Author Note:

Akhrnya UN selesai! Setelah capek-capek belajar dan mengerjakan UN ala Internasional yang menyiksa, akhirnya UN selesai!

Sebelumnya aku minta maaf karena sudah lama tidak meng-update fic berhubung saya harus belajar untuk bisa bertempur di medan perang melawan musuh yang paling berbahaya, menyiksa, dan menakutkan bagi anak kelas 3 SMA seluruh Indonesia: UN. Dan entah kenapa habis UN aku malah jadi punya banyak urusan! Jadinya gak sempat-sempat nerusin fic ini. Untungnya sekarang aku agak bebas, jadi sekarang akhirnya aku bisa meneruskan fic ini. Tadi aku lihat dibagian review ada yang bertanya: kenapa anda kalau membuat fic suka lama? Jawabannya adalah saya terkadang terkena author block( Inspirasi macet) ketika membuat fic ini, karena harus memikirkan alur yang tepat sebaiknya gimana, pengembangan karakternya harus bagaimana, latar yang cocok dimana, dan lain-lain. Makanya suka lama updatenya. Maaf ya kalau kalian sering menunggu lama untuk update-tan fic ini fic ini.

Hanya itu saja yang ingin aku katakan, tanpa menunggu lama lagi, mari kita masuk ke Q&A session.

Q&A Session:

Q:Apakah ero-sennin akan ikut dalam perjalanan Naruto?

A: Tidak, Ero-Sennin tidak akan ikut dalam perjalanan Naruto.

Q:Kapan acara fightnya muncul?

A: Mungkin 2 chapter kedepan.

Q:Kenapa Naruto gak pake versi hanyou pas lawan Jiraiya? Umur Naruto disini berapa?

A: karena Naruto gak benci sama Jiraiya. Naruto hanya kesal dan memutuskan bertarung dengan fair dengan Jiraiya menggunakan taijutsu. Kalau menggunakan kekuatan hanyou, mungkin bisa membuat Jiraiya luka parah. Lagian Naruto sendiri belum bisa mengendalikan kekuatan hanyou-nya jadi beresiko. Umur Naruto disini 14 tahun. Sekalian ngasih tahu, Tayuya umurnya 15 tahun, Yuki 12 tahun.

Q:Gimana kalau Naruto konsultasi tentang sisi gelapnya ke Jiraiya?

A: ide bagus, tapi kayaknya aku akan membuat Naruto berkonsultasi mengenai emosi gelapnya, gak secara terang-terangan ngasih tahu Jiraiya kalau dia punya sisi gelap. Aku ingin Naruto menemukan jawabannya sendiri disini.

Q: Ehem, saya tahu Sasuke aset bagi Konoha, tap mengeksekusi Naruto dan membuangnya? Bukankah bagaimanapuun dia juga aset yang sangat berharga? Kok bisa gitu senpai?

A: Ini berhubungan dengan chakra kyuubi. Memang Naruto merupakan aset yang sangat berharga untuk Konoha. Namun sebagian dewan masyarakat yang membenci Naruto begitu mendengar Naruto menggunakan chakra Kyuubi menganggap Naruto sebagai bahaya yang bisa mengancam keselamatan Konoha. Sedangkan Sasuke merupakan pengguna sharingan terakhir setelah Itachi jadi Sasuke mendapat perlakuan spesial dari mereka. Jadi intinya karena Naruto menggunakan chakra Kyubi yang berbahaya, mereka(dewan rakyat) memutuskan untuk membuang Naruto demi keselamatan mereka dan juga itu merupakan kesempatan untuk menyingkirkan Naruto dari Konoha.

Q:Berapa lama jangka waktu Naruto dapat mempertahankan diri dalam mode Hanyou? Apakah nantinya bisa mode Bijuu?

A: masih belum jelas durasinya berapa, tapi mungkin hanya 10 menit untuk sekarang. Untuk kedepannya akan lebih lama dari 10 menit. Untuk mode Bijuu, saya masih ragu untuk hal itu. jadi maaf saya belum bisa menjawab kalau soal mode bijuu.

Q:Alurnya bakalan sama gak di anime atau enggak?

A: Akan ada kemungkinan kalau alur fic ini akan menyimpang dari canon, tapi ya lihat saja nanti untuk kedepannya.

Sepertinya itu saja yang bisa saya jawab, langsung saja ke cerita dan semoga chapter ini memuaskan.

Disclaimer: Naruto© Masashi Kishimoto.


Sudah 1 bulan berlalu dan sudah banyak yang terjadi.

Yuki sudah mulai terbiasa menggunakan naginata, Naruto mendapatkan beberapa latihan dari Jiraiya, Tayuya sudah selesai operasi dan sudah bisa berjalan dengan dua kakinya. Hari ini Naruto memakai baju biru dan celana krem berkantong yang ada beberapa gulungan didalamnya. Dia terlihat sedang berjalan-jalan di kota sambil melihat orang-orang membuat sebuah persiapan untuk festival di Suna. Mengingat 5 hari lagi akan ada festival desa Suna, dia harus mempersiapkan yukata atau semacamnya. Yuki dan Tayuya sedang bersama Temari mempersiapkan yukata mereka. Selagi berjalan, Naruto mengingat-ngingat apa yang sudah terjadi selama 1 bulan berlalu.

Flashback:

Tayuya sudah menjalani operasi seminggu yang lalu dan hari ini dia sudah masuk fase pemulihan minggu kedua setelah operasi agar bisa menggunakan kakinya kembali. Tayuya sedang berada di halaman rumah Sabaku, latihan menggunakan kakinya. Naruto yang sedang duduk di halaman rumah, mengawasi Tayuya berlatih menggerakkan kakinya sambil memikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan inspirasi untuk membuat novel barunya itu.

