Pagi ini, masih sama seperti pagi-pagi yang biasanya. Dimana semua mahkluk hidup yang ada di bumi , sudah bangun untuk memulai aktivitas mereka. Jalan umum sudah mulai ramai diisi oleh masyarakat setempat yang memiliki kendaraan umum atau pun kendaraan pribadi, sebagai alat transportasi mereka.

Sama halnya dengan Sekolah Internasional High School, saat ini halamannya sudah penuh dengan stan-stan kecil yang menjual berbagai pernak-pernik disetiap stannya. Bahkan ada juga stan yang dibuat semenarik mungkin agar menarik minat customer. Salah satunya stan yang sudah banyak dikunjungi seperti stan rumah hantu, ramalan, dan berbagai stan lainnya.

Hari ini sekolah Internasional High School akan mengadakan suatu acara perpisahan buat siswa-siswi kelas XII yang ada di sekolah ini. Dan secara kebetulan juga acara ini diselenggarakan tepat hari ulangtahun sekolah mereka. Jadi wajar saja kalau susunan acaranya se-banyak dan se-meriah ini.

Seluruh siswa-siswa kelas X dan XI menggunakan seragam yang berbeda dengan kelas yang lainnya dan dianjurkan tidak boleh sama. Terlebih lagi harus sesuai dengan tema yang mereka bawakan di setiap kelasnya. Hanya kelas XII saja yang mengenakan pakaian seragam sekolah mereka untuk yang terakhir kalinya.

.

.

.

.

.

Disclaimere © Masashi Kishimoto

Pair : SasuSaku, ItaIno, Maybe XXXSaku

Aku Ada Untukmu ©Biiancast Rodith

Rating: T

Genre: Hurt/Comfort, Romance, Family

Warning: AU, OOC, Typo(s), Alur kecepetan, abal, dan masih banyak kekurangan lainnya.

DON'T LIKE? DON'T READ!

.

.

.

Saat ini, seluruh bangku yang ada aula Internasional High School sudah terisi penuh oleh penghuni sekolah ini. Mendengarkan pidato dari ketua yayasan, kepala sekolah, ketua OSIS, dan masih banyak lagi susunan acara yang harus mereka ikuti saat ini.

Mengingat susunan acaranya yang begitu -sangat- membosankan, tidak sedikit yang sudah mulai bosan dengan acaranya. Sama hal nyadengan Uchiha Sasuke yang untuk kesekian kalinya menguap dibangkunya.

Walau dengan tampang mengantuk seperti itu, tetap saja penampilan pangeran sekolahini mempesona. Bukannya berkurang, justru semakin hari jumlah fansgirl-nya semakin bertambah dan itu bukan hanya satu angkatannya saja, bahkan adek kelas dan kakak kelasnya –dulu–juga ngefans dengannya.

Bisa dilihat murid perempuan yang duduk dua meterdari sebelah kanan bangku yang diduduki Sasuke, yang sedang cekikikan memperhatikan Sasuke. Bahkan tidak hanya memperhatikan Sasuke saja, ada juga yang blak-blakan menyatakan perasaannya secara langsung kepada anak bungsu dari Uchiha Fugaku itu.

"Sakura." Tiba-tiba salah seorang siswi yang memiliki rambut yang dikucir kuda itu, memecahkan kesunyian dari barisan bangkunya.

Merasa namanya dipanggil, gadis yang memiliki nama yang sama dengan bunga kebanggaan Jepang itu menoleh kesebelahnya. "Iya? " tanyanya.

"Mau sampai kapan kau diam dan hanya bisa memperhatikannya dari jauh? "

"Tidak apa pig. Memangnya kamu tidak ingin mendengarkan Gaara berpidato untuk yang terakhir kalinya. Dia 'kan cukup tampan."

Yamanaka Ino nama lengkap gadis yang rambutnya dikuncir kuda tadi, hanya bisa sweetdrop mendengar perkataan sahabatnya yang sepertinya tidak nyambung itu.

"Hei, jidat. Aku tidak membahas Gaara. Yang kumaksud itu pujaan hatimu."

Mendengar perkataan Ino, Haruno Sakura nama lengkap gadis itu, dengan gerakan cepat langsung menolehkan wajahnya ke arah Ino. Dia hanya diam saja dan tidak menjawab perkataan Ino.

"Aku juga tidak tahu, Ino." Sakura menundukkan kepalanya dan seluruh wajahnya,ditutupi oleh helaian rambutnya yang ada di sisi wajahnya.

