Survivor 5 – Final

"Aish! Menyebalkan!" ucap namja cantik itu berlari dengan kencang ke arah parkiran mobil sambil terus saja menggerutu sehabis dari ruangan komandannya.

Di belakangnya mengekor dua orang rekan kerjanya yang sama-sama komat-kamit tidak jelas dan juga penuh dengan rasa jengkel.

Brak brak

Pintu-pintu itu ditutup dengan keras karena para penumpang mobil polisi berjenis sedan itu terburu-buru.

Ck

Namja cantik itu berdecak kesal karena mobil tidak bisa kelua, dihalangi oleh dua mobil polisi lainnya yang parkir persis di belakang mobil dinas miliknya.

Ck

Lagi. Namja cantik itu kembali berdecak kesal.

Dengan kecepatan tinggi dia menabrak dua mobil itu sehingga dia bisa keluar dari parkiran.

Sambil menggerutu tidak jelas karena dua alaram dua mobil itu berbunyi, Jaejoong, namja cantik itu tidak menghiraukannya.

"Salah sendiri memarkirkan mobilnya di belakang mobilku," gumam namja cantik itu yang kemudian fokus kepada jalanan yang akan dilaluiny.

Kedua namja yang ada di belakangnya hanya terus mengumpat karena tidak bisa menghubungi kekasih mereka.

Dengan penuh kekesalan, Kim Junsu, memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Dia menghela napasnya berat.

Sementara Kyuhyun, namja yang satunya lagi hanya bisa berdecak dan melihat ke arah luar.

Jaejoong hanya bisa mengemudikan mobilnya dengan cepat ke arah tempat tujuannya.

Mereka pergi ke tempat yang mereka tuju dan tempat dimana kekasih mereka berada.

Ya.

Kabarnya Yunho, Yoochun, dan Changmin sedang disekap sekarang ini.

Disekap?

Iya, ketiga orang penyandang gelar seme itu dikabarkan hilang saat mereka hendak menangkap perampok.

Mengapa ketiga orang penyandang uke itu tidak ikut? Karena mereka dipindah tugaskan ke area lain untuk mengikuti penyuluhan di sana.

Para perampok tersebut menyekap ketiga orang itu dengan meminta tebusan 3 miliar won, tentu mereka tidak akan bisa menyerahkan uang sebanyak itu.

Oleh karena itu, setelah mereka mendapatkan posisi ketiga orang itu, mereka langsung saja menuju ke sana, meninggalkan latihan penyuluhan mereka yang ada di daerah Busan.

Brak

Bunyi suara pintu mobil ditutup dari luar dengan keras sekali lagi.

Berhubungan dengan perampok dengan mengendap-endap, tentu itu bukan cara mereka kalau dalam kondisi saat ini.

Taukah perampok itu kalau sudah menghadapi ketiga uke itu kalau sudah marah,maka tidak ada ampun.

"Keluar kalian!" teriak Jaejoong dari luar gedung yang diduga dijadikan markas untuk para perampok itu dlam menyekap Yunho, Yoochun, dan Changmin, "Keluar atau aku bom tempat ini!"

Perampok yang ada di dalam menganggap remeh ucapan Jaejoong. Mereka keluar dan kemudian melihat ke arah JaeSuKyu dengan tatapan meremehkan.

"Cih, memang kamu bisa apa dengan badan sekurus itu huh? Terkena angin saja mungkin sudah terbang," ucap salah satu perampok dengan badan yang sedikit bantet dan juga berpenampilan kumal. Kepalanya botak seperti bol bowling dan juga kumis tebal pada bawah hidungnya.

"Diam. Atau aku pastikan granat ini akan masuk ke dalam perut buncitmu itu," ucap Jaejoong geram sambil mengeluarkan tiga granat di tangannya.

Satu granat dia gigit dan hampir dia lepaskan.

"Ja-jangan... kita diskusikan dulu ok?" ucap perampok itu ketakutan.

