Remus.." Lalu Fenrir pun berbalik dan berjalan pergi. sebelum jauh Fenrir kembali memandang Remus "Remus.. mulailah menerima takdirmu sebagai mahluk seperti kami.. agar kau tak semakin tersiksa" lalu Fenrir menghilang dari hadapan Remus.

'Fenrir' Remus terteguh.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Grimmaud Place No. 12, 07.30 pm, 21st November 1981.

Sirius sampai sekarang masih tak mau berbicara pada Regulus. Ia masih tak sanggup berbicara pada adiknya bahkan menatap sang adik saja ia tak sanggup. Sirius menyantap hidangan makan malamnya dengan diam. Sama seperti ayah ibu dan adiknya.

"Regulus.." panggil sang kepala keluarga Black pada sang bungsu. Mereka telah selesai menyantap hidangan makan malam yang dibuat Kreacher.

"Ya Father?"

"Apa kau sudah siap untuk perkawinanmu? Keluarga Gable sudah menyiapkan semuanya"

Sirius mengangkat kepalannya memandang Ayahnya. "Menikah.." ucap Sirius sambil mengerutkan dahinya.. 'siapa yang akan menikah?' batinnya.

"Ya.. Regulus akan menikah satu bulan lagi. Dia akan menikah dengan putri pertama keluarga Gable. Carina Gable…"

Hati Sirius serasa hancur berkeping-keping. Regulus akan menikah dengan Carina Gable. Kata kata sang ayah sangat mengena di hatinya berputar-putar memenuhi isi kepalanya dan menghancurkan semua harapan yang memang tak mungkin terjadi.

Sirius berdiri dari kursinya yang ada di samping sang ibu. "Father..Mather..Reggi aku ke kamar dulu…" ucap Sirius hormat dengan sedikit senyum pahit diwajahnya.

Walburga terdiam. Matanya tersirat kesedihan. 'maaf Siri' sedangkan Regulus hanya memasang tampang datar. Pangakuan sang kakak masih teringat jelas di ingatannya. Ia tak dapat melakukan apa-apa lagi sekarang. sang ayah telah memutuskan, dan ia harus melakukannya.

Sirius sudah menghilang dari pandangan keluarganya. "Regulus, Carina akan kemari bersama ayah dan ibunya besok. Persiapkan dirimu" ucap Orion.

"Baik Father.."

.

-= Yuki Jeje =-

.

Grimmaud Place No. 12, 10.16 pm, 22nd November 1981.

Keluarga Gable telah duduk di sofa ruang tamu. Bersama Orion dan Walburga. "kau semakin cantik Carina" puji Orion.

Carina adalah gadis pureblood cantik. Matanya hitam besar,surainya pun hitam panjang bergelombang. Kulitnya putih mulus. Bibirnya merah. Parasnya ramah. Dia benar-benar gadis yang baik. dan pasti sedikit aristokrat.

"Terima kasih.. Paman.." Carina bersemu merah. Sedangkan Orion dan kedua orang tua Carina tersenyum melihatnya.

"Paman.. dimana Regulus?" tanya Carina memberanikan diri. Carina masih belum melihat Regulus sejak ia datang kesini lima belas menit yang lalu.

"Regulus..? mungkin masih dikamarnya.. tunggulah sebentar sayang." Kata Walburga.

"Baik…"

Sirius berjalan menuruni tangga. Berniat pergi keluar rumah mencari udara segar menenangkan pikirannya yang campur aduk dari semalam. Saat ia berjalan ke ruang tamu ia melihat gadis cantik bersama dua orang tua yang mirip dengan sang gadis. 'siapa dia?'

"Ah.. Sirius.." sapa Orion.

"Father.."

"Sirius.. perkenalkan dia Carina Gable. Dia calon istri adikmu" ucap Orion. Carina yang mendengar itu langsung bersemu merah, sedangkan Sirius menegang ditempat ia berdiri.

"Uh.. Salam kenal.. namaku Carina Gable" Carina memperkenalkan dirinya.

Sirius kembali memasang tampang datar. Mungkin beberapa hari kembali tinggal disini ia sekarang bisa menyembunyikan emosinya lebih baik. bahkan sang ayah sudah memaafkannya. "Senang bertemu denganmu Carina. Aku Sirius Black.."

"Dia kakak Regulus" ucap Orion. Sedangkan Walburga sedari tadi hanya menatap khawatir sang anak sulung yang ada di dekatnya. "Sirius.. dimana adikmu?"

"Regulus? Ia masih dikamar.. mungkin sebentar lagi ia turun Father" jelas Sirius dengan tampang Datar.

Tak lama kemudian Ragulus pun turun mengunakan jubah biru dongker indah. Ia tersenyum pada Carina. Membuat Carina memerah. "Paman, Bibi, Carina.. Morning.." sapa Regulus ramah. Sirius merasa iri pada Carina, Regulus sangat ramah pada gadis itu. tidak seperti saat Regulus bersamanya. Membuat Sirius mengerutkan bibirnya.

"Itu Regulus Father.. Aku akan pergi sebentar ibu.. aku mau ke tempat Remus" Bohong Sirius, ia berniat pergi untuk menenangkan dirinya yang semakin kalut. Ayah dan ibu Sirius telah mengetahui jika Sirius dan Remus telah masuk Dark Side. Hal itu membuat Orion senang bukan kepalang. Regulus yang mendengar nama Remus, hanya mendengus sebal.

"hati-hati Siri,," pesan Walburga. Dan dibalas anggukan kepala.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Manor, 11.00 am, 30 November 1981.

Lily duduk disofa hijau yang ada dikamarnya. Sedangkan Harry seperti biasa, dia tengah bermain bersama Nagini. Lily tersenyum kecil melihat sang putra. Tanpa sadar tangan kanannya mengelus perutnya.

"Lily.."

Lily melihat kearah pintu. "Tom.." tersenyum manis. Tom berjalan mendekati Lily. Dan ikut duduk disamping Lily

"Apa yang kau pikirkan Lily?" tanya Tom pada sang adik.

"…"

"Apa kau marah padaku Lily.."

"Marah?"

"Akulah yang membuat anakmu tak memiliki ayah lagi." Aku Tom. Lily tersenyum manis memandang sang kakak.

"Tidak Tom.. aku tak marah padamu.. aku hanya takut tak bisa menjaga mereka sendiri." Jelas Lily "Tentang James.. itu sudah terjadi..tak usah dipikirkan lagi Tom.."

"Lily.."

"…"

"Apa jika James kembali kau akan bahagia?" tanya Tom memandang Harry yang tengah bermain bersama Nagini.

Lily dengan cepat memandang sang kakak "Tom..apa maksudmu?"

"Apa jika suamimu kembali kau akan bahagia.. adik kecilku?" tanya Tom sekali lagi. Kali ini Tom memandang Lily lembut. "Aku ingin melakukan apapun untuk kebahagiaan kalian berdua ah mungkin bertiga dengan calon keponakan ku" lanjut Tom.