Naruto sudah diberitahu dokter kalau Tayuya akan bisa berjalan dengan normal kembali dalam waktu 3 bulan lebih dan karena itu dia harus istirahat tapi Tayuya dengan keras kepala ingin bisa bergerak dalam secepatnya. Naruto, Yuki, dan keluarga Sabaku sudah mengingatkan Tayuya agar tidak memaksakan diri tapi dia keras kepala ingin menggerakkan kakinya. Jika ada kesamaan antara Tayuya dan Naruto, mereka sama-sama keras kepala.

Selagi Naruto mencari ide, sebuah teriakan menarik Naruto keluar dari pikirannya.

"YES! AKHIRNYA AKU BISA!"

Naruto mendengar teriakan Tayuya, tersadar dari lamunannya dan melihat Tayuya sudah bisa berdiri dengan tegak sambil menggerakan sendikit kakinya.

"Tayuya, kau berhasil! Tapi bagaimana bisa? Dokter bilang kau memerlukan 3 bulan lebih untuk bisa berjalan!" tanya Naruto dengan rasa takjub.

"Tidak tau, dari kecil aku selalu sembuh dengan cepat. Tarik kembali ucapan kalian dokter Suna, aku sudah bisa menggunakan kakiku sekarang, HAHAHA!" Tayuya tertawa lepas sambil melakukan tarian kemenangan.

Naruto hanya tersenyum melihat tingkah Tayuya yang sedang gembira.

"Oi, Naruto-kun, lihat! Aku sudah bisa berdiri! Bahkan sudah bisa mulai berjalan! Lihat!?"

Tayuya mulai berjalan mendekati Naruto. Naruto mengeluarkan sedikit senyuman dan berjalan mendekat Tayuya, memperkecil jarak diantara mereka agar Tayuya tidak kesusahan mendekatinya. Tayuya ditengah kegembiraannya tidak sadar kalau sudah menambah kata –kun di nama Naruto. Naruto sendiri tidak sadar.

"Ah!"

Tayuya yang sedang berjalan tiba-tiba mulai terjatuh kedepan. Naruto dengan sigap menangkap tubuh Tayuya agar tidak terjatuh mencium tanah.

"Na-Naruto-kun..."

"Kau tidak apa-apa, Tayuya-chan?" kata Naruto dengan lembut.

Badan Tayuya sekarang terlihat sedang memeluk tubuh Naruto, menjadikan tubuhnya penopang untuk berdiri. Tayuya mendongakkan kepala dan memandang wajah Naruto begitu pula sebaliknya. Membuat wajah mereka berdua menjadi memerah.

'Astaga, tubuh Tayuya lembut sekali! Tidak, jangan pikirkan itu Naruto! Jangan sampai kau jadi mesum Naruto! Hehe, dada Tayuya lembut sekali, Oh tidak! Aku tidak mau jatuh ke level yang sama dengan Ero-sennnin!" Naruto menjerit dalam hati.

'Tubuh Naruto-kun...terasa kuat dan juga nyaman...Tunggu dulu, kenapa aku memanggilnya Naruto-kun!? Tapi, ini semua terasa...nyaman. aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Tidak, jangan pikirkan itu Tayuya! Kendalikan dirimu! Kau mantan shinobi elit Orochimaru, cepat pisahkan dirimu dari dia!' pikir Tayuya dalam hati.

Mereka berdua masih saja terus bertatap muka. Kedua tangan Tayuya menempel didada Naruto dan kedua tangan Naruto memegangi pinggang Tayuya. Tayuya masih saja menempel pada Naruto sampai ketika Tayuya menyadari ada sesuatu yang aneh dan melihat di belakang Naruto sudah ada keluarga Sabaku dan Yuki. Kankuro dan Temari terlihat sedang menahan tawa mereka, Gaara hanya diam tanpa kata dan Yuki terlihat sedang cemberut.

Tayuya yang tadinya merasa nyaman sekarang penuh dengan rasa malu. Tayuya kemudian melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Naruto.

"Uhm, Tayuya? Ada apa?"

"Jangan..."

"Jangan?"

" WAAAA! JANGAN SENTUH AKU!"

Tayuya tiba-tiba mengeratkan tangannya di pinggang Naruto.

"Oi, Tayuya apa yang kau lakukan? Oi oi oi! Aku mulai kesakitan, Tunggu TAYUYA JANGAN!"

"HYAAA!"

BRAK!

"GUEEEH!"

Tayuya tiba-tiba langsung membanting Naruto ke belakang dengan kekuatan yang muncul secara tiba-tiba. Bantingan Tayuya mempertemukan kepala Naruto dengan tanah secara kasar.

"NARUTO!"

Keluarga Sabaku dan Yuki berteriak melihat Naruto yang dibanting oleh Tayuya. Dan Naruto pun akhirnya pingsan.


Ketika Naruto membuka matanya, Naruto sadar kalau dia sekarang berada di pangkuan Yuki. Tayuya yang tahu Naruto sudah sadar, segera meminta maaf. Sedangkan keuarga Sabaku hanya tersenyum geli dan menyindir Naruto soal kejadian yang baru saja dia alami. Tak lama kemudian, Naruto yang sudah baik-baik saja keluar dari rumah keluarga Sabaku untuk pergi ke tempat Tetsu, mengambil pesanan baju dan senjata miliknya di toko Tetsu. Naruto kemudian mengambil pesanan miliknya dari toko Tetsu. Yaitu sebuah baju berwarna hitam berkerah, celana dan boots hitam yang memiliki garis vertikal dari pinggang ke bawah kaki, dua buah katana barunya: tsubasa dan aozora, dan beberapa kunai bercabang tiga. Naruto kini sedang berjalan menuju ke sebuah tempat untuk bertemu dengan gurunya, Jiraiya. Selagi berjalan, Naruto memikirkan bagaimana bisa Tayuya bisa sembuh dalam waktu 2 minggu padahal dokter bilang dia baru bisa berjalan dalam waktu 3 bulan.

