Namikaze Brothers

Chapter 4: Team Hatake

"Being the best isn't all it's cracked up to be. When you have power, you become arrogant and isolated from the world, no matter how coveted and sought after you are in the beginning. But with us, it's different, because you and I are flesh and blood. I'm always going to be there for you, even if it's only as an obstacle for you to overcome, even if you do hate me... That's what big brothers are for."

~ Uchiha Itachi


"Tidak."

"Awww, ayolah Shuuu!"

"Tidak."

"Ayolah, Shūichi-kun!"

"Tidak."

Shūichi memijat keningnya entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Team Hatake, alias Team baru Shūichi baru saja merayakan selebrasi mereka karena mereka lulus ujian tes.

Mereka membutuhkan waktu lama, tetapi Shūichi, yang secara unofficial adalah Ketua Tim mereka, dapat mengetahui arti tesnya, dan bekerja sama untuk mendapatkan bell dari Hatake-sensei. Merekapun akhirnya lulus ketika bisa mendapatkan bell dari Hatake-sensei.

Merasa bahwa mereka sudah bekerja keras, Mikoto merekomendasi Timnya, sekaligus Hatake-sensei untuk menselebrasi terbentuknya tim mereka. Mikoto dan Yoshino mengusulkan untuk shopping, yang langsung saja ditolak oleh Shūichi.

Demi tuhan, seluruh perempuan sama saja Mereka baru 9 tahun, dan Yoshino baru 10 tahun, dan mereka mengajak shopping! Shūichi sungguh tahu bagaimana horrornya bagi para lelaki untuk menemani wanita shopping, terimakasih.

Di masa lalunya, atau mungkin kalian bisa bilang masa depan? Setelah perang, seluruh desa menselebrasi. Entah ia mabuk atau apa, ia setuju menemani Ino dan Sakura shopping.

Hasilnya, sangat parah. Ia harus membayar seluruh shopping Sakura dan Ino, dan ia tidak dapat memakan ramen! Yang hanya ia lakukan adalah duduk menunggu, dan membiarkan para wanita memilih baju. Setiap ia masuk ke toko baru, yang ia lihat hanyalah sebuah kursi yang berada disana untuk duduk, bukan baju-baju mewah yang dijual.

Walaupun Shūichi tahu, kali ini ia hanyalah menemani shopping anak 9 tahun dan 10 tahun, ia tidak ingin mengulangi pengalaman menyeramkan itu, terimakasih.

"Ayolah, Shūichi-kun! Kita janji akan sebentar!" Seru Mikoto, ia dan Yoshino memberi puppy-dog eye kepada Shūichi.

Shūichi berkeringat. Mata itu. Itu adalah kelemahannya. Ia adalah orang yang lembut. Tentu saja ketika ia melihat mata itu, ia akan melakukan apapun. Iapun memalingkan wajahnya, berusaha tidak melihat mata itu, tetapi tetap saja Mikoto dan Yoshino selalu berada di depan Shūichi untuk memberi pandangan itu.

Ia menatap kearah Sakumo dengan mata memohon untuk minta tolong. Sakumo hanya menaikan alisnya, dan kembali makan Dango yang ia makan, mengabaikan Shūichi bersama Mikoto dan Yoshino.

Mereka kini berada di stan Dango untuk memakan makan siang dahulu, sebelum akhirnya mereka akan berselebrasi. Mereka tidak tahu harus apa. Jadi mereka hanya berada di stan Dango daritadi.

Iapun menghela nafasnya. Ia sudah tidak tahan dengan mata itu. Ia pasrah dengan takdirnya.

"Baiklah. Tetapi janji, hanya sebentar." Ucap Shūichi, dengan berat hati setuju.

Mikoto dan Yoshino berteriak senang, "Yay!" Dan kemudian memeluk satu sama lain.

Shūichi menghela nafasnya sambil memijat keningnya. Mereka masih 9 tahun, demi tuhan.

