Disclaimer: Bleach punyanya Tite Kubo-sensei. Saya berharap bisa menuruni sedikit bakatnya.

Warnings: BL/yaoi,abal,dan indikasi lainnya.

Summary: Soul Society sangat berterima kasih pada Kurosaki Ichigo karena berhasil mengalahkan Aizen. Wajar dong kalau Ichigo mendapat imbalan? Lalu, diantara semua imbalan yang bisa dia terima, kenapa harus milih yang itu sih?! . Mengambil setting setelah Arrancar Arc.

Fanfic Bleach pertama saya dengan crack pair. Nggak tahu bakal kayak apa jadinya. Ide cerita yang tiba-tiba muncul ini murni punya saya, jika ada fanfic lain yang mirip, maka itu adalah kebetulan semata.

.

Bleach

Chosen

Bagian 1. Hadiah

.

.

Beruang Madu

.

Enjoy!

.

.

"Bagaimanapun, kita semua sudah sembuh, jadi kurasa tak ada alasan lagi bagi kita untuk tetap disini sekarang." Ucap Ichigo, kemudian ia bangkit berdiri, membuka pintu ruangan dan menatap halaman mansion Kuchiki yang mewah.

Tiba-tiba, seseorang tampak mendekat.

"Yoo! Ichigo!" Seru seorang pemuda berambut diikat berwarna merah yang melompati atap ke atap mansion tersebut.

"O-oh, Renji, ada apa?"

"Baguslah, kau sudah bangun, sepertinya kondisimu baik?" Pemuda bernama Renji itu menghampiri Ichigo.

"Ya, begitulah, aku sendiri kaget mengetahui ternyata sudah 10 hari aku tertidur." Jawab si pemuda beraambut oranye.

"Ada apa kau kesini, Renji?" Tanya Rukia sambil menghampiri kedua sahabatnya itu.

"Ah, itu, Soutaichou ingin bertemu denganmu, Ichigo. Sepertinya ada hal yang penting." Jawab Renji.

"Kakek tua itu?" Ichigo memastikan.

"Dasar tidak sopan! Memanggil Yamamoto-soutaichou seperti itu!" Omel Rukia. Renji mengangguk, mengiyakan pertanyaan Ichigo.

Pemuda itu pun menoleh ke belakangnya, menatap teman-temannya yang lain dari gensei, "Bagaimana? Kayaknya kita nggak bisa langsung pulang, nih."

"Tidak apa-apa, Kurosaki-kun," jawab Inoue Orihime, "Aku juga ada janji dengan Kuchiki-san dan Rangiku-san untuk makan permen bersama."

"Aku juga sudah janji pada Hisagi-san untuk mengajarinya bermain gitar." Yasutora Sado menimpali.

"Begitu? Lalu kau bagaimana, Ishida?" Ichigo beralih ke teman Quincy-nya yang berkacamata itu.

"Beberapa orang dari Divisi 4 memintaku untuk membuatkan mereka pakaian, jadi kurasa…"

"Kau akan membantu mereka, kan?" Ichigo membantu menyelesaikan kalimatnya.

"Yah, walaupun shinigami itu musuhku, kurasa penting untuk membuat mereka tahu bakat jeniusku dalam bidang kerajinan tangan, khususnya jahit-menjahit." Ishida berkata sambil membetulkan letak kacamatanya sok cool.

"Dasar kau ini." Ucap Ichigo, tersenyum. "Baiklah kalau begitu, kurasa tak ada salahnya juga bersantai sebentar disini. Hei, Renji, kapan aku Kakek Tua itu ingin aku menemuinya?"

"Itu… ya secepatnya lah! Dasar bodoh, kau mau membuat para taichou menunggu berapa lama, hah? Saat ini mereka sudah berkumpul di ruang rapat taichou di Divisi 1!"

Ichigo terhenyak sedikit, "Sekarang?!"

'Para taichou? Berarti ada… dia?'

[BLEACH]

KREEKKK

Pintu besar ruang rapat itu terbuka dan Ichigo melangkah masuk kedalamnya, ditemani Renji yang berjalan dibelakangnya, otomatis Renji langsung berlutut di bagian belakang ruangan itu, dimana kesepuluh taichou Gotei 13 yang tersisa *buset sisaan* sudah berdiri di posisi masing-masing saat akan melaksanakan rapat.

"Kau bisa berada di barisan belakang, Abarai-fukutaichou." Perintah Yamamoto-soutaichou sebelum beralih ke Ichigo.