'Kau tahu, Tayuya bisa saja seorang Uzumaki.'sebuah suara tiba-tiba muncul mengagetkan Naruto.

'Uwah! Kau mengagetkanku Kurama. Apa maksudmu Tayuya bisa saja seorang Uzumaki?' tanya Naruto kebingungan.

Naruto bisa merasakan Kurama sedang facepalm di dalam dirinya.

'Oh ayolah. Rambut merah, kemampuan sembuh dengan cepat, sikap yang kasar? berikan dia sedikit kemampuan fuuinjutsu dan dia akan menjadi seorang anggota Uzumaki ideal.' jawab Kurama.

'Ah, aku mulai mengerti. Kurama, apakah menurutmu Tayuya itu seorang Uzumaki?'

'Bisa saja. Mungkin saja ibu Tayuya seorang Uzumaki dan menikah dengan seseorang yang menggunakan marga...marga apa kalau tidak salah? Oh ya, Kisaragi.'

'Mungkin saja. Kurama, apakah menurutmu ada Uzumaki-Uzumaki lain yang masih hidup diluar sana?'

'Mungkin saja. Kalaupun tidak, kau tinggal buat saja yang baru!' kata Kurama yang tiba-tiba antusias.

'Hah? Apa maksudmu?' tanya Naruto kebingungan.

'Iya, buat saja yang baru. Bersama Yuki dan Tayuya.' Kurama berkata dengan santai pada Naruto

Otak Naruto tiba-tiba berhenti beberapa saat setelah mendengar perkataan Kurama. Otaknya masih belum bisa mencerna apa yang baru saja dikatakan Kurama.

...

...

...

...

Ah, Naruto mengerti sekarang.

'APA!? KAU SUDAH GILA KURAMA!?' Naruto memaki Kurama.

'Apa? Memangnya ada yang salah?' kata Kurama sambil menyeringai.

'Tentu saja! Mana mungkin aku bisa melakukan itu pada mereka berdua!?'

'Hah? Memangnya kenapa? Mereka berdua sama-sama cantik dan menarik bukan?'

'Memang sih, tapi mana mungkin mereka mau. Yuki hanya menganggapku sebagai kakak dan Tayuya bahkan tidak suka padaku. Buktinya tadi dia baru saja membantingku!'protes Naruto.

Kurama hanya bisa bengong. Dia tahu Naruto tidak punya pengalaman dengan wanita, tapi masa sampai separah ini!?

'Ayolah, tidak bisakah kau membayangkannya? Uzumaki-Uzumaki kecil berambut merah dan putih berlari-larian di rumah atau di jalan.'

Naruto mencoba membayangkan pemandangan itu dan dia merasa hal itu terasa...cocok.

'Tapi kan mereka tidak menyukaiku sampai sejauh itu!'kata Naruto.

Kuram hanya bisa menggeleng-geleng kepala. Naruto memang tidak terlalu berpengalaman dalam interaksi sosial, tapi kalau seburuk ini bahaya juga. Masa dia tidak bisa mengerti kalau Tayuya dan Yuki tertarik padanya!?

'Dasar bodoh.'

'Oi! Kenapa kau tiba-tiba mengejekku!'

'Pikirkan saja sendiri. Oh lihat, itu Jiraiya.' Kurama lalu memutuskan komunikasi dengan Naruto.

'Oi Kurama, tunggu dulu! Jelaskan dulu apa maksudmu berkata begitu rubah sialan!' Naruto memaki dalam hati.

Tidak ada jawaban, Naruto akhirnya fokus kepada Jiraiya yang sedang melambaikan tangan kearahnya.

"Oi Naruto! Kenapa kau telat datang!? Aku sudah lama menunggumu disini tau!" kata Jiraiya kesal.

"Maaf, Ero-sennin! Ada banyak hal yang terjadi karena itu aku telat." Naruto menjelaskan.

"Ya sudahlah kalau begitu. "

"Oi Ero-sennin, kenapa kau memanggilku kemari?" tanya Naruto.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu." Kata Jiraiya dengan serius.

Naruto pun mulai menanggapi Jiraiya dengan serius.

"Apa?"

"Apa rencanamu setelah pergi dari Suna?" Jiraiya memulai pembicaraan.

"Aku berencana pergi ke Kiri untuk beberapa waktu lalu aku akan mencari cara untuk menemukan pulau Uzu, tempat dimana klan Uzumaki dulu tinggal."

"Kiri ya...Naruto, jika kau berencana pergi Kiri, berhati-hatilah. Aku mendapatkan informasi yang aneh di daerah Kiri."

"Apa maksudmu Ero-sennin?" kata Naruto sambil mengangkat alisnya.

"Dulu Kiri sedang terlibat dalam perang saudara, yang melibatkan dua kubu yaitu kubu yang membenci kekkei genkai yang dipimpin oleh Yondaime Mizukage, Yagura dan kubu satunya lagi yaitu pemberontakan yang dipimpin oleh Terumi Mei. Perang saudara itu dimenangkan oleh kelompok Mei Terumi. Sudah 5 tahun sejak kemenangan Mei Terumi, sekarang sedang ada pergerakan aneh di wilayah Kiri. Aku masih belum tahu apakah pergerakan di wilayah Kiri berbahaya atau tidak karena itu berhati-hatilah dan tetap waspada Naruto." Jiraiya mengakhiri penjelasannya.

Naruto yang mendengarnya mengangguk tanda mengerti. Jiraiya kemudian melanjurkan pembicaraannya.

"Dan Naruto, aku sarankan kau jangan menggunakan nama Namikaze. Aku rasa kau sudah tahu bukan kalau nama Namikaze dapat mengundang banyak masalah dan nuke-nin untuk membunuhmu, terutama shinobi dari Iwa."

