AN : Hey Minna ! jumpa lagi dengan Dark Youko CLAN :)
kali ini saya akan menceritakan gerakan anbu yang mulai bereaksi, dan permulaan pencarian senjata itu oleh naruto. semoga Reader sekalian menyukai-nya.

silahkan di baca dan tulis komentar, saran, atau kritik anda di review, terima kasih :)

selamat membaca fic Naruto : The Legends Of Shinobi.


Dibawah ini adalah re : Reviews for chapter 13

leontujuhempat : iya leon-san, ini memang update 2 minggu sekali, tetapi kadang-kadang juga telat akibat terlalu sibuk dan seringnnya kehabisan ide. hehe gomen :)

naruhaku : wah saya juga tidak tahu sih, tapi jujur saya suka pair NaruHaku sih, tapi bingung membuat jalan ceritanya. gomen

ujhethejamers : tak apa, makasih kalau sudah menyukai chapter 13 , semoga anda menyukai chapter ini juga. silahkan dibaca :)

Nauchi Kirika - Chan : wah jangan digigit, sakit ntar... kasihan :)
haha, saya buat naruto tidak terlalu beda dengan canon-nya, jadi sifatnya masih polos akan perempuan, kadang-kadang jahil juga, hehe :)

A : memang, tapi saya jujur tidak handal membuat adegan romance, jadi maaf sekali.
cerita ini kayaknya terus bergenre adventure dengan selingan romance. hehe :) gomen

Nirmala Namikaze Haruno : haha, itu saja entah terpikir dan jadilah seperti itu, hehe gomen jika jelek.
insya'allah, kalau otak saya masih bisa membuat genre romance, hehe :) thanks for your review :)

DarkYami Kugamawa : terima kasih dark-san, silahkan dibaca, semoga anda menyukainya :)

eruna : haha :D sifat naruto emang masih suka dengan kejahilan, hehe :) alhamdulillah jika anda menyukainya :)

penggemar : wah kalau seperti itu lebih baik anda baca saja dan temukan jawabannya di chapter depan. kalau fuinjutsu juga akan diketahui dengan sendirinya. insya'allah pasti anda mengetahuinya, arigatou penggemar-san :)

Nyuga totong : wah maaf sekali, ini saja sudah paling tercepat :) apalagi jika sudah kehabisan ide, huh ,

AAA : wah kalau punya doujutsu rinnengan, naruto pasti sangat kuat. jadi tidak seimbang dengan musuhnya kelak.
jadi naruto tidak akan mendapatkan doujutsu itu, tapi pasti ada gantinya kok. di tunggu saja :) arigatou

Militia : seperti yang saya sudah jelaskan diatas 'ini'. naruto tidak akan mendapatkan doujutsu itu. tapi kalau fuinjutsu, ya? di lihat kedepannya saja dech, hehe :) gomen

j : kalau akatsuki, memang awalnya saya akan buat akatsuki juga mengincar pedang ini. tapi setelah saya pikirkan kembali, akatsuki masih belum bergerak dan masih mengumpulkan kekuataan, jadi saya buat tidak, hehe :) maaf yak jadi kurang seru, susah juga kalau buat seperti itu, hehe :)

misterious man : maaf sekali man-san, kalau boleh saya bertanya, yang tidak jelas itu apa? maaf ya :)

.3785 : arigatou :) thanks for your review, semoga anda menyukai chapter ini.

Amaterasu (balasan re-chapter 12) : maaf yak kalau chapter 13 telat lama, itu karena selama seminggu terakhir saya menjalani ujian praktikum jadi tidak sempat melanjutkan fic ini, dan sekarang sudah update chapter 14, semoga anda menyukai-nya :)

syidik NH : wah arigatou, perkataan anda ada benarnya juga, terima kasih atas saran anda, saya usahakan okay.. :)

Akahasi D. Michi : wah, sampai segitu-nya.. baiklah, ini sudah update. silahkan dibaca dan tulis review anda disini, arigatou :)

mitsuka sakurai : haha, karena disini hanya ada anbu kumo, jadi kemungkinan memang bisa bertarung dengan anbu kumo, silahkan dibaca :)

wisnanda putra : aduh, ini yang paling saya takutkan, maaf ya putra-san.. kalau boleh saya bertanya, alur yang mana yang kecepatan? karena ini jawaban yang dangat bisa membantu saya untuk kedepannya, terim kasih atas kritik anda, hehe :)

wafihidayatulloh : alhamdulillah, syukurlah ! terima kasih atas review anda :)

m. : amin ! terima kasih doa'nya :) silahkan dibaca chapter ini :)

EstrellaNamikaze : iya nih, setiap selesai menulis di , sangat jarang saya koreksi sih jadinya seperti ini dech, huhu.. maaf ya reader-san, :(

Vin'DieseL No Giza : iya disini saya buat seperti itu, lebih tua setahun haku daripada naruto. anda keberatan giza-san ? maafnya kalau begitu, hehe :)

fazrulz21 : haha :) bodohnya saya #pukul-pukul kepala sendiri# maafnya fazrul-san, mungkin saya lagi pusing saat menulis itu, hehe maklum nilai bahasa hanya dapat jelek, hehe :)

The Nirvash Destruction : haduh maaf yak kalau terlalu terbelit-belit, hehe :) padahal saya pikir sudah bisa dipahami oleh reader sekalian, maafnya. saya usahakan besok tidak terulang :)

Nendra Nezukaze : haha kalau sekarang kakak bagi naruto, tapi saya tidak tahu kalau untuk besok-besoknya, hehe :)

rizkiirawan3 : haha tak usah merendah seperti itu rizki-san,
kalau isi, kan harus urut agar pembaca tidak bingung dan alur tidak terlalu cepat berubah, dan ini masih kurang seru karena saya pas'kan dengan karakter kata per-chapternya, gomennya :)

: wah, jahat men :) padahal saya suka kalau pair NaruHaku, haha :)
kalau NaruSaku sepertinya tidak dech, saya kurang suka juga (gomen, penggemar NaruSaku) :)

Naufall-kun : wah, sayang sekali :) ini masih pair naruto saja, tapi tidak tahu untuk kedepannya, hehe :) jadi lebih baik lihat kedepannya, hehe :)

TobiAkatsukiID : masih belum bersama siapa-siapa, jadi masih ada banyak kemungkinan perempuan yang bersama naruto, hehe :) (sudah banyak gambaran nih di otakku, khu khu khu..)

Yondaime Namikaze Fadil : tak apa, terima kasih sudah mau menyempatkan diri untuk me-review fic saya, arigatou :)

* maaf untuk guest-guest dan reader yang sudah me-review chapter 13 tapi tidak saya balas. saya mohon maaf sebesar-besarnya :) insya'allah untuk kebesoknya akan saya balas :) *


Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning!

