Cocoa!

Kris and Tao fanfiction

Rated M

GS;Typos;OOC

Song Lacie


Terlihat seorang gadis berambut pirang bak model sedang berjalan menuju sekolahnya.

...

Tunggu! Kenapa dia terlihat sangat tidak bersemangat begitu?

"Ck, kenapa baekkie tidak menjawab sms-ku? Padahal dia bilang sendiri kalau ingin berangakt bersama denganku" gerutunya sambil mengerucutkan bibirnya.

Wohoo! Tak tahukah dia bahwa banyak pejalan kaki, terutama kaum adam, sedang berusaha keras untuk menelan ludah mereka sendiri karena melihat aksinya yang menggemaskan itu?

Tapi tampaknya sang gadis-model-berambut-pirang itu tetap acuh untuk mempertahankan aksinya yang imut itu.

Tapi kurasa dia tak akan lama untuk melakukan aksinya itu kar–

"TAOZI!"

–na, well.

Sebaiknya kita lihat apa yang mereka lakukan.

Tao pov

Sial, kalau bukan karena nona kecil pecinta eyeliner itu aku akan meninggalkannya disini!

"Ck, kenapa baekkie tidak menjawab sms-ku? Padahal dia bilang sendiri kalau ingin berangkat bersama denganku" cibirku sambil berulang kali mencoba menghubungi nomer baekhyun, nona kecil pecinta eyeliner itu.

Maaf, nomer yang anda tuju sed–

ASTAGA! Ini sudah lima belas menit aku menunggunya. Apa sih yang dia lakukan?!

"Awas saja kalau alasan dia terlambat adalah eyeliner sialan itu, akan kupastikan stok eyeliner miliknya terbakar sore ini"

Sadis? Apa peduliku!

Ayolah, aku tidak ingin membuat reputasiku di SMA menjadi jelek karena terlambat- alay memang, tapi itu mempengaruhi nilai konserlingku!

Ah ya, namaku Huang Zi Tao. Orang Cina tapi belum pernah hidup di Cina. Aneh? Salahkan ayahku, Huang Siwon, yang belum pernah membawaku ke Cina. Dan alasannya tidak pernah jauh dari kata "Ayahmu ini sibuk kerja nak" "Maaf tapi hari ini Ayah ada meeting" dan blablabla kerja. Menyebalkan.

Tapi aku mesti bersyukur karena ibuku, Huang Miyoung, selalu bisa menemaniku ketika ayahku sibuk ini-itu kerja. Sebenarnya, jika diperhatikan aku tidak terlalu mirip ibuku.

Ya, aku lebih mirip ayahku.

Dari watak tegas, tinggi badan, warna kulit (walaupun aku jauh lebih putih dari ayahku), dan hidungku yang kelewat mancung ini.

Ah sudahlah, kenapa aku jadi bahas aku-lebih-mirip-dengan ini?

Baekhyun, ayolah dimana kam–

"TAOZI!"

For Gucci Sake! Akhirnya nona kecil eyeliner itu datang!

"Hebat sekali nona eyeliner, kau terlambat enambelas menit dan tigapuluh detik" cibirku sambil melipat tanganku di dada.

"Oh ayolah Taozi! Kau tidak tau betapa susahnya untuk menata rambut dengan model ini!" gerutunya sebal.

Model rambut? Hah

"Demi eyeliner sialanmu itu, untuk apa nona Byun Baekhyun yang terhormat ini, yang bahkan hanya mengandalkan sebuah jepit pita dan kuncritan berbulu itu pada rambutnya, sekarang peduli dengan rambutnya sekarang?" sindirku tegas sambil memperhatikan model rambutnya yang baru.

Memang sih, itu model rambut yang susah. Bahkan aku berani bertaruh Baekhyun menghabiskan waktu tigapuluh menit hanya untuk menata rambutnya itu. (kalau mau tau rambutnya kayak gimana, coba gitu search saber fate/zero. Itu beneran susah modelnya-_- /curhat/)

"Kalau kau memang niat untuk memuji bilang saja, aku ikhlas kok"

"Eh, tapi ini bagus kan modelnya?" dia berputar-putar dihadapanku untuk memamerkan model rambutnya itu.

Aku hanya bisa memutar mata malas melihat tingkah Baekhyun yang kelewat semangat itu.

"Stop deh Baekhyun, selain aku bisa pusing, aku juga gak ingin kita terlambat. Oke, model rambutmu memang bagus, jadi ayo berangkat!" daripada mengulur waktu lagi hanya untuk rambut barunya Baekhyun, lebih baik kutarik tangannya!

" Ya ya ya! pelan-pelan saja Taozi!" rengeknya sambil berusaha mengimbangi jalan kakiku.