"Maaf Ero-sennin, tapi aku akan tetap menggunakan nama Namikaze. aku baru saja mengetahui nama ayah dan ibuku setelah 14 tahun berlalu dan aku sudah melewatkan banyak hal. Aku ingin menggunakan nama ayahku dan melatih jurus dan kemampuan klan Uzumaki dan Namikaze sebagai bentuk penghargaan kepada orang tuaku, jadi aku akan menanggung resikonya. Aku mengerti kalau mungkin saja shinobi dari Iwa akan datang mengincar nyawaku tapi aku tidak mengerti kenapa akan ada nuke-nin yang akan mengincarku, bukannya aku tidak termasuk ke dalam daftar buronan?" tanya Naruto.

"Kau sepertinya belum mengerti arti dari sebuah nama. Kalau salah satu dari Nuke-nin berhasil membunuhmu, nama mereka akan lebih terkenal. Coba saja kau bayangkan, shinobi mana yang tidak ingin menyombongkan diri bahwa mereka baru saja membunuh kau, anak dari Namikaze Minato, shinobi kelas SS. Bukan saja pamor mereka akan bertambah, tapi mereka akan mendapatkan klien lebih banyak dan lebih banyak uang. Bahkan mungkin saja mereka direkrut oleh desa lain." Jawab Jiraiya.

"Jadi mereka bisa saja mengincarku hanya karena ingin ketenaran dan uang!? Alasan bodoh macam apa itu!?" teriak Naruto.

"Inilah dunia shinobi Naruto. Kau seharusnya sudah tahu bagaimana cara hidup ninja dan resiko hidup sebagai ninja. Walaupun kau sekarang seorang pengmbara, kau itu tetap mantan ninja, kau harus hidup dengan hal itu."

Naruto menghela nafas.

"Hah...Aku tahu itu, tapi bukan berarti aku harus menyukainya. Apakah hanya itu saja Ero-sennin? Aku masih harus mengerjakan hal-hal lainnya." Ucap Naruto.

"Ya, hanya itu saja. Aku akan mencarimu jika ada kesempatan. Oh aku hampir lupa, Naruto ini." Jiraiya memberikan Naruto sebuah buku.

"Apa ini Ero-sennin?"

"Buku yang berisi salinan daftar nama mata-mataku di berbagai desa. Gunakan itu jika kau membutuhkan informasi. Kau mungkin sudah menjadi pengembara, tetapi tetap waspada." Kata Jiraiya, memperingatkan.

"Ya. Terima kasih atas bukunya Ero-sennin. Aku akan berada di Kiri jika kau mencariku." Naruto kemudian beranjak pergi. Sebelum beranjak pergi, Naruto berkata pada Jiraiya.

"Ah, aku hampir lupa. Oi, Ero-sennin. Aku sarankan kau perhatikan gerak-gerik Shimura Danzo."

"Danzo? Bagaimana kau tahu nama itu dan apa alasan aku harus memperhatikan dia?" tanya Jiraiya.

"Ero-sennin, kau masih ingat hari dimana aku meninggalkan desa? Saat malam tiba dan aku baru saja pergi dari desa, 4 orang ANBU menyerangku. Mereka berempat memiliki lambang bertuliskan NE di topeng mereka. Setahuku itu adalah kelompok yang dipimpin oleh Danzo bukan?"

"APA!? KENAPA KAU TIDAK BERITAHUKU SEBELUMNYA NARUTO!?" teriak Jiraiya.

"Aku belum sempat memberitahumu, Ero-sennin! Itu saja yang ingin aku katakan, sampai jumpa lain kali Ero-sennin!" Naruto lalu pergi, meninggalkan Jiraiya sendiri.

'Ini cukup gawat. Kalau yang dikatakan oleh Naruto itu memang benar, berarti Danzo sedang mengincar Naruto. Sial, kalau saja aku punya bukti yanng cukup, aku bisa menyuruh Tsunade untuk menangkap dan mengeksekusi Danzo. Aku harus mencari tahu aktivitas Danzo lebih lanjut sekaligus mencari tahu apakah ada bahaya lain yang ada didalam desa' batin Jiraiya.

Jiriaya kemudian menghilang dari tempat pertemuan itu.

Hari-hari Naruto kemudian dihabiskan dengan latihan, menghabiskan waktu bersama keluarga Sabaku, Yuki dan Tayuya.

Flashback End.

Naruto sudah sampai ke toko pakaian dan masuk kedalam.

"Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" Naruto langsung disambut dengan pelayan toko wanita begitu masuk kedalam.

"Aku ingin membeli yukata untuk laki-laki. Bisa antarkan aku ke bagian yukata?" ucap Naruto dengan sopan.

"Tentu saja! Mari ikut saya." Kata pelayan wanita itu dengan ramah.

Naruto kemudian mengikuti pelayan wanita tersebut dan akhirnya sampai ke bagian yukata. Pelayan wanita itu kemudian pergi meninggalkan Naruto untuk mengurus pelanggan lainnya.

Tak lama kemudian Naruto akhirnya pergi dari toko itu sambil membawa tas berisi yukata berwarna birunya yang baru saja dia beli. Naruto yang kebetulan membawa gulungan langsung menyegel yukatanya agar dia tidak lupa dan segera pulang ke rumah. Dia sudah membeli yukata, mengambil baju dan katana pesanannya. Dia tinggal menunggu hari dimana festival itu tiba.


5 hari kemudian, malam hari.