Sakumo, melihat Shūichi, hanya terkekeh, mendapatkan glare dari Shūichi. Sungguh, ia tidak percaya pada para lelaki yang sudah menikah, seperti Sakumo. Bagaimana cara mereka masih bisa waras ketika mereka harus menemani istri mereka shopping, tabah akan mood-swing istri mereka ketika hamil, dan lain-lainnya. Shūichi menginggil ketika membayangkannya. Seluruh orang tahu, bahwa walaupun sang suami adalah kepala keluarga, yang mengontrol rumah adalah sang istri.

Sakumo mengusapkan rambut Shūichi sambil terkekeh, "Percaya padaku, Shūichi-kun, kau harus terbiasa dengan itu jika kau ingin berkencan beberapa tahun kemudian. Aku bisa melihat dirimu tumbuh menjadi pria yang tampan dan disukai para gadis." Ucap Sakumo, berusaha terdengar bijaksana.

Shūichi hanya memberinya glare sambil memutarkan matanya, "Aku tidak butuh seorang pacar. Lebih baik berlatih daripada menghabiskan waktuku untuk itu…" Gumam Shūichi.

Sakumo terkekeh lagi, "Benar, benar. Tetapi, di dunia ninja, kau tidak bisa memastikan apakah keesokan harinya kau akan bangun, atau tidak. Karena itu kau mesti bersenang-senang selagi bisa." Jelas Sakumo dengan bijaksana.

Shūichi mendengus, "Karena itu juga, ninja berlatih keras. Untuk memastikan bahwa keesokan harinya mereka bisa bangun dengan selamat." Debat Shūichi.

Sakumo hanya tertawa ketika mendengar argumen Shūichi. Ia kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau sungguh terlalu dewasa, Shūichi-kun. Cobalah bertindak seperti anak seumuranmu seperti Mikoto-chan dan Yoshino-chan."

Shūichi mendengus lagi, "Aku akan mencoba, tetapi tidak bisa berjanji." Ucap Shūichi. Ia kemudian menatap kearah Sakumo dengan wajah penasaran yang pura-pura, "Jadi, Hatake-sensei, melihat bahwa kau seorang prajurit, bagaimana soal perang? Bagaimana rasanya menjadi prajurit untuk melindungi desa?" Tanya Shūichi, walaupun ia sudah tahu apa rasanya karena ia pernah ikut Perang Dunia Shinobi ke-4, tetapi ia hanya ingin mendengar cerita perang Sakumo, karena ia ingin menyelamatkan Sakumo dari percobaan bunuh dirinya nanti. Jika Sakumo tidak mati, secara indirrect, Kakashi sejak kecil tidak akan menjadi seorang emo yang sangat menurut pada aturan. Dengan begitu, Kakashi akan berteman dengan Obito, membuat Obito tidak masuk dalam jalan yang salah, dan mungkin menyelamatkan rekan satu teman mereka lagi, yang Shūichi ingat namanya Rin.

