Be a Bride

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

This fiction in mine :D

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Warning : Canon, OOC *maybe, Typo, dll

Latar setelah perang ninja dan Hyuuga Neji tidak mati.

Di sabtu yang cerah seorang gadis berusia 21 tahun bernama Yamanaka Ino sedang berjalan menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya, sungguh bahagianya Ino saat ini.

Ya, itu yang dia rasakan, setelah perang ninja telah berakhir dan segala kekacauan di desa sudah teratasi dengan cepat berkat kepemimpinan Hokage baru yaitu Naruto.

Kini Ino kembali bisa melakukan aktivitasnya yang telah ia lupakan. Karena tugasnya mengurus shinobi yang dalam masa pemulihan sudah selesai di Rumah Sakit Konoha, ia bisa segera pulang dan mengurus bunga-bunganya di toko.

Dengan senyum manis terhias diwajahnya, Ino sampai di rumah sekaligus toko milik keluarganya. Ino mengedarkan pandangannya berharap bertemu ayahnya dan bisa langsung mengejutkannya. Terlihatlah beberapa orang dengan memakai hakama sedang berbicara dengan ayahnya. Disinilah kehidupan Ino perlahan berubah.

.

.

.

"HAAAH?!" teriak Ino sangat kaget.

"Maafkan Tou-san, Ino sayang. Ini keputusan dari tetua, demi hubungan klan Yamanaka dan klan Hyuuga, kamu akan dijadikan bagian dari klan Hyuuga" jelas Inoichi, terlihat raut khawatir melihat ekspresi anak sematawayangnya.

"Ma..maksud Tou-san, a..aku akan menikah dengan anggota klan Hyuuga?" ucap Ino ragu.

"Benar Ino-chan. Karena itu, besok kamu akan dibawa ke kediaman klan Hyuuga untuk perkenalan dengan anggota klan".

"APA?! Ke..kenapa buru-buru begitu Tou-san? aku.. aku kan masih muda, lagipula ini terlalu cepat, kenapa tidak di diskusikan terlebih dahulu denganku?!" Ino panik.

Inoichi memegang pundak anak tercintanya "Tou-san juga diberitahu mendadak. Dan Tou-san juga tidak bisa membantah apa kata tetua, maafkan Tou-san ya Ino-chan".

"Apa tidak ada cara lain?" mohon Ino dengan mata mulai berkaca-kaca. Inoichi menggeleng.

"Tidak ada sayang. Kalau begitu, mulailah bereskan pakaian-pakaianmu. Besok kamu akan mulai tinggal disana" lanjut Inoichi.

"HEEEH?!"

.

Ya, menikah! Tak pernah terpikirpun oleh Ino, ia akan menikah dengan anggota klan Hyuuga, apalagi di usianya yang ia rasa masih sangat muda. Mimpi apa Ino semalam?!

Yang benar saja! Kenapa demi kepentingan klan Hyuuga, dirinya yang dikorbankan?! Tega!

Di malam hari, dengan perasaannya yang sudah sedikit tenang, Ino merapihkan barang-barangnya, dan sedikit berharap setelah tidur malam itu, kejadian hari ini akan hilang bagaikan mimpi yang sayangnya tidak mungkin bisa terjadi.

.

.

.

"Maaf, tidak memberitahumu terlebih dahulu Yamanaka-san" ucap seorang pria kepala klan Hyuuga, Hyuuga Hiashi. Ino yang masih dalam keadaan shock hari itu hanya diam.

Adat di lingkungan klan Hyuuga sudah terkenal sangat ketat dan kolot, memaksa Ino hanya menunduk dan sesekali mengangguk menanggapi ucapan sang pemimpin klan yang duduk di depannya.

Ino takut berbuat kesalahan di hari pertamanya.

"Akan kuperkenalkan anggota klan yang akan menjadi pendampingmu. Masuk!" ucap Hiashi dengan tegas.

SREK!

