Disclaimer : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto

Title : Another Case

Rating : T – M

Genres : Horror, Supernatural, Romance, Mystery, Drama, Friendship, etc

Pairing : Naruto X Fem. Sasuke (Satsuki)

Summary : Naruto merupakan seorang murid pindahan yang baru saja pindah ke kota Konoha. Tidak ada yang tahu jika dia mempunyai Six Sense. Pertemuannya dengan Satsuki (Female Sasuke), membuat kehidupan nya di Konoha semakin menarik. Petualangan dan berbagai kejadian aneh di antara keduanya sering terjadi dan bagaiman mereka menanggapinya ?. OOC / Fem. Sasuke / NotYaoi / Fluffy / HorrorScene / AU / and others

A/N : Untuk yang bingung dengan gambar Satsuki, Ryu buat dia persis kayak 'Hina' di Anime (Brother Complex). Kalian bisa browsing untuk cari picture nya atau lihat gambar Cover fiction ini

.

.

.

~CHAPTER 1 : Murid Pindahan dan Tetangga Baru~

.

.

"Satsuki... ayo bangun, sudah siang... nanti kau terlambat loh"

Terlihat seorang gadis berambut hitam panjang bangun dari tidur nya. Mengucek matanya sebentar gadis yang bernama Uchiha Satsuki itu berteriak. "Iya Kaa-san, aku akan segera turun...". Mengambil handuknya yang di letakan di belakang pintunya Satsuki menuju ke arah kamar mandi yang langsung terhubung dengan kamar nya itu

Setelah membasuh dirinya gadis berumur 16 tahun itu kini tampak sedang mematut dirinya di depan cermin. Dia tampak tersenyum manis sambil memandang refleksi dirinya di cermin itu. "Yosh, sudah rapi...". Satsuki lalu mengambil tasnya yang di letakannya di atas meja belajar dan kuluar kamar untuk menuju ke meja makan

Karena kamarnya berada di lantai dua dia harus menuruni tangga, saat menuruni tangga dia sempat melihat sekelebat bayangan melintas di belakangnya. Namun saat Satsuki menoleh dia tidak menemukan apa-apa disana. Mengangkat kedua bahunya tidak pedulu Satsuki kembali melanjutkan langkahnya

"Ohayou... Tou-san, Kaa-san". Ucap Satsuki kepada Ayahnya yang sedang membaca koran dan ibunya yang sedang memasak di dapur

"Ohayou Satsuki...". Balas ibunya sambil tersenyum kepada Satsuki. "Hn...". Sedangkan ayahnya hanya membalasnya dengan gumaman yang tidak jelas. Satsuki meletakan tasnya di bangku kosong di sebelahnya dan duduk di kursi di samping kiri sang ayah

Jika diperhatikan Satsuki memang mewarisi kecantikan dan rambut indah sang ibu, tapi bola matanya mirip dengan sang ayah

"Ne, Kaa-san... katanya Itachi-nii dan Hinata-nee akan datang, tapi kok aku tak melihat mereka ?". Ucap Satsuki sambil mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai tomat kesukaannya

"Tadi Itachi menelpon. Dia tak jadi datang pagi ini karena Hinata sedang mual-mual... ya, biasa sih namanya juga lagi hamil". Satsuki mengangguk, kakaknya Itachi memang menikahi seorang gadis dari keluarga Hyuga yang bernama Hinata. Mereka menikah beberapa bulan yang lalu, jadi dia tak kaget saat mendengar Hinata-nee nya yang sedang hamil muda

"Mungkin Itachi dan Hinata akan datang nanti siang...". Ucap Fugaku, sang ayah di balik koran yang menutupi wajahnya

Mikoto yang merupakan ibu dari Satsuki tampaknya sudah selesai memasak sarapan. Dia kini membawa tiga piring berisi sarapan dan menyiapkannya di meja makan. "Itadakimasu...". Ucap Satsuki dan mulai memakan sarapannya