"Shinigami Pengganti, Kurosaki Ichigo," mulai Soutaichou, "Soul Society sangat menghargai jasamu dalam pertempuran mengalahkan pengkhianat Sousuke Aizen. Terima kasih banyak." *Tumben bilang makasih.*

"Kami sudah berhutang banyak padamu. Untuk itu sudah sepantasnya kami memberikan penghargaan atas jasa-jasamu itu."

Ichigo tersenyum, "Tidak perlu, aku melakukannya bukan untuk mendapat imbalan, kok."

"Itu sudah sepantasnya kau terima." Ucap taichou Divisi 13, Ukitake Juushiro.

"Ah, benar tidak usah kok, Ukitake-san." Tolak Ichigo (masih) halus.

"Terimalah, Kurosaki Ichigo." Komamura Sajin, taichou Divisi 7, yang berperawakan seperti serigala *atau anjing?* ikut menambahkan.

"Ambil saja, Ichigo, akui saja kau menginginkannya!" Timpal taichou Divisi 11 dengan disertai seringainya yang biasa.

"Bukan begitu, Kenpachi! Komamura-san!"

"Analisisku mengatakan, memberikan imbalan padamu tidak akan mencelakai Seireitei." Imbuh taichou Divisi 12 yang berpenampilan nyentrik, Kurotsuchi Mayuri.

"Kau tidak perlu menganalisanya!" Sembur Ichigo.

"Menolak pemberian sama saja dianggap merendahkan martabat Gotei 13." Tiba-tiba taichou Divisi 6 angkat bicara. "Aku tidak suka direndahkan oleh orang rendahan." Tambahnya dingin, seperti biasa.

"A… apaan tuh, Byakuya?" Ichigo sweatdrop.

"Kuchiki-taichou benar, Kurosaki-san, tidak pantas menolak pemberian seperti itu." Kyoraku-taichou dari Divisi 8 berkata santai.

"Sudah kukatakan, bukan itu tujuanku membantu. Sudahlah, tidak perlu repot-repot." Ichigo berkeras.

"Jangan sok jaim begitu."

"Aku tidak sok jaim, Soi Fon-san! Imbalan bukan hal penting untukku!"

"Bakal lama nih." Keluh taichou Divisi 10.

"Makanya kubilang tidak usah!"

"Tapi kami ingin memberi penghargaan padamu, Kurosaki Ichigo-san." Sambil tersenyum Unohana-taichou berkata.

Ichigo menghela napas, "Kan sudah kubilang tidak usah repot-re—"

"Kami ingin memberi penghargaan padamu, Kurosaki Ichigo-san." Ulang Unohana-taichou dengan penekanan disetiap katanya.

"Sumpah, kalian tidak perlu memberiku—"

"Kami ingin memberi penghargaan padamu, Shinigami Pengganti, Kurosaki Ichigo-san." Dengan nada bicara dan senyum yang sama, aura berbahaya menguar dari taichou Divisi 4 itu.

"Ba-baiklah…"

Renji di barisan belakang hanya bisa meringis.

[BLEACH]

"Ya ampun, aku sama sekali nggak menyangka ternyata selain jago bertarung, taichou-taichou itu juga jago memaksa orang." Dengus Ichigo saat ia dan Renji berjalan menjauhi pusat Seireitei tadi.

"Makanya jangan coba-coba dengan para taichou, apalagi kalau mereka keroyokan menghujatmu. Untung tadi Hitsugaya-taichou nggak ikut-ikutan, dia kan galak banget." Nasehat Renji.

Ichigo terkekeh, "Benar juga ya, dia kan marah-marah melulu, ahaha." Membayangkan wajah marah taichou mungil itu.

"Tapi aku jadi nggak enak menerima hadiah itu, aku kan dibantu banyak orang di pertempuran itu." Si shinigami pengganti mendengus.

"Benar sih, tapi memangnya kau pikir cuma kau yang menerima imbalan? Ingat woi, ini sudah 10 hari sejak pertempuran itu!" Renji menoyor kepala orang disampingnya itu.

"Maksudmu?"

"Tentu saja kan, Inoue dan Sado sudah menerima hadiah mereka, awalnya juga mereka menolak, tapi baru sampai paksaan Zaraki-taichou mereka sudah mengalah. Kau memang tangguh, Ichigo! Hahaha!" Tawa Renji, mengingat kembali kejadian itu.

"Memangnya apa yang mereka pinta?"

