Hoy Minna~ \(:v)/
Saya Rikara Nazuto mempersembahkan Fict abal :v
Hope you like :D
.
.
.
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Rated : T
Genre: Supranatural/Horor
Warning : Abal, GJ, OOC, typo epeliwele *everywhere :v *, de e el. Dan ini bukan Fict bergenre Humor ._. walaupun tulisan saya terkadang rada ngaco ._.
Oke?
.
.
HAPPY READING! ^^
.
.
The Poraloid Camera's
.
.
Naruto Uzumaki, menemukan sebuah kamera Polaroid tua di gudang sekolah. Kamera yang terkesan unik itu ternyata ketika mengeluarkan cetakan foto dari obyek yang terfoto memunculkan sebuah hal yang mengejutkan. Karena diatas obyek bernyawa yang terfoto tersebut tertera sebuah angka. Dan tak lama kemudian, kejadian mengerikan beruntut menyerang sang obyek bernyawa.
.
.
Chapter 1
Found
—Ketika sang pencabut nyawa kembali terbangun
.
.
.
"Naruto Uzumaki! Kembali kau!"
Sebuah gema terdengar di koridor Laboratorium Kimia Konoha's Vocatioan High School.
Drap… Drap… Drap…
Disusul bunyi langkah kaki berlari. Naruto Uzumaki, siswa kelas X Kimia Analisis 1 kini tengah dikejar-kejaroleh guru Tekhnik Dasar Laboratorium-nya yaitu Sizune-sensei.
'Ukhh! Sial! Ini sudah yang ke tiga kalinya!' jerit Naruto dalam hati merutuki kebodohannya. Ini sudah ketiga kalinya pemuda berambut jabrik pirang itu memecahkan peralatan Laboratorium. Sudah cukup dia diseret ke ruang BK dengan alasan yang sama.
Setelah 2 Pipet tetes dia pecahkan, sekarang dia memecahkan sebuah Labu Elemenyer. Oh great!
Naruto semakin mempercepat laju larinya. Dia tak punya tujuan ataupun tempat bersembunyi. Dimana pun kakinya melangkah, yang penting hindari Sizune-sensei! Mungkin nalar Naruto berkata begitu.
Naruto tidak peduli kalau nanti dia akan mengelilingin Konoha's Vocational High School (KVHS) yang memiliki luas 5,3 hektare sampai sore ditemani oleh Sizune-sensei yang meminta pertanggungjawabannya.
Maklum saja, bocah Uzumaki itu sendiri baru sebulan di KVHS sebagai murid kelas X. Tentu saja, tidak semudah itu menemukan tempat persembunyian yang cocok.
Naruto terus berlari…
Tiba-tiba suara derap lari Sizune-sensei tak terdengar. Jantung Naruto berdetak kencang, berusaha menebak apakah guru itu sudah kapok mengejarnya. Langkah kaki Naruto semakin memendek dan akhirnya dia berhenti dengan berlutut sambil tangannya mengelap keringat yang bercucran di wajahnya.
Belum berselang 5 menit dari istirahat untuk menenangkan jantungnya yang seolah ingin melompat dari tempatnya, Naruto sudah mendengar derap lari dari banyak orang. Naruto menolehkan kepalanya untuk mengetahuinya. Shock. Refleks kaki Naruto melangkah lagi dan lagi dan lagi sampai dia berlari semaksimal mungkin. Bayangkan saja, dikejar Sizune-sensei bersama 4 satpam KVHS plus seorang tukang kebunnya.
"Apa'an ini!? Sampe tukang kebunnya juga ngejar aku! Tuhan tolong aku!" Jerit Naruto lagi dengan ekspresi gilanya.
"Berhenti kau Naruto Uzumaki!" teriak Sizune lagi.
Naruto yang putus asa begitu melihat tembok yang menjulang sebagai tanda "Ini adalah batas KVHS" sempat putus asa. Kemana ia akan berlari? Walaupun Sizune-sensei beserta bapak satpam dan kawan-kawan(?) sudah cukup jauh tertinggal. Tiba-tiba matanya berbinar menemukan sebuah ruangan yang terbuka dan Nampak sepi. "Gotcha!"
Tanpa banyak pikir panjang, semisal "ruangan apa itu?" Naruto langsung tancap gas menuju "lokasi persembunyiaannya". Tidak lupa Naruto mengunci ruangan tersebut.
Gelap.
Bau.
Pengap.
"Sial, gelap sekali sih!" sungut Naruto pelan. Tangan kanan pemuda itu digunakan untuk menyibakkan sarang laba-laba yang sudah ia rasakan semenjak mengunci pintu.
Perlahan-lahan mata safir pemuda itu terbiasa dengan kegelapan yang ada. Berkali-kali Naruto mengerjapkan matanya untuk merangsang pupilnya.
Akhirnya pemuda itu sadar, bahwa keadaan gelap, pengap, dan bau itu memang sudah wajar. Karena tempat persembunyiaannya ini adalah sebuah gudang.
Naruto meraba-rabakan tangannya di dinding mencari-cari sebuah saklar lampu. Walaupun kemungkinan ditemukannya saklar lampu sangatlah kecil.
Dan akhirnya… Klik… Naruto menemukan sebuah saklar dan dia telah menekannya. Seiringan dengan itu, cahaya temaram dari bohlam kecil di tengah ruangan mulai memberikan sedikit keringan bagi pupil Naruto.
"Widiih~ nih Gudang suram amat sih," omel Naruto.
Mata safir itu terlihat tengah menari-nari meneliti setiap sudut dari gudang sekolah yang baginya sangat suram itu. Kakinya mengikuti kemana pun perasaan penasaran. Tak luput tangannya mulai menggerayai barang-barang yang ada.
Unik. Satu kata terlintas di kepala pemuda pirang itu. Karena gudang ini tidak berisi sebuah tumpukan bangku-bangku rusak seperti kebanyakan gudang sekolah. Namun gudang sekolahnya ini Nampak seperti sebuah ruang penyimpanan harta karun.
Gudang sekolahnya berisi; rak-rak yang dihuni buku-buku berwarna gelap, patung-patung pahat, lukisan-lukisan keren, sebuah rubik, gelas-gelas kaca, kotak game portable, pilox yang isinya berhamburan dan tentu saja sudah kering, dan…. Sebuah kamera poraloid.
Langkah naruto terhenti, matanya terfokus pada kamera poraloid putih yang berdebu. Entah kenapa kamera tua itu sangat menarik baginya. Perlahan, tangan Naruto membersihkan debu-debu yang menebal di sekita kamera itu.
"Keren," batinnya.
Langsung saja Naruto mengambil kamera Polaroid itu dari rak tempatnya bersemayam selama ini.
Naruto membersihkan debu pada bagian lensa okuler dan lensa obyektif-nya. Mata safir pemuda itu mencoba mengintip lewat lensa okluer.
Klik
Berselang setelah Naruto menekan shutter kamera munculah sebuah gambar dari mulut sang kamera.
.
.
.
Dengan begitu, sang malaikat pencabut nyawa muali bangkit.
.
.
.
To Be Continuted~
.
.
.
A/N: hahaha… abal ya? Ya saya tau.
semua setting yang ada di KVHS meniru sekolah saya yaitu SMK Negeri 5 Surabaya. Bagi yang tau jangan lupa mampir ya :3 #plak
Saya juga siswa kelas X Kimia Analisis 1 :3 #plak #promo
Dan….
Review Please! (_ _) *ojigi* *bow*
—Rikara Nazuto—