Sakumo menghela nafasnya sedih, "Perang… adalah sebuah pengalaman yang mungkin tidak ingin kau ingat, Shūichi-kun. Mungkin kau mengira, dengan perang, kau bisa mendapatkan moniker terkenal, popularitas, dan lain-lainnya. Akupun sendiri baru saja mendapatkan moniker sebagai Konoha's White Fang di Bingo Book Suna karena membunuh kedua Akasuna." Jelas Sakumo. "Mengingat kau adalah baru seorang Genin dan kau akan melanjutkan perjalananmu sebagai ninja, biarkan kau ingat ini, Shūichi-kun," Sakumo memulai, "Menjadi ninja bukan hanya untuk agar kau hebat, ataupun popular karena tekhnik ninjutsu atau sesuatu yang kau lakukan dalam perang. Seorang ninja yang mempunyai tujuan seperti itu, karirnya tidak sampai Chuunin, dan mereka hanya beruntung menjadi Chuunin. Tujuan seorang ninja adalah melindungi apa yang kalian sayangi, dan melindungi rumah kalian. Menjadi ninja bukanlah hal yang kecil, karena kau harus mengorbankan moralmu untuk membunuh musuh desa. Seberapa banyaknya ninja menyangkal bahwa Shinobi adalah sebuah alat, pada akhirnya Shinobi adalah sebuah alat. Shinobi adalah alat, bukan untuk membantai musuh, melainkan alat untuk membuat desa dan rumah kita damai. Kau bisa liat disini, orang-orang tersenyum, dan bermain. Pandangan yang indah. Dan semuanya terlihat seperti damai, walaupun ada perang diluar. Itu karena seluruh Shinobi bekerja keras untuk mencapai ini. Itu adalah apa yang namanya ninja. Seseorang yang mengorbankan moralnya, demi kepentingan orang lain. Seseorang yang lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri." Jelas Sakumo dengan bijaksana.

Shūichi mendengar seluruh kata itu dengan seksama. Memasukinya ke hati. Melihat bahwa Sakumo adalah Jounin veteran, ia ingin memasuki seluruh kata Sakumo ke dalam hati, karena mungkin saja ia membutuhkan itu suatu saat nanti.

Sakumo kemudian tersenyum sedih, "Kita semua ninja dari berbagai negara, mempunyai satu tujuan yang sama. Yaitu melindungi rumah kita, dan membuat orang-orang yang ada di dalamnya semakin bahagia. Untuk membiarkan itu terjadi, kau harus mengorbankan moralmu. Ketika aku bertemu dengan musuh di medan perang, aku bertanya, 'Kenapa aku melawan dia? Kenapa aku harus membunuhnya? Apa aku mempunyai dendam dengannya? Apa aku mempunyai masalah dengannya?' Mereka juga tidak mempunyai dendam padaku. Jadi, kenapa kita saling bertarung? Tujuan kita hanyalah sama. Yaitu melindungi rumah kita'" Jelas Sakumo. "Jadi kau bisa tahu, bahwa di perang, kita saling membunuh, hanya untuk melindungi orang tersayang kita. Kita membunuh seorang ayah, atau mungkin seorang ibu. Atau mungkin seorang remaja yang mempunyai tunangan yang menunggunya di rumah. Ketika kita membunuh mereka, kita juga harus menimpa beban bahwa kita membuat seseorang menderita karena kehilangan seseorang yang berharga untuk mereka. Itulah horrornya perang," Jelas Sakumo.

Shūichi diam saja. Mengkontemplasi apa yang dikatakan Hatake-sensei. Di Perang Dunia Shinobi ke-4, ia tidak merasakan apa yang dideskripsikan Hatake-sensei, karena seluruh desa bersatu untuk mengalahkan Obito, Madara dan Kabuto. Jadi, ia tidak tahu rasanya, membunuh orang dan mengetahui kita membuat seseorang menderita. Itu seperti melihat seseorang membunuh kakaknya, Minato. Ia pasti akan melakukan apa saja untuk membunuh orang itu, dan mungkin mengkorbankan semuanya demi membunuh orang itu. Seperti apa yang dilakukan Sasuke.

Ia kemudian berpikir. Apa tujuannya menjadi ninja? Ketika menjadi Uzumaki Naruto, tujuannya menjadi ninja saat itu bukanlah untuk melindungi desa, melainkan untuk diakui oleh seluruh desa, bahwa ia bukanlah demon. Sekarang, ia tidak tahu tujuannya. Seluruh penduduk tidak membencinya. Iapun berpikir tentang seluruh temannya disini. Minato, Kushina, Mikoto, Yoshino, Shikaku, Inoichi, Chōza, dan lain-lainnya. Iapun tersenyum. Tujuannya menjadi ninja adalah untuk melindungi seseorang yang berharga untuknya.