"Termasuk menyerah dalam perang?" tanya Lily dengan tawa.

"Yak.. Kecuali itu.. memangnya kau mau kalah dengan Orde of Chicken itu?"

Lily terkiki geli "tentu saja aku tak akan meminta itu Tom.. aku ingin kau menang dalam perang ini"

"Kita"

"Oke.. Kita.. Terus maksudmu tentang James itu apa Kak..?" tanya Lily kembali. Parasnya sekarang serius memandang sang Dark Lord.

"Jika kau mau..aku mau menghidupkan James untukmu Lil.."

Lily terteguh.. "Tom..Maksudmu..? Kau.."

"…"

"Aku.." Lily mengigit bibir bawahnya "A-apa Bi-sa?"

Tom tersenyum "Aku akan melakukannya bila itu membuatmu bahagia"

"A-aku mau Kak.. Aku mau.." Air mata mengalir dari mata. Kebahagianan tersirat diparasnya. Memeluk Tom yang ada disampingnya.

"Tapi kita baru bisa melakukan ritual kebangkitan saat anak dalam kandunganmu Lahir Lil dan mereka harus sudah berumur kurang lebih lima tahun." Jelas Tom. "dan lagi bahan untuk ritual kebangkitan mungkin sedikit susah dicari"

"Ya.. Aku akan menunggu kak.. Aku.. Aku ingin bersama James lagi..selama apapun.. aku akan menunggu."

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Manor, 10.34 am, 5th Desember 1981.

"My Lady.." suara lembut memanggil Lily yang tengah bersantai dengan bukunya.

"Cissa.."

"My Lady.. bagaimana kabar anda?" tanya Narcissa saat ia sudah berada didekat Lily.

"Cissa.. jangan panggil aku seperti itu.. duduk lah disini" ucap Lily sambil menepuk nepuk tempat di sofa yang ada disebelahnya. "Kasihan perutmu jika kau berdiri terus"

"Baiklah.. Lil" Narcissa tersenyum. Lalu mendudukkan dirinya dengan perlahan di samping Lily.

"Berapa bulan lagi?" tanya Lily.

"Tiga bulan lagi ia akan keluar" jawab Narcissa sambil mengelus perutnya yang sekarang tengah mengandung.

"Aku tak sabar menunggunya.. Draky pasti senang akan punya adik." Kata Lily senang. Narcissa sekarang tengah hamil tiga bulan. Perutnya mulai menunjukkan benjolan.

"Bukankah Harry juga akan senang akan mempunyai adik juga." Narcissa tertawa kecil. "Bahkan Bella sudah dua bulan. Mungkin mereka akan menjadi teman nanti"

"Ya..Mereka pasti akan menjadi sahabat" Lily tersenyum bahagia. Karena Lily sadar bahwa para ular memiliki sisi lain yang hanya mel\reka tunjukkan pada orang yang mereka saying.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Princless Street Number 20, Aldertshot, England,11.00 am , 7th Desember 1981.

Naville tengah duduk di karpet. Bermain dengan semua mainanya. Sesekali ia tertawa, atau mengumam bahasa bayi. Jenna tersenyum melihat keponakannya itu. Neville adalah bayi manis, tapi ia tak tau nanti saat ia sudah besar. Di dunia sihir telah tersebar tentang ramalan anak yang akan mengalahkan Dark Lord Voldemort. Ah tidak… beberapa hari ini. nama itu tabu untuk disebutkan. Jadi para warga dunia sihir menyebutnya Kau-Tahu-Siapa. Dan yang menyebarkan ramalan itu. tentu saja Dumbledore. Hal itu membuat warga dunia sihir percaya akan semua itu.

Jenna takut apa yang akan terjadi nanti. Apa nasib yang akan diterima keponakan manisnya. Jenna mulai merasah takut, melihat para warga sihir yang sering datang menemui mereka hanya untuk melihat anak dalam ramalan. Atau memuji Naville saat mereka pergi jalan-jalan ke dunia sihir.

"Jenna.."

"Anthony.. ada apa?" tanya Jenna pada sang suami yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Ibu akan kemari nanti.." ucap Anthony. "aku hanya ingin mengatakan itu"

Jenna hanya mengangguk mengerti. "Thonny.." Anthony mengumam menangapi. "Apa tidak apa-apa?"

"Maksudmu?"

"Naville" Jenna memandang Naville dengan tatapan kosong. "Ia menjadi selebritis sekarang. semua itu karena Profesore Dumbledore yang mengatakan Ramalan kepada publik"

"Tak usah khawatir.. Jenn.. Tak apa.."

"Tapi aku takut.. Naville akan hidup bergelimang popularitas. Aku tak ingin itu menjadi sebuah boomerang untuk Naville.."

"Ah.. itu tidak mungkin Jenn… kita harus percaya pada Profesore Dumbledore.." Jenna mengigit bibirnya dan mengangguk kepala pelan. "Profesor pasti tahu apa yang ia harus lakukan"

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Manor, 02.18 pm, 11th Desember 1981.

Ketukan terdengar dari pintu ruang ruang Dark Lord. Voldemort yang sedari tadi mengerjakan peperworknya. "Masuk"

Pintu ganda itupun terbuka menunjukkan paras seseorang yang sudah satu bulan tidak Voldemort Lihat. Pria itu menghadap sang Dark Lord. lalu bersujud dihadapan Voldemort."My Lord"

"Berdirilah…Bagaimana tugas yang kuberikan padamu Rab.." tanya Voldemort.

"Saya sudah mendapatkan mereka My Lord.." jelas Rabastan. "Sekarang saya membawa mereka." Lanjutnya.

"Bawa mereka kemari" titah sang Dark Lord.

"Baik.." Rabastan berjalan membuka pintu yang tadi tertutup lalu memanggil anak-anak yang ia bawa. "Kalian masuk" perintah Rabastan tegas. Lalu masuklah anak-anak yang dibawa Rabastan ada dua puluh tiga anak yang ia bawah.

"Hemm… sudah semua?" para anak-anak itu memasang tampang takut saat berhadap muka dengan Voldemort. "Baiklah.. Minxy.." panggil Voldemort.

Suara pop kecil muncul. Hingga terlihat peri rumah yang membuat anak-anak semakin takut "Yes.. Master? Ada yang bisa Minxy lakukan untuk Master?" tanya Minxy dengan hormat.

"Minxy.. Panggil Lily kemari.." titah Voldemort.

"Baik…" Minxypun menghilang dengan suara pop kecil.

Voldemort memandang dua puluh anak kecil yang dibawa oleh Rabastan. "Kerjamu bagus Rab.." ucap Voldemort datar meski ada rasa bangga terselip dari ucapan Voldemort.

"Terima kasih My Lord" Rabastan bahagia mendapat pujian seperti itu dari Dark Lord. "My Lord.. apa yang akan anda lakukan pada mereka" pertanyaan itu membuat anak-anak kecil yang ada disana semakin ketakutan.