Fugaku juga telah menutup korannya dan memakan sarapan yang di buat oleh istrinya itu. "Anata, tampaknya rumah kosong di sebelah rumah kita akan ada yang menempatinya...". Ucap Mikoto di tengah-tengah kegiatan sarapan keluarga kecil itu

Satsuki mengernyitkan dahinya, pasalnya dia baru saja mendengar kabar itu. Dan lagipula Satsuki merasa heran dengan calon tetangga barunya itu, berani-berani nya menetapi rumah yang kelihatan seperti rumah hantu itu

"Hn.. sepertinya begitu. Aku juga mendengarnya kemarin dari Tanaka-san, katanya akan ada seseorang yang akan menempati rumah di sebelah kita". Kata Fugaku menanggapi perkataan istrinya

"Ya, dan katanya yang menempatinya adalah seorang pemuda...". Ucap Mikoto. Satsuki memang penasaran tapi dia memutuskan untuk tidak ikut mendengar pembicaraan kedua orang tuanya itu. Setelah menyelesaikan sarapannya Satsuki segera mengambil tasnya dan mecium pipi kedua orang tuanya

"Aku berangkat dulu...". Kata Satsuki yang sudah membuka pintu rumahnya. "Ya, hati-hatilah di jalan...". Teriak Mikoto dari ruang makan

.

Saat keluar dari rumahnya Satsuki berpapasan dengan seorang gadis berambut pink. Gadis itu melambaikan tangannya dan mengkodekan agar Satsuki menghampirinya. Satsuki tersenyum kepada sahabatnya itu dan segera berjalan ke arah sahabatnya itu

"Ohayou, Satsuki-chan...". Jawab teman Satsuki yang berambut pink itu

"Ohayou, Sakura... ayo berangkat". Teman Satsuki yang bernama Sakura itu mengangguk dan mulai berjalan beriringan dengan Satsuki

"Ne, Satsuki-chan... apa di samping rumahmu ada tetangga baru ? kulihat kemarin ada mobil pengangkut barang yang tampaknya murunkan barang-barang seseorang ke rumah itu...". Tanya Sakura kepada Satsuki di sebelahnya

"Entahlah Sakura, kemarin aku tidur cepat karena kelelahan mengurus tim basket sekolah... kau tahu kan". Sakura mengangguk. Dia mengerti Satsuki yang akhir-akhir ini sibuk sebagai manajer tim Basket sekolahnya

"Tapi aku mendengar ucapan kedua orang tuaku yang mengatakan memang ada seseorang yang akan pindah di sebelah rumah kami". Ucap Satsuki kemudian

"Hmm, jadi begitu...". Ucap Sakura

"Sudahlah tak usah di pikirkan lagi. Sebaiknya kita cepat berjalannya kalau tak ingin terlambat ke sekolah...". Sakura pun mengangguk dan melanjutkan langkahnya bersama dengan Satsuki

.

~Another Case~

"Did You Know ?... Ghost was Real..."

.

.

"Ohayou Sakura, Satsuki...". Ucap seorang gadis yang mempunyai model rambut bercepol dua kepada Sakura dan Satsuki yang baru saja masuk ke kelas. "Ohayou Tenten...". Balas Sakura kepada gadis yang bernama Tenten itu. "Ohayou...".Sedangkan Satsuki hanya membalasnya singkat

Saat di sekolah atau di luar, Satsuki memang sedikit cuek dan irit kata. Bisa di bilang hanya dengan teman-teman terdekatnya saja dia bisa keluar dari sifat-sifat itu. Dia sama sekali belum pernah dekat dengan pria seumurannya karena sifat dingin dan cueknya itu, toh dia juga tak peduli dengan semua itu. Tapi yang dia tidak tahu sebenarnya dia cukup populer di kalangan siswa pria di sekolahnya

Kulit putih, wajah cantik yang di bingkai oleh surai hitam panjangnya serta body yang sempurna membuat dia disukai banyak siswa, meski dia selalu cuek dengan ajakan-ajakan para pria itu