Dor

Senapan angin Junsu langsung diarahkan kepada perampok tersebut setelah sebelumnya dia biarkan meleset mengenai tembok di bawah kaki namja tersebut.

Perampok itu mulai geram.

"Bawa ketiga orang itu ke sini," ucap perampok tersebut kepada ketiga temannya yang lain.

"Boo!"

"Suie!"
"Kyu!"
Ketiga namja berstatus seme itu, Yunho, Yoochun, dan Changmin memanggil pasangan mereka masing-masing.

Dan inilah jawaban pasangan mereka..

"Mati saja kalian," ucap Kyuhyun sambil mengeluarkan basoka dari dalam mobil polisi dinas mereka.

"Y-ya Kyu!" ucap Changmin ngeri saat melihat basoka berdiameter 20 cm itu.

"Kenapa kalian tega huh?" ucap Yoochun tidak ingin dia mati konyol di tangan sahabatnya sendiri.

"Boo," Yunho memohon kepada kekasihnya itu untuk melepaskannya.

Bukannya seperti drama-drama lainnya, Jaejoong bukan menangis, meraung, meminta kepada perampok-perampok itu untuk membebaskan kekasihnya dan teman-temannya.

Dia malah memasang tampang dinginnya dan berucap..

"Siapa suruh menjadi lemah begitu hah?" ucap Jaejoong datar dan penuh penekanan pada kata lemah sementara Kyuhyun dan Junsu hanya memasang muka dingin mereka sambil memperhatikan kekasih mereka di atas sana yang sudah memasang tampang memelas.

"Sepertinya komandan benar-benar ceroboh dan salah mengirim orang untuk mengikuti pelatihan yang ada di Busan. Seharusnya kalianlah yang dikirim," tambah Junsu sambil mengarahkan senapan anginnya ke arah Yoochun.

"Y-ya Suie! Masa kamu tega dengan kekasihmu huh?" ucap Yoochun yang tidak terima diperlakukan seperti itu oleh kekasihnya sementara Kyuhyun hanya bersiul sambil mengarahkan basoka ke tempat ketiga seme dan perampok itu berdiri.

"Y-ya, letakan senjata kalian, atau mereka akan mati!" ucap perampok yang memegang pisau dan mengarahkannya ke arah leher Yunho.

Apakah Jaejoong berteriak.

Cih.

Jaejoong malah berdecih dan kemudian mengembangkan smirknya.

"Coba saja, aku sudah tidak peduli," ucap Jaejoong sambil sedikit menarik-narik tali granat itu dan membuat ketiga seme dan keempat perampok itu bersweat drop ria.

"Bodoh kamu, kalau kamu menarik itu, maka kita semua akan mati," ucap perampok yang menodongkan pistol ke arah kepala Yoochun.

"Tidak peduli," jawab Jaejoong santai, "Kalau mati, mati saja."

Keempat perampok itu menelan ludah mereka kasar, 'mereka orang gila,' ucap para perampok itu dalam hati mereka.

"Mana uang tebusannya? Kemarikan," ucap perampok pertama yang berbicara dengan JaeSuKyu.

"Tidak ada," ucap Junsu dengan ketus.

Keempat perampok tersebut kaget, "Yang benar saja," ucap perampok yang sedang menodong Yunho.

Dor dor dor

Junsu menembak tepat di bawah kaki HoMinYoo, membuat ketujuh orang itu malah kembali bergetar ketakutan.

Sorot mata ketiga orang uke itu tidak bisa dianggap main-main.

Sorot mata amarah.

"Lebih baik kalian ceritakan dari awal, bagaiana kalian bisa tertangkap, bagaimana mereka bisa meminta bayaran, dan bagaimana kalian bisa terlibat dalam drama pisican yang dibuat oleh ketiga orang itu huh?" tanya Jaejoong dengan kesal.

Glek

Mereka ketahuan.

"Bagaimana tuan-tuan? Ataukah perlu saya menembak kalian terlebih dahulu?" tanya Kyuhyun dengan nada datarnya. Changmin tau benar kalau kekasihnya sudah mengatakan hal itu dengan nada datar,maka artinya dia sangat serius.