"Itu urusanku.. sekarang kau boleh pergi.." jawab Voldemort.

"Baik My Lord.."

Rabastan pun mengundurkan dirinya. Meninggal anak-anak yang dibawanya diruang Dark Lord. Voldemort Mentransfigurasi beberapa benda kecil menjadi sofa-sofa yang dapat digunakan oleh anak-anak itu. hal itu membuat anak-anak kagum akan sihir yang dikeluarkan oleh sang Dark Lord. "Duduk.." Titah Voldemort. Dan dengan sedikit takut mereka pun mendudukan dirinya.

Pintu terbuka.. "Voldemort.. ada apa memanggilku?" tanya Lily yang masuk tanpa permisi kedalam ruang kerja sang Dark Lord. Lily masih cantik seperti biasanya. Senyum manis terpampang diwajahnya.

"Lily.. seharusnya kau permisi dahulu sebelum masuk kemari" kata Voldemort Ketus.

Lily tertawa kecil. "Ayolah.. aku adikmu.. ingat.." ucap Lily "Ah.. lihat mereka sangat manis.."

Voldemort hanya menghelang nafas. "Lily.. aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.."

"Apa itu kak.."

"Kau ingat apa yang kukatakan dahulu kan." Lily memandang Voldemort binggung. Sang Dark Lord hanya menghelang nafas melihat kelakuan Lily. "Mereka… Mereka adalah Muggleborn yang Rabastan ambil dari keluarga mereka."

"Maksudmu mereka.."

"Ya.. mereka adalah anak-anak yang disiksa di dunia muggle. Aku sudah memperhatikan mereka beberapa bulan ini." jelas Voldemort. "aku ingin mengunakan salah satu Villa mu untuk mereka"

"Ah.. tentu.." jawab Lily semangat "tapi siapa yang akan menjaga mereka?"

"Salah satu pengikutku yang juga menjaga Jeremy…"

"Jeremy?" tanya Lily. "Ah.. anak yang kau tolong dulu?" Voldemort hanya diam. Lily yang tau Voldemort tak akan berbicara banyak tentang kebaikannya hanya tersenyum.

"Karena itu nanti bawa mereka bertemu dengan keluarga Brenstone. Aku tak bisa menemani menemui mereka. Aku akan ada pertemuan nanti." Pinta Voldemort.

"Ah.. Tentu.. aku akan menemani mereka kesana nanti." Lily tersenyum pada sang kakak. Lalu berbalik melihat anak-anak yang duduk diam disofa. "Ayo.. ikut aku" ajak Lily. Anak-anak yang melihat senyum Lily pun langsung berdiri mengikuti Lily yang keluar dari ruangan itu. tak mau melihat wajah menakutkan Voldemort. (A/N : Voldy lagi bertampang siluman ularnya #duarr)

Sedangkan Voldemort hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Manor, 04.53 pm, 11th November 1981.

Lily tengah tersenyum pada tamu yang sedang ia terima. Dia adalah Garry Brenstone. Death Eater Tom yang bertugas menjaga Jeremy Whiteson. "My Lady.. senang bisa melayani anda."

"Garry.. Aku bertemu dengan mu untuk mengantikan Voldemort, seperti yang dia perintahkan."

"Apa yang bisa hamba lukukan untuk My Lady?"

"Kau.. yang menjaga Jeremy bukan?" tanya Lily.

"Yes My Lady.. Hamba yang menjaganya."

"Voldemort ingin kau menjaga beberapa anak lagi." Jelas Lily. "Tapi tenang Garry, aku akan memberi dua peri rumah untuk membantumu menjaga mereka. Juga enam orang yang akan membantumu juga."

"Bolehkah hamba tau berapa anak lagi yang akan hamba jaga untuk My Lady" tanya Garry sopan.

"Ada dua puluh tiga anak lagi" ucap Lily enteng.

"Tapi.. tempat hamba tak mungkin muat untuk mereka." Aku Garry.

"Tenang saja.. aku menyiapkan salah satu rumah prince untuk tempat mereka. Kau bisa tinggal disana bersama istri dan anakmu juga" jelas Lily. Garry hanya terdiam. "Kau bisa mengunakan salah satu manor milik prince di jerman. Disana juga ada sekolah sihir lokal, jadi mereka bisa sekolah nantinya. Dan ada enam orang yang akan membantumu mengurus mereka. Apa kau mau melakukannya Garry"

"Tentu My Lady.. suatu kehormatan untuk hamba, bisa melakukan perintah My Lady."

Lily tersenyum mendengarnya. "Baiklah besok aku akan mengantarmu dan keluargamu ke jerman. Aku berharap kau menjaga mereka." Harap Lily. "Aku juga akan mengecek keadaan mereka setiap bulan setelah aku sudah melahirkan. Mungkin selama aku hamil, aku akan meminta Keonna mengantiakanku memeriksa keadaan mereka."

"Baik My Lady.. aku akan menjaga mereka. Untuk anda" garry sedikit terkejut mendengar berita kehamilan Lily. Tapi kemudian ia tersenyum lembut, Garry akan sangat bahagia bias melayani Tuannya.

"Dan tak usah kawatir, mereka semua sudah ada di jerman bersama enam orang yang membantumu serta dua peri rumahku. Jadi besok kau bersiap pergi bersama istrimu, anakmu, dan Jeremy."

.

-= Yuki Jeje =-

.

Grimmaud Place No. 12, 02.45 pm, 16th Desember 1981.

Sirius dan Regulus masih tak berbicara satu sama lain. Mungkin mereka baru berbicara saat ditanya oleh kedua orang tua mereka. Sirius benar-benar berubah, ia menjadi pendiam sekarang. sedangkan Regulus, ia selalu ingin berbicara dengan sang kakak. Namun, ia takut untuk melakukannya.

Sirius pun lebih sering mengurung diri diperpustakaan dari pada bertemu dengan Regulus. Walburga hanya bisa maklum dengan keadaan Sirius sekarang. ia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Keputusan sudah bulat dan dua hari lagi Regulus akan menikah dengan Carina.

Bella pun sering mengunjungi Sirius saat ia di Grimmaud Place, saat Bella kesana. Bella sering sekali menceritakan tentang masa-masa kehamilannya. Sirius senang melihat Bella yang sudah bisa tertawa lagi seperti dulu. Meski sekarang ia ada di Ulster bersama paman dan bibi. Bella masih sempat menjenguknya dua hari sekali.

Mungkin seelain Bella, Remus dan Lilylah yang bias membuat Sirius menunjukkan ekspresinya. Selain itu, ia akan selalu memasang tampang datarnya.

Hari ini seperti biasa, Sirius tengah duduk disofa tunggal yang ada di perpustakaan. Di tangannya ada buku setebal lima belas sentimeter yang tengah dibacanya. Buku berjudul Dark art. Mungkin Sirius mulai menyukai Dark art. Mengingat hanya buku tentang sihir Hitam dan gelap saja yang belum ia baca di perpustakaan rumahnya itu.