Sakumo, melihat Naruto tersenyum dan terlihat tersesat di pikirannya, hanya terkekeh, mendapatkan perhatian Naruto. "Dan, kau sudah menyadarinya, bukan? Aku juga mempunyai mempunyai pandangan itu ketika aku menanyakan diriku sendiri, kenapa aku menjadi ninja." Sakumo kemudian mengusapkan rambut Shūichi sambil tertawa, "Kau akan tumbuh menjadi orang yang hebat, Shūichi-kun. Aku yakin itu." Ucap Sakumo. Pandangan jujur terlihat di matanya.

Shūichi hanya tersenyum. Mungkin, menjadi murid Hatake lagi tidaklah sebuah masalah besar. Kedua Hatake mengajarinya banyak hal. Ia hanya berharap bahwa Sakumo tidak telat berjam-jam.

Obrolan mereka diberhentikan oleh Mikoto dan Yoshino yang sudah selesai bergosip.

"Baiklah, Shūichi-kun! Ini sudah hampir sore, mari kita shopping!" Seru Mikoto dan Yoshino.

Kulit Shūichi pucat. Matanya melebar dengan horror. Sebelum ia dapat menjawab, ia sudah ditarik oleh dua perempuan, mendapatkuan sebuah tawaan kecil dari Sakumo. Shūichi hanya memberinya glare yang menjanjikan sesuatu yang menyakitkan.


Seminggu kemudian, Team Hatake sudah menyelesaikan 7 misi D-Rank. Shūichi dan Minato juga sudah mendapatkan apartemen bersama untuk mereka berdua. Walaupun apartemennya jarang ditempati karena mereka berdua sibuk dengan tugas mereka sebagai ninja, Shūichi dan Minato selalu mencoba meluangkan waktu satu sama lain untuk mengobrol bersama dan berlatih bersama.

Sebagai Tim Gennin yang baru keluar dari Academy, mereka hanya mendapatkan misi D-Rank yang sangat mudah. Biasanya misi itu hanya misi untuk membantu beberapa penduduk untuk melakukan sesuatu.

Karena dalam medan perang, Tim Gennin juga harus masuk dalam medan perang. Bagaimanapun juga, mereka harus dianggap siap untuk misi seperti itu.

Misi C-Rank untuk Genin di medan perang adalah, biasanya mengantarkan bekal persediaan ke salah satu pos pemeriksaan Konoha di daerah lain. Mereka akan membawakan makanan, alat-alat kedokteran dan lain-lainnya di salah satu pos pemeriksaan.

Perang, biasanya adalah tentang politik, dimana mereka meluaskan daerah mereka. Karena itu, di setiap daerah yang dikuasi suatu negara, selalu mempunyai sebuah front-line camp, yaitu tenda di ujung batas daerah yang mereka kuasai, untuk menghadapi musuh yang mencoba menginvasi daerah itu.

Disetiap front-line camp, ada apa yang namanya checkpoint, alias pos pemeriksaan, tempat dimana prajurit yang terluka dirawat, makan siang bersama, dan lain-lain. Checkpoint biasanya berada di paling belakang, karena checkpoint lah yang paling penting karena di tempat sana mempunyai banyak bekal persediaan mereka, senjata, alat-alat medik, dan lain-lainnya.

Selain itu, ada juga Captain Camp, tenda kapten diamana kapten dari divisi itu tinggal. Itu tempat dimana mereka membuat strategi, dan mendiskusikan keadaan divisi, sekaligus mencari kabar dari divisi lain. Tenda kapten biasanya terletak diantara checkpoint dan tenta garis depan.