"Ehem.. baiklah..," ucap Changmin dan akhirnya membuat mereka semua mengangkat tangan mereka ke atas, seperti seorang penjahat yang baru saja ketahuan habis melakukan kejahatan dan akan ditangkap oleh polisi.

"Ka-kami mengaku, ini hanyalah akal-akalan kami," ucap Yoochun, namun masih saja ditanggapi dengan dingin oleh ketiga uke tersebut.

"Sebenarnya kami sudah menyiapkan sesuatu untuk kalian bertiga," ucap Yunho kembali namun tetap saja ketiga orang uke tersebut tidak bergeming sama sekali, bahkan tidak menunjukkan perubahan ekspresi.

Mereka kemudian turun dengan menggunakan tali yang terjuntai dari atas, sepertinya memang mereka berkomplot dengan banyak orang untuk membuat sesuatu yang mengagetkan tersebut.

Ketiga seme itu turun dan kemudian berjalan ke arah pasangan mereka masing-masing.

Mereka memasang pose seperti seorang pangeran yang sedang meminta putri untuk memakaikan sepatu kaca yang mereka temukan.

Keluarlah sesuatu dari saku celana mereka, seukuran genggaman tangan dna berbentuk kotak.

Benda berwarna merah maroon tersebut berbahan dasar beludru.

Ketiga namja manly tersebut membuka kotak tersebut dan terpampanglah masing-masing cincin dengan berbahan dasar emas putih namun dengan ukiran nama yang berbeda-beda pada atasnya.

Ketiga namja yang berada di depan ketiga namja manly tersebut hanya mengangkat alis mereka.

"Ini apa?" tanya Jaejoong dengan sedikit ketus.

"Eumm ini.. maukah kamu menjadi pendamping hidupku, Jae?" ucap Yunho dengan menggunakan mata puppy eyesnya.

Jaejoong hanya terdiam, sementara seme yang lainnya juga menanyakan hal yang sama kepada pasangan mereka.

"Oh, manis sekali," ucap Kyuhyun dibuat-buat.

"Sama sekali tidak romantis," ucap Junsu yang mulai malas dengan apa yang mereka perbuat langsung saja membalikkan badannya dan berjalan terlebih dahulu.

"Kembali lagi saat kalian sudah menemukan cara yang lebih romantis daripada ini," ucap Kyuhyun yang juga membalikkan tubuhnya ke arah lain dan kemudian mengikuti Junsu.

Jaejoong langsung membalikkan badannya tanpa berkata apapun dan kepada tiga seme tersebut.

Yah... sepertinya lamaran mereka belum diterima oleh para uke mereka.

"Salahmu!" ucap Changmin kesal kepada Yoochun.

"Enak saja! Salah Yunho hyung!" ucap Yoochun sambil menunjuk Yunho menggunakan bibirnya yang mengerucut.

"Enak saja! Salah dia yang actingnya tidak bagus," ucap Yunho sambil menunjuk perampok pertama.

"Enak sja! Salahkan mereka yang tidak becus dalam berdrama!" ucap perampok tersebut menunjuk teman-temannya yang lain.

"Enak saja!"

Ya, kembalilah mereka saling menyalahkan.

.

Ketiga uke itu akhirnya diminta kembali ke kepolisian Seoul setelah mereka berhasil melewati akademi selama sekitar 5 bulan lamanya.

Mereka semakin fokus kepada kasus-kasus yang ada di depan mereka dan lebih gesit, bahkan kemampuan mereka hampir sama dengan ketiga seme mereka.

Hari ini mereka baru saja melakukan penangkapan gembong mafia narkoba yang ada di Seoul.

Sudah 6 orang mereka amankan, sudah semuanya mereka bawa ke kepolisian Seoul.

"Hhh lelahnya," ucap Junsu sambil mengipas-ngipas wajahnya yang penuh akan keringat.