Festival sudah tiba. Di jalan utama Suna sudah penuh dengan stand-stand berisi makanan dan permainan yang diperuntukkan untuk desa. Lampu-lampu sudah tergantung dan suasana dalam desa Suna begitu ramai penuh dengan masyarakat-masyarakat yang ingin menikmati festival. Naruto, Kankuro, dan Gaara kini sedang berjalan-jalan sambil memandangi keramaian kota Suna. Naruto memakai yukata biru yang sesuai dengan warna matanya, Gaara memakai yukata berwarna hijau, membuat rambut merahnya semakin menonjol dan Kankuro mengenakan yukata berwarna krem.

"Selamat malam, Gaara-sama!"

"Gaara-sama, ingin mencoba dango buatan kami?"

"Gaara-sama, berkunjunglah kemari!"

"Kyaa, Gaara-sama!"

"Hei, siapa yang berambut kuning dekat Gaara-sama? Dia tampan!"

"Iya, aku suka dengan mata birunya!"

"Apakah di desa kita ada orang sepertinya? Kok aku baru lihat sekarang!?"

Dan mereka menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat Suna terutama bagi yang perempuannya.

Wajah Naruto dan Gaara sedikit memerah, sedangkan Kankuro menunjukkan wajah yang kesal.

"Oi, Oi! Kenapa Cuma kalian yang diincar para gadis-gadis, kenapa aku tidak!?" protes Kankurou.

"Karena kau jelek?" jawab Naruto dan Gaara secara bersamaan. Naruto berkata dengan nada polos sambil menyeringai sedangkan Gaara menjawab dengan muka datar seperti biasanya.

Kening Kankurou berkedut mendengar jawaban polos dari Naruto dan Gaara.

"Hoho, jadi kalian sudah bisa mengejekku hah!?" ucap Kankurou.

"Mungkin lebih baik kau kurangi make-up mu kalau ingin wanita mendekatimu, Kankurou." Kata Gaara dengan polos pada Kankurou.

Sesaat semua menjadi hening.

"BWAHAHAHA! KANKUROU...PAKAI MAKE-UP...GYAHAHA!" Naruto tertawa dengan keras, membuat muka Kankurou merah.

"INI BUKAN MAKE-UP GAARA! INI CAT PERANG! APA YANG MEMBUATMU BERPIKIR INI MAKE-UP GAARA!" teriak Kankurou.

"Sejak kecil kau selalu memakai make-up dan bermain boneka. Kukira kau punya kelainan." Kata Gaara dengan santai.

JLEB.

Kata-kata Gaara menusuk hati Kankurou sedangkan tawa Naruto semakin membesar mendengar hal itu.

"APA!? AKU MASIH NORMAL GAARA! DAN INI CAT PERANG, BUKAN MAKE-UP! CAT INI AGAR AKU TERLIHAT LEBIH MACHO!"

Kankurou masih mencoba menyelamatkan kenjantanan dirinya yang masih tersisa. Kankurou kemudian menoleh pada Naruto.

"OI NARUTO, KAU SETUJU DENGANKU KAN!? CAT INI MEMBUATKU TERLIHAT LEBIH MACHO KAN!?" Kankurou bertanya dengan nada penuh harap pada Naruto.

Naruto yang tawanya sudah mereda kemudian tersenyum pada Kankurou. Kankurou yang melihat senyum Naruto ikut tersenyum penuh harap. Dia yakin Naruto akan setuju dengannya. Tak lama kemudian Naruto menjawab pertanyaan Kankurou.

"Kau seperti banci." Ucap Naruto sambil tersenyum.

CTAR!

Kankurou seperti tersambar petir dan langsung jatuh bersimpuh di tanah, sebuah awan hitam bertengger diatas kepalanya. Arwah Kankurou hampir keluar dari tubuhnya karena shock. Tak lama kemudian Kankurou kemudian bangkit berdiri sambil terhoyong-hoyong.

"Aku...Aku...AKU PERGI DULUU!"

WUSH!

Kankurou lalu lari sekuat tenaga dari tempat itu sambil beruraian air mata. Gaara dan Naruto hanya memandanginya pergi. Gaara menoleh pada Naruto.

"Kau kejam, Naruto." Kata Gaara dengan datar.

"Apa salahku? Memang dia kelihatan seperti banci dengan make-up ungunya itu hehe." Kata Naruto dengan riang.

Gaara hanya menghela nafas mendengar respon Naruto. Sesuatu yang jarang dia lakukan kalau bersama orang lain.

"Lupakan saja dulu Kankurou, ayo kita jalan-jalan!" kata Naruto dengan semangat. Kemudian dia berjalan mendahului Gaara. Berniat untuk bersenang-senang. Gaara pun mengikuti Naruto.

Naruto dan Gaara terlihat menikmati festival Suna. Mereka senang karena ini pertama kalinya mereka bisa ikut festival tanpa ada tatapan membenci atau mengusir mereka. Ketika mereka sedang asik menikmati festival, tiba-tiba Gaara berhenti berjalan, membuat Naruto ikut berhenti berjalan.

"Oi Gaara, ada apa?" tanya Naruto kebingungan melihat Gaara yang tiba-tiba berhenti. Gaara tetap diam, tidak memperhatikan ucapan Naruto. Pandangannya tetap tertuju ke satu titik. Naruto yang kebingungan melihat ke arah mata Gaara tertuju. Di pandangan Gaara ada sekumpulan perempuan-perempuan yang berkumpul sambil mengenakan yukata. Namun yang paling menarik perhatian Gaara adalah seorang perempuan dengan rambut coklat yang mengenakan yukata putih dengan hiasan bunga di yukatanya. Naruto mengenali siapa perempuan itu. dia adalah Matsuri, kunoichi Suna dan murid Gaara.

Naruto yang melihat Gaara memandangi Matsuri mendapatkan sebuah ide.

"Oi! Matsuri!"

Naruto memanggil nama perempuan tersebut. Teriakan Naruto membuat Gaara menjadi kaget. Matsuri yang mendengar dirinya dipanggil, menoleh ke sumber suara dan melihat Naruto dan Gaara. Matsuri kemudian berjalan mendekati mereka.