Untuk seseorang yang ditugaskan di divisi tertentu, mereka akan menetap disana untuk beberapa bulan, atau mungkin tahun, tergantung darimana performa mereka. Jika kau mempunyai performa bagus dan mempunyai sebuah bakat, mungkin saja kau bisa dicabut dari divisi itu, dan ditransfer ke divisi lain, atau mungkin mendapat tugas spesifik. Tugas spesifik itu bisa sekelompok dari orang-orang dari divisi lain juga, atau tugas personel yang membutuhkan bakatmu.

Untuk mendapatkan daerah musuh, sebuah divisi harus dengan resmi menghancurkan chekpoint musuh, sebagai tanda kepada musuh bahwa daerah ini sudah dikendalikan oleh mereka. Musuh, bisa saja merebut daerah itu lagi, atau mungkin bisa menyusun strategi untuk meninggalkan daerah itu, dan menargetkan daerah lain.

Tidak seperti yang apa kalian kira, perang ini bukan perang antara ke-5 desa ninja. Perang ini adalah perang antara negara. Contohnya, Konoha adalah desa militer Negara Api, jadi Negara Api selalu memakai tentara dari desa Konoha.

Perang biasanya terjadi karena beberapa hal. Satu, adalah konflik personal antara pemimpin dua negara, atau konflik politik.

Tim Gennin seperti Tim Sakumo, hanya mempunyai tugas untuk mengantar bekal persediaan. Misi ini termasuk misi berbahaya, karena ditengah jalan, kau bisa saja disergap. Karena itu, biasanya misi seperti ini dibutuhkan oleh dua Tim Genin.

Jika seluruh murid Jounin sudah mendapat promosi, mereka tidak dipisahkan seperti saat keadaan damai. Melainkan, status mereka akan berubah dari Tim Genin menjadi Tim Chuunin. Tim mereka akan dimasuki ke salah satu divisi, dan mereka akan mencoba memulai pengalaman mereka dari sana.

Semakin berpengalaman dan semakin kuat, kalian bisa dipromosi menjadi seorang Jounin. Ketika kalian menjadi Jounin, kalian secara otomatis meninggalkan tim kalian, dan akan masuk divisi yang lain, kalau tidak, masih berada di divisi yang sama.

Ketika menjadi Jounin, kalian bisa mencoba request untuk menjadi Squad ANBU. Squad ANBU tidak ditugaskan disebuah divisi. Mereka melindungi desa dari bayangan. Mereka bisa melakukan tugas dari patrol daerah yang ditugaskan, sampai asasinasi dan infiltrasi wilayah musuh. Misi seorang ANBU selalu berbahaya. ANBU bagaikan sebuah agent spesial, mereka bukan prajurit biasa. Jadi, untuk menjadi seorang ANBU, kalian mesti siap untuk posibilitas tertangkap oleh musuh, dan kemudian disiksa hanya untuk informasi. Karena itu, hanya seseorang yang sangat kuat bisa di dalam ANBU.

Karena itu, disinal Team Hatake. Di samping mereka ada Tim 7. Ini debut pertama mereka untuk akhirnya keluar desa, dan melihat dunia sebenarnya.

Sandaime Hokage memandang kedua tim dengan serius, "Aku percayakan, bahwa kalian sudah siap untuk tugas ini?" Tanya Sandaime Hokage. Keseluruh Tim dengan seksama mengatakan 'Hai'. Sandaime tersenyum puas, "Misi kalian adalah mengantarkan persediaan obat-obatan dan persenjataan ke salah satu pos pemeriksaan di barat Amegakura. Jiraiya sudah tahu dimana pos itu karena ia pernah berada disana." Jelas Sandaime, "Jika kalian serbu di tengah jalan, pakai kode operasi Z4, jika kalian kalah jumlah." Lanjut Sandaime Hokage dengan serius.

Kedua tim mengangguk dengan serius. Kode Operasi Z4 adalah sebuah operasi dimana ketika dua tim Genin di serbu di tengah jalan dan mereka kalah jumlah, mereka harus bertarung habis-habisan. Jika mereka yakin bahwa mereka akan kalah, kedua pemimpin tim, yaitu kedua Jounin, harus menunda mereka, dan membuat ke-6 Genin waktu untuk pergi.