Sirius mengalihkan pandangannya dari buku menuju pintu yang sedang dibuka dari luar. Ia bisa melihat sang adik berdiri disana. Regulus berjalan mendekatinya dengan ragu. "Siri.."

"…" Sirius hanya diam. Kembali membaca bukunya lagi. Sesaat hanya suara halaman buku yang dibalik saja yang memenuhi ruangan itu.

"Siri…" Sirius masih diam. Regulus pun melihat kakaknya yang tek merespon sama sekali. "Siri.. Maafkan aku.." pinta Regulus. Wajahnya tertunduk menyembunyikan parasnya.

Ucapan Regulus itu pun mengalihkan perhatian Siri dari bukunya. Dipandangnya wajah tertunduk Regulus. "Kau tak salah apa-apa Reggie.. aku yang salah… jadi kau tak perlu meminta maaf. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu" Regulus mengangkat wajahnya.

"Tapi.."

"Reggie.. akulah yang bersalah disini.. cintakulah yang membuat semua menderita.." jelas Sirius. "Maafkan aku Reggie.. entah kau mau memaafkanku atau tidak. Tapi aku tak bisa untuk berhenti mencintaimu. Maaf Reggie.. izinkan aku mencintaimu, aku tak berharap balasanmu. Karena ku tahu, kau tak mungkin membalas-."

PLAKKK

Regulus menampar wajah sang kakak. Wajahnya tertunduk dalam. "Bodoh.."

Sirius hanya memasang tampang tak percaya. Tangan kirinya meraba pipi kirinya yang terkena tamparan Regulu. "Reggie…"

"Bodoh..BODOH.. Kau.. KAU BODOH SIRI…" teriak Regulus airmatanya mengalir dari menik mata indahnya. "Ka-u…. Kau bodoh Siri.. Hiks.. kau bodoh" Regulus langsung memeluk tubuh sang kakak. Regulus tak mengerti mengapa hanya kakanya saja yang bias membuatnya sekalut ini, hingga membuatnya bersifat seperti perempuan. Ingin rasanya Regulus mengutuk Sirius yang membuatnya menjadi seperti ini.

Sirius sedikit terkejut mendapat pelukan dari sang adik. "Reggie.."

"Kau hiks.. Ka-u Bo-doh Siri.." isak Regulus dalam pelukan sang kakak. Regulus semakin mengeratkan pelukannya. "Me-mengapa hiks.. menga-pa ka-u ta-k ber-tan-ya pera-sa-an-ku .. kau jahat.. kau egois Siri.. hiks.. kau tak menanyakan perasaanku padamu. Hiks.. kau malah pergi meninggalkan ku den ibu hiks.."

"Reggie.." Sirius memeluk Regulus erat.

"Ka-u jahat kak.. kau jahat.." gumaman Regulus ditengah isakan membuat Sirius semakin bersalah. Ialah yang membuat Regulus menjadi seperti ini. betapa rapuhnya sang adik saat ini.

Sirius memandang wajah sang adik yang masih bersembunyi dalam dadanya. Diangkatnya wajah itu dengan tangannya. Air mata memenuhi wajah orang yang sangat Sirius cintai "Reggie.. Maafkan aku.. aku memang jahat.." pinta Sirius.

Tanpa ragu lagi Regulus menyatukan bibirnya dengan bibir Sirius. Sirius terkejut dengan hal itu. namun, Sirius tak berniat melepas ciuman mereka. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya. Ciuman lembut yang menyalurkan perasaan hangat.

Namun ciuman yang semulanya lembut sekarang berubah menjadi panas. Regulus dengan berani meminta izin memasukkan lidahnya dalam mulut sang kakak. Tentu saja disambut dengan senang oleh Sirius. Semula bibir Reguluslah yang memasuki gua hangat milik Sirius. Tapi Sirius bisa membalik keadaan, sekarang ialah yang menjelajahi rongga mulut Regulus. Bunyi kecipakan dan erangan Regulus memenuhi ruang itu. bahkan tangan Regulus sekarang telah terkalung dibalik leher Sirius. Regulus tak berniat melepas ciuman mereka, namun Sirius melepas ciumannya tapi kemudian kembali mencium Regulus semakin panas. Tangan Regulus menjambak surai hitam Sirius. Lidah mereka bertarung hebat, hingga membuat siliva mereka mengalir dari sela-sela bibir mureka yang tengah berciuman.

Erangan Regulus pun semakin keras. Tanpa sadar Regulus sekarang mendudukan dirinya di atas pangkuan Sirius-yang sedari tadi duduk di sofa. Menautkan kedua kakinya di balik pinggang Sirius. Tangan Sirius pun tak tunggal diam. Sirius memberanikan diri memasukkan tangan kanannya kedalam kemeja Regulus. Mengelus tubuh halus sang adik. Beberapa menit berlalu akhirnya mereka melepas ciuman mereka.

Saling memendang satu sama lain. Regulus masih dalam pelukannya "Reggie.." Regulus tak menjawab, ia kembali memeluk Sirius. Menyembunyikan parasnya didada sang kakak. "Reggie.." panggil Sirirus kembali.

"Aku.. aku juga mencintaimu Siri.. kau tak pernah mau mendengar ucapanku saat terakhir kita saling bicara disini. Kau malah pergi tanpa memandang lagi padaku. Apa menurutmu aku suka? Kau menyatakan cintamu tanpa tahu apa jawabanku. Dan kau menyerah"

"Reggie.. maafkan aku.."

"Dasar Bodoh, bias-bisanya aku menyukai orang bodoh sepertimu" keluh Regulus. Sirius hanya terkekeh pelan. Regulus mengangkat parasnya. Kembali memandang Sirius. "Tapi.. aku akan menikah dua hari lagi Siri.." Kesedihan tersirat jelas dimata Regulus. "Aku tak mungkin membatalkan pernikahan ini"

"Reggie.. tak apa Reggie.. kau harus menikah dengan Carina.. seperti permintaan ayah.." ujar Sirius. "Aku tak apa…" lanjut Sirius ragu.

" Siri.. meski aku telah menikah dengan Carina.. tapi Cintaku hanya milikmu kak… hati ini, milikmu kak" ucap Regulus sambil mengarahkan tangan Sirius ke dadanya. "bahkan tubuh ini.."

"Reggie.."

"Jadikan aku milikmu kak.. jadilah yang pertama untukku.. miliki tubuhku untukmu kak.." pandangan Regulus sayu. Nafsu berputar mengitari Regulus. "Masuki aku kak.. buatlah hati dan tubuhku menjadi milikmu seutuhnya." Regulus semakin mendekatkan tubuhnya ke Sirius "Miliki diriku.. kakak.. Kumohon.."

"Raggie,,"

"Aku tak perduli. Buat aku menjadi milikmu kak. Aku ingin kau yang pertama menyentuhku" ucap regulus dengan semburat diwajahnya.