Renji menghela napas sambil meletakkan tangannya di pinggang, "Mereka berdua sama-sama meminta agar setelah ini tetap bisa bekerja sama dengan Soul Society, saling membantu dalam banyak hal, dan agar bisa melakukan kunjungan ke dunia satu sama lain dengan lebih leluasa, itu saja. Sedangkan Ishida bilang dia tidak menerima imbalan dari shinigami."

"Ohh," jawab Ichigo, 'Sial, apa yang kuinginkan sudah diminta Chad dan Inoue. Lalu aku harus minta apa? Tidak mungkin kan aku memilih hadiah nekad itu?' Batinnya.

"Oi, Ichigo, tadi kau bilang kau perlu waktu untuk berpikir mau hadiah apa, mau sampai kapan?"

Ichigo tampak berpikir, "Paling lambat aku sudah harus kembali ke duniaku besok pagi karena aku sudah meninggalkan sekolah terlalu lama. Hmm, apa ya? Kau ada saran?" Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Saran? Kalau hal yang kuinginkan diberi sebagai hadiah ya tentu ada, tapi kalau untukmu…" Renji juga tampak berpikir, 'Kalau aku sudah jelas, pasti Rukia. Tapi apa Ichigo juga menginginkannya ya?' Pikirnya.

"Jangan yang aneh-aneh, lho! Ingat, ini untukku!" Sungut Ichigo.

"Iya aku tahu! Makanya ini sedang kupikirkan! Kau ini nggak tahu caranya menghargai bantuan orang lain ya?!" Renji jadi sewot.

"Biasanya kan pemikiranmu selalu aneh-aneh! Wajar dong, kalau aku curiga!" Balas Ichigo ikutan sewot. Mulai lagi deh kebiasaan bertengkar mereka.

Tiba-tiba sebuah bohlam 5 watt redup muncul diatas kepala nanas merah Renji #DigetokRenji.

"Aha, aku tahu!" Serunya seakan mendapat inspirasi besar.

"Apa?"

Renji memberi isyarat Ichigo agar mendekatinya, Ichigo menurut dan membiarkan Renji membisikkan ide briliannya.

"Was wes wos, was wes wos, was wes wos…" #ApaanNih?

Mata Ichigo membulat mendengarnya, "Serius?" Tanyanya dengan alis bertaut.

Renji nyengir, mengangkat ibu jari kanannya.

[BLEACH]

Sore itu, semua taichou, fukutaichou, dan orang-orang penting Gotei 13 berkumpul di bukit Sokyoku, begitu juga dengan Sado, Orihime, dan Ishida. Rupanya Renji sudah menyebarkan berita ke seantero Seireitei kalau Ichigo sudah menetapkan hadiah apa yang diinginkannya, dan tentu saja hal tersebut menimbulkan sedikit kehebohan. Sepertinya mereka semua datang untuk ikut menyerahkan 'hadiah' itu sebagai tanda terima kasih pada shinigami pengganti itu.

Apapun hadiah yang diinginkannya nanti.

Apapun.

Apapun?

"Yare-yare, apa-apaan sih, si Renji itu! Dasar bodoh, buat apa juga dia mengumpulkan orang segini banyak?!" Dengus Ichigo saat ia sampai di bukit tersebut dan mendapati tempat itu sudah ramai. Para anggota pasukan Gotei 13 berbaris di sisi kanannya, rapi menurut divisi masing-masing dengan para fukutaichou di baris paling depan, sedangkan para taichou berbaris dihadapannya, urut berdasarkan nomor divisi.

"Jangan salahkan aku!" Renji, yang berdiri didepan pasukan Divisi 6, menyahut untuk membela diri, "Ini sih keinginan mereka sendiri! Kau harusnya senang, artinya banyak yang menghargai bantuanmu!"

"Iya, iya, tapi kan nggak gini juga!" Balas Ichigo.

"Shinigami Pengganti, Kurosaki Ichigo," Yamamoto-soutaichou berkata, membuat semua terdiam, "Abarai-fukutaichou berkata bahwa kau menginginkan kami untuk mengizinkanmu menjadikan siapapun anggota Gotei 13 sebagai pasanganmu, apa itu benar?"

"Ya, begitulah. Habis aku tidak tahu lagi harus minta apa." Jawab Ichigo (sok) cool.

"Baiklah, kalau begitu, kami sudah meminta Asosiasi Shinigami Wanita untuk membantu masalah ini."