Satsuki segera menuju ke bangkunya yang terletak di deretan paling kanan, nomor dua dari belakang, di belakang tempat duduk Sakura. Mendudukan pantatnya di kursi itu Satsuki tampak cuek saat para siswa di kelasnya memandanginya dengan muka memerah dan di antaranya ada yang memasang muka mesum juga

Dan saat pandangan Sasuke menatap ke langit biru di luar jendela dia tak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya dengan intens. Orang berambut merah itu tampak memperhatikan Satsuki dengan sorot mata yang lembut dan dengan senyuman kecil sebelum Satsuki menolehkan kepalanya yang membuat aktifitasnya memandangi Satsuki terhenti

.

Terdengar bel sekolah tengah berbunyi, menandakan kegiatan pembelajaran akan segera di mulai. Semua murid yang masih berkeliaran di sekitar sekolah maupun di lorong bergerombol untuk masuk ke kelas masing-masing. Begitu pula dengan kelas X-1, yang adalah kelas Sakura dan Satsuki

Tampak seorang guru yang adalah wali kelas kelas X-1 memasuki ruangan kelas itu. Para murid tampak heran saat guru mereka yang suka terlambat itu datang dengan tepat waktu ke kelas mereka. Guru bermasker yang mempunyai tagname 'Hatake Kakashi' berdehem kecil untuk memita perhatian dari murid-muridnya

"Baiklah anak-anak, sebelum kita memulai pelajaran kali ini kita akan kedatangan seorang murid pindahan di kelas ini...". Satsuki tampak masih memasang muka datar saat senseinya mengungkapkan murid pindahan yang akan pindah ke kelas nya

"Ne, Satsuki-chan... menurutmu murid pindahan itu laki-laki atau perempuan ?". Bisik Sakura yang duduk di depan Satsuki

"Entahlah... yang pasti aku tak peduli". Jawab Sasuke singkat yang hanya di balas helaan nafas oleh Sakura, yah kalau ada suatu hal yang membuat Sasuke sampai tertarik berarti hal tersebut sangat luar biasa atau malah sangat aneh

"Baiklah, kau boleh masuk...". semua pasang mata memandang ke arah seseorang pria yang baru saja memasuki kelas mereka. Tampak para wanita memerah dan para pria memanang iri murid pindahan itu. Berdiri di sapin Kakashi murid pindahan itu memperkenalkan dirinya setelah di perintah oleh Kakashi sebelumnya

"Salam kenal Minna. Namaku Namikaze Naruto. Mulai hari ini mohon bantuannya...". Ucap Naruto dengan muka datar kepada teman-teman sekelasnya. "Eh, Cuma itu ? singkat sekali, tapi tak apalah... selanjutnya kau bisa duduk di, uhm... ah, di belakang Uchiha-san... Uchiha-san tolong angkat tanganmu". Satsuki tampak tersadar dari pandangannya ke murid pindahan itu, dengan tergugup dia segera mengangkat tangannya

"Nah itu dia... kau bisa segera duduk". Naruto mengangguk dan segera berjalan menuju tempat duduknya. Dia sempat melirik ke arah Satsuki yang entah kenapa mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan muka memerah. Masih dengan ekspresi datarnya Naruto segera duduk di kursinya dan mengikuti pelajaran hari itu

.

Satsuki POV

'Sial kenapa aku jadi begini sih, kenapa mukaku memerah saat menatap murid baru itu...'. Batin Satsuki saat pelajaran

'Lagian juga dia kelihatan sombong dan dingin... aduh, kenapa aku terus memikir kan murid pindahan itu sih... bodoh kau Satsuku, bodoh.. bodoh... bodoooh'

Sungguh dari tadi aku merasa pemuda itu menatapku dari belakang, aku merasa tak nyaman. Tapi saat aku menengok kebelakang dia menghindari tatapanku,. Cih, dasar... semua laki-laki sama saja