"Mereka gemuk tapi mereka bisa berlari cepat juga ternyata," ucap Kyuhyun yang kemudian meneguk air dingin yang ada di dalam kulkas kantor tersebut.

Jaejoong membuka sedikit bajunya dan menunjukkan dadanya yang terbentuk dan berisi, dan ehem sedikit montok juga.

"Aigoo hyung, kalau ada Yunho hyung, pasti kamu sudah diterkam," Junsu menggelengkan kepalanya dan kemudian mengipas-ngipas lagi.

"hhh, aku tidak peduli dengannya," ucap Jaejoong yang sedikit kesal karena Yunho belakangan ini cukup sibuk dengan tugas kepolisiannya. Namja berbibir hati itu sedang menghadapi kasus besar yaitu pembunuhan seorang politikus.

Kedua seme lainnya juga ikut terlibat, sehingga kepolisian Seoul cukup kewalahan dengan banyaknya kasus yang ada, alhasil, mereka semua menjadi sibuk dan menjadi sulit bertemu.

Mereka menyandarkan tubuh mereka ke sofa dan menikmati angin yang sepoi-sepoi menerpa mereka. Ini musim gugur, jelas saja angin bertiup dengan membawa udara yang mulai dingin.

Tak lama, ketiga uke itu akhirnya tertidur di atas sofa. Mereka tampak cukup kelelahan.

.

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam.

Ketiga seme itu kembali ke kantor mereka dan memutuskan beristirahat dulu sambil memeriksa berkas pemeriksaan yang sudah dikumpulkan tadi pagi.

Kriet

Mereka menyalakan lampu dan cukup kaget dengan apa yang mereka lihat.

Ada ketiga orang yang mereka rindukan di atas sofa tempat biasa mereka berkumpul dahulu.

Ketiga seme itu tidak bisa menahan senyum mereka. Akhirnya mereka bisa bertemu dengan orang yang mereka sayangi.

Dengan perlahan mereka menghampiri ketiga uke mereka, kemudian membawa ketiga uke itu ke dalam pelukan mereka.

Yunho memeluk Jaejoong dengan erat.

Changmin menciumi puncak kepala Kyuhyun.

Yoochun mengecupi pipi Junsu yang tertidur pulas.

Ah, mereka benar-benar rindu pasangan mereka masing-masing.

Yunho menggendong Jaejoong menuju ke kamar yang ada di dalam kantor tersebut, dan yang lainnya juga membopong pasangan mereka ke kamar mereka masing-masing yang ada di sana.

Dengan perlahan mereka menaruh kekasih mereka di atas ranjang dan tidak berhenti mengulas senyum mereka dan memperhatikan pasangan mereka yang tertidur lelap.

Yunho mengelus pipi Jaejoong dan mengecupnya. Rasa rindunya begitu dalam. Mereka memang masih bisa tetap berkomunikasi, namun itupun terbatas karena adanya kesibukkan mereka masing-masing.

Namja bertubuh manly itu mengecuppi bibir Jaejoong dan kemudian menyesapnya lembut.

Bibir Jaejoong benar-benar membuatnya mabuk.

Tak lama dia beralih pada pakaian Jaejoong yang sedikit terbuka, "ck.. nanti masuk angin bagaimana hmm?" ujar Yunho sambil hendak mengancingi kemeja Jaejoong.

Namun, saat dia mau mengancingi kemeja Jaejoong, dia melihat dada Jaejoong yang semakin berisi.

Karena dia tidak bisa menahan hasratnya untuk memegang dada Jaejoong, dia kemudian menyelusupkan tangannya ke dalam baju Jaejoong dan mengelus pelan dada Jaejoong.

"Nggh..," usapan lembut di dadanya, membuat Jaejoong terbangun dan menemukan Yunho masih memperhatikan dan mengelus dadanya.

"Ya! Dasar mesum!"Yunho terkejut dengan teriakan Jaejoong.

"A-a... ma-maaf Boo. Aku hanya ingin mengancingi bajumu," ucap Yunho kikuk.