"Tapi.. Reggie.."

"Sirius.. aku sudah menurunkan harga diriku untuk memintamu tidur dengan ku dan kau-" Bibir Regulus terkatup saat Sirius menletakkan telunjuknya didepan bibirnya.

"Reggie… lebih baik kita ke kamar sekarang" ucap Sirius pelan disamping telinga Regulus. Membuat Regulus merinding dan mendesah pelan.

"tentu kak.." Regulus menyerigai senang. Sirius pun mengendong Regulus menuju kamarnya. Yang ada di dekat perpustakaan. Ia berharap ayah dan ibunya tak memergokinya tengah mengendong Regulus.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Great Green Garden in Gable Manor, 10.00 am, 13th Desember 1981.

Carina Gable telah resmi menjadi nyonya Black. Sekarang namanya adalah Carina Black nee Gable.

Regulus menerima semuanya, ia melakukan apa yang diinginkan sang ayah. Regulus sangat menyayangi keluarganya. Jadi apapun akan Regulus lakukan demi keluarganya.

Namun untuk Cintanya pada Carina. Ia tak bisa memberikan hal itu. Dirinya. Semua yang ia miliki, Cintanya telah dimiliki sepenuhnya oleh Sirius. Regulus telah menyerahkan Cinta dan Tubuhnya pada sang kakak.

Regulus sekarang tengah mengenakan Jubah sutra Hitam. Ia terlihat tampan dengan Jubah itu. sedangkan di sebelahnya, Carina berdiri dengan gaun pengantin putihnya yang indah. Senyum terlukis indah dibibirnya. "Regulus.."

"Ada apa Carry.." tanya Regulus.

"Aku tahu kau tak mencintaiku Regulus. Tapi izinkan aku berusaha membuatmu mencintaiku" ucap Carina bahagia.

Regulus yang mendengar hal itu tersentak. "Carina.." Regulus hanya tersenyum canggung. 'Maafkan aku'

Mereka terdiam beberapa saat. Hingga keheningan itu pacah oleh suara Sirius. Sirius berdiri dihadapan mereka dengan jubah Hitamnya. "Selamat untuk kalian" ucap Sirius datar. Ia berusaha tersenyum pada Carina, namun tak bisa.

"Terima kasih Kakak ipar" ucap Carina, senyum masih setia diwajahnya.

"Kakak…disini banyak orang-orang kementrian." Ucap Regulus pelan.

"Jangan khawatir. Aku hanya sebentar disini." Ucap Sirius. Carina pun baru menyadari jika Sang kakak ipar adalah buronan kementrian. "dan lagi tak ada yang menyadari keberadaanku"

Regulus hanya menghelang nafas. "Baiklah.. terserah padamu"

"Jangan begitu Regulus. Kakak ipar sudah capek-capek kesini untuk melihat pernikahan kita. Jangan ketus gitu" kata Carina. Raut Wajah Sirius semakin dingin. Regulus juga hanya memasang tampang datar. Carina yang melihat kakak beradik itu hanya menatap bingung keduanya. "Apa aku salah bicara?"

Sebelum Regulus berucap. Sirius sudah lebih dulu mengatakan sesuatu. "Kau tidak salah bicara Carin, aku kemari memang untuk melihat Reggi menikah. Tenang saja" Sirius terdiam sebentar. "Sebaiknya aku pergi, aku tak ingin tiba-tiba ditodong tongkat oleh seseorang. Semoga kalian bahagia" kata Sirius lagi.

"Terima kasih kak.." Regulus menyembunyikan rasa kalutnya agar Carina tak menyadari keganjalan antara mereka. Lalu Sirius pergi dari sana. Berjalan menuju area sepi taman itu. 'kakak'

"Regulus.. apa Sirius memang dingin seperti itu." tanya Carina. "ia seperti tak menyukaiku" adu Carina.

"Kakak tidak sedingin itu kok. Ia ramah, tapi ia memang tak terbiasa dekat dengan orang baru, jadi tenang saja" bohong Regulus. Yang hanya dibalas angukan oleh Carina.

.

-= Yuki Jeje =-

.

"Sirius" pangil sang ibu. Sirius telah tiba di rumahnya sedari tadi. Dan Wulburga menyusul Sirius pulang, meninggalkan Orion yang sekarang masih ada di acara pernikahan.

Sirius hanya diam, tanpa menyahut panggilan sang ibu.

"Siri.. maafkan ibu.." Walburga mendudukkan diri di kiri Sirius yang tengah duduk bersandar di sofa hitam yang ada di ruang utama. Matanya yang tadi tertutup, sekarang terbuka saat mendengar ucapan Walburga.

"Kau tak salah apa-apa ibu" ucap Sirius datar.

Walburga memeluk Sirius. Menelusupkan wajahnya ke ceruk leher sang putra. "Tidak Siri.. Aku tak bisa membahagiakanmu. Aku bersalah pada hal itu." kata Walburga diselingi isak tangis.

"Tak apa ibu.. Aku menerimanya.. Regulus menikah, itulah yang dia pilih. Demi ayah.. dan Carina.. aku akan mengalah saat ini." jelas Sirius.

Walburga hanya mengangguk mengerti. "Ibu senang jika mendengar itu darimu Siri" aku Walburga. Ia melepas pelukannya, tersenyum pada sang putra. "Carina adalah anak yang baik, izinkai Carina bersama Regulus. Carina sangat mencintai Regulus" Sirius hanya diam sedikit mengertakkan gigi.

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Forest, 06.00 pm, 15 Januari 1981.

Sudah satu bulan Remus tak melihat Fenrir. Entah mengapa ia sering mencari sosok Fenrir disekitarnya. Mungkin malam ini Remus dapat melihat Fenrir lagi.

Fanrir pasti akan datang padanya yang mengamuk, menenagkannya separti biasa. Remus berharap itu terjadi.

Tubuh terasa sakit. Remus memang membiarkan dirinya kesakitan. Ia tak mendengarkan perkataan Fenrir satu bulan yang lalu untuk menenangkan dirinya. Karena Remus berharap Fenrir akan datang menenangkannya.

"ARGGGHHHH…." Remus mulai berubah. Wujut Werewolf mulai terlihat saat bulan purnama terlihat dilangit malam. "ARRGGGGHHHHH…" teriakan kesakitan mengalun di dalam hutan. Membuat ngeri siapapun yang mendengarnya. Hewan-hewan dan Mahluk Sihir, semua menghindar dari tempat Remus berada. Bersembunyi menyelamatkan diri.

Remus akhirnya berhenti berteriak saat Fenrir mulai memeluknya. Fenrir pun berada dalam bentuk Werewolfnya. "Tenang.. Remus.." pinta sang Alfa. Remus mulai tenang.

Saat mendengar suara Fenrir, sedikir demi sedikit kesadarannya mulai terisi. Matanya yang tadi dingin. Sekarang berubah menjadi matanya yang separti biasa.