Satsuki POV End

"-Suki... Satsuki". Tampak Satsuki kaget saat melihat wajah Sakura tepat di depannya. "S-Sakura ! wajahmu terlalu dekat"

Sakura menggembungkan pipinya dan meyilangkan tangannya di dadanya. "Mou, kau saja yang dari tadi dipanggil tak mau menjawab...". Ucap Sakura

"Gomen Sakura, aku tidak mendengarmu tadi...". Jawab Satsuki sambil menghela nafas. Sungguh dia kini merasa bodoh karena melamunkan murid pindahan yang duduk di belakangnya tadi

"Kau aneh sekali hari ini... tapi sudahlah, apa kau mau ke kantin ?". Satsuki memandang jam dinding dan mendapati sekarang sudah istirahat siang. Menghela nafas pelan Satsuki tampak mengeluarkan sebuah bento yang di bungkus dengan kain dari dalam lacinya

"Gomen Sakura, tadi Ibuku sempat membuatkanku bento... jadi aku tak bisa ikut kau ke kantin. Gomen ne". Sakura pun tersenyum dan menjawab. "Tak apa kok, kalau begitu aku pergi dulu ya... jaa". Satsuki tersenyum kecil membalas lambaian tangan Sakura. Dia segera bangkit dari duduknya dan akan memakan bentonya di tempat biasanya dia memakannya. Satsuki sempat menoleh ke meja di belakangnya dan tidak mendapati siluet pirang murid pindahan itu

.

~Another Case~

"Watch yor back... there is something watching you in the dark behind you..."

.

.

Langkah kaki jenjangnya kini ia bawa untuk mendaki tangga yang menuju ke atap. Di tangan kirinya dia memegang sebuah bento yang di bungkus kain sebagai pegangannya. Dan dia tampak juga memegang sebuah minuman kaleng yang tadi sempat di belinya di mesin penjual otomatis sebelum dirinya pergi ke atap

Saat melihat pintu bertuliskan 'Roof' dalam aksara latin dan dibawahnya terdapat kanji (屋根) yang berarti atap, Satsuki pun memutar kenopnya dan menutupnya kembali setelah sampai di atap gedung itu

Satsuki berjalan ke kursi favoritnya tapi langkahnya terhenti saat melihat ada seorang siswa yang tengah berbaring di kursi tempat biasanya menghabiskan bento itu

Merasa ada seseorang datang Naruto membuka kelopak matanya yang tadi terpejam, dia kaget saat melihat Satsuki memandanginya dengan tatapan tak nyaman. Naruto segera duduk dan memandang Satsuki

"Maaf jika menggunakan tempat duduk mu... aku akan pindah". Satsuki melihat Naruto pindah kearah kursi lain yang tidak jauh darinya menghela nafas. Dia memang kurang suka jika bangku favoritnya ada yang menggunakannya seenaknya, tapi dia juga tak akan mengusir orang yang terlebih dulu menempatinya... terlebih bangku itu memang bukan miliknya

Suasana hening melanda keduanya. Meski Satsuki selalu merasakan keheningan saat makan sendirian di atap tapi kali ini dia merasa keheningan yang aneh saat ada orang lain di sana. Satsuki memakan bekalnya dalam diam, sesekali dia melirik pemuda berambut pirang yang sedang berbaring tidak jauh darinya

Tiba-tiba keheningan itu terpecah saat mendengar suara perut dari laki-laki berambut pirang itu. Naruto sendiri dari tadi memang tidak bisa memejamkan matanya. Selain karena ada seseorang di sampingnya, perutnya juga lapar apalagi saat mencium aroma bekal dari gadis teman sekelasnya itu

Satsuki entah kenapa ingin sekali tertawa mendengar suara perut pria kuning itu, ya meski ia tahan agar tidak tertawa apalagi sampai di dengar pemuda itu, dia pasti akan sangat malu. Lalu pandangannya teralih pada kotak bentonya, dia memang sudah merasa sedikit kenyang dan masih ada sisa makanan yang masih utuh disana