"Bohong! Kamu mengelus dadaku!" ucap Jaejoong sambil mengancingi sendiri bajunya.

"Siapa suruh kamu memakai baju seperti itu huh?" ucap Yunho tidak mau disalahkan.

"Ish. Berisik. Aku mau tidur," ucap Jaejoong yang kembali memejamkan matanya.

"Hei hei Boo, jangan meninggalkanku," ucap Yunho sambil tiduran di samping Jaejoong.

"Issh Yunho Pabo, sempit," Jaejoong yang kesal mendorong Yunho sampai namja itu terjungkal dari tempat tidurnya.

"Ya! Boo!" Yunho tidak mau kalah dan kembali ke ranjang dan menindih Jaejoong.

"Kalau tidak muat, aku tidur di atasmu," ucap Yunho kesal.

"Andwae! Beruang gendut tidurlah di bawah!" Jaejoong kembali mendorong Yunho sementara Yunho mempertahankan posisinya.

Yunho langsung menerkam bibir Jaejoong dengan bibir hatinya. Dia menyesap bibir Jaejoong, melumatnya dengan tidak sabaran.

"Eumm," Jaejoong sendiri mulai menikmati ciuman mereka dan tanpa dia sadari Yunho sedang membuka kancing kemeja Jaejoong perlahan tanpa melepaskan ciuman mereka.

Tak lama, kancing baju Jaejoong sudah terbuka dan menampakkan tubuhnya yang seputih susu. Yunho beralih pada leher Jaejoong dan menyesap leher Yunho.

Jaejoong menggigit bibirnya, menahan desahan yang akan keluar.

Yunho menghentikan aksinya dan ingin melihat reaksi Jaejoong.

"Hei Boo, jangan digigit bibirnya. Aku ingin mendengar suara desahanmu," ucap Yunho smabil menjilat telinga Jaejoong dan membuat Jaejoong menggeliat.

"Ish Bear!"

"Hahaha.. Hmm Boo.. boleh aku bertanya?"

"Apa itu?"

Yunho mengeluarkan kotak yang Jaejoong kenal, kotak yang pernah dia lihat sebelumnya.

"Will you marry me?" ucap Yunho sambil berlutut di samping ranjang.

Jaejoong terdiam.

"Mengapa?"

"Huh? Kamu tidak mau Boo?"

"Mengapa kamu mengatakannya di sini? Tidak romantis sekali," ucap Jaejoong sambil mengerucuttkan bibirnya.

"Maafkan aku Boo, tapi aku ingin memilikimu, aku takut kehilanganmu Boo.. Kita berdua memiliki tugas yang berat sebagai polisi dan kita sulit bertemu. Mungkin terkesan terburu-buru namun aku ingin—"

Ucapan Yunho berhenti ketika Jaejoong mencium bibir Yunho dan juga melumat bibir hati itu dengan lembut.

"Eumm," ciuman justru didominasi oleh Yunho dan akhirnya berakhir karena Jaejoong mulai kehabisan napas.

"Jadi? Bagaimana?" Yunho sudah tidak sabar dengan jawaban Jaejoong.

"I will," ucapan Jaejoong membuat Yunho memeluk Jaejoong erat. Yunho benar-benar senang kali ini.

"Terima kasih Boo.. Maaf kalau tidak romantis," ucap Yunho yang agak sedikit menyesal karena melamar Jaejoong di kantor polisi mereka.

"Tidak apa.. Bersama denganmu selalu membuatku merasa romantis. Seperti ini yang kuharapkan, bersama denganmu, berdua saja," Jaejoong mengecup bibir Yunho sekilas.

"Begitukah? Apakah kamu tau apa yang sepasang kekasih lakukan kalau sedang berduaan?"

"Ya! Dasar mesum!" Yunho justru terkekeh dan malah kembali ke aktivitasnya, menyesap leher Jaejoong.

Malam itu juga, Yunho mendapatkan Jaejoong seutuhnya.