Gaje, abal, OOC, Sarat Dengan Misstypo, Smart And Strong Naruto, Jurus Bikinan Sendiri, Alur Cerita Tidak Jelas, Kata Kata Tidak Urut, Ketikan Jelek.

Naruto : The Legends of Shinobi © Dark Yokou CLAN

Genre : Adventure, Friendship & Hurt/Comfort

Pairing : Naruto U.

Summary :

Naruto adalah anak yang cukup pintar hanya saja ia tidak pernah menunjukannya pada siapa saja. Tetapi semenjak selesai academy Naruto sudah menunjukan kemampuannya yang sesungguhnya. Bagaimana hidup Naruto jika ia sudah berteman dengan Kyuubi Si Siluman Rubah berekor Sembilan ?

Naruto : The Legends of Shinobi

~`0X0X0X0X0X0X0X0`~

Sebelumnya :

Kedatangan sosok berambut pirang tersebut bertepatan dengan terbitnya sang mentari, cahaya cerah mentari memantul melalui puluhan sungai yang bercabang-cabang di pelosok desa.

Perairan timur pun tak ketinggalan memantulkan cahaya kemunculan mentari, sebuah pemandangan yang menambah kesan indah tempat tersebut.

Cahaya keemasan mulai menerangi desa Uzushio seiring naiknya sang mentari, sayangnya pemandangan tempat yang indah itu sudah tidak bisa dinikmati lagi setelah kehancuran desa Uzushiogakure pasca Perang Dunia Shinobi II.

Pemandangan yang ikut tercemar oleh pandangan desa yang telah hancur di seluruh mata memandang.

Hampir sama seperti tempat Mizu no Kuni, tempat ini pun mulai tertutupi oleh kabut yang cukup tebal menutupi jarak pandang.

'Baiklah, sekarang waktunya-ttebayo !'

Senyum semangat pun terukir tulus di bibir sosok itu, walau dengan wajah yang tertutupi oleh topengnya. Ia sontak melompat turun dari bebatuan yang tadi ia pijak, melompat jatuh menuju desa milik clannya.

-00000-

Start !

Normal Pov

.

.

.


Konohagakure : Training Ground 7 (9.00 A.M)


Seperti biasa, Kakashi datang menuju team miliknya (Team 7) yang sudah menunggu kedatangannya setelah dirinya telat 3 jam seperti biasanya.

Seperti kegiatan sebelum menemui murid-muridnya, ia pasti memperhatikan tingkah para muridnya terlebih dahulu.

Booft..

Sebuah kepulan asap muncul di depan Sasuke, Sakura, dan Naruto (?). Mereka yang hanya diam melihat kedatangan sensei mereka yang selalu saja telat itu, memang mereka mau apa? Mereka hanyalah Genin sedangkan senseinya seorang Jounin elit pastinya mereka tak bisa berkata lain.

Wajah-wajah bosan sangatlah terlihat dari mereka bertiga, sedangkan sang sensei hanya ber-sweetdrop melihat wajah ketiga anak didiknya tersebut.

"KAU TELAT SENSEIII…"

Seperti biasa, teriakan pertama selalu diawali oleh Genin berambut merah muda, dengan tingkahnya yang berdiri kesal dengan tangan di pinggulnya tersebut sudah hal wajar setiap harinya.

Kedua rekan teamnya, kedua pemuda tersebut hanya diam tak beranjak dari tempat mereka masing-masing.

"Gomenasai, maaf saya telat! Tadi saya bertemu seekor ku.." alasan Kakashi kembali digagalkan oleh teriakan cempreng Kunoichi tadi.

"PEMBOHONG!"

Lekikan teriakan Sakura sukses membuat kedua rekannya tersentak kaget. Baik Sasuke maupun Naruto sampai menutup telinganya menghindari kerusakan pendengaran akibat suara Sakura.

"Berhentilah berteriak, dasar bodoh!" sahut Sasuke lirih sembari melemparkan tatapan tajam pada Sakura.

"Ta-tapi Sa-sasuke-kun.."

"Sudahlah Teme, inikan salahnya baka-sensei itu!" Naruto mencoba mendukung Sakura dan secara tidak sadar telah menghina sensei-nya tersebut.

Sakura yang melihat perkataan Sasuke yang begitu tajam mulai ketakutan dan hendak menangis jika saja Naruto tak membantunya.

"Kau sama saja, dobe!" ujar Sasuke memalingkan wajah tak peduli, Kakashi bertambah sweetdrop melihat perkelahian dan ejekan yang ditujukan padanya.

"Sudah-sudah.." lerai Kakashi takut aksi ini menjadi pertarungan antar sepasang rival tersebut. Matanya terhenti pada sosok Naruto yang tersenyum kearahnya itu.

'Sudah ku duga, kau pasti menggunakan itu' Pikir Kakashi sedikit tersenyum membalas senyuman yang diarahkan padanya. Sejenak ia menerawang kejadian semalam yang ia lakukan.

.

.

.

Flashback Start !


East Konohagakure's Gate (Gerbang Timur Konohagakure)


Malam sunyi digerbang timur Konoha, hanya terdapat 2 orang Jounin penjaga gerbang. Keduanya bahkan tidak bias dikatakan menjaga gerbang karena kedua malah asyik tidur pulas tak menyadariseorang berhasil keluar dari Konoha dengan mudahnya.

Sosok yang cukup hebat, pada umur dini sosok tersebut berhasil lari dari kejaran para Chuunin dan Jounin dengan mudah dan sekarang ia berhasil membohongi para Anbu patroli hingga tak ada satupun dari mereka mengetahui kalau dirinya berhasil keluar.

'Hah..pantas saja Konoha semakin melemah, penjagaan gerbang timur memang terlemah' pikir sosok itu hanya bisa sweetdrop melihat tak ada satupun Jounin maupun anbu berhasil mengetahui keberadaannya.

'Ha ! Ini pasti akan seru,' batin sosok itu tertawa rendah, jiwa jahil yang ada dalam dirinya kembali muncul, jiwa seorang Master of Pranks.

. . .

Setelah beberapa persiapan yang dilakukan, sosok itu kembali melanjutkan perjalanannya berlari kencang menjauhi Konoha dengan tawa senang dan licik.

Kesenangannya terpaksa terhenti saat dirinya merasakan sebuah kehadiran chakra yang sangat ia kenali, sebuah chakra milik..

"Sedang apa kau malam-malam seperti ini, Jounin-san?" Tanya sosok berjubah dengan corak api dibawah tersebut terhenti di salah satu cabang pohon.

"Kau serius akan pergi...Naruto?" Tanya sang Jounin berambut perak melawan gravitasi dengan masker menutupi wajahnya.

Jounin yang bernama Hatake Kakashi itu bahkan mengenali Naruto dengan mudah. Naruto pun tak berhasil menutupi rasa kagetnya karena sang sensei berhasil mengenali dirinya padahal ia sudah menyamarkan dirinya dengan topeng rubah dan merubah tubuh fisiknya.