"Baka! Kau itu sama sekali belum mencoba Saku. Bagaimana mau berhasil, jika kau hanya mengamatinya dari jarak 5 meter." untuk kesekian kalinya Ino memukuli Sakura dengan kata-kata umpatan.

Karena, bukan sekali duakali saja Ino meminta Sakura, untuk menyatakan perasaannya kepada Sasuke. Sepertinya gadis cantik dari clan Yamanaka ini sudah mulai kesal menghadapi gadis yang ada disebelah kanannya itu–yang tidak lain adalah Sakura, sahabat merah mudanya.

"Bukan–"

Belum sempat Sakura menyelesaikan perkataannya, aula yang tadinya hening sudah seperti pasar. Sepertinya Sakura dan Ino terlalu asik dengan perbicaraan mereka, sampai mereka tidak sadar bahwa pidato dari Gaara sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu.

"Ne, Sakura. Berhubung ini adalah kesempatan terakhirmu, sepertinya kau tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, Saku." Senyum manis tercetak di bibir manis Ino, membuktikan Ino menyemangati Sakura.

"Aku…"

"Sudah. Sebelum kau menyampaikannya, ayo kita menikmati hari terakhir kita disekolah ini." Ajak Ino sambil menarik tangan Sakura dari tempat duduknya.

"Ino… arigatou."

"Sama-sama Saku. Tapi, tolong lepaskan aku dari pelukkanmu ini. Kalau Sasuke-kun melihat ini, kau yang tadinya akan diterima,jadi ditolak karena dia pikir kita itu yuri." Goda Ino saat iya mendapatkan pelukkan hangat dari Sakura.

Sakura langsung mencubit lengan Ino setelah mendengar godaan Ino barusan.

.

.

.

Saatnya sang rembulan menggantikan tugas dari sang mentari yang sejak pagi melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Sang rembulan juga sepertinya tidak mau kalah dengan sang mentari. Dengan sangat gagah, sang bulan mengajak pasukkannya untuk menghiasi langit yang luas dan hitam. Seakan bulan dan bintang ikut berpartisipasi meramaikan acara yang sedang diadakan sekolah Internsional High School.

Api unggun juga sudah dinyalakan. Musik yang aliran tenang juga sudah terdengar di udara. Kini, acara penutup sepertinya akan dilaksanakan di lapangan sekolah ini.

Saat ini Sakura sedang duduk sendirian di bawahp ohon sakura jaraknya sepuluh meter dari lapangan, sambil memperhatikan teman-temannya yang sedang asik menari sambil mengelilingi api unggun.

"Haah… ternyata memang susah untuk mengatakannya." Gumam Sakura. "Apa aku kirim pesan saja ya? Mmm… sepertinya memang harus begitu."

Tidak seperti gadis kebanyakan yang sangat cepat mengetik kata-kata manis kepada sang pujaan hati, Sakura malah sebaliknya. Ketik, hapus. Ketik lagi, hapus lagi. Sepertinya Sakura akan memiliki hobi baru setelah ini.

Setelah cukup lama menimbang-nimbang kata-kata yang akan ia kirim kepada Sasuke, akhirnya Sakura mengirim pesan yang sangat singkat.

' To : Sasuke-kun

Sasuke-kun. Ada yang ini kusampaikan kepadamu. Aku akan menunggu Sasuke-kun di atap sekolah. Sekalipun Sasuke-kun tidak datang, aku akan tetap menunggu Sasuke-kun. Haruno Sakura

'From : H. Sakura'

Tidak membutuhkan waktu lama Sakura menunggu balasandari Sasuke. Begitu Sakura mengirim Sasuke pesan, saat itu juga ia mendapatkanbalasannya.

'Baiklah. Aku sudah menunggumu di atap sayang.'

Perasaan Sakura saat ini sangat berbunga-bunga. Rasa senang, malu, dan bahagia semuanya bercampur aduk menjadi suatu perasaan yang dapat membuat dia melambung tinggi. Tidak ia duga, ternyata Sasuke memberikan respon yang baik kepadanya. Belum lagi Sasuke, memanggilnya dengan sayang.

Pernah sekali Sakura mengirimkan satu pesan kepada Sasuke. Tidak seperti hari malam ini, Sasuke justru mengabaikan pesannya. Dan itu membuat ia tidak berani lagi mencoba mendekati Sasuke melalui pesan singkat.

Tidak ingin, membuat sang pujaan hati menunggu lama,Sakura berlari sekencang-kencangnya ke atap melewati teman-temannya yang sedang menari dilapangan. Tapi sebelum ia bertemu dengan sang pujan hatinya, Sakura mengirimi Ino pesan yang berisi 'Ino. Aku akan mengatakannya langsung kepada Sasuke-kun.'