.

"Inhwannie! Tunggu Yeolli!"

"Yeollie lama!"

"Yeollie! Nanci Umma malah!"

" Binnie Oppa cama Umma aja kalau Oppa cakut!"

"Cungguin Woonie!"

Keempat anak kecil itu sedang berlari menelusuri rumah Junsu dengan halaman yang cukup luas. Rumput hijau tumbuh memenuhi pekarangan rumah mereka yang berukuran satu lapangan sepak bola.

Keempat anak itu menaikki perosotan yanga da di sisi kiri rumah tersebut.

Dengan perlahan keempat namja dan yeoja kecil tersebut menaiki tangga perosotan sebelum ada enam tangan besar mengangkat dan menarik mereka menjauhi tangga perosotan tersebut.

"Appa Bear!" Jung Yeol, nama yeoja kecil itu yang kesal ketika Appanya, Jung Yunho menggendongnya menjauhi perosotan. "Hayo, Umma bilang apa tadi dengan kalian? Appa mencari kalian kemana-mana," ucap Yunho sambil mengecup pipi keduanya. "Cuh kan Oppa biyang uga apa," ucap Jung Moonbin kesal karena adik kembarnya tidak mendengarkannya, sementara Jung Yeol memeletkan lidahnya ke arah Moonbin, membuat Yunho menggelengkan kepalanya.

Sementara itu Park Inhwan, anak pertama pasangan Park Yoochun dan Park Junsu digendong oleh Appanya, "Makanya kan Appa bilang tunggu mereka selesai makan sayang." Inhwan mengerucutkan bibirnya, "Capi kan Inhwanie mau main peyocotan Appa." Yoochun terkekeh, "Tetap saja harus tunggu mereka ok?"

Sementara Shim Changmin, Appa dari Shim Doongwoon, menggendong putranya di atas pundaknya. "Appa, calo Woonie udah ceyecai mam, boleh main agi?" Changmin mendongakkan kepalanya, "Boleh sayang, asal habis. Ok?" Doongwoon menganggukkan kepalanya cepat dan menghentak-hentakan kakinya pelan.

"Umma!" teriak dua anak kembar itu begitu bertemu Umma mereka.

"Hayo makan sayang," ucap Jung Jaejoong, Umma dari Yeol dan Moonbin yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulut kedua anaknya.

"Yeollie abic ini mawu naic peyocotan," ucap Yeol antusias. "Boleh asal nasinya habis ok?" Yeol menganggukkan kepalanya setelah mendengarkan kata-kata Ummanya. "Binnie uga," Jaejoong kembali menganggukkan kepalanya dan mengelus kepala kedua anaknya.

"Inhwanie uga mau main Umma," ucap Inhwan kepada Junsu. "Perjanjiannya sama tuan Park. Tunggu mereka selesai makan ne?" Inhwan kembali menganggukkan kepalanya cepat dan menyuapkan kue berbentuk bintang dengan rasa jahe ke dalam mulutnya. Dia duduk tenang sambil menendang-nendang udara.

"Woonie ceyecai!" Doongwoon berteriak riang saat melihat mangkuk nasinya kosong. "Anak Umma pintar," Kyuhyun mengancungkan jempolnya ke arah Doongwoon sementara Changmin bertos ria dengan anaknya yang doyan makan itu.

Yeol dan Moonbin mempercepat makan mereka karena mereka tidak sabar untuk main perosotan bersama sepupu-sepupu mereka.

"Ceyecai!" teriak Yeol dan Moonbin dan kemudian mereka langsung menyambar gelas plastik milik mereka dan minum dengan cepar.

"Puah! Aku main dulu, Umma, Appa!" teriak mereka bersamaan dan langcung loncat dari kursi kayu taman berbentuk kotak.

"Cunggu Inhwanie!"

"Cunggu Wonnie!"

Keenam namja berstatus orang tua itu kembali menikmati teh mereka tanpa melepas pengawasan mereka dari anak-anak mereka.