"Konichiwa, Naruto-senpai, Gaara-sama." Matsuri menyapa mereka.

"Konichiwa, Matsuri-san."

"Konichiwa, Matsuri!"

Ucap Naruto dan Gaara secara bersamaan.

"Matsuri! Sudah lama tidak berjumpa, bagaimana kabarmu?" tanya Naruto.

"Baik-baik saja Naruto-senpai." Ujar Matsuri dengan ramah.

Selagi berbicara dengan Matsuri, Naruto menyadari kalau Gaara dari tadi hanya diam saja sambil memandangi Matsuri.

'Oi, Gaara, kau tidak sopan. Ayo katakan sesuatu padanya!'

bisik Naruto pada Gaara sambil menyenggol Gaara dengan sikutnya. Matsuri yang melihat tingkah Naruto jadi sedikit penasaran. Gaara yang tadinya diam saja menganggukan kepalanya dan menoleh kearah Matsuri.

"Hai, Matsuri-san. Malam ini cuacanya bagus." Kata Gaara dengan datar.

"Eh? Iya, hari ini cuacanya bagus, Gaara sama.'" Jawab Matsuri dengan agak kaku.

Suasana menjadi hening diantara mereka bertiga. Naruto memandang Gaara dengan tatapan tidak percaya, sedangkan Matsuri hanya tersenyum kebingungan. Karena malam dan penerangan yang tidak terlalu terang, Naruto dan Matsuri tidak menyadari kalau muka Gaara sedikit memerah karena malu.

'Oi Gaara, kenapa kau malah membahas soal cuaca!?' bisik Naruto.

'Jadi aku harus bagaimana?' tanya Gaara dengan suara pelan.

'Katakan saja yang ada di pikiranmu. Asal jangan tentang cuaca!' kata Naruto pada Gaara.

Gaara terdiam sejenak. Lalu kemudian berkata pada Matsuri.

"Matsuri, kau cantik malam ini." Ucap Gaara dengan polos.

Suasana kembali hening untuk mereka bertiga. Gaara masih menatap Matsuri dengan datar, Naruto dan Matsuri tercengang.

POOF!

Muka Matsuri menjadi merah seperti tomat.

"Eh!? Ah...Ano...Terima kasih banyak, Gaara-sama." Ucap Matsuri sambil menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajah yang memerah.

Naruto yang tercengang, melirik ke arah Gaara dan mendapati dirinya melihat sesuatu yang dia kira tak akan pernah ia lihat seumur hidupnya. Gaara, orang dengan muka tercuek setelah Sasuke, memerah karena malu! Naruto langsung melihat kearah langit, memastikan tidak ada meteor yang sedang jatuh ataupun babi yang sedang terbang di malam hari. Gaara dan Matsuri masih terdiam ditempat dengan muka memerah.

"Ga-Gaara-sama juga terlihat...tampan malam ini..." ucap Matsuri dengan suara yang bergetar.

"T-Terima kasih..." kata Gaara pada Matsuri.

Suasana kembali hening.

"Oi Gaara, kau sedang tidak sakit kan? Mukamu meme-"

Omongan Naruto terputus karena dia merasakan pasir mulai berkumpul dibawah kakinya. Naruto kemudian melirik kearah Gaara dan mendapati dirinya sasaran tatapan mata Gaara yang seakan memberikan pesan 'Selesaikan omonganmu dan kau akan kukubur hidup-hidup!'

Naruto tiba-tiba diselamatkan oleh sebuah suara keras yang memanggil namanya.

"Oi, Naruto! Gaara!"

Naruto dan Gaara menoleh kearah sumber suara dan melihat Temari, Tayuya, dan Yuki berjalan mendekati mereka.

"Naruto, Gaara, kemana Kankurou? Bukannya tadi dia bersama kalian? Oh, Matsuri, kau juga disini?" tanya Temari.

"Selamat malam, Temari-sama." ucap Matsuri.

"Ah, iya, selamat malam. Oi, Gaara, Naruto, dimana Kankurou?' Temari bertanya kembali.

"Dia pergi entah kemana." jawab Gaara.

"Hah!? Dasar si bodoh itu! di saat seperti ini malah pergi keluyuran! Naruto, katakan sesuatu!"

Naruto mendengar perkataan Temari, tapi dia tidak menggubrisnya. Karena sekarang perhatiannya tertuju pada Yuki dan Tayuya. Pakaian yang mereka kenakan hari ini hampir saja mengambil nafas Naruto.

Yuki mengenakan sejenis yukata berwarna biru yang disekitarnya dihiasi oleh dekorasi ombak berwarna putih dan bintang. Dekorasi tersebut seakan ikut menari di yukata yang sedang dia pakai. Rambut putihnya terurai kebawah dan mata birunya juga lebih menonjol di malam hari. Lain cerita dengan Tayuya. Tayuya memakai yukata berwarna oranye yang dihiasi dengan bunga berwarna-warni. Rambut merahnya dikat menjadi kuncir kuda dan ada ornament bunga putih di rambutnya. Mereka terlihat sangat cantik malam ini. Naruto terpana ketika melihat mereka berdua dan merasakan ada perasaan yang aneh didadanya. Perasaan...yang hangat. Bukan sesuatu yang buruk, tetapi Naruto merasa sedikit resah. Ini pertama kalinya dia merasakan hal seperti ini.

Tanpa disadari oleh Naruto, Yuki dan Tayuya sendiri merasa sedikit gugup ketika merasakan kedua mata Naruto tertuju kearah mereka. Entah kenapa ketika tahu kalau Naruto sedang memandangi mereka, mereka merasa gugup sekalgus senang, karena bisa menarik perhatian Naruto.