Ketika melihat mereka mengangguk dengan serius, Sandaime tersenyum dengan hangat. "Baiklah. Kalian dibubarkan dan semoga beruntung."

Dengan itu, Team 7 dan Team Hatake keluar dari ruangan misi. Ketika diluar, para Jounin-sensei menghadap kearah timnya masing-masing.

"Ini adalah misi yang serius. Jadi, aku sarankan kalian untuk siap. Kita sudah berlatih selama seminggu ini. Kalian akan diberikan waktu 2 jam untuk bersiap. Setelah selesai, kita akan bertemu di Gerbang Barat. Waktu Konoha ke Amegakure, bisa dibilang adalah 3 hari. Aku ingin kalian membawa bekal secukupnya." Jelas Sakumo. Walaupun Sakumo ketika adalah orang yang rendah hati dan ceria, ia adalah orang yang sangat serius ketika di dalam misi. Bisa terlihat aura veteran di sekitar Sakumo.

Shūichi mengangguk dan Team Hatake mengangguk. "Hai!" Seru mereka bersamaan. Sakumo mengangguk, dan kemudian menghilang dengan shunshin.

Selesai menghilang, mereka semua pergi ke arah yang berbeda karena rumah mereka tidak searah. Mikoto pergi ke Uchiha Compound, ditemani oleh Fugaku yang menurut Shūichi, sangat mirip dengan Sasuke ketika Genin dulu. Yoshino dan Kushina berjalan bersama, karena rumah mereka searah.

Melihat bahwa Jiraiya juga sudah menghilang, kini hanya ada Shūichi dan Minato. Mereka tersenyum pada satu sama lain, dan mengangguk, dan berjalan bersama ke Apartemen mereka.

"Jadi, Nii-san, bagaimana dengan timmu? Ini pertama kalinya aku melihatmu bersama dengan timmu." Ucap Shūichi, penasaran. Ia hanya ingin tahu bagaimana Minato dalam ajaran Jiraiya. Ia juga ingin tahu apakah Minato sudah memikirkan inventasi Rasengan atau Hiraishin, karena kalau dari cerita yang ia dengar, Minato menginventasi Rasengan karena terinspirasi oleh Bijuudama. Kalau Hiraishin, ia tidak tahu, karena informasi tentang jurus andalan Minato itu sangat tertutup. Yang hanya tahu adalah Jiraiya, karena Jiraiya membantu Minato membuat Hiraishin. Melihat bahwa Jiraiya sudah meninggal, ia tidak tahu apa-apa tentang Hiraishin.

Minato tersenyum besar, "Well, Jiraiya-sensei sangat hebat! Ia mengajariku dan Kushina banyak soal Fūinjutsu. Fugaku tidak terlalu tertarik dengan Fūinjutsu, dan lebih memilih Ninjutsu. Kadang dia sangat arogant. Fugaku masih sama saja, masih orang yang menyebalkan dan arrogant. Kushina, well, Kushina mungkin terlalu energetic dan kadang cerewet. Ia sering menjadi peacemaker antara aku dan Fugaku…. Jiraiya-sensei sendiri juga adalah orang yang lumayan." Jelas Minato sambil tersenyum. Ia kemudian memalingkan wajahnya kearah Shūichi, "Bagaimana denganmu, Otouto?" Tanyanya lagi.

Shūichi hanya tersenyum ketika mendengar deskripsi Minato. Itu terdengar seperti tim dulunya, dan ia merasakan sedikit rindu pada mereka. Walaupun kehidupan disininya lebih baik, sebagian besar memorinya adalah memori Uzumaki Naruto, bukan memori Namikaze Shūichi. Jadi, itu wajar kalau ia sedikit rindu pada orang-orang tersayang Uzumaki Naruto.