Sementara Ino yang mendapatkan pesan itu, tersenyum lebar membacanya pesan yang ia terima dari Sakura. Senyum untuk keberanian Sakura. Karena ia yakin bahwa Sakura, pasti akan diterima menjadi kekasihnya Sasuke.

.

.

.

Untuk yang kesekian kalinya nada panggilan dari ponsel Ino terdengar. Dan untuk ke sekian kalinya juga, Ino tidak menjawab panggilan masuk dari ponselnya. Mungkin ia sudah terlalu jauh masuk ke dalam mimpi indahnya, sehingga bunyi panggilan masuk dari ponselnya yang tepat berada disebelah kepalanya, ia abaikan saja.

Sebelum nada panggilan itu selesai, Ino menekan tombol berwarna hijau yang ada di sisi kiri ponselnya. Dengan keadaan yang masih belum sepenuhnya sadar, Ino menjawab panggilan tersebut.

"Ini nak Ino, ya?" terdengar suara wanita dewasa dari seberang telepon genggam Ino, dengan penuh rasa kekhawatiran.

"Iya. Ini dengan saya sendiri. Ini dengan siapa ya?"

"Ini ibunya Sakura, nak."

"Oh. Bibi ternyata. Tumben malam-malam begini telepon Ino, bi. Ada yang bisa Ino bantu, bi?" Akhirnya kesadaran Ino terkumpul penuh setelah ia mengenali orang yang mengganggu tidurnya.

"Bibi, hanya mau nanya. Apa Sakura-chan menginap dirumah nak Ino malam ini?" Tanya wanita itu, yang ternyata adalah ibunya Sakura.

"Sakura? Ia tidak menginap dirumah Ino malam ini, Bi. Ino pikir tadi selesai acara perpisahan sekolah tadi, Sakura langsung pulang sendiri. Karena sepuluh menit sebelum acara selesai, Ino tidak melihat Sakura. Apa Sakura belum pulang, bi?" Ino mencoba menjelaskan perihal keterlambatan Sakura pulang ke orang tuanya Sakura.

"Begitu ya?" ibu Sakura kembali mendapatkan harapan kosong setelah mendengar penjelasan Ino barusan. "- kalau begitu, bibi akan mecoba menghubungi teman Sakura yang lainnya ya, nak Ino." ucap Ibu Sakura.

"Iya, bi. Ino juga akan mencoba menghubungi teman sekelas kami. Kalau Ino sudah mendapatkan kabar, Ino akan langsung menghubungi bibi."

"baiklah, nak." Tuuutt… Tuuutt… Tuuutt

Setelah sambungan telepon antara Ino dan ibu Sakura terputus, dengan perasaan yakin dan pasti, iIno menghubungi seseorang yang ada dinomor kontaknya.

"Nomornya aktif, tapi kenapa tidak diangkat, ya?" gumam Ino

Ino kembali menghubungi Sasuke untuk kesekian kalinya, tapi tetap hasilnya nihil. Tidak ada jawaban bahwa seseorang yang ada di seberang sana masih terjaga dari tidurnya nyenyaknya.

"Satu-satunya orang yang memang harus aku hubungi, itu Sasuke. Besok pagi-pagi sekali, aku harus ke rumahnya. Kamu itu sebenarnya kemana sih Saku? " gumaman Ino semakin menjadi-jadi seiring larutnya malam. Bukankah yang namanya sahabat, memang harus saling perduli satu dengan yang lainnya, bukan? Karena itu Ino rela terjaga malam ini, demi memikirkan sahabat merah mudanya itu.

.

.

.

Jam yang tergantung manis di dinding kamar Ino sudah menunjukkan jam lima pagi. Sebelum semakin banyak orang-orang terbangun dari tidur lelapnya, Ino sudah bersiap-siap membenahi dirinya yang berantakan. Anak dari dari clan Yamanaka ini, biasa sangat perduli dengan penampilannya. Tapi, kantung mata yang mulai terlihat menghitam, sudah tidak ia hiraukan saat ini hanya kerumah Sasuke.

Tidak banyak waktu yang dibutuhkan Ino menuju rumah Sasuke, mengingat pengguna jalan raya masih bisa dihitung menggunakan jari dan disinilah Ino sekarang. Menunggu seseorang membuka pintu gerbang clan Uchiha itu, setelah ia berulang kali memencet bel.

"Ohayou, Itachi." Sapa Ino begitu pintu dibuka dan memperlihatkan sang kekasihlah yang membukan ia pintu.