"Makanya jangan telat tadi. Dasar"

Ngomong-ngomong, tumben dia mau berangkat pagi. Biasanya juga sukanya datang semenit sebelum bel.

"Hei Baekki" aku mulai memperlambat jalanku.

"Apa Taozi?"

"Tumben kamu mau berangkat pagi, memangnya ada apa?" tanyaku curiga. Gimana gak curiga kalau dia hobinya -hampir- telat gitu.

"Hehe, Taozi memnag terbaik deh!" dia mengerlingkan mata.

Aku butuh kresek. Sekarang.

"Apasih, aku gak tau apa-apa kok" jawabku sambil memberikan ekspresi plis-matamu-bikin-aku-mual ke Baekki.

"Duh! Itu loh, ChanChan masuk hari ini!" teriaknya sambil memeluk lenganku erat.

Hah?

"Nugu ChanChan?" tanyaku sambil berusaha melepaskan tangannya di lenganku. Sakit!

"Chanyeol, Park Chanyeol! Murid di bagian selebriti! Jangan bilang kamu gak tau?" mukanya seolah mengatakan 'serius-elu-ga-tau-siapa-dia-?-!'

"Kalau aku jawab engga, emang kenapa?" jawabku enteng sambil menendikkan bahu acuh. Emang siapa dia sampai aku harus tau?

"Ya ampun Huang Zi Tao! Dia model di M2M itu! Astaga, padahal banyak yang masuk sekolah kita karena ngincar para seleb!" dia masih mepertahankan ekspresinya yang tadi.

Ya, sekolahku dan Baekhyun ini agak 'unik'.

Sekolah yang diberi nama 'Cheonsa-SHS' ini punya dua bangunan yang dipisah.

Bukan, sekolah ini punya dua gedung yang dipisah bukan karena murid-muridnya bukan mukhrim. Bukan!

Jadi gedung A, adalah gedungnya para seleb. Kenapa aku bilang begitu?

Ya karena disini tempatnya para seleb! Mulai dari Lee Hayi, soloist YG itu sekolah disini. Bahkan kau tahu Kim Myungsoo dari Infinite itu? Dia lulusan sini!

Bahkan trainee SM, Seulgi, adalah adik kelasku, walaupun beda gedung tentunya.

Dan gedung B, adalah para non-seleb. Seperti diriku dan Baekki.

"Aku pilih sekolah ini karena jarak antara sekolah dengan rumahku tidak terlalu jauh, Baekki" jawabku kalem.

"Duh, dasar aneh" cibrnya sambil menjulurkan lidah.

"Masalah gitu buat kam–

"KYAAAAA!"

"CHANCHAN! LIHAT KESINI DONG!"

"CHANYEOL-AH! SARANGHAE!"

"WU YIFAAAAANNN!"

"JADI PACAR NOONA YA KRIS!"

"ENAK SAJA KRIS PUNYAKU!"

"–u? Astaga!" teriakku kaget melihat gerombolan manusia kaum hawa yang memenuhi gerbang sekolahku.

"Oh My! Itu ChanChan Taozi! Kyaaaa!" Baekki mulai gak waras.

"Er, Baekki? Aku duluan ke kelas ya, aku gak kuat lama-lama disini" aku mulai mempersiapkan langkah kakiku. Sekaran aku (sedikit) bersyukur karena kakiku panjang seperti ayahku.

"Baiklah! Tolong bawakan tasku ya Taozi? Aku gak bisa foto ChanChan kalau bawa tas begini" pintanya sambil memasang puppy-eye.

Skak mat!

"eum, ba-baiklah! Hati-hati oke?" aku tidak mungkin sanggup tidak 'meng-iyakan' permintaan Baekki kalau dia mulai memberikan mata anjing yang imut begitu, hiks.

"Hehe! Makasih Taozi, you're my best friend!" dia memberiku flying kiss, dan aku langsung memasang pose ingin muntah, dan berlari mengikuti gerombolan makhluk di depan gerbang.

Hah, kalau gini bisanya masuk lewat belakang.

Poor for myself, sigh.

End Tao pov

"Puas memfoto ChanChhan tadi Baekki?"

"Eh Taozi! Tentu saja! Kau tau, tadi dia terlihat saaaangat tampan dengan rambut hitamnya itu! Astaga, aku ingin pingsan!" teriak Baekhyun sambil menunjukkan hasil jepretannya ke Tao.

"Plis deh, kalau kamu pingsan. Aku bisa repot! Kamu berat Baekki!" jawab Tao tenang sambil memakan bekalnya.

"Jahatnya, padahal aku berhasil menurunkan berat badan menjadi 46 kg!"