"Hatake-sensei adalah orang yang suka bercanda. Ia mengajari kita banyak hal. Bukan hanya jutsu saja, tetapi pengalamannya. Mikoto, kau tahu Mikoto, dia masih sama saja. Ia dan Yoshino entah kenapa selalu berkompetisi satu sama lain. Perempuan. Kadang aku tak mengerti mereka…" Yang terakhir hanya Shūichi ucapkan dalam gumaman.

Minato terkekeh. Minato kemudian melipat kedua tangannya di belakang kepalanya, membuatnya seolah menjadi bantal. Shūichi menaikan alisnya ketika melihat itu. Itu juga adalah salah satu kebiasannya ketika masih menjadi Uzumaki Naruto. Melipatkan tangannya di belakang kepala ketika sedang berjalan. Shūichi kemudian berpikir bahwa kebiasaan itu ia ambil dari Minato.

"Hey, Otouto." Panggil Minato.

Shūichi melihat kearah Minato sambil menaikan alisnya, pertanda ia merespon sekaligus bingung.

"Apa kau yakin kita akan bisa membuat Klan Namikaze di Konoha?" Tanyanya, dengan mata yang penuh harapan. Shūichi sangat tahu pandangan itu.

Itu adalah pandangan seseorang yang ingin keluarga. Ketika Naruto masih kecil, ia selalu bermimpi untuk mempunyai keluarga nanti ketika besar. Mempunyai sebuah keluarga yang bisa disayangi. Lagipula, itu adalah mimpi semua yatim piatu. Untuk mempunyai keluarga. Shūichi tahu bahwa Minato sangat ingin keluarga. Jadi, ia bisa menebak betapa terkejut sekaligus senangnya Minato bertahun-tahun lalu ketika melihat ia mempunyai adik, padahal ia adalah anaknya.

Shūichi tersenyum, "Kalaupun kita berhasil, membuat klan itu susah. Aku sudah membaca buku tentang standar klan di perpustakaan Konoha. Sebuah klan harus mempunyai spesialis, atau sebuah spesifik. Seperti klan Aburame, yang bertarung dengan Kikaichu, atau klan Nara yang bertarung dengan jutsu bayangannya. Klan Yamanaka spesial dalam jutsu pikiran mereka, dan Klan Uchiha terkenal karena Kekkei Genkai Sharingan mereka," Jelas Shūichi, mencoba mengingat kata-kata di buku yang pernah ia baca di perpustakaan. "Dan, setiap klan harus mempunyai sebuah basic Taijutsu milik klan, dan basic Ninjutsu. Jadi intinya, setiap klan harus mempunyai gaya Taijutsu sendiri, dan setidaknya, mempunyai satu Ninjutsu buatan klan yang bisa dimasteri oleh seluruh anggota klan." Jelas Shūichi.

Minato kemudian diam beberapa saat. Wajahnya termangu-mangu sebelum akhirnya tersenyum, "Itu dia!" Seru Minato, membuat Shūichi menaikan aslinya. "Melihat kita masih terlalu muda untuk mengetahui spesialis kita, dan kita juga terlalu muda untuk membuat sebuah Ninjutsu, bagaimana kalau kita membuat Taijutsu?" Minato mensugesti.

Shūichi terlihat berpikir terlebih dahulu. Membuat Taijutsu sendiri itu lebih mudah daripada membuat sebuah Ninjutsu. Ia kemudian mengusap-ngusap dagunya. Ia kemudian hampir face-palmed. Di saat menjadi Uzumaki Naruto, ia selalu mengkomplain tidak ada kuda-kuda Taijutsu yang cocok dengannya. Apa ia tidak pernah berpikir untuk membuat Taijutsu sendiri?