"O-Onii-chan, jangan...memandangiku seperti itu." kata Yuki sambil tersipu malu.

"O-Oi, ke-kenapa kau melihatku seperti itu!? Ba-baka." ucap Tayuya sambil terbata-bata.

"Ma-maaf!"

Naruto yang menyadari kalau dirinya sedang menatap mereka langung menunduk sambil mengusap-usap belakang lehernya untuk menyembunyikan rasa malunya. Naruto bisa merasakan kalau pipinya memanas. Tak lama kemudian Naruto mengangkat kepalanya dan berkata pada Yuki dan Tayuya.

"Ka-kalian...ca-cantik hari ini." kata Naruto dengan malu-malu.

'Astaga, apa yang sedang terjadi padaku!? Aku hanya memuji mereka tapi aku merasa malu mengatakannya! Aku sering mengatakan Sakura cantik, tapi kenapa kalau dengan Yuki dan Tayuya susah sekali mengatakannya!?' jerit Naruto dalam hati.

Sedangkan Yuki dan Tayuya semakin memerah seperti kepiting rebus mendengar pujian Naruto. Mereka berdua sudah sering dibilang cantik oleh banyak orang. Namun ketika pujian ini diucapkan oleh Naruto, orang yang tidak terlalu berpengalaman menghadapi wanita, hal ini menjadi sesuatu yang spesial bagi mereka berdua.

"Te-Terima kasih, Onii-chan."

"H-huh! Aku tidak perlu p-p-pujianmu, baka!'

Ucap Yuki dan Tayuya bersamaan. Walau reaksi mereka berbeda, semua orang yang melihat bisa tahu kalau mereka berdua sangat bahagia mendengar Naruto memuji mereka.

"Oke, sudah cukup acara menggodanya, sekarang ayo kita bersenang-senang di festival bersama-sama! Kau dan teman-temanmu boleh ikut Matsuri" ucap Temari dengan riang.

"E-eh? Apakah tidak apa-apa aku dan teman-temanku ikut dengan kalian, Temari-sama?' tanya Matsuri ragu-ragu.

"Tentu saja! Lagipula, aku yakin Gaara juga akan senang, iya kan Gaara?" kata Temari sambil menyeringai pada Gaara.

Gaara hanya mengangguk.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas tawarannya, Temari-senpai, Gaara-sama. Teman-teman, ayo kesini!" Matsuri melambai-lambaikan tangan kearah temannya.

Ketika sudah berkumpul, Gaara dan Temari mulai melangkah pergi.

"Ayo kita pergi, Tayuya, Yuki." ucap Naruto.

"Iya, Onii-chan"

"Ya, baka."

Naruto tiba-tiba dikagetkan dengan sensasi kedua tangannya digenggam oleh Yuki dan Tayuya. Naruto menoleh kearah mereka berdua tanda tidak mengerti.

"Ja-jangan salah paham, ba-baka! Sekarang sedang ramai, nanti kita terpisah." Kata Tayuya beralasan. Yuki mengangguk tanda setuju.

Naruto tak mau ambil pusing, menerima alasan Tayuya dan pergi menyusul Gaara, Temari, Matsuri dan kawan-kawan. Dengan Yuki dan Tayuya di kedua sisinya.

Malam itu merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi Naruto, Yuki, dan Tayuya. Mereka bermain, makan, tertawa bersama selama festival berlangsung. Festival sudah mencapai puncak, sekarang acara kembang api sebagai penutup acara festival hari ini. Naruto, Yuki, Tayuya, dkk Sedang menunggu kembang api untuk diluncurkan ke langit.

Tak lama kemudian kembang api pun diluncurkan.

CTAR!

CTAR!

CTAR!

Malam di Suna dihiasi oleh warna-warni diangkasa. Warna-warna tersebut membuat bermacam-macam motif yang menghiasi langit dan menerangi malam di Suna.

"Indahnya~" ujar Yuki yang melihat pemandangan di langit malam

Tayuya terpana melihat keindahan kembang api tersebut. Di Oto, tidak ada acara festival maupun yang namanya peluncuran kembang api. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat berkesan di hati Tayuya.

Gaara dan Matsuri ikut melihat kembang api. Mereka tidak sadar kalau mereka menggenggam tangan satu-sama lain.

Sedangkan Temari?

"TAMAYA!"

Berteriak, mengekspresikan kesenangannya pada hari ini. Tak lama kemudian, Kankurou muncul disamping Temari, mukanya bersih tanpa hiasan apapun.

"Oh, Kankurou! Darimana saja kau!?" tanya Temari.

"Nee-san...Aku tidak akan memakai cat muka lagi." ucap Kankurou dengan lesu.

"Hah?"

Temari yang kebingungan memilih untuk tidak menghiraukan Kankurou.

Kembali ke Naruto, Yuki, dan Tayuya.

Mereka masih menikmati langit malam.

"Kau tahu, ini pertama kalinya aku melihat kembang api seindah ini. Sudah lama sekali aku tidak ikut festival seperti ini. Kembang api itu sesuatu yang biasa, tetapi entah kenapa malam ini, kembang api terasa sangat indah. " ucap Tayuya. Tak terasa, ada air mata yang mengalir turun dari mata Tayuya.

"Aku juga. Aku tidak tahu kalau festival yang dilakukan oleh manusia, bisa begitu menyenangkan seperti ini. Aku biasa melihat festival dari jauh, tetapi merasakannya langsung...membuat semua terasa begitu spesial." Yuki ikut menambahkan.

Naruto hanya diam. Namun kemudian dia tersenyum. Naruto lalu mengusap-usap kepala Yuki dan menghapus air mata Tayuya.

"O-Onii-chan!? Apa yang kau lakukan!?"

"Oi, kenapa tiba-tiba kau lakukan itu!?"

Kata Yuki dan Tayuya secara bersamaan.