"Bahkan aku hanya 44 kg Baekki! Astaga!" delik Tao dengan tajam.

"Hehe, okelah aku ngalah deh. Ngomong-ngomong tadi Kris juga terlihat sangat tampan! Aaaw, pingin deh jadi pacarnya" khayal Baekhyun sambil mengambil telur di bekal Tao.

"Ya ya! jangan ambil telurku Baekki! Lagipula tadi kau bilang ChanChan tampan, sekarang kau bilang Kris juga tampan? Ayolah, jangan jadi playgirl!" sembur Tao sambil memakan sosis di bekal Baekhyun, rupanya dia ingin balas dendam...

"Hei, aku cuma bilang ingin jadi pacarnya Taozi. Bukan berarti aku mau jadi pacarnya Kris juga. Lagipula aku cuma cinta sama ChanChan"

"Terserahmu saja deh"

Hening

"Eh Taozi, nanti aku gak bisa nemenin kamu pulang deh. Aku ada les nanti. Maaf ya?" pinta Baekhyun sambil metautkan tangannya.

"Baiklah, semangat ya nanti les-nya!" jawab Tao sambil mengepalkan tangannya keatas seolah mengatakan 'fighting!'

"Tentu saja! Eh, pinjem catatan biologi dong!"

"Bilang saja pingin nyontek" cibir Tao sambil meminum jus jeruknya.

"Hehe, Taozi memang pengertiaaaann~~"

Tao pov

Teng teng teng–

"Baiklah anak-anak sekian pelajaran hari ini, jangan lupa kerjakan hukumanmu Tao-sshi. Terima kasih" ucap Yuri-saem sambil keluar kelas.

Sial, mentang-mentang aku lemah di pelajaran sejarah jadi aku dari tadi kena incarannya? Pfft.

"Taozi, mau kubantu?" tanya Baekki sambil menolehkan kepalanya imut.

"Hm, aku lemah dalam pelajaran ini. Tolong ya?" pintaku manyun.

"Tentu saja! Tapi, jangan lupa 'bantuin' aku njgerjain pelajaran kimia ya!" jawabnya sambil nyengir.

"Apanya yang 'bantuin'? orang kamu sukanya nyontek gitu" tanyaku sambil menghela napas.

"Nah itu tau! Hehe, tapi gaapa kan? Sebagai balas budi dong~"

Whatever, terserah kamu, penakno (lol)

"Ya ya, aku duluan oke?" aku mulai memasukkan barang-barang yang ada di loker mejaku. Mulai dari tepak pensil, buku catatan, bahkan bungkus makanan. Hei! Tadi aku tidak sempat membuangnya tahu!

"Ye! Hati-hati dijalan sayangkuu"

"Sayangmu dalam mimpi!" jawabku ketus.

Dan dari kejauhan aku bisa mendengar gelak tawa khas seorang Byun Baekhyun, dasar.

Ini belum musim dingin, tapi ini dingin sekali!

"Ah, apa aku bikin kue kering ya? buat camilan besok" tanyaku pada diri sendiri.

Sepertinya tidak buruk.

"Baiklah!"

...

"Terimakasih sudah berbelanja disini!" sapa kasir bergender perempuan itu padaku.

"Hm"

Sial, kenapa anginnya makin kencang sih? Ini menyebalkan.

Aku pun hanya bisa berjalan pelan-pelan, mengingat aku membawa kantung belanjaanku.

"Eh? Bukannya itu majalah yang pernah dibawa Baekki?" aku menghentikan langkah di depan kios penjual majalah.

Lihat sedikit kurasa bukan masalah, batinku.

"Eh? Ini bukan ChanChan deh" kukerutkan kening karena tidak tahu ini siapa.

"Wu Yi–Fan?" bacaku pada profil yang ada di majalah itu.

"Itu yang tadi diteriakkan anak-anak di gerbang tadi, oh jangan-jangan itu Kris!" aku mulai menebak dengan yakin.

Aku mulai melihat halaman selanjutnya, dan...

Oh My God!

Hei, bukannya peraturan di sekolah melarang siswanya untuk menindik?! Apa-apaan ini orang!

"Ck, dasar seleb! Mentang-mentang punya banyak uang jadi melanggar gitu" teriakku kesal sambil membanting majalah itu.

Drap drap drap drap drap

Eh? Apa itu?

Kulihat ada seorang lelaki, aku tak tau karena dia memakai masker, dikejar oleh banyak perempuan dibelakangnya.

Jangan-jangan dia maling?!

Aku mulai mempersiapkan ancang-ancang, begini-begini aku bisa wushu tahu!

Aku hampir bisa menendangnya ketika dia menahan kakiku, sontak saja aku–

"Ya! lepaskan dasar kau mal–

Cup!