Pintu bergeser membuat Ino mengangkat kepalanya dan langsung menelan ludah begitu melihat siapa yang masuk kedalam ruangan tersebut.

"Perkenalkan, ini Hyuuga Neji, kalian berdua sudah saling kenal bukan?" Hiashi memperkenalkan Neji.

"Mohon bantuannya" ucap Neji dingin. Ino yang melihat kearahnya mendapat tatapan dingin gratis dengan aura-aura es di sekelilingnya.

"Mohon bantuannya juga, Hyuuga-san" ucap Ino bersabar walau kedutan di pelipisnya sudah sangat terlihat saking sebalnya dengan sikap pria yang satu itu.

"Kuberitahu satu hal. Yamanaka-san, kau tidak bisa dijodohkan dengan souke, karena sudah tidak ada keturunan souke laki-laki lagi. Dan walaupun Neji adalah seorang bunke, dia sangat berbakat dan kemampuannya bisa disejajarkan dengan para souke. Jadi jangan khawatir" jelas Hiashi.

Raut wajah Neji berubah setelah mendengar penjelasan Hiashi. Ino yang menyadarinya hanya diam dan mencoba mencari kebenarannya dengan melihat wajah Neji dalam-dalam.

Neji yang menyadarinya balas menatap Ino dingin dan berpaling memohon izin Hiashi untuk meninggalkan tempat karena masih ada misi yang harus ia laksanakan.

Apa-apaan laki-laki itu?! Sikapnya dingin sekali! Seperti itukah adat di klan ini? Ino merasa kesal sekali.

Di dalam hatinya Ino berusaha mengingatkan dirinya, bahwa ini adalah hari pertamanya disini. Ino tidak mau berbuat kekacauan.

Tapi teringat akan sikap Neji barusan mau tak mau membuat tangan Ino mengepal. Ino sudah tahu bahwa sikap lelaki yang satu itu memang dingin dan Ino berusaha menjauhinya karena pasti merepotkan! Hey, itu kata-kata Shikamaru!

Tidak disangka, Ino malah dijodohkan dengannya dan baru beberapa menit berkenalan membuat Ino harus terus menahan emosinya.

"Nah, Yamanaka-san" panggil Hiashi.

"Tolong panggil Ino saja".

"Kalau begitu Ino-san, kau akan di antar ke kamarmu oleh pelayan"ucap Hiashi.

"Baiklah. Setelah itu aku akan kembali ke Rumah Sakit Konoha. Ada beberapa shinobi baru yang harus aku urus.".

"Kau bicara apa? Bukannya sudah dijelaskan bahwa calon anggota baru klan harus tetap tinggal di mansion dan tidak diperbolehkan keluar sampai waktu pernikahan tiba" jelas Hiashi lalu segera pamit pergi dari ruangan tersebut.

Mata Ino membulat kaget. Untuk tinggal di mansion Hyuuga mungkin dia sudah mengerti, tapi kalau harus meninggalkan pekerjaannya di Rumah Sakit dan tidak bisa pergi kemana-mana, apa jadinya hidup Ino!

Ino yang merasa down merasakan tepukan ringan dipundaknya dan dengan lemas menoleh.

"A..ano Yamanaka-san, se..selamat datang di klan Hyuuga" ucap seorang gadis berambut indigo dan bermata amethyst manis yaitu Hinata.

"Hi.. Hinata-chan~ aku sampai kaget. Untung ada kau disini" sepertinya mood Ino sudah kembali setelah melihat wajah shinobi satu angkatannya.

"Pa..pasti kamu sangat kaget atas pemberitahuan mendadak ini ya Yamanaka-san?" ucap Hinata tersenyum sendu.

"Tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus menerimanya. Para tetua itu kan sangat keras kepala kalau sudah berkehendak. Ohiya, tolong panggil aku Ino saja ya. Para Hyuuga itu kalau memanggil namaku terlalu sopan, hehe." Ino menunjukan senyum terbaiknya.