"Ehem, ehem," kemudian Nanao Ise, selaku wakil ketua Asosiasi Shinigami Wanita, yang berdiri didepan pasukan Divisi 8, melangkah maju satu langkah dan berkata, "Shinigami Pengganti, Kurosaki Ichigo, kami sudah menyiapkan semua shinigami yang tergabung dalam asosiasi kami sebagai pilihan Anda."

Lalu para shinigami wanita maju dan berbaris rapi di sisi kiri Ichigo. Para shinigami wanita itu tersenyum, meskipun sebenarnya kebanyakan dari mereka tidak mengenalnya selain sebagai 'si shinigami pengganti'. Ada Rukia juga disana.

"Eeh, aku boleh pilih siapa saja kan?" Tanya pemuda itu.

"Tentu saja, adalah suatu kehormatan bagi kami untuk dipilih menjadi pasangan dari pahlawan yang berjasa bagi Soul Society." Jawab Nanao.

"Wah, wah, aku tidak menyangka ini yang diinginkan si Kurosaki itu." Ishida berkata pelan. Ia, Sado, dan Orihime berdiri sebaris dengan para fukutaichou.

Sado mengangguk setuju, "Hm, bahkan aku yang cukup dekat dengannya pun tidak bisa menebak hal ini."

"Kurosaki-kun…" Orihime bergumam pelan, menatap Ichigo *sumpah, dia harus mulai menghentikan hal ini.*

Ichigo menarik napas dalam lalu menghembuskannya, memantapkan hatinya. 'Ini dia.' Batinnya. Tangannya kemudian terulur, telunjuknya menunjuk ke satu arah.

"Dia."

"Wuaaahhh!" Semua shinigami yang berada disebelah kanan Ichigo langsung berseru.

"Hebat benar pilihannya!"

"Pilihan yang bagus!"

"Sial! Dia membuatku iri!"

Hisagi Shuhei, fukutaichou Divisi 9 serasa ingin memakan zanpakutou-nya sekarang juga, 'Hiks… Rangiku-saaann….' Sedihnya dalam hati.

"Aku?" Matsumoto Rangiku, fukutaichou Divisi 10, wanita cantik bermata biru dengan rambut panjang pirang-stroberi bergelombang dan dada yang…ehem… *kita semua sudah tahu, oke?* menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi antara bingung dan tidak percaya.

'Keluarga rambut oranye.' Batin Hitsugaya Toushiro, taichou dari Matsumoto.

"Ah, bukan, bukan," Ichigo dengan cepat membenarkan kekeliruan itu, "Bukan Rangiku-san, tapi…"

Telunjuknya perlahan bergeser, ke barisan para taichou, lalu berhenti tepat pada seseorang.

Semua mata menoleh kearah yang dimaksud Ichigo.

Orang itu jelas-jelas terkejut, matanya membulat dan seluruh tubuhnya seakan menunjukkan bahwa ia tak percaya.

Ichigo mengulang potongan kalimatnya, "Bukan Rangiku-san, tapi…"

"…taichou-nya."

Hening sedetik.

"HITSUGAYA-TAICHOU?!"

.

.

A/N: Chapter 1 selesai! Ini baru awalnya pisan, sodara-sodara! Maaf banget. Jelek ya? Jelek kan? Ya kan? Pastinya #pundung (T^T). Ide cerita ini melintas begitu saja di kepala saya yang seharusnya penuh oleh pelajaran mengingat sebentar lagi UN tiba. IchiHitsu sendiri tema yang cukup sulit buat saya, soalnya pair favorit saya di Bleach itu HitsuHina *klasik*. Tapi setelah coba-coba baca beberapa fic IchiHitsu, entah kenapa saya jadi ketularan! Berarti author-author fic IchiHitsu hebat banget ya? #StandingAppalause untuk semua yang pernah nulis dan publish fic IchiHitsu!

Oiya, saya itu baru jadi penyuka Bleach (berkat Hitsugaya-taichou yang langsung bikin saya jatuh cintrong pada pandangan pertamrong), jadi masih sangat banyak butuh bantuan. Terjun ke kategori manga/anime pun baru kali ini (sebelumnya di Screenplays, dan saya meninggalkan fic-fic hiatus disana).

Saya minta maaf kalau fic ini kurang berkenan, gaje, aneh, banyak salah dan typos-nya, dll. Lastly, saya akan sangat menghargai RnR! Kritik yang membangun, apalagi! (Menurut Readers, sebaiknya Ichigo kehilangan kekuatannya, nggak?)

.

Salam,

Beruang Madu