Menghela nafasnya, Satsuki berjalan kearah pemuda berambut kuning itu. "Ini...". Kelopak mata Naruto terbuka saat mendengar suara di sebelahnya. Dia segera bangkit duduk dan memandang gadis di depannya dengan dahi berkerut

"Kau lapar kan... aku ada makanan sisa, kalau kau mau kau bisa memakannya...". Ucap Satsuki dengan pandangan ke arah lain. Naruto memandang bento di depannya dengan datar dan kemudian tersenyum lembut. "Arigatou...". Naruto pun mengambil kotak bento Satsuki dan memakannya menggunakan sumpit Satsuki

Satsuki sedikit menyunggingkan senyumannya melihat pemuda itu makan dengan lahap, tapi ingat... hanya sedikit. Satsuki lalu duduk di sebelah Naruto dan meminum jus tomatnya dalam diam

"Ah, kenyangnya... terima kasih. Makananmu sungguh enak...". Satsuki mengangguk dan mulai merapikan kotak bekalnya yang sudah di terimanya dari Naruto. "Memang kau sendiri belum sarapan apa ? sampai segitu laparnya ?". Naruto tersentak dan mendengar Satsuki yang berbicara terlebih dulu padanya

"Aa.. aaa... aku sibuk dan kelelahan mengurusi barang-barang ku kemarin, jadi tadi pagi aku bangun kesiangan dan tidak bisa sarapan dulu...". Ucap Naruto. Yah awalnya dia mengira sosok wanita yang belum di kenalnya itu adalah sosok yang dingin dan tidak mau berbicara

"Ohh...". Suasana kembali hening diantara keduanya

"Naruto...". Satsuki menolehkan kepalanya menatap sosok laki-laki di sampingnya yang kelihatannya mengatakan sesuatu. "Kita belum kenalan kan ? namaku Naruto. Kau sudah mendengar marga ku sebelumnya... tapi cukup panggil aku Naruto". Ucap Naruto dengan pipi yang agak memerah

Sasuke tersenyum tipis. "Naruto ya... nama yang aneh". Ucap Sasuke. Naruto mendelik dan menatap perempuan di sebelahnya, tapi kaget saat melihat Satsuki tertawa kecil. Entah kenapa wajah Naruto memerah saat melihat wajah Satsuki yang tengah tertawa itu. 'Sungguh manis...'. Pikirnya tanpa sadar

"Ada apa ?"

"Tidak...". Balas Naruto memalingkan wajahnya dengan memalingkan wajahnya lagi

"Hei kau cukup lucu juga ya saat memerah... kupikir kau orang yang dingin dan sombong terhadap orang lain". Ucap Satsuki. Naruto tersenyum dan menatap langi di atasnya. "Ya aku tak tersinggung saat kau bilang demikian... semua orang pasti berpikir seperti itu saat mereka melihatku untuk pertama kali"

Satsuki sedikitnya merasa bersalah terhadap laki-laki di sampingnya. "Maaf sebelumnya karena berpikiran seperti itu padamu...". Naruto lagi-lagi kaget saat Perempuan di sampingnya meminta maaf padanya

"tak apa kok, aku paham...". Ucap Naruto. "Hei... kau sudah tahu nama ku kan, aku belum tahu siapa namamu ?". Naruto kembali berkata kepada perempuan di sebelahnya

Satsuki kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya sebelum berkata. "Satsuki. Uchiha Satsuki...". Naruto mendengar itu mengangguk dan kembali memandang langit diatasnya sebelum lagi-lagi suara Satsuki yang sudah ada di pintu terdengar di telinganya

"Apa kau tak mau masuk kelas... sebentar lagi bel berbunyi. Kau bisa di marahi sensei nanti". Naruto tersenyum dan bangkit berdiri. "Iya, iya...". Dengan Itu Naruto dan Satsuki pergi meninggalkan atap untuk kembali ke kelasnya