Sosok berjubah itu berbalik menghadap sang sensei, ia kagum akan sensei-nya itu. Tak bisa diragukan kalau Jounin yang pernah berkancah di Perang Dunia Shinobi III (3) itu memanglah hebat.

"Bagaimana kau tahu, sensei?" terdengar seruan Naruto dingin, walau dirinya kagum akan Kakashi tetapi tetap saja dirinya ketahuan yang membuat dirinya tak menyukai hal ini.

"Tenanglah Naruto, untuk hal itu mudah. Terlalu mudah malah.." jelas Kakashi ambigu meninggalkan Naruto terlihat bingung.

"..Pertama, aku tak sengaja mendengarkan perbincanganmu dengan Hokage-sama tiga hari lalu," jelas Kakashi membuat mata Naruto sedikit melebar.

'Shit, aku bahkan tidak merasakan hawa keberadaan Kakashi kemarin' runtuk sosok itu.

"..Kedua, dari chakramu sangat terasa seperti chakra seekor 'rubah'... dan dari topeng yang kau kenakan jelas menampilkan seekor 'rubah' juga" Penjelasan Kakashi di sela geraman rendah dari Naruto menandakan dirinya tak senang.

"..Ketiga, dari yang pertama dan kedua jelas kau akan pergi dan yang mempunyai kesamaan dengan 'rubah' hanya engkau Naruto" penjelasan Kakashi diakhiri oleh runtukan naruto dalam hati.

"Lalu? Saya sedang ada urusan dalam bulan-bulan ini, jadi selamat tinggal !" sahut Naruto hendak pergi, dari suaranya terlihat jelas kalau mood Naruto sedang memburuk.

Tetapi sekali lagi langkahnya terhenti begitu mendengar perkataan sang sensei. Ia kembali berbalik melihat sang sensei yang sedang berdiri bersandar di sebuah dahan pohon dengan tangan kanan didalam saku celana dan yang kiri setia dengan buku orange favoritnya.

"Lalu bagaimana dengan Team-mu?" pertanyaan sepele dari seorang Kakashi hanya di tanggapi sedikit silau mata dari sosok itu.

"Itu masalah mudah sensei, saya sedang terburu-buru. jadi Jaa ne sensei !" ucap Naruto di iringi oleh hilangnya sang genin tersebut dalam hembusan angin kecil.

Tinggal lah sang Jounin yang menghela nafas, ia sudah menebak hal ini akan terjadi. Ia hanya tinggal menunggu besok apa yang akan terjadi.

Senyum jahil pun tercetak di wajah jounin berambut perak itu menunggu hasil kejahilan anak didiknya tersebut.

End's Flashback !

. . .

"Sensei? Sensei…" panggil Sakura berulang kali tetapi tak ada sahutan dari sang sensei.

"Ya, Sakura?" akhirnya usaha Sakura terbalas juga dalam usaha menyadarkan senseinya dari lamunannya.

"Kau kenapa sensei?"

"Tak apa.." jawab Kakashi singkat menghiraukan tanda tanya di Sakura.

Kakashi terkikik geli saat memikirkan hasil kejahilan anak didiknya tadi pagi. Ya, tadi pagi sedang terjadi kejadian di temukannya dua orang Jounin yang terikat menggantung di atas Gerbang Timur Konoha.

Seluruh warga dan Shinobi tak bisa menahan ketawa melihat kedua Jounin tersebut. Selain digantung pada gerbang, wajah kedua Jounin itu telah termodifikasi.

Wajah yang berwarna putih akibat bedak tebal menghiasi wajah mereka, bibir mereka terpoles lipstick merah tebal dengan tanda merah muda di kedua pipi mereka. Wajah yang sudah berubah seperti menyerupai dandanan seorang wanita. Tak lupa sebuah pita merah muda terpasang rapi di helaian rambut mereka.

Saat mereka terbangun pun mereka tak bisa langsung terlepas begitu saja, tetapi harus menunggu sang Hokage yang menggunakan chakra-nya untuk memotong tali yang mengikat mereka.

Bukan sebuah tali sembarang, karena tali itu sudah di campuri oleh chakra Hokage sehingga yang bisa melepasnya hanya Hokage langsung.

Setelah insiden itu, kedua Jounin meminta maaf pada Hokage karena ketahuan lalai saat bertugas. Ada sebuah bukti yang ditinggalkan oleh sang pelaku.

-0-0-0-

Dear Jounin-san

Ini akibat kalian karena telah berani tidur saat bertugas, lain kali pikirkan kembali jika hendak tidur !

Nb : Cepat panggil 'Kakek Tua' itu jika hendak lepas.

Master of Pranks

-0-0-0-

Ya, ini adalah perbuatan yang dilakukan oleh seorang ahli, seorang ahli dalam kejahilan.

" Baiklah sekarang kita akan berlatih kembali !" ujar Kakashi masih menahan ketawa saat memikirkan kejadian tadi.

Di lain pihak, Sakura ikut senang karena harus berlatih kembali, setelah kejadian di Nami no Kuni, ia telah memutuskan untuk serius berlatih untuk menjadi Kunoichi yang berguna dan tentunya membanggakan Sasuke.

Sedangkan Sasuke tidak sabar untuk menunjukan hasil latihan dirinya setelah misi Nami no Kuni. Selama ini ia sudah berlatih keras untuk menjadi lebih baik dari saingannya, Uzumaki Naruto.

"Baiklah, ayo team ! Kita mulai.." seruan singkat Kakashi disambut anggukan ketiga muridnya. Sakura, Sasuke, Naruto atau lebih tepatnya Chi-Bunshin milik Naruto.

.

.

.


Uzushiogakure : West (8.00 A.M)


Suara burung berkicauan saling bersahutan merdu tak memerdulikan tempat sekitar yang di tutupi oleh kabut. Udara bersuhu dingin mulia menghangat semenjak sang surya semakin meninggi.

Disalah satu pohon, terlihat sesosok manusia dengan jubah berkanji 'Dark Youko' dan wajah yang tertutupi oleh topeng rubah. Rambut kuning kemerahan miliknya berkibar-kibar tertiup angin kecil,

Dirinya sedang membelakangi dahan pohon tersebut seakan bersembunyi atau lebih tepatnya menghindari shinobi berpakaian Anbu tersebut.

Sosok itu memang sedang bersembunyi dan mengawasi para Anbu yang terlihat seperti sedang menyisir area sekitar, mendeteksi area di sekelilingnya.

'Hm, menarik. Anbu Kumo ada disini juga ternyata, seperti yang sudah diperkirakan'

Naruto hanya tersenyum kecil melihat Anbu dari Kumogakure yang sama sekali tak menyadari dirinya sejak tadi. Ia memang menekan chakra miliknya sampai batas terendahnya dan dilengkapi oleh permainan Genjutsu untuk menghilangkan jejak keberadaannya.