"Fenrir" gumam Remus, tapi masih biasa didengar oleh Fenrir.

"Kau sadar Remus.."

Remus membalikkan badannya menghadap Fenrir lalu membalas pelukan Fenrir padanya. Tak lupa menelusupkan wajahnya di perpotongan leher sang Alfa. "jangan tinggalkan aku" suara lirih Remus masih dapat didengar oleh Fenrir.

"Bukankah kau ingin aku pergi"

"Tidak.. Jangan.. jangan tinggalkan aku.. Kumohon.." Remus semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku akan bersamamu" Fenrir tersenyum melihat Remus yang masih memeluknya erat. Lalu tangan berbulu itu mengangkat paras serigala Remus. "Apapun akan kulakukan untukmu"

Remus terteguh, ia tak menyangka rasa cinta Fenrir sebesar itu padanya. "Kalau begitu.. bantu aku melupakannya.. Melupakan Sirius."

.

-= Yuki Jeje =-

.

Death Forest in North Scotlandia, 11.50 am, 21st Juli 1982.

Severus tak menyangka ia akan menapakkan kembali kedua kakinya di hutan ini. entah kenapa ia merindukan Corry. Sudah lima bulan lebih bayangan Corry selalu hadir dimimpinya. Bahkan jadi bahan mimpi basahnya. Dan akhirnya ia pun menyerah dan pergi kemari. Sudah 10 menit ia disini, hanya berdiri hutan.

Severus mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Menenagkan dirinya. Akhirnya Severus pun melangkahkan kakinya masuk kedalam hutan.

Setelah dua pulu menit berjalan, tiba-tiba ada dua lengan putih mulus yang melingkari pinggangnya. "Severus.. aku merindukanmu.." ucap sang Elf. Severus melepas pelukan Corry padanya. Membuat Corry mengerucutkan bibirnya sebal. Lalu Severus pun berbalik memandang Corry.

"Aku kemari untuk mencari bahan ramuan." Bohong Severus.

Corry tertawa pelan. "Kau tak bisa membohongi seorang Elf." Severus tak memperdulikan ucapan Corry. Ia hanya mengalihkan tatapannya dari Corry. Tidak mau Corry melihat pipinya yang sedikit merah. "Ah.. sudahlah.. Sev.. ayo ikut aku.." Corry menarik tangannya, memaksa Severus berlari bersama memasuki hutan lebih dalam.

"Corry.. lepaskan tanganku" Tapi Corry tak perduli, ia tersenyum bahagia, bisa bersama pangeran yang selalu ia impikan.

"Tidak mau" Severus mengeram pelan saat mendengar jawaban Corry. "Sudahlah.. ikut saja.. kau pasti suka"

Akhirnya Severus pasrah saja tangannya ditarik Corry yang sedang berlari. Sebenarnya Severus bisa saja langsung melepas tangan Corry yang menariknya. Entah kenapa, tubuhnya tak mau melakukan hal itu. Severus pun tanpa sadar ikut tersenyum.

"Kita sampai" ucap Corry bangga.

"Pohon?" tanya Severus. Didepan mereka hanya ada pohon besar yang besarnya dua kali lipat dari Dedalu Perkasa yang ada di hogwart. Corry hanya tersenyum.

"Ayo.." Ajak Corry. Lalu kembali menarik Severus menuju ke arah pohon. Saat mereka berada di depan pohon. Corry mengumamkan sesuatu. Tiba tiba dari pohon itu keluar pintu ganda yang berbentuk dari sulur-sulur daun.

"Ini.." Severus terperangah melihat pintu ganda itu. Corry hanya tersenyum melihat ekspresi Severus.

"Ayo masuk.. aku akan mengenalkanmu pada keluargaku." Corry membuka pintu ganda itu. Pancaran cahaya keluar saat pintu itu dibuka, membuat Severus mau tak mau menutup matanya silau. Corry mengengam erat tangan kanan Severus.. dengan senyum diwajahnya Corry menarik Severus masuk kedalam pintu itu.

Saat Severus membuka mata. Alangkah terkejutnya dia melihat sebuah desa yang ada di balik pintu itu. Desa kecil yang dikelilingi bukit hijau. Rumah-rumah mungil berbentuk lingkaran dan di tumbuhi dedaunan hijau. Bunga-bunga tersebar, tertata rapi menghiasi desa kecil itu. bahkan di sudut desa yang paling jauh dari tempat Severus berdiri. Severus bias melihat air terjun yang amat indah. Severus hanya bisa terpaku. Melihat keindahan yang sejujurnya tak pernah ia bayangkan bisa melihatnya.

"Welcome to Green Village." Ucap Corry. "Inilah desa para Elf. Tak banyak penyihir yang tau tempat ini."

"Corry.. mengapa kau mengajakku kemari?" tanya Severus. Ia tak berharap bisa masuk ke sini. Ia ke hutan ini demi melihat Corry saja lalu setelah itu ia berniat untuk pulang. Tapi ia malah di ajak kemari.

"kan sudah ku katakan. Aku ingin mengenalkanmu ke orang tuaku.." aku Corry santai. Severus mengerutkan dahinya.

"Orang tuamu?"

"Hemm.." Corry menganguk semangat. "Aku sudah mengatakan pada ayah dan ibu akan membawa Mate ku kemari" Corry menarik Severus berjalan menuju Desa.

Mendengar jawaban Corry. Severus menghentikan langkahnya. "Matemu? Maksuamu aku?" Corry hanya tersenyum. "Aku bukan Matemu" Severus menarik tangannya dari Corry kasar.

Corry tersentak. Lalu mengigit bibirnya. "Ta-Tapi.. kau memang Mateku"

"No.. aku tak mau.. aku tak mencintaimu." Severus marah. "Aku sudah menyukai seseorang. Dan aku tak mungkin bisa menyukai orang lain selain dia" lanjut Severus.

Corry tertunduk diam. Gengaman tangannya mengerat. "Tetap saja.. kau Mateku.." Ucap Corry. Corry kembali mengengam tangan Severus erat. Ia mengangkat wajahnya. Berniat memandang sang pria pujaannya. "Aku berjanji.. aku akan membuatmu cinta padaku" Severus terteguh. Corry kemudian tersenyum kembali. "Ayo.." Corry menarik Severus lagi sekarang genggaman Corry lebih erat dari yang tadi.

Severus tersenyum. 'Mungkin kaulah yang akan membantuku menghapus nama Lily dihatiku' pikir Severus. "Corry.."

"Hm?"

"Tidak.." Severus Tersenyum pada gadis itu. Senyum yang jarang Severus perlihatkan. Sedangkan Corry yang menihat senyum Severus, malah membuat pipinya merona. 'mungkin mencoba menjalin hubungan dengannya akan membantku'

.

-= Yuki Jeje =-

.

Slytherin Manor , 05.45 pm, 4th Agustus 1982.