Naruto saat akan menutup pintu dia sempat melihat siluet seorang wanita di tempat duduknya tadi. Tapi saat mengedipkan matanya siluet tadi menghilang. "Ada apa Naruto ?". Tanya Satsuki yang kini sudah ada di tengah-tengah tangga kepada Naruto

"Aaa tidak-tidak... tidak ada apa-apa kok". Satsuki mengangguk dan mulai kembali berjalan menuruni tangga. Setelah Satsuki berjalan kembali ekspresi muka Naruto berubah menjadi serius

'Siapa sosok wanita tadi...'. Pikir Naruto sebelum terbuyarkan oleh panggilan Satsuki yang kini sudah berada lumayan jauh darinya

.

.

~Another Case~

"Shadows is a part of your soul and always following you everywher you'd go..."

.

Semua pasang mata di kelas X-1 terpaku kepada sepasang orang yang baru saja masuk ke kelas mereka. Yang Laki-laki tampak cemburu dengan Naruto yang berjalan berdampingan dengan Satsuki sedangkan yang perempuan memandang Satsuki tajam karena berjalan berdekatan dengan murid pindahan yang tampan itu

"Ssst... Satsuki-chan, kenapa kau berjalan berduaan dengan murid pindahan itu ?". Tanya Sakura kepada Satsuki yang sudah duduk di tempat duduknya. Satsuki mengerutkan dahinya mendengar perkataan Sakura

"Apa maksudmu Sakura ?". Jawab Satsuki bingung. Sakura menghela nafas dan kembali berkata. "Maksudku kenapa kaau dengan Namikaze berjalan berdua dan masuk kelas bersamaan ?"

"Oh maksudmu aku dengan Naruto ? ya, aku bertemu dengan nya tadi di atap... memangnya kenapa ?". Tanya Satsuki. Sakura ingin sekali asanya menjedutkan kepalanya ke tembok karena ketidakpekaan Satsuki

"Tidak apa-apa sih, hanya aneh saja kau berjalan berduaan dengan laki-laki. Eh, tapi kau memanggil si Namikaze dengan nama depan nya... apa kalian sudah saling kenal sebelumnya ?". Tanya Sakura lagi

Satsuki menggeleng. "Tidak, kami belum pernah bertemu sebelumnya. Hanya kebetulan saja kami bertemu tadi dan yah kau tahu... kami saling berkenalan dan berhubung aku dan Naruto tak suka panggilan formal jadi kami saling memanggil nama depan kami...". Ucap Satsuki panjang lebar

Sedangkan Naruto tak peduli dengan para gadis dan pria di kelasnya yang menatapnya dengan berbagai ekspresi. Dia kembali memandang langit lewat jendela di sebelah kanannya, berusaha membuang pikiran-pikiran aneh yang sempat mengganggunya tadi

Dan tanpa mereka semua sadari seorang pemuda berambut merah memandangi Naruto dengan sorot mata yang berkilat dan tangan yang mengepal erat

.

Jam menunjukan pukul 15.00, yang menandakan kegiatan pembelajaran di Konoha Senior High School berakhir. Para murid langsung berhamburan keluar kelas, di antara mereka ada yang mengikuti kegiatan klub mereka atau langsung pulang jika tidak ada kegiatan lain

"Satsuki-chan, kau mau pulang bersamaku atau tidak ?". Tawar Sakura yang sudah menenteng tasnya. Satsuki yang masih membereskan bukunya menggeleng sebagai jawaban. "Ada sedikit data-data yang harus ku urus Sakura, Konan-senpai sedang sakit dan aku harus mengerjakan bagiannya sebagai manajer klub basket"

"Hah baiklah, aku pulang dengan Ino saja kalau begitu... kau jangan pulang malam-malam ya, jaa". Satsuki tersenyum menatap sosok sahabatnya yang pergi dengan teman nya yang lain. Setelah membereskan bukunya, Satsuki memutuskan untuk segera ke ruangan klub dan meninggalkan tasnya di bangku nya. Satsuki sempat menoleh kebelakang karena merasakan ada yang lewat di belakang nya, tapi hasilnya nihil. Hanya ada beberapa teman nya yang masih membereskan buku mereka dan bersiap pulang ke rumah mereka masing-masing