Begitu ia sampai di pegunungan barat desa Uzushio, ia merasakan tanda chakra Anbu itu. Dan ternyata memang benar, Kumo sudah melancarkan aksinya terang-terangan.

Begitu ia melihat sang Anbu berpindah tempat. Naruto mulai berkonsentrasi mendeteksi tanda chakra sekecil apapun di wilayah Uzushio ini.

"Baiklah, mari kita lihat.." serunya sembari mulai menyisir area sekitar mendeteksi tanda chakra lawannya.

Sebenarnya Naruto dengan mudah mendeteksi, tapi jangan salah. Ini bukan seperti para shinobi sensor lainnya. Karena Naruto mempunyai pengendalian tingkat tinggi atas 'Fuuton (angin)' maka ia menyalurkan chakranya dan melepaskannya melalui angin disekitarnya.

Angin yang tercipta itu lah yang akan tersebar sejauh Naruto inginkan. Dengan control penuh atas angin, Naruto dapat merasakan pergerakan benda apapun, baik itu hewan ataupun serangga kecil yang terlewati oleh angin tersebut.

Dengan mengetahui pergerakan makhluk hidup dengan angin itu, ia dapat secara mudah mengetahui lokasinya. Sebuah teknik yang cukup hebat, tetapi memerlukan tingkat konsentrasi tinggi dan haruslah mempunyai kendali tinggi atas 'Fuuton'.

Salah satu kelemahannya, ia tak bisa melepaskan teknik ini jika konsentrasi terganggu yang menyebabkan harus mengulangi dari awal. Teknik ini juga tidak bisa digunakan jika ada hembusan angin yang cepat yang dapat mempengaruhi teknik ini. Jangkauannya pun hanya terbatas, semakin jauh jarak yang dilepaskan maka semakin sulit terdeteksi.

'Akhirnya ! wow jumlah yang cukup banyak, ada sekitar 2 Anbu Kumo disini, 3 Anbu di pegunungan utara, 1 Anbu di sekitar pantai, 2 Anbu di sebelah hutan selatan dan 2 Anbu berkeliling di pusat desa'

Ucap Naruto dalam pikirannya setelah mengetahui lokasi para Anbu Kumo tersebut. Memang butuh waktu yang cukup lama untuk mendeteksi lokasi mereka, tergantung atas jarak mereka.

'10 Anbu Kumo, ya? Mereka mencari sesuatu, saya tebak pasti sama seperti kita. Sedangkan tak ada pergerakan desa lain di sini, ini cukup aneh.'

'Ha ! saya tahu, kemungkinan Kiri tak ikut mengirim shinobi mereka kesini karena sibuk akan perang yang semakin memanas, perang kan sebentar lagi berakhir jadi mereka mempersiapkan untuk hal itu. Dan Iwa, sepertinya mereka tidak tertarik dengan senjata itu!'

'Ya, memang betul. Kemungkinan mereka hanya menganggap mitos senjata itu karena belum ada bukti pasti tentang hal ini' Terdengar suara yang dikenali oleh Naruto.

'Betul itu Kyuu, baiklah sekarang Konoha...'

Ya, Naruto dengan bimbingan dari Kyuubi mencoba mencari tempat sebenarnya senjata itu, ia mengikuti saran Kyuubi karena sepertinya Kyuubi entah mengetahui banyak tentang senjata itu.

Naruto kembali memakai teknik sebelumnya untuk mencari keberadaan Anbu yang dikirim oleh Hiruzen, walau memerlukan banyak chakra tetapi Naruto tak takut karena ia mempunyai cadangan chakra sangat banyak.

'Ketemu! Oh, seperti itu. Mereka bertiga ternyata mengambil jalan hutan sebelah selatan agar lebih mudah bersembunyi, tunggu dulu..' Pikiran Naruto terhenti sejenak, ia merasakan tanda chakra asing di sebelah timur.

Kembali ia fokuskan kosentrasi miliknya, agar ia dapat mengetahui siapa mereka. Ia kirim lonjakan angin menuju timur lebih tepatnya garis pantai sebelah timur.

'Khu khu khu.. ternyata di tua Danzou memang mengirimkan anggota ROOT miliknya. Hm, 5 orang Anbu, jumlah yang lumayan' pikirnya sambil menyeringai.

'Kenapa kau malah senang, gaki?' Tanya Kyuubi pada Naruto yang sedari tadi entah senang akan musuh.

'Ya, agar ini menjadi lebih menarik tentunya Kyuu. Sejak kemarin, aku tidak dapat misi yang sesuai, dan kali ini pasti akan seru..' balas Naruto kembali menyeringai, sedangkan Kyuubi hanya sweetdrop mendengarkan jawaban Naruto.

'Lagipula, si 'Elang Tua' itu cerdik juga. Para ROOT miliknya melewati jalur perairan yang paling sedikit di jaga' Naruto sedikit memuji Danzou karena ia cukup pintar menemukan kelemahan penjagaan Kumo.

"Baiklah Kyuu, ayo kita cari benda milik kita !" ucap Naruto semangat pada siapa lagi kalau bukan Kyuubi.

Sosok Naruto pun menghilang dalam shunshin angin miliknya meninggalkan hembusan angin.

.

.

.


Three Days Later

Hokage's Office (2.00 P.M)


"Apaa !" Teriakan keras di iringi suara pukulan di meja terdengar di ruangan Hokage.

Sang pelaku yang tidak lain ialah Hokage itu sendiri. Dari nada teriakan tersebut, sepertinya ia sangatlah marah besar, entah ada apa.

Memang sudah 3 hari berlalu sejak sepeninggalannyanaruto ke Uzushiogakure, keadaan Konoha memang baik dan damai, seluruh warga dan para Genin maupun Chuunin masih beraktivitas secara normal.

Tetapi tak ada yang mengira kalau Konoha sedang di landa sebuah kondisi yang sangat gawat. Itu terbukti dari raut wajah sang Hokage yang telah mengeras di kantor miliknya.

"Apa kau serius? Kau jangan bercanda!" seru Hiruzen tegas, jelas kemarahan tengah menyelimuti dirinya. Ditatap tajam Anbu di depannya tersebut.

"Ma-maaf Ho-Hokage-sama, tapi itu me-mang se-seperti laporan yang diterima" balas Anbu yang sedang berjongkok di hadapan Hokage dengan tergagap, seluruh tubuhnya sudah basah akan keringat yang sejak tadi tak henti-hentinya berhenti menetes.

'Sialan, ini sudah keterlaluan!' tangan sang Professor Shinobi mengepal erat, giginya bahkan sudah saling menggeletuk.

Sang Anbu tidak lah berani menyela hokage saat seperti ini, ia merunduk tak mau melihat kemarahan sang Kami no Shinobi itu.

"Kau panggil Kakashi, kemari secepatnya ! bilang jangan sampai telat atau dia akan menerima akibatnya!" perintahnya tegas.

"Ha-ha'i !"