"Mereka secepat ini tumbuh, padahal aku merasa baru menikah kemarin," ucap Jaejoong sambil memperhatikan anak perempuannya.

"Tentu saja, kamu hamil duluan hyung," ucap Kyuhyun dan terbahak-bahak melihat Jaejoong yang mengerucutkan bibirnya.

"Kalian juga tidak jauh beda, hanya berbeda dua bulan setelahnya," ucap Jaejoong kembali membela dirinya.

"Tentu saja, kami bisa menahan diri hahaha," ucap Yoochun sambil terbahak.

Yunho hanya terkekeh mendengar ocehan teman-temannya.

Dia teringat usia kandungan Jaejoong saat itu sudah empat bulan sementara Kyuhyun dan Junsu sudah dua bulan mengandung. Mereka ternyata melamar di tanggal yang sama, di dalam kantor polisi, dan menikah di tanggal yang sama.

Jaejoong melahirkan duluan baru Kyuhyun dan Junsu. Dikaruniai empat malaikat kecil di hidup mereka, benar-benar merubah mereka.

Yunho membuka usaha supermarket dan cukup sukses, sementara itu Yoochun membuka usaha kafe, dan Changmin membuka usaha restoran. Keduanya juga cukup sukses. Mereka pensiun setelah mereka menikah namun sesekali mereka diminta untuk menjadi penasehat di kantor polisi untuk mengajari junior mereka. Polisi-polisi bimbingan mereka sekarang banyak yang menjadi agen rahasia dan sukses di banyak kasus.

Anak-anak panti asuhan sekarang tinggal di asrama yang dibangun oleh keenam orang tersebut dan biaya hidup semuanya mereka yang tanggung. Selain itu masing-masing orang tua mereka juga mendukung tindakan mereka berenam jadi mereka juga memberikan dana untuk anak-anak panti asuhan tersebut.

"Aku bersyukur kita bisa bersatu kembali," ucap Junsu dan semua yang ada di sana menganggukkan kepala mereka.

"Semoga sampai selamanya," imbuh Yoochun.

"Bersulang," ucap Changmin sambil mengangkat gelasnya yang berisi jus apel.

"Bersulang!" ucap semuanya yang juga mengangkat gelas berisi jus apel milik mereka dan meminumnya.

"Ummaaa!" suara lengkingan Yeol membuat Jaejoong sedikit tersedak.

"Ada apa sayang?" ucap Yunho yang melihat ke arah Yeol sambil menepuk punggung Jaejoong pelan.

"Oppa mainan beyayang!" adu Yeol.

"Camu uga main becek!" adu Moonbin sambil menunjuk celana Yeol yang kotor karena terkena cipratan lumpur.

"Umma! Inhwan nangkep codok ecill!" Inhwan memamerkan gigi susunya dan kemudian membuka tangannya namun setelahnya kodok itu lompat .

"Icu Icu!" ucap Doongwoon yang mengikuti arah kodok itu melompat dan di belakangnya Inhwan mengekor dirinya.

Sementara itu Jaejoong memandang ke arah mereka sambil tersenyum, "Biarkan saja mereka bermain."

Semuanya mengangguk dan memilih menunggu anak-anak mereka sambil mengobrol.

Semuanya berjalan sempurna dan mereka menikmatinya.

.

.

Survivor- End.

.

Maaf readers karena menunggu terlalu lama hehehe

Survivor telah tamat. Maaf sudah membuat kalian kecewa apabila di chapter ini kurang panjang kkk

Terima kasih semuanya yang sudah membaca, review, fav, dan menunggu ff ini kkk

Happy New Year! ^^

Q&A

Q: Anak Yunjae ada 5? (chapter 4)

A: Bukan, tapi banyak karena ada yang sudah balita dan juga ada 3 anak bayi ^^

Special thanks to: HyuieYunnie, Boo Bear Love Chwang , Dennis Park , TitaniumSP , nabratz , GuestYunJae, Guest , Oktavian, Dewi15 , yjs and all readers ^^