"Baiklah, Ino-san. Ohiya, bagaimana kalau kita bersiap membuat makan malam? Pasti Neji-nii-san senang kalau nanti pulang sudah ada masakan dari calon isterinya." Hinata tersipu. Ah, manis sekali gadis yang satu itu.

.

Jadilah selama waktu memasak, Ino menumpahkan semua pertanyaan dikepalanya kepada Hinata. Dan Hinata dengan sabar menjelaskan apa saja yang di tanyakan oleh Ino.

Disinilah Ino tahu, bahwa setiap calon anggota wanita Hyuuga memang harus tinggal di rumah klan untuk membiasakan adat yang ada didalamnya. Hyuuga mempunyai harga diri yang tinggi juga privasi klan ini sangat tertutup, sehingga orang yang akan menjadi calon keluarganya tidak boleh ada yang tahu sampai sudah diputuskan untuk diberkati oleh para tetua.

Klan Hyuuga juga sangat menyukai keanggunan. Begitu Hinata bilang ada kebun bunga di halaman belakang, Ino langsung menjerit dan dengan panjang lebar menceritakan betapa ia mencintai para bunga dan juga ikebana, Ino juga menanyakan apakah ia bisa merawat kebun bunga tersebut dan dengan senang hati Hinata mempersilahkannya.

Pasti itu juga akan menambah nilai plus Ino dimata Hiashi. Lagipula mungkin itu bisa membuatnya betah tinggal disini. Masih ada para bunga yang menemaninya.

Ino juga baru tahu bahwa semua orang yang ada disini diwajibkan untuk mengenakan hakama dan yukata, untuk menghormati para leluhur dan juga demi alasan kesopanan. Maka dari itu Ino harus mengganti pakaiannya sebelum makan malam dimulai. Untuk yang satu itu Ino kembali menghela nafas.

.

Hinata meminta Ino untuk mengurusi makanannya karena ia harus menata meja untuk makan bersama nanti.

Ino mengganguk pasti, karena memasak bukanlah hal yang sulit baginya.

Setelah dirasa cukup dan semua masakannya selesai, Ino keluar meminta tolong seseorang untuk membawa masakannya. Tidak mungkin dengan masakan yang begitu banyak, Ino bisa membawanya sendiri bukan?

Setelah dilihatnya, mansion klan ini besar sekali, Ino tidak melihat seorangpun yang lewat di sekitar situ. Dengan pasti Ino melihat bilik dengan bayangan beberapa orang di dalamnya.

Ino yang bermaksud untuk meminyta tolong, berhenti di depan pintu karena mendengar percakapan mereka.

"Tidak kusangka ya. Eh, tadi aku melihatmu menaruh barang-barang Yamanaka-sama di kamar Neji-sama. Memangnya mereka harus satu kamar?" Tanya suara seseorang dibalik bilik.

"Tentu saja. Mereka kan akan menjadi suami isteri. Harus banyak berbaur. Tadinya aku sempat khawatir Neji-sama tak bisa mempunyai pendamping. Dia kan terlalu serius." Ucap suara lain.

"Yah, tapi sekarang sudah lega kan? Tugas Yamanaka-sama lah yang sulit. Harus memberikan keturunan secepat mungkin dengan Neji-sama. Hahaha"

"Hei. Jaga bicaramu" ucap suara lainnya. Tapi Ino tidak perduli lagi.

Apa?! Memberikan keturunan?! Tidak! Mana bisa?! Tunggu, bisa sih. Tapiiii Ino kan sama sekali tidak mengenal Neji yang sebenarnya. Lagipula Ino tidak mencintainya!

Ino yang panik, berusaha pergi dari tempat itu secepatnya. Masa bodoh dengan tetua! Ino mau kabur!

Ino terus berlari dan meloncat dari satu dahan ke dahan lain, tapi tetap saja tidak bisa menemukan jalan keluar. Dengan kepalanya yang banyak memikirkan sesuatu, Ino tidak memperhatikan jalan dan akhirnya terjatuh dengan tidak elit.