Tak menunggu untuk diperintah kembali, secepatnya Anbu itu pergi daripada menerima kemarahan Hokage lagi.

'Semoga kau selamat, Naruto-kun !' batin Hiruzen berdoa untuk seorang Genin yang telah dianggapnya sebagai cucu-nya tersebut.

Walau ia sangat tahu akan diri Naruto, anak pahlawan Konoha itu telah menjadi shinobi hebat seperti ayahnya. Ia pun tahu kalau anak itu dapat melawan satu lawan satu dengan Jounin rendah dan berhasil keluar dengan luka kecil.

Tetapi entah kenapa sebagian hatinya berkata akan terjadi hal yang tidak di inginkan.

. . .

( Lima Menit Kemudian )

Dirinya terus melamun sambil menatap kertas laporan dari ketiga anbu yang ia kirim munuju Uzushio dahulu. Pikirannya pun tak karuan atas hal ini. Dirinya sampai tak sadar jika waktu telah bergulir dengan cepat.

Booft !

Gumpalan asap putih muncul didepan Hokage, asap yang ternyata shunshin milik Jounin andalannya Hatake Kakashi, tetapi kehadiran Jounin itu tidaklah menyadarkan Hokage dari lamunannya.

"Sumimasen, Hokage !" panggil Kakashi hendak menyadarkan Hokage.

"Eh, ternyata kau telah datang, maaf saya sedang melamunkan sesuatu !" ucap Hiruzen sedikit malu karena ketahuan melamun.

"Tak apa, ada apa Hokage-sama memanggil saya kemari?" Tanya Kakashi, padahal ia tadi sedikit sweetdrop akan tingkah Hokage yang bisa melamun.

Pertanyaan Kakashi berhasil membuat Hokage kembali memasang wajah serius. Sorot matanya menajam menatap Kakashi.

"Ini! Sebaiknya kau baca laporan ini terlebih dahulu!" perintah Hiruzen sekaligus menyerahkan laporan yang tadi pada Kakashi.

Raut wajah Kakashi sekilas berubah sesaat setelah membaca laporan ketiga Anbu dahulu, ia tak menyangka kalau mereka bertambah serius. Setelah scroll laporan itu ia kembalikan lagi pada Hokage.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan Hokage-sama? Raut wajah Kakashi pun ikut serius.

"Aku mempunyai sebuah misi untukmu !" seru Hiruzen sembari melemparkan sesuatu pada Kakashi.

Begitu Kakashi menerima barang yang terlempar kearahnya, ia kembali dikagetkan atas sebuah benda yang dilemparkan Hokage untuknya.

Barang yang ditangannya kini adalah sebuah topeng Anbu, topeng bermotif anjing yang memang dahulu ia miliki saat dirinya berada dalam skuad Anbu Konoha dengan codename 'Inu'

"Apa maksudmu ini Hokage-sama?" Tanya Kakashi, ia sesekali melirik topeng di tangannya tersebut. Sebuah Topeng yang ia pakai terakhir kali saat misi di Yukigakure.

"Kau akan melakukan misi penyelamatan ke Uzushiogakure sebagai seorang Anbu" jelas hiruzen, tetapi penjelasan sang hokage masih membuat bingung kakashi.

"Kenapa aku? Aku bukan Anbu, dan bagaimana dengan Genin bimbinganku?" Tanya Kakashi

"Karena hanya kau yang terbaik sekarang, dan tentang Genin bimbinganmu pasti akan mengerti akan hal ini, lagipula tidak sering kau bertugas sebagai Anbu lagi" sahut Hiruzen tenang. Kakashi diam tak menjawab, dirinya memikirkan tentang misinya ini.

"Baiklah aku mengerti, akan ku lakukan misi ini !"

"Baik, kau Kakashi bersama sebuah regu beranggotakan 5 anggota Anbu pergi ke Uzushiogakure untuk menyelamatkan Jounin kita yang selamat. Bawa semua Jounin yang selamat ataupun tidak kemari dengan cepat !" perintah Hokage.

"Ha'i !" balas Kakashi hendak pergi tetapi dihentikan lagi oleh Hiruzen.

"Tunggu Kakashi.." panggil Hiruzen mencegah Kakashi yang hendak pergi.

"Ya?"

"Em, kau pasti mendengarkan pembincanganku 3 hari yang lalu kan?" Tanya Hiruzen dengan mata menyipit.

Kakashi tersentak kaget, ia memang tak bisa membohongi Hokage dengan mudah. Ia menganggukan kepala tanda ia memang mendengarkan perbincangan mereka.

"Bagus, jadi kau pasti tahu tentang 'dia' kan?" Tanya Hiruzen kembali, kali ini Kakashi menjadi bingung. Ia memang tahu betul siapa yang di maksud oleh Hokage.

"Ya Hokage-sama, ada apa?" sahut Kakashi

"Bantu 'dia', usahakan jangan sampai 'benda' itu jatuh ketangan yang salah !" jawab Hiruzen langsung ke intinya. Tak disangka Kakashi, ia membelalak mendengar perintah Kakashi.

Kakashi hampir lupa kalau 'dia' berada di Uzushio, berarti ia pasti akan bertemu dengannya. Ia tersenyum pada Hiruzen dengan tulus, senyum yang sangat bisa di lihat oleh Hiruzen.

"Ha'i Hokage-sama, pasti akan kubantu ! Saya permisi dahulu untuk menyiapkan segalanya" setelah Kakashi menjawab ia hendak pamit pada Hokage.

"Baiklah, nanti malam kau pergi lah !" Perintah Hokage, ia kut tersenyum lega walau ia masih khawatir.

Kakashi pun lenyap dengan shunshin lagi meninggalkan Hokage sendiri dalam ruangannya.

"Hah..." helaan nafas terdengan dari Hiruzen, dirinya kembali menyandarkan tubuh tuanya pada kursi Hokage, ia memutar kursi miliknya menghadap jendala di belakangnya.

Terlihat langit biru cerah di siang itu, awan putih bersih bergumpal-gumpal memenuhi langit tersebut. Mereka warga Konoha masih beraktivitas dengan senangnya. Tak ada yang menyangka kalau sebentar lagi akan ada badai yang siap menanti mereka.

Ia kembali mengambil laporan ketiga Anbu pilihannya kemarin dari atas meja, dibaca ulang laporan tersebut dengan seksama.

.

.

.


Uzushiogakure : South Forest's (1.00 A.M)

Uzushiogakure : Hutan Selatan (1.00 Pagi)


'Sialan kalian, Kumo !' runtuk kesal Naruto dalam hatinya.

Ia sungguh marah pada Anbu Kumo yang dengan seenaknya menyerang dan membunuh Jounin Konoha dengan kejamnya.

Ya, selama 3 hari ini Naruto hanya melakukan pengawasan dan observasi tempat diseluruh Uzushiogakure. Dirinya belum melakukan pencarian secara langsung, dan selama 3 hari terakhir ini ia sungguh menahan diri untuk menghabisi para anbu Kumo itu.