Akhirnya dua malaikat kecil telah lahir didunia. Lily hari ini telah melahirka dua anak kembar. Bayi Laki-laki dan perempuan. Semua bahagia menyambut mereka. Lily tengah memandang kedua bayinya yang Keonna letakkan di kiri dan kanan tubuhnya yang masih terbaring lemah di ranjang. Senyumman tak bisa lepas dari bibirnya. Tom pun disana bersama Harry di gendongannya. Tom tak menyangka akan memiliki dua orang keponakan. Dan mereka sangat manis.

Ceklekk

Pintu ruang into dibuka oleh Sirius. Ia masuk kesana dengan bahagia, ia akan melihat adik Harry yang baru lahir. Tak hanya Sirius saja. Remus, Severus, Keluarga Malfoy dan Keluarga Lestrange juga berada disana. "Lily.."

Narcissa mendekati Lily dengan bayi perempuan di gendongannya. "Cissa.. lihat mereka.. mereka manis." Ucap Lily dengan suara serak.

"ya mereka manis Lil.."

"Ah.. Kita berdua punya anak kembar.. hahaha.." Bella pun mendekat dengan bayi laki-laki digendonganya. Sedangkan bayi perempuan Bella ada di gendongan Rodolphus. Lily tertawa mendengarnya.

"Ah.. lihatlah Siri.. Hanya kita yang masih sendiri" rajuk Rabastan.

"Hei.. Remus dan Severus juga belum punya." Kata Sirius.

"Enak saja.. jangan samakan aku denganmu Black.. aku sudah punya" Ucap Severus tak sadar. Semua yang disana terdiam.

"Sev.. Benarkah?" tanya Sirius tak percaya. Severus hanya diam.

"Wah tak kusangka Severus sudah memiliki seseorang yang bisa mengantikan Lily dihatinya" Rabastan berucap santai. Severus yang ada di sampingnya langsung memelototi Rabastan.

"Aku senang kau sudah memiliki seseorang dihatimu Sev… kapan-kapan kenalkan padaku ya.. jika boleh" Lily memandang Severus bahagia. Ia tak akan membuat Severus bertepuk sebelah tangan lagi. Severus telah menemukan seseorang yang lebih berarti sekarang.

"Tentu Lil" jawab Severus pelan. 'Aku akan berusaha mencintainya, dan menghapus namamu dihatiku' sesaat suasana hening menyelimuti ruang itu.

"Siapa nama mereka?" Bella memecahkan keheningan.

"Lil.. kau belum memberi nama mereka" ucap Voldemort.

"Ah kau benar kak.." Lily lalu memandang kedua bayinya. Tangan kanannya mengelus surai merah milik bayi laki-lakinya. "Demitri.. Demitri Lucas Roserough. Itu namamu sayang." Lalu Lily beralih ke bayi di kirinya. Bayi perempuan bersurai hitam. "dan namamu.. Daisy Alicia Roserough." Bayi-bayi itu masih memejamkan mata. Mereka masih belum bisa membuka mata mereka, membuat Lily tak tau. Apa warna iris mata mereka.

"Demitri dan Daisy.. nama yang indah Lil" ucap Tom. Harry hanya tertawa bahagia. Melihat adik-adiknya. .:: Lihat.. mereka adik-adikmu Harry.. saat kau besar.. jagalah dan sayangilah mereka ::. Desis Voldemort. Lili hanya tersenyum sedangkan harry hanya tertawa lalu memeluk leher Tom.

"Lil.. siapa orang tua baptis mereka?" tanya Sirius.

"Remus Lupin dan Bellatrix lestrange. Maukah kalian menjadi orang tua baptis untuk putraku Demitri?" tanya Lily.

"Lil.. Tentu.. aku mau" jawab Bella antusias.

"Aku bersedia Lil" jawab Remus.

"Rabastan Lestrange dan Narcissa Malfoy. Maukah kalian menjadi orangtua baptis untuk putriku Daisy"

"Tentu My Lady" jawab Rabastan.

"Lily... Rab.." Rabastan hanya tertawa pelan lalu mengangguk.

"Aku akan menjadi godmather untuk Daisy, seperti hanya kau menjadi godmother untuk putriku" jawab Narcissa sambil menitihkan air mata.

"Terima kasih"

.

-= Yuki Jeje =-

.

TBC

Curhatan Author :

Jeng jeng…

Ini dia… Gimana-gimana? #kedip-kedip#

Hyaa.. akhirnya bias update… #lari puter-puter lapangan# *geje*

Wah.. Yuki bingung harus bilang apa..

Em.. Yuki minta maaf atas keterlambatan update yang udah kelamaan ni.. #dezingg# maklum orang sibuk gitu.. hahaha…

Gimana menurut kalian soal Chapter ini?

Alurnya bener-bener Yuki cepetin. Sengaja sih biar Chap besok bias mulai Cerita tentang Sekolah.. Xixixi.. gak sabar deh nulis chapter selanjutnya. Tapi buat Chapter selanjutnya doain bias update cepet ya. Coz Firasat bakal di ajak pergi ni ke luar kota. Tapi doain aja ya…

Dan Yuki bener-bvener berterima kasih buat yang udah Review, Fav, Foll, Cerita ini.

Dulu pertama buat ni cerita yang Review ma sedikit. Tapi yang buka banyak. Yuki sempet mikir cerita ni jelek Coz Cuma dibuka doing trus ditutup. Tapi ternyata masih ada yang mau baca Fic ni.

Sebenernya sih Yuki gak masalah buat Sider-sider. Kalau jadi sider Yuki izinin kok. Yuki ma Cuma usaha nulis doing biar bias bebasin imajinasi Yuki yang kelewatan ini. Tapi buat Review Yuki seneng banget kalau ada yang gereview rasanya Yuki karya Yuki bener-bener disukai jadinya Yuki semangat nulisnya. Yuki cari Review mah Cuma buat bahan bakar semangat aja.^^. Yuki seneng kalau liat orang yang baca karya yuki itu Suka dengan Karya yang Yuki buat. Kan jarang-jarang bias buat orang bahagia ^^

Oke Cukup Curhatan Yuki..

Ah.. dan buat Lemonnya.. belum dulu ya.. lagi gak sempet buat lemon.. Sibuk-sibuk..

Maklum orang penting gitu #dezingggg#

Makasih yang dah Review Chapter Kemarin

So…

Ayo Balas Review..*gak bias bales PM..Cz update di HP*

.