–ing"

Apa-apaan dia! Dia menciumku! Ya, walaupun dia hanya mencium pipiku tapi tetap saja itu pelecehan!

"KYAAAA!"

"Argh! Kris mencium bibir wanita itu!"

Apa?! Tapi dia hanya mencium pipiku!

"Ya! si– siapa yang ber–

"Ya nona-nona! Dia pacarku dan kami memang ingin bertemu disini! Jadi pergilah!" jawab lelaki maling –ciuman pertamaku– itu dengan santai.

Apa?!

Dia tadi bilang pacar?!

"Ya Kris! Kau tidak pantas dengan perempuan itu!" jawab –mungkin ketua mereka– dengan lantang.

"Ya! dia jelek!"

Gyuts!

"Dia tidak modis!"

Gyuts! Gyuts!

"Dia bahkan bukan tipemu kan!"

Gyuts! Gyuts! Gyuts!

Cukuuup! Aku ingin meledak sekarang juga!

"Me–

"Terserah apa yang kalian katakan, tapi dia memang pacarku. Oke nona-nona, kami pergi dulu!" jawabnya sambil menarik lenganku menyuruhku untuk mengikuti langkah kakinya.

Astaga! Kenapa mereka hobi sekali memotong pembicaraanku?!

Dan apa-apaan dia! Menarik tanganku tanpa mendengar perkataanku! Dasar maling!

Setelah berlari cukup jauh dari tempat tadi, dia menarikku untuk berhenti di gang sempit.

"Kurasa mereka tidak akan bisa mengejar kita disini" katanya kalem sambil melihat jam yang ada di tangan kirinya.

"Oh ya, kau baik-baik saja?"

Baik-baik matamu!

"Jika maksudmu adalah bagian tubuhku tentu saja tidak! Lagipula barang belanjaku ketinggalan kan!" semprotku sambil mengatur napasku.

"Maaf, kupikir itu bukan masalah besar" jawabnya cuek.

Kampret

"Ya! ganti rugi! Kau sudah menghilangkan barang belanjaanku! Dan kau juga me- men" aku gak mungkin mengucapkannya, itu memalukan!

Dan dapat kulihat dia menyeringai

"Men apa nona?" tanyanya sok polos.

"Sudahlah! Pokoknya kembalikan barang belanjaanku!" aku berusaha mengalihkan pertanyaannya.

"Aku tidak mau"

Sialan! "Dasar nyebelin! Coba tadi gak kutolong! Kamu pasti habis di serbu perempuan itu!"

"Apa aku tadi minta ditolong?"

Hening

"Y- ya engga! Ah udahlah, kamu nyebelin!" aku melemparkan beberapa kertas yang ada di tasku ke arahnya.

Aku berlari sambil marah-marah.

"Dasar cowok aneh! Eh, tapi aku gak tau itu tadi siapa? Ah sial!"

End Tao pov

Lelaki tadi mengambil kertas yang dilemparkan Tao ke arahnya.

"Hng? Huang Zi Tao? Menarik" dia menampilkan seringai yang kurasa itu seringai mesum.

Gimana gak seringai mesum? Orang kertas yang dilempar Tao tadi adalah hasil pemeriksaan tubuhnya Tao!

Terlihat dia berusaha menghubungi seseorang

"Halo?"

...

"Ya, aku menerima tawaran iklanmu"

...

"Asal, aku ingin modelnya diganti"

...

"Tidak, aku ingin...

Huang Zi Tao menjadi lawan main di iklan itu"

...

"Senang berbisnis denganmu juga Kim-sshi"

Tutup pemuda pirang itu.

"Kita akan bertemu lagi Zi Tao, pasti"

TBC

Buahaha! Yaampun, akhirnya kesampean juga bikin ff KrisTao!

Oke, let me introduce my self! /bgm igab snsd/

Song Lacie imnida!

Author baru di dunia screenplays ini

Suka baca ff KrisTao apalagi yang rated m /geplak/

Suka nge-review juga tapi entah kenapa sering gak keposting /pundung/

Oh iye, ini gue bingung bilangnya. Cerita ini keinspirasi sama komik yang judulnya kalau gak salah ya 'Cocoa!' juga-_-

Tapi gue lupa siapa yang buat /nyengir/

Kalau ada yang tau beritau gue ea

Gue masukkin rated m emang karena nanti bakal ada adegan hahahihi gitu dah

Gue yakin yang mesum langsung nyengir bahagia ngerti /termasuk gue/

Oke dah, sekian dari gue

Gue tau ini banyak typo, jadi gue minta maaf

Manusia banyak salah bung!

Sign

Song Lacie