Selama 3 hari terakhir, Anbu Kumo telah bergerak dan semakin berani menyerang dan membunuh Shinobi Konoha. Mungkin mereka juga kesal karena Jounin Konoha yang menurut mereka telah menghalangi kerja mereka.

Belum lagi Jounin yang di kirim oleh Hiruzen lumayan banyak, dengan senang hatinya mereka membunuh semua jounin tersebut tanpa sisa.

Sedangkan Naruto sama sekali tidak bisa berbuat apapun apalagi menolong mereka, karena nanti hal itu akan membuat keberadaan dirinya pasti diketahui oleh musuh.

Ketiga Anbu Konoha kemarin pun sama, mereka sungguh kesal dan marah tetapi tidak bisa apapun karena larangan dan perintah Hokage. Mereka jelas marah akan kebiadaban para Anbu Kumo yang telah membunuh teman seperjuangan mereka.

Tapi apa daya, baik Naruto ataupun ketiga Anbu Konoha itu sedang melakukan misi 'Infiltrasi' yang membuat keberadaan mereka tak boleh diketahui oleh musuh.

"He-hentika.."

Sraat.. !

Darah merah menetes membasahi tanah reruntuhan, merah kental terdapat dimana-mana.

Itu adalah darah seorang Jounin terakhir Konoha yang telah tewas akibat Kumo. Suara Jounin berambut coklat itu terdengar tercekat, suaranya sama sekali tak bisa dilanjutkan begitu lehernya terluka irisan kunai dalam hingga memutuskan secara langsung kerongkongannya.

Suara yang akan selalu teriang di telinga Naruto, dilihatnya rambut coklatnya yang langsung berubah menjadi kemerahan akibat darahnya sendiri.

Pemandangan pun tidak main-main, tempat tersebut jelas sedikit mengalami kerusakan akibat adanya pertempuran antarkedua belah pihak.

Beberapa pohon banyak yang roboh ataupun terbakar, tanahnya pun sedikit menonjol keatas, sepertinya mereka memakai teknik Doton untuk melawan Jounin Konoha.

Para Anbu Kumo sama sekali tidak ada yang terluka akibat kejadian ini, jelas tidak ada yang terluka karena mereka menyerang Konoha secara diam-diam dan mendadak.

Tetapi, Jounin Konoha seluruhnya tewas. Dengan berbagai macam luka mereka peroleh, baik secara fisik ataupun internal hingga ke organ mereka.

Tangan-tangan, kaki mereka ada yang di potong, masih tampak tulang putih kusam di sendi-sendi tulang yang hancur. Tubuh terbakar, terpanggang akibat serangan Raiton ataupun Katon tampak di kebanyakan mayat Jounin.

Dengan latar api yang masih berkobar pasca serangan Anbu Kumo - Jounin Konoha, menambah kesan mengerikan bagi yang melihat aksi ini. Malam yang petang dan gelap kini terwarnai oleh sedikit warna merah karna kobarnya api.

Naruto yang bersembunyi dan terus melihat aksi para Anbu Kumo itu sudah mengepalkan erat tangannya. Giginya saling bergeletuk, kemarahan hampir mengambil ahli dirinya setelah melihat aksi tak berperi-kemanusian Kumo.

Dari 3 regu dengan beranggotakan keseluruhan sejumlah 24 orang Jounin tewas mala mini dibunuh dengan kejam. Jounin sebanyak 2 lusin itu tewas tanpa melakukan perlawanan yang pasti.

Tak ada dari salah satu Anbu Kumo yang mengetahui kalau mereka sedang di awasi oleh 4 pasang mata tajam. Mereka para Anbu Kumo dengan sombongnya berdiri di antara mayat Shinobi Konoha.

. . .

Ternyata salah satu Anbu Kumo bertopeng Beruang menyadari jika kelompoknya sedang diawasi, walau yang terasa hanya sekilas ia merasakan titik chakra Naruto yang keluar akibat amarahnya.

Anbu yang lain melihat Anbu bertopeng Beruang itu dengan penasaran, sikapnya yang terus saja meneliti sekitarnya membuat rekannya kebingungan.

"Ada apa Kuma (Bear)?" Tanya rekannya yang bertopeng Tiger (Macan)

Sontak ke-empat Shinobi Konoha itu kaget, mereka tak menyangka Kumo akan menyadari kehadiran mereka, terutama Naruto yang sadar akan kesalahannya.

'Gawat, mereka menyadari keberadaan kita?' pikir Anbu Konoha bertopeng sama dengan Anbu Kumo itu, Anbu bertopeng dengan motif Bear (Beruang).

Ketiga Anbu Konoha yang sama sekali tidak mengetahui kehadiran Naruto mengira kalau yang dimaksud oleh kumo adalah diri mereka. Itu membuat mereka tampak gelisah sekaligus waspada kalau-kalau Kumo berhasil mengetahui keberadaan mereka bertiga.

Di lain pihak, Anbu Kumo yang masih meneliti sekitarnya kembali dikejutkan karena ia sama sekali tidak bisa merasakan keberadaan chakra asing itu lagi. Ia mengerutkan dahi dan berusaha mencari titik chakra tadi tetapi tetap tak ditemukan.

"Tadi sepertinya aku merasakan chakra asing, Taichou !" jawabnya masih meneliti hutan sekitar mereka.

Beberapa temannya langsung menyiagakan senjata mereka, sedangkan sang Taichou mencoba merasakan keberadaan shinobi asing, tetapi sama akan yang tadi Nihil lah hasilnya.

"Sudahlah, tidak ada apa-apa ! mungkin kau kelelahan akibat penyerangan tadi jadi kau tidak konsentrasi" seru Taichou, Anbu bertopeng Tiger tersebut.

"Ha'i !" sahut Bear 'Anbu Kumo'.

Mungkin yang dikatakan oleh sang Taichou ada benarnya, mereka memang sudah hampir 3 bulan berada di Uzushio tetapi masih belum mendapat hasil.

Ini seperti mencari sebuah jarum di tumpukan jerami, mereka sama sekali tak bisa menemukan benda itu. Sebuah benda yang masih menjadi legenda, tetapi entah kenapa Raikage memerintahkan mereka untuk mencarinya.

Tak disangka para Anbu Kumo, Naruto hanya menyeringai melihat Anbu Beruang tadi menghentikan aksi pencarian dirinya itu. Ia memang langsung menurunkan chakranya dan sedikit Genjutsu, dan akhirnya hilang sudah keberadaannya.

Begitu pula dengan para Anbu Konoha, mereka bisa bernafas lega setelah hal ini. Padahal awalnya mereka sudah bersiap bertarung jika keberadaan mereka ketahuan.

"Ada baiknya kita beristirahat untuk beberapa jam, lalu kita lanjutkan penyisiran tempat ini !" saran dan perintah Anbu bertopeng Macan 'Tiger' itu.