Menepis pikiran anehnya Satsuki kembali membawa langkahnya untuk menuju ke ruang klub. Dia sempat melihat Naruto berjalan ke luar gerbang sekolah, tapi diangkat bahunya tidak peduli

Matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat yang menandakan malam akan segera datang. Satsuki memandang jam yang berada di dinding di pojokan ruang klub basket dan menyadari jarum jam sudah menunjukan pukul 19.03

Satsuki merileks kan lehernya yang terasa pegal karena mengerjakan tugas manajer hampir empat jam lamanya. Dia mengambil sebuah ponsel di dalam tasnya yang di letakan di sampingnya. Tadi Satsuki sempat kembali kekelas karena takut jika kembali ke kelas sendirian saat sekolah sudah sepi

Mengetik beberapa balasam e-mail kepada ibunya yang dari tadi mengiriminya pesan, Satsuki kemudian meletakan ponselnya kembali di dalam tas dan menghela nafas panjang

"Ahh capeknya, aku ingin segera pulang dan berendam... pasti nikmat". Gumam Satsuki sambil menatap-langit langit ruang klub basket itu. Tak lama kemudian Satsuki pun memutuskan untuk segera pulang. Di ambilnya tasnya dan keluar ruang itu setelah sebelumnya mengunci pintu lebih dulu

Gema suara sepatu Satsuki terdengar keras di sepanjang lorong yang kini tengah ia lewati. Suasana malam itu memang sedikit lebih dingin dari biasanya, Satsuki sempat mengelus belakang tengkuknya saat merasakan angin dingin berhembus kearahnya

"Ah sial, kenapa malam ini terasa lebih dingin...". Gumam Satsuki kepada dirinya sendiri

Saat ingin berbelok untuk menuju gerbang Satsuki merasakan bulu kuduk nya berdiri. Dia menoleh ke belakang dengan cepat dan tidak mendapati apa-apa disana. Sungguh saat ini dirinya merasa tidak nyaman sama sekali, rasanya dia ingin secepatnya pulang ke rumah

Dia merasa sedikit lega saat melihat Kakuzu sang penjaga sekolah berada di pos jaga nya. Meski Kakuzu sedang tidur dengan posisi tidak elit setidaknya dia merasa ada orang lain selain dirinya di sekolah itu. Membuka sedikit gerbang sekolahnya, Satsuki pun melangkahkan kakinya untuk pulang setelah sebelumnya menutup kembali gerbang sekolahnya itu

.

Perasaan aneh itu kembali datang saat dirinya melewati sebuah jalan yang hampir mirip seperti gang itu. Penerangan yang sangat minim dan keadaan yang benar-benar sepi membuat bulu kuduknya berdiri lagi. Satsuki semakin melangkahkan kakinya lebih cepat

"Hikss... hikss... hikss". Satsuki terperanjat kaget dan badannya menegang saat mendengar suara mirip tangisan itu. Satsuki menolehkan kepalanya ke samping, dia melihat seorang anak kecil sedang meringkuk di pinggir tembok di sampingnya

Satsuki tampak menegukan ludahnya sekali saat melihat sosok anak kecil berpakaian lusuh itu. Perasaan takut seakan memenuhi dirinya sekarang. Tapi rasa penasaran seakan membuat rasa takut itu terkikis. Dengan kaki yang bergetar Satsuki berjongkok di hadapan anak perempuan yang masih terus merintih seperti menangis itu

"N-Ne... daijoubu ?". Tanya Satsuki dengan nada yang bergetar. Anak tersebut tampak berhenti menangis, tapi masih merunduk dan belum menampilkan mukanya. "A-apa kau tersesat ? O-onee-san bisa m-mengantarmu pulang". Ucap Satsuki yang berusaha mengubah nada bicaranya ke nada normal meskipun itu masih belum bisa

"Ne Onee-san... bisakah kau mencarikan sesuatu untuk ku". Ucap Anak perempuan kecil itu. Satsuki meneguk ludahnya sekali lagi. "M-maksudmu ? mencari apa memangnya ?"