Kim Ri Ha : tenang aja chapter depan keinginan Ri Ha-shi bakal terkabul #smirk..# dan tentu saja Pairx TomXHarry dong.. *harus* dan Tom mang punya kok ramuannya, apa gunanya Severus kalau buat gitu aja gak bias hahaha…

Oncean FOX : gak juga kalau mesum ma si Harry dah di Piipp ma di Piipp #jeduak# untuk anak lily dah terjawab. Dan maaf ya baru update sampai-sampai Oncean FOX-San Pm Yuki.. Gomenasai… #ojigi#

Skygirl25 : Wow… Skygirl-san oke yuki jawab pertanyaan dengan senang hati. Buat pair dah terjawab dicerita. Buat pertayaan untuk sev juga udah kejawab. Lily hamil anak siapa? Dah kejawab diatas. Dan buat Rodo ma Bella yang gak ngasih tau itu. karena mereka ingin menyampaikan berita bahagia itu pertama kali ke ayah Bella. Tapi gagal gara-gara Rodo keceplosan. Bella sih gak masalah soal itu. Rodonya aja yang pingin mertuanya yang denger pertama kali. Hahaha #doeenggg

CCloveRuki : Ya.. Yuki lagi ingin buat kejutan yang banyak #duakkk dan ini dia gimana menurut Ruki-San untuk chapter ini? Review lagi ya ^^

hatakehanahungry : Kyaaa Han-san jangann… ntar Jaejoongku cemburu #duakkk# #sembunyi dibalik Shee…yang lagi ngetik FF# *Hyung pergi kau dari sini..ganggu* #ditendang Shee#. HARRY adalah milik TOM, dan TOM adalah milik YUKI #ketawa nista# hahahah… dan buat Lily dah kejawab tuh #tunjuk atas# tapi Untuk Siriremus kayaknya kagak bias deh maaf lagi gak da mood buat mereka #duakk# dan YUKI SUKA INCESSSSST… #ketawa ala mak lampir#. Dan siapa yang nyuci? Kan itu tugas kamu..#dihajar# ^_^v

zey-yenns28 : Ah..Souka? tapi Yuki manis kok keren lagi #dezinggg# dan Lily hamil? Salahkan otak Yuki yang lagi merencanakan sesuatu ini #smirk# makasih reviewnya zey-yenns28-san.

989seohye : ini udah lanjut hehehe…. Makasih reviewnya seohye-shi.

Izca RizcassieYJ : tentu dong izca-shi pairnya TomxHarry.. #wajib# mereka bersatu masih dua chapter lagi. Hehehe dan gak ada niat buat jadiin tom pedo ,Tom itu Cuma sedikit pedo #juakkk# …

AR Keynes : Key-Chan… Miss You.. #hug# jangan bilang tumben cepet dong jadinya chap ini lemot deh *apa hubungannya coba* iya Fenrirnya ama Remus… Key-chan pinter deh.. mau yuki cium buat nambah kebahagiaan Key-chan #dihajar# dan Yuki sengaja buat Severus mengenal rasanya dikejar-kejar tipe cewek macam Jemes. Hahaha…. Dan Chapter depan.. sesuai janji yang dulu.. jadi tunggu ya.. mereka bakal sadis minta ampun #smirk# hahaha…. Tapi disini TomHarry nya dikit ^^

SiwonCoi : Siwon-shi Tom gak pedo.. tapi sedikit Pedo #duarr# WAh Siwon-shi hebat.. 100 buat Siwon-shi. Itu memeng anak jemes. Ya sebelum penyerangan memeng mereka lemonan tapi itu seminggu sebelum penyerangan hahaha…

Blackyoiceheart : Blackyoiceheart-san ini udah lanjut.. review lagi ya..

LauraBlack : buat pertanyaan Laura-san snape memang yuki buat biar ma corry. Biar Snape ngerasain rasanya dikejar-kejar orang yang sifatnya mirip ma musuhnya hahaha… Dan ya.. kalimat pertama harry adalah parseltougue.. tp Cuma bias ngucap nama ibu ma tom aja. Jadi ya gitu deh hahaha…

Guest : Lily hamil anak jemes kok… dan Tom Cuma milik Harry.. jadi jangan harap Tom bias mendua kecuali ana Yuki#jeduakkk# dan Yuki emang suka INCESSST hahha…

Aristy : pertanyaan Aristy-san dan terjawab diatas ^^. Makasih reviewnya.

Dragon : makasih semangatnya Dragon-san ini udah update.. maaf ya lama…^^

Miyazaki aika : Tom gak pedo Aika-san dia Cuma sedikit pedo #plakkk# saying disini dikit ^^ maaf ya.. dan maaf baru bias update ^^.

Yolanda : Ah… Yolanda-san tom itu gak Pedo.. Cuma sedikit Pedo #duarr# wah disini tomharrynya dikit.. maaf ya… oke siap laksanakan apa gunanya Severus kalau gak bias bikit tom awet muda #smirk#

Nic nic : hemm buat nic nic-san req draco ma adik harry.. kayaknya 50:50 bakal yuki pikirin deh… kalau buat drarry.. Gomenne… lagi gak bias… lagi gak ada semangat buat nulis pair itu.. Gomenne…

Euishifujoshi : hohoho buat Euishifujoshi-san makasih ya dah suka fic ini..^^ dan akhirnya terjawab pertanyaan Euishi-san *susah amat..bingung mau panggil apa*

MyLullaby's : aha.. tentu aja pair yang dah jelas ada di atas un.. gimana un..? menurut MyLullaby's-san gimana un chapter ini un..?

Guest 2 : ini udah update.. makasih ya… maaf jika lama…

DraRry SHIPPER : buat DraRry SHIPPER-san udah lanjut… makasih reviewnya…^^

estelardhir : Ah.. salam kenal juga.. Yuki desu.. Yuki enaknya panggil estelardhir-san gimana #bingung# senang deh kalau suka rodobella ^^ buat OOC Bella itu gak akan lama.. nanti bakal dikurangi tp hunggu sampai chapter depan hohoho… Ah.. buat soal remus emang sengaja buat dia gitu karena ada rencana kedepan untuk dia nanti #smirk# buat rabastan.. dia akan punya peran tersendiri disini.. jadi tidak bias buat rab sama siri ^^ oke.. Yuki turutin mungkin bakal dikurangin tenang aja.. emang yuki niat buat mereka rada feminism tapi buat kamu yuki kurangin nanti tapi chapter depan hahaha… dan ini udah lanjut makasih semangatnya.. ah baru tau kalau dibawa ada nama Estel..XD jadi salam kenal estel-san.

Axa Alisson Ganger : buat Axa Alisson Ganger-san ini udah update.. makasih reviewnya ^^

Ichie Kurosaki : Ichie-san.. tentu.. ni kan fic DARK!HARRY..#smirk# tenang tom gak pedo tapi sedikit pedo #jeduakkk# AH SAYANG SBRL gak bakal ada.. dan buat DraRry gak ada maaf ya…^^ buat Mionne.. mungkin aku akan pikirin..^^ makasih reviewnya…^^

.

Yuhu.. #lap keringat#

Yuki seneg banget deh baca Reviewnya.. ^^

Bahkan pas bales Yuki jadi senyum-senyum sendiri di depan computer. *serasa jadi orang gila* #jeduakkk

Jadi Yuki tetep nunggu Reviewnya. Bahkan Flame juga gak papa kok. Kritik dan Saran juga ya…

Makasih semuanya

R

E
V
I
E
W