"Ha'i Taichou !" Sahut mereka serempak.

Naruto yang melihat perbincangan Anbu Kumo itu mulai melihat sebuah 'peluang', begitu pula dengan ketiga Anbu Konoha juga ikut pergi dengan diam.

Mereka berempat mempunyai sebuah pemikiran yang sama yaitu 'Menjelajahi desa selagi mereka beristirahat'.

.

.

.

Naruto's POV

Kulangkahkan kaki beranjak dari kawanan Anbu Kumo yang sedang beristirahat itu, bersamaan dengan ketiga Anbu yang Jiji kirim kemarin.

Dapat kurasakan kalau mereka bertiga berpencar ketiga arah berbeda untuk menyisir tempat lain dan ku yakin mereka pun sedang mencari senjata itu.

Hm, ternyata mereka cukup pintar, berpencar ke barat, utara, dan timur. Cukup meminimalkan waktu untuk bergerak bebas tanpa campur tangan Anbu Kumo. Ya, Anbu Kumo kan sedang beristirahat di hutan sebelah selatan.

Grrhhh..

Kalau ku ingat sebutan mereka 'Anbu Kumo' sudah membuat hatiku semakin panas akan amarah. Mereka bukan lah Anbu, mereka lebih tepat untuk disebut sebagai 'Pembunuh Berdarah Dingin'.

Sejak tadi, bayang –bayang akan wajah Shinobi Konoha yang dibunuh oleh mereka terus berputar dalam ingatanku dengan jelas. Suara panggilannya, suara tercekat mereka, suara teriakan mereka, hingga raut wajah mereka masih terus hinggap dalam otak ku.

Walau jujur, hati kecil ini beranggapan bahwa Jounin-Jounin Konoha itu pantas mendapatkan balasan karena 'masalah masa lalu'.

Wajah mereka bahkan hamper sebagian Jounin itu memang tak asing di pikiranku, terutama perbuatan mereka saat diriku masih kecil.

Tetapi tetap saja, sejahat ada seburuk apapun mereka, mereka masih lah Jounin Konoha, teman dari Konoha, dan juga...

Kreet !

Ku kepal erat tangan ini begitu sebuah pemikiran melayang dalam otak milik ku. Sebuah pikiran yang selalu aku jaga hingga kini.

Mereka adalah Shinobi Konoha, bagaimanapun sikap mereka dahulu mereka tetap Shinobi Konoha. Bagaimana bisa aku menjadi Hokage terhebat, jika aku sendiri membiarkan shinobinya tewas begitu saja.

Amarahku kembali memuncak, tak terasa ku mengeluarkan gelombang kejut berupa hempasan angin kecil ke sekitarku.

Angin yang berhembus memang kecil, tetapi cukup membuat berupa pusaran kecil yang dapat menghamburkan debu-debu di sekelilingku.

'Stop ! aku harus tenang, hal seperti tadi tak boleh terulang !'

Untung saja otakku masih bias muncul sebuah pemikiran seperti itu. Dan untung juga karena aku sedang menuju pusat desa sehingga mereka semua tidak bisa merasakan energy yang terlepas barusan.

Tap !

Ku jejak kan kaki di tanah pusat reruntuhan desa, 'reruntuhan'?

Nama yang memang cocok untuk menggambarkan keadaan tempat ini.

Sepanjang mataku memandang hanya terlihat bangunan yang benar-benar hancur tinggal puing-puing, mereka tersebar di pelosok pusat desa.

Batu bangunan dengan beragam bentuk dan ukuran, besar-kecil tertata berantakan. Ada yang sudah roboh dan tergeletak tak jelas di tanah, ada pula yang masih tertancap di tanah tetapi juga sudah hancur.

Sudah selama 3 hari ini aku berada di desa clan ku, Clan Uzumaki. Desa yang akan berkabut saat pagi hari hampir menyamai jutsu 'Kirigakure no Jutsu' tetapi masih bersuhu hangat.

Sedangkan suasana mencekam dan menakutkan saat malam tiba, malam hari di desa ini akan terasa bagaikan berada di tempat penuh hantu.

Desa yang sudah hancur, tak ada siapa pun disini, tak ada satupun hewan malam yang berkeliaran disini kecuali serangga-serangga kecil.

Tak lupa desa yang sudah lama hancur ini sangatlah sepi jika malam tiba,memang seperti kota mati. Kadang aku jadi takut sendiri.

Tapi, ku ingat saat pertama kali ku sampai ke pusat desa ini. Sebuah kejadian yang membuatku hampir meneteskan air mata.

Saat itu ku dapat melihat anak-anak kecil berumur sekitar 6 tahun berambut berlarian disepanjang jalan dengan para ibu-ibu mengawasi anak-anak mereka dari bawah pohon sambil berbincang-bincang.

Shinobi-shinobi berambut merah pun sedang melompati atap rumah sederhana hendak menjalani misi untuk desa.

Sayangnya penglihatan saait itu pudar seakan diterbangkan deru angin, menghilangkan semua gambaran tadi, tergantikan oleh puing-puing bangunan yang semakin terkikis oleh zaman.

Kesadaranku kembali dari lamunanku akan saat itu, senyuman tercetak dibibirku walau tertutup oleh topeng rubah yang ku kenakan. Sebuah ide yang cukup minimalis tetapi cukup efisien.

Ku silangkan kedua jari tanganku, membentuk sebuah handseal sederhana yang familiar. Ku salurkan chakra untuk melepaskan sebuah jutsu yang sering ku pakai.

Booft..

Booft..

Booft..

Kepulan demi kepulan asap tercipta begitu ku selesai menyalurkan chakra, kepulan yang menampilkan tiruan replika diriku.

Sebuah jutsu yang di pandang lemah oleh shinobi lain, tetapi ini sebuah Kinjutsu yang sangat berbahaya karena tidak semua bisa memakai-nya apalagi dengan jumlah yang banyak.

'Kagebunshin no Jutsu'

Sebuah jutsu yang penuh akan kejutan dan manfaat jika di teliti, dan salah satu jutsu yang cukup mematikan jika digunakan dengan benar.

"Kalian semua berpencarlah dan informasikan padaku jika ada keganjilan secepatnya !" perintahku pada replika-replika bunshin diriku yang berjumlah 20 bunshin itu.

".. Dan jangan sampai ketahuan oleh siapa pun !" lanjutku memperingati mereka.

Tanpa ada balasan dari mereka, kedua puluh bunshin ku tersebut langsung menyebar kesegala arah. Sedangkan ku hanya diam tak bergerak dari tanah yang ku pijak ini, diam menatap bulan berterangkan cahaya putih yang menerangi 'desa mati' desa Uzushiogakure.

End's Naruto POV

. . .

Untuk sesaat pikiran Naruto teralih pada sosok Kunoichi bermata coklat di Konoha, dalam hatinya selalu berdoa agar dia selamat.