"Maukah kau mencari...". Wajah Satsuki tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi saat anak itu mendongakan kepalanya kearah Satsuki

"... Kedua mataku ?". Sungguh, kali ini Satsuki terjengkang ke belakang. Seumur hidupnya baru kali ini dia merasa setakut ini. Wajah hancur anak kecil itu menatap Satsuki dengan kedua mata yang tampak berongga karena tidak ada bola mata di sana

"Kyaaa...". Satsuki pun berteriak keras sambil menutup mukanya menggunakan kedua tangannya. Dia tidak bisa bergerak karena kedua kakinya sudah sangat lemas

"Onee-san... katanya kau mau membantuku". Anak kecil itu tampak mulai mendekati Satsuki yang tubuhnya kali ini bergetar hebat

"A-Aku tidak mau... P-Pergi kau, kyaa...". Jawab Satsuki, dia sudah sangat ketakutan sekali. Bahkan dia merasakan dia sedikit pipis di celana dalamnya karena saking ketakutan

Satsuki terbelalak saat tangan kecil yang tampak mengeluarkan darah itu hendak menjangkau nya. "Kyaa...". Tapi saat hendak menyentuh Satsuki tampak anak kecil itu terpelanting kebelakang karena sesuatu menghantamnya dengan keras

"Satsuki... Satsuki... kau tak apa-apa ?". Satsuki membuka matanya karena mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Dia kaget saat melihat Naruto di depannya memandangnya dengan raut wajah cemas dan panik

"Na-Naruto... kau, kenapa bisa ada disini". Ucap Satsuki kepada Naruto

"Nanti akan aku jelaskan semuanya, lebih baik kita pergi dari sini dulu...". Ucap Naruto kepada Satsuki, dia melihat anak kecil yang menurutnya adalah hantu penasaran kini menatap kearahnya dan Satsuki dengan ekspresi muka yang marah. "Berani-beraninya kalian...". Ucap anak kecil itu yang tampak menggeram

"Na-Naruto, anak itu...". Ucap Satsuki bergetar

"Sudah ku bilang kan, kita harus meninggalkan tempat ini dulu. Nanti akan ku jelaskan semuanya ! kau bisa berdiri... ?". Satsuki menggeleng. Naruto menghela nafas. Di ambilnya tas Satsuki dan dia segera mengangkat Satsuki dengan gaya Briddal Style

"A-apa yang kau lakukan Naruto... cepat turunkan aku". Jawab Satsuki dengan tergagap dan muka memerah saat di gendong dengan gaya Briddal Style oleh Naruto. "Jangan bodoh, apa kau mau kutinggal sendiri disini dengan anak itu hah ?". Satsuki pun terdiam, dan akhirnya membiarkan dirinya di bawa lari oleh Naruto

.

.

.

~To be Continued...~

.

.

.

A/N : Fiction baru lagi deh, sebenarnya udah lama Ryu pengen buat fiction dengan genre Romance Horror dan akhirnya baru keturutan sekarang. Fiction ini terinspirasi dari Fiction 'Uncommon Case of Uzumaki Naruto' karya .Phantom

Di Fiction ini pairingnya itu Naruto sama Satsuki (Female Sasuke). Ryu sendiri sebenarnya kasih nama female sasuke dengan nama Satsuki supaya lebih terkesan feminim dan tidak trans gender. Dan sekali lagi fiction ini pure, Straight... nggak ada YAOI, di fiction Ryu...

Gitu dulu aja ya, untuk scene-scene horror nya Ryu minta maaf kalau kurang greget soalnya baru buat fiction horror pertama kali sih... hehe.

Jaa na, Review ONEGAISHIMASU ! (^-^)

—II—