Naruto menarik nafas dan berkata pada Tayuya dan Yuki.

"Bodoh kalian! Kenapa kalian berbicara seakan ini festival kalian yang pertama dan terakhir? Kalau kalian memang menikmati festival..."

Syu~

CTAR!

Sebuah kembang api meledak menampilkan cahaya yang indah.

"Akan kuajak kalian ikut lagi kapanpun kalian mau!" kata Naruto sambil tersenyum lebar.

Maka pada hari itu, ada sebuah perasaan baru yang muncul di hati Tayuya dan Yuki setelah mendengar perkataan dan melihat senyuman Naruto. Sebuah perasaan yang mereka coba pungkiri tetapi tidak akan bisa mereka hilangkan. Malam itu mereka mendapatkan sebuah kesimpulan dan pikiran mereka menyatu.

'Ah, sudah kuduga...kalau aku..'

'Tak kusangka kalau aku...'

'Jatuh cinta pada pada Onii-chan.'

'Jatuh cinta pada Naruto.'

Pikir Yuki dan Tayuya secara bersamaan.

Malam festival hari itu berakhir dengan memori yang indah dan hari dimana cinta mulai tumbuh di hati dua orang perempuan.


3 hari kemudian, tiba hari keberangkatan Naruto dari Suna.

Akhirnya Tayuya memutuskan untuk ikut bergabung ke kelompok Naruto untuk ikut mengembara. Naruto juga sudah memperbaiki segel Gaara. Dan kini tiba saatnya untuk Naruto dkk pergi dari Suna.

Naruto, Tayuya, dan Yuki kini sudah ada didepan gerbang Suna. Naruto memakai baju biru dan celana krem, Tayuya dengan baju hijau dan celana hitam, Yuki dengan baju putih dan celana pendek berwarna biru. Mereka diberi jubah untuk berlindung dari pasir dan panas. Gaara, Kankurou, dan Temari hadir untuk mengantarkan Naruto dkk pergi dari Suna.

"Sampai jumpa Naruto, terima kasih sudah memperbaiki segelku. Dan...jika ada apa-apa beritahu aku." kata Gaara sambill mengulurkan tangan.

Naruto menjabat tangan Gaara dan berkata padanya.

"Sampai jumpa Gaara, terima kasih sudah menerimaku disini. Kau juga, jangan sungkan memberitahuku jika ada masalah."

"Oi, kuncir empat...terima kasih sudah banyak membantuku selama di Suna." Ucap Tayuya.

"Oh? Tayu-chan! Kau sudah mulai sedikit sopan toh. Apa karena seseorang?' kata Temari usil.

"Berisik kau! Urus saja urusanmu sendiri! " teriak Tayuya untuk menyembunyikan rasa malunya.

"Kau sudah mulai berani ya!" Temari berkata dengan lantnag.

"Sudah, sudah. Temari-Onee-chan dan Tayu-chan jangan berkelahi ah." Kata Yuki berusaha melerai mereka.

"Jangan panggil aku Tayu-chan Yuki!" protes Tayuya. Ketika ingin berkata lebih lanjut, Yuki menggunakan jurus pamungkasnya. Kedua matanya membesar dan berair. Mulutnya seakan ingin menangis.

"Tidak boleh?" tanya Yuki dengan polos.

"Ugh!" Tayuya jadi tidak bisa berkata apa-apa kalau Yuki menunjukkan wajah seperti itu.

"Ah! Jangan tunjukkan wajahmu seperti itu! baiklah, kau boleh memanggilku Tayu-chan!" kata Tayuya sambil menggerutu.

"Yay!" kata Yuki dengan senang.

"Jangan lihat aku seperti itu kuncir empat!" Tayuya berteriak ketika melihat Temari menyeringai karena tingkah Tayuya dan Yuki.

di sisi lain.

"Jangan gunakan make-up lagi ya, Kankurou." Ucap Naruto sambil menahan tawa.

"Diam kau brengsek! Dan itu cat perang tau!" protes Kankurou.

"Terserah kau saja deh." Kata Naruto dengan santai.

"Ugh, dasar kau menyebalkan! Sudahlah, sampai jumpai dan semoga kau selamat." rutuk Kankurou.

"Hehe. Terima kasih, Kankurou." ucap Naruto.

"Oi, Naruto, semoga selamat dijalan. Dan beritahu aku kalau kau sudah punya pacar!" kata Temari sambil melirik kearah Tayuya dan Yuki.

"Bukan urusanmu, Temari!" teriak Naruto, sedangkan Yuki dan Tayuya sedikit memerah. Mereka tahu apa maksud Temari.

"Sampai jumpa, Gaara, Temari, Kankurou." Ucap Naruto, Yuki, dan Tayuya ketika melangkah keluar dari gerbang Suna.

"Sampai jumpa, kembali lagi kesini kalau ada kesempatan!" kata Temari mewakili Gaara dan Kankurou.

Naruto dkk hanya tersenyum dan meneruskan perjalanan.

Akhirnya kelompok Naruto berangkat, menuju Kiri. Ke daerah yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Langkah kaki mereka dari Suna menandakan dimulainya perjalanan yang baru.


Akhirnya selesai! Akhirnya selesai juga hari-hari Naruto di Suna. Chapter-chapter berikutnya akan lebih menjurus ke plot,adegan serius dan pertarungan akan dimulai di chapter-chapter berikutnya. Berhubung aku sudah lama tidak mengupdate fic, aku harap fic ini bisa memuaskan kalian yang sudah lama menunggu. Dan bagi yang menunggu fic OGB, kemungkinan fic itu akan kulanjutkan setelah fic KST sudah sampai di chapter 15. Itu saja yang ingin kukatakan. Terima kasih sudah membaca dan semoga terhibur!

Kazehaya Arashi.