Ia jelas tahu kalau dirinya sedang di incar oleh seseorang, dan pastinya Haku pun akan ikut terancam. Hal itu yang membuat dirinya sedikit gelisah.

Hal itu pula yang membuat dirinya menggunakan Chi-Bunshin untuk menjaga Neechan-nya tersebut selain sebagai kamuflase bahwa dirinya sedang pergi.

Sadar akan tingkahnya yang telah mengulur waktu terlalu lama, ia segera beranjak pergi dari tempatnya memulai pencarian 'benda' yang telah lama di perebutkan.

.

.

.


Konohagakure : Naruto's Apartement (8.00 P.M)


"Makan malam sudah siap, Naruto-kun !" panggil gadis berambut panjang dengan 2 mangkok ditangannya.

"Yee, ramen !" terdengar sahutan dari ruangan lainnya. Tak selang lama, genin berambut pirang muncul dengan senyuman lebar di wajahnya saat menatap tak sabar semangkok ramen itu.

Di letakkannya ramen buatan Haku di atas meja, seperti biasa Naruto yang sangat menyukai ramen langsung duduk menanti semangkok ramen itu.

Ekspresi Haku hanya tersenyum senang melihatpemuda di depannya itu, tetapi ekspresinya langsung berubah begitu Naruto dengan lahapnya memakan hidangan yang telah di siapkan khusus untuknya.

"Ini adalah terakhir kalinya Naruto-kun, mulai besok makanlah selain ramen, kau dengar itu Naruto-kun?" ancam Haku memasang wajah menakutkan, tetapi sayang sekali karena pemuda itu malah sayik memakan ramen miliknya tak Mendengarkan Haku.

"Kau paham Naruto-kun?" Tanya Haku sekali lagi menaikan oktaf suaranya agar terdengar oleh pemuda pirang itu.

Naruto yang mendengar haku hanya tertawa kecil, bahkan di tepi bibirnya masih menggantung seuntas mie ramen. Pemuda itu langsung menciut saat melihat wajah gadis di depannya yang melotot kearahnya.

"Ayolah Nee-chan, kau kan ta..."

"Sekali tak boleh tetap 'TIDAK BOLEH' !" potong Haku sebelum Naruto menyelesaikan perkataannya. Dengan menjelaskan pada 'tidak boleh' itu membuat pemuda itu terdiam.

'Penggila ramen' itu hanya menggembungkan pipi, tingkahnya terlihat seperti anak kecil yang sedang mengambek sehingga terlihat menggemaskan.

Haku yang melihat tingkah Naruto berusaha menahan diri untuk tidak mencubit pipi pemuda itu sepuasnya. Kan tidak cocok kalau awalnya ia sedang marah tetapi tiba-tiba menjadi seperti itu.

'Huh, benar kata Shikamaru. Perempuan itu merepotkan !' Pikir Naruto menyerah akan sikap kekeras-kepalaan Haku.

"Baiklah Neechan.." Jawab Naruto, dalam hatinya mendoakan sang 'Boss' karena untuk kedepannya dia tak akan bisa merasakan makanan favoritnya lagi.

'Kasihan Boss...' pikir clone Naruto masih sambil memakan ramen dan menghabiskannya.

"Bagaimana latihan hari ini, Naruto-kun?" Tanya Haku begitu melihat pemuda di depannya sudah menghabiskan ramen miliknya.

"Kaka-sensei mengajarkan kerjasama lagi, huh.. kapan ia mengajarkan yang lebih bermutu. " seru clone Naruto cukup kesal akan sifat 'pemalas' sensei-nya itu.

"Bersabarlah Naruto-kun" sahut Haku sedikit tertawa, tetapi tawanya semakin lama semakin melemah dan akhirnya berhenti.

Di lihat sang gadis itu sedang merunduk kepala, clone Naruto yang melihat itu sangatlah mengerti akan perubahan sifat Neechannya tersebut. Ia sungguh tahu yang membuat gadis itu berubah sedih.

" Tenanglah Neechan, Boss pasti akan baik-baik saja !" Haku tersentak mendengar perkataan clone tersebut.

Ia kaget karena ia tak mengira kalau sang clone dapat mengetahui kesedihannya dengan mudah. Walau sebenarnya apa yang dikatakan clone itu memang sepenuhnya betul.

Ia memang sudah ditemani oleh clone Naruto, dengan sifat yang identik sama. Clone-nya bahkan sudah menemani dirinya, tetapi mau dikata apa kalau dirinya tetap masih mengawatirkan Naruto 'asli'.

"Kau harus percaya pada Boss, ia pasti akan kembali.." seru clone itu saat dirinya masih melihat Haku tetap merunduk. Ia selanjutnya menyeringai tanpa sebab,

"..Kau mengawatirkan Boss ya? Atau kau sudah rindu dengan Boss?" goda clone itu masih menatap Haku dengan seringaiannya.

Sedangkan reaksi Haku hanya semakin merunduk menahan malu, pipinya bahkan sudah memerah hingga menjalar ke telingannya.

"Hahaha... sudah kuduga,.." tawa keras pun pecah melihat sikap gadis itu yang menahan malunya.

Bletak !

"Diam kau baka-bunshin !" balas Haku setelah memukul kepala clone itu. Sedangkan sang clone hanya meringis kesakitan sambil mengusap bekas pukulan Haku.

Tanpa disadari clone itu, Haku tersenyum senang melihat clone itu.

'Be save, Naruto-kun !' batin Haku berdoa untuk keselamatan pemuda bermata biru itu.

TO BE CONTINUE

Akhirnya Anbu kumo mulai bergerak, apa tindakan naruto setelah ini? Apa naruto dapat menemukan 'senjata' itu sebelum kumo? Apa yang akan dilalukan oleh anbu ROOT di uzushiogakure? Nantikan di chapter depan !

Selamat jumpa 2 minggu lagi Minna! jaa :)

~`0X0X0X0X0X0X0X0`~

Naruto : The Legends of Shinobi © Dark Yokou CLAN

Mohon Review nya !


AN : Hey minna! Bagaimana dengan chap 14 ini? Pasti membosankan kan? Apalagi ini masih belum mulai mencari senjata itu dan masih peemulaan, hehe :) gomen reader-san.
silahkan di review dan jangan lupa like and favs, :)

Maaf kalau cerita chapter ini sangat membosankan, karena saya harus urut dalam membuat alur dan hasilnya seperti ini, lama sekaliiii...
maaf kalau buat reader-san bingung akan alurnya, di fic ini setiap ganti plot tempat pasti saya tulis. jadi maaf kalau buat anda kurang paham.

Semoga anda semua menyukai chapter ini, kalau ada ide, kritik, atau saran silahkan tulis di review fic ini. Semoga saya bisa memakai ide kalian. Karena jujur saya sudah kehabisan ide untuk chapter depan.

Sampai ketemu besok Reader-san, Jaa ne!