Merasakan perih dan sakit pada kedua kakinya, Ino mengistirahatkan badannya di bawah pohon. Ck, pada saat ini insting ninja Ino malah tidak terpakai. Malam yang gelap membuat Ino semakin panik dan ketakutan.

Ino merasakan chakra besar sedang berlari kearahnya. dengan otak yang tidak bisa mencerna apapun saat ini, Ino hanya pasrah saat melihat sesosok manusia, berjalan kearahnya dengan memegang sebilah kunai.

"Menjauh dariku!" teriak Ino. Tapi sosok itu makin mendekat, mata Ino terpejam.

"Yamanaka! Kau tidak apa-apa?" terdengar suara familiar di telinga Ino. Ino segera membuka matanya, dan walaupun remang Ino yakin sosok didepannya itu adalah Neji.

"Ne..Neji-kun?" Tanya Ino ragu sambil mencoba berdiri. Kakinya yang terasa sakit membuat badannya limbung dan hampir terjatuh, jika tidak di tahan dengan sigap oleh Neji.

"Sedang apa kau di kaki gunung, Yamanaka? Aku melihatmu sepulang dari misi dan mengikutimu karena tidak ingin terjadi hal yang bodoh" ucap Neji dengan nada dingin. "Sebagai shinobi kau bodoh sekali membiarkan kakimu terluka seperti ini" lanjutnya.

"Ah.. a..aku bisa menyembuhkannya ko. Tadi aku panik sehingga tidak sempat menyembuhkan lukaku." Ino gugup.

"Sudah malam, sembuhkan nanti di rumah. Dengan kau pergi, membuat semua orang khawatir tahu. Dasar ceroboh" ada nada kekhawatiran didalamnya. Dengan segera Neji membawa Ino di pundaknya.

.

Malam terus berjalan, sunyi yang didapati Ino hanya membuat dirinya bersalah dan berhutang budi pada Neji. Ino merasa binggung pada pria di depannya, pertama ia tahu Neji adalah orang yang kaku dan berharga diri tinggi. Lalu ia tahu bahwa Neji juga seorang yang dingin, tapi sejurus kemudian Neji berubah menjadi orang yang hangat. Apa hanya perasaannya saja? Entahlah.

"Aku sudah merelakan hidupku untuk mengikuti kata-kata tetua, dan mengikuti perjodohan dengan anggota klan Hyuuga." Ino memulai percakapannya dengan Neji. Entah pria itu mendengarkannya atau tidak.

"Tapi aku ingin menjalani hari-hariku sebagai kunoichi desa, dan mengurus bunga-bungaku. Aku juga ingin jatuh cinta dengan normal. Apa itu salah, ne Neji-kun?" Ino berbicara lagi.

Masa bodoh Neji diam, ia hanya ingin mengutarakan isi hatinya saja. Lega rasanya.

"Aku juga… Tak pernah berminat untuk menikah dengan orang yang tidak menyukaiku. Yang bisa kulakukan hanya mengikuti perintah Hiashi-sama." Ino diam mendengarnya. "Tapi, Hyuuga tak seburuk yang kau bayangkan. Sampai kau menetapkan keputusanmu, tinggallah disini."

Ino terpana dengan sosok didepannya. Sosok yang dikiranya kuat dan tak mungkin memikirkan orang lain, ternyata seperti ini.

Padahal tadi Ino pikir untuk tidak kembali lagi. dengan suara yang tidak lagi terdengar, Ino hanya bisa diam menatap langit.

TBC


Fiush, ragu-ragu ini cerita bakal bagus atau ngga, ini first Canon yang aku bikin. karena aku suka sama Neji, aku ga mau bikin dia mati setelah perang ninja. bolehkah? hehe

Maaf kalau masih banyak typo, aku emang ga teliti orangnya. alurnya juga gimanaa gitu hehe

em, segini aja cuap cuapnya binggung mau ngomong apa XD

kritik, saran dan flame saya terima dengan tangan terbuka. So, mind to Review? :)