"Ohayou mo, Ino. Tumben pagi-pagi sekali kau datang berkunjung. Ada apa?" Itachi hanya bisa mengerutkan keningnya ketika mengetahui bahwa kekasihnya sendirilah yang mengganggu tidurnya. Belum lagi kedatangan Ino membuatnya heran. Karena, tidak biasa Ino berkunjung ke rumahnya sebelum ia menghubungi Itachi.

"Aku hanya sebentar Ita-kun. Kedatanganku hanya ingin menanyakan keberadaan Sakura kepada Sasuke." tanpa tedeng aling-aling Ino langsung mengatakan tujuannya.

"Masuklah dulu. Aku akan membangunkan Sasuke terlebih dahulu" Ucap Itachi begitu mereka masuk ke rumah dan Ino setia menunggu di ruang tamu. Tidak lama Ino menunggu. Lima menit setelah kepergian Itachi, lelaki berprawakan yang tidak kalah tampannya dari sang kakak datang menghampiri Ino."Ada apa?" Tanya lelaki tampan tersebut. Walau tampangnya awut-awutan setelah bangun tidur secara paksa, tetap tidak mengurangi ketampanannya

"Sampai sekarang Sakura belum pulang. Orangtuanya mencarinya. Apa Sakura ada bersamamu?" Tanya Ino setelah ia melihat Sasuke telah hadir menemaninya di ruang tamu.

"Hn. Dia tidak ada bersamaku." Kata Sasuke dengan nada santai.

Mendengar perkataan Sasuke yang terdengar santai, membuat emosi Ino naik dan langsung berkata "

Jangan bohong Sasuke! Kau pikir, aku tidak tahu. Selagi acara api unggung berlangsung kau dan Sakura sms-an, dan kalian bertemu di atap gedung sekolah."

"Tch. Jika kau datang hanya untuk membuat keributan, kau pulang saja." Kata Sasuke dengan sangat cuek dan tidak memperdulikan tatapan tajam dari Ino.

"Jangan––"

Itachi mulai merasakan bahwa permasalahan yang sedang dihadapi sang kekasih dan sang adik semakin memanas. Sebelum masalah itu semakin besar, Itachi berkata kepada Sasuke dan memotong perkatan Ino.

"Kau mengatakannya dengan jujur 'kan, Sasuke?"

Sasuke yang merasa diintrogasi dan mendapat pertanyaan seperti itu, menyimpulkan bahwa kakaknya sendiri tidak mempercayai dirinya. "Tch. Apa aku terlihat berbohong? Bukankah kukatakan bahwa––" Jika tadi perkataan Ino terputus di tengah jalan karena Itachi yang memotong perkataannya, kali ini perkataan Sasuke lah yang terputus di tengah jalan, dan sang pelaku utama bukan Itachi melainkan ponsel Ino.

Ino melihat nama di layar ponselnya, begitu ia melihat siapa yang menghubunginya, ia langsung menekan tombol berwarna hijau di sisi sebelah kiri ponselnya. Suasana yang tadinya panas, kini sedikit meredah setelah Ino mengangkat panggilan masuk dari Ibunya Sakura.

"Halo bibi," Entah apa yang dikatakan Ibunya Sakura kepadanya, Ino melirik Sasuke dengan sangat tajam."baiklah bibi. lima menit lagi aku akan kesana." Sambungan telepon telepon terpurus antara ibunya Sakura dengan Ino.

"Aku ke rumah Sakura. Sesuatu telah terjadi dengan Sakura tadi malam. Apa kau akan ikut?" Tanya Ino kepada Sasuke. "Tidak kuduga ternyata kau itu sepengecut ini, Sasuke."

"Diam! Kau tidak tahu apa-apa tentangku." jawab Sasuke dengan sangat sinis.

"Aku pergi dulu, Itachi-kun."

"Ino... aku ikut"

.

.

.

.

.

.

.

Lanjut atau delete?


n/a : Sebenarnya ini fict aku buat sudah cukup lama dan rencananya kemaren akan ikut meramaikan SasuSaku FanDay. Tapi berhubung saia memiliki suatu problem yang sangat rumit, membuatku sempat dilanda WB. Untungnya, WB-nya gak lama bersemayam, jadi publishnya sekarang. :D

Gimana menurut kalian? Aku harap tidak mengecewakan, mengingat idenya cukup pasaran. :D

Saya menunggu riview readers untuk membuatku lebih semangat lagi melanjutkan fict ini. :D Doakan saja chapter selanjutnya tidak lama update mengingat jadwal kuliahku semakin padat. :D

Riview kalian, sangat membantu saia. :D

Biiancast Rodith

[03032014]