"Itu… adalah ide yang tidak buruk." Ucap Shūichi setelah berpikir, "Tetapi kau tahu bukan, walaupun membuat Taijutsu itu tidak sesulit membuat Ninjutsu, tetap saja itu akan sangat sulit untuk seorang Genin. Dan lagipula, sebuah gaya Taijutsu mesti mempunyai tujuan dan spesialis. Seperti Taijutsu klan Uchiha, yang bergantung pada counter-attack karena cocok untuk Sharingan mereka. Lalu Aburame yang Taijutsunya sangat defensif, karena mereka terlalu mengandalkan pada Kikaichu mereka untuk bertarung," Jelas Shūichi lagi.

Tanpa sadar, mereka kini sudah berada di Apartmen mereka. Gedung Apartmen ini disediakan untuk seorang ninja yang tidak mempunyai klan, atau masih belum dapat membuat rumah sendiri. Di Apartemen ini kebanyakan berisi Genin dan Chuunin, karena Jounin biasanya tinggal di tenda divisi mereka, atau sudah mempunyai rumah sendiri.

"Well, kita akan mendiskusikan ini nanti. Kita mempunyai misi yang harus dijalani!" Seru Minato, excited untuk pertama kalinya keluar Konoha.

Shūichi terkekeh. Saatnya ia packing untuk perjalanannya untuk melihat keluar Konoha pertama kalinya, sejak ia terlempar ke masa lalu.


-3 Hours Later-

Shūichi dan Minato kini berada di gerbang barat Konoha, menunggu sensei mereka masing-masing. Team 7 dan Team Hatake sudah berada disana. Terlihat, Mikoto, Kushina, dan Yoshino sedang mengobrol pada satu sama lain, yang menurut Shūichi mengobrol tentang sesuatu soal perempuan.

Minato dan Fugaku memberi glare pada satu sama lain, dan kadang-kadang mengatai satu sama lain. Fugaku juga kadang menyombongi kemampuannya, yang membuat Minato juga menyombongi dirinya, dan kemudian membuat mereka berdua berdebat siapa yang lebih hebat.

Dua bunyi 'poof' kemudian terdengar, dan di depan mereka, terlihat sensei masing-masing yang masing-masing memakai sebuah tas yang kelihatannya sangat besar.

"Baiklah, dengar. Persediaan yang kita butuhkan ada di dalam tas aku dan Jiraiya-san. Kita akan ke Amegakure dengan cepat, karena kini tekanan perang semakin tegang, jadi kita tidak akan berlama-lama diluar desa. Kita akan beristirahat untuk tidur, atau ketika kalian capai. Mengerti?" Ucap Sakumo dengan nada komandonya.

"Hai!" Seru kedua tim bersama-sama.

Jiraiya mengangguk, dan kemudian membalikan badannya. Ia kemudian menggesturkan para Genin dengan tangannya untuk mengikutinya.

"Jalan!" Dengan itu, kedua tim berlari dengan cepat.

To Be Continued…


A/N: Well, new chapter. Maaf karena lumayan pendek. Aku hanya ingin bilang, di beberapa chapter lalu, aku sudah berkata bahwa perang dunia kedua disebabkan oleh Sasori. Maaf, itu salah dan aku akan memperbaikinya nanti.

Awal perang dunia ninja kedua sebabnya adalah karena keadan politik ke-5 negara yang semakin parah, jadi, membuat perang. Aku baru inget kalo Sasori menculik Kazekage ketiga di Perang Dunia ke-3.

Ohya, ingin saran. Aku merencanakan perang dunia ke-dua, yaitu timleine Naruto saat ini, untuk berakhir ketika Naruto berumur 12 tahun dan Minato berumur 13 tahun, yang berarti 3 tahun dari sekarang.

Melihat bahwa perang dunia ninja ke-3 berdurasi sampai 10 tahun, apa kalian ingin aku menulis perang dunia ninja ke-3 secara detail, atau hanya menulis beberapa bagian yang penting, dan sisanya timeskip?

Hanya itu saja, Sampai jumpa!