Maaf, setelah ckup lma ga' apdet2. Kmrin otak sya lgi buntu banget dan jg lgi sbuk buat ospek maru d kampus. Huft, jdi bru smpat apdet nih...Smga readers masih nunggu FF sya. Oh ya, sebelumnya sya jg mau mnta maaf ats smua kkrangan yg ada dri FF ini mlai chap 1-3. Tdak bnyak Wonkyu moment yg mmpu sya suguhkan. Krna ini bru awal jdi sya pkir, chapter 1-4 sya mau bnar-bnar mnjelaskan tntang ap yg trjdi sbelum Siwon jdi Kaisar. Tntang Ratu Min, Heenim, Yunho, Kenichi dan Siwan. Slain Kyuhyun, mrekalah yg jg brhubungan dgn Siwon. Mngkin d chapter 5 sya akan mmprlihatkan crita yg lbih mndetail tntang Wonkyu. Jdi sbelum itu, sya mnta maaf jka mngkin readers mrasa tdak ska. Sya hnya mmbuat FF ini ssuai dg imajinasi sya. Sprti yg readers smua bca d prolog, sya sdah bkin ide FF ini sjak 2011. Jdi hrap dimaklumi, sya mmbuatnya ssuai dgn krangka yg sdah sya susun. Trima ksih ats prhatiannya. Skarang bleh lngsung baca.

.

.

.

.

.

.

.

Tittle : Shadow / The Shadow of The Emperor

Genre : Angst, Hurt/comfort, Romance, Thriller

Cast :

1. Cho Kyuhyun as Cho Kyuhyun (Pengawal Pribadi Kaisar / Hwangje ui geulimja : The Shadow of Emperor)

2. Choi Siwon as Lee Siwon (Kaisar ketiga dari Han Raya)

3. Kim Heechul as Kim Heechul/Kim Hee Bin (Selir dari Kaisar Lee Youngwoon)

4. Shim Changmin as Choi Changmin (Jenderal Pasukan Perang Korea, Adik Angkat Siwon)

5. Jung Yunho as Choi Yunho (Jenderal Pasukan Jepang Resimen ke 54, Ayah angkat Siwon)

6. Kim Jaejoong as Choi Jaejoong / Lady Choi (Istri Choi Yunho, Ibu Angkat Siwon)

7. Kim Kibum as Kim Kibum (Perdana Menteri Han Raya, Sahabat Siwon)

8. Matsuyama Kenichi as Matsuyama Kenichi (Mantan Jenderal Pasukan Jepang Resimen ke 54, Perdana Menteri Jepang)

9. Im Siwan as Lee Siwan (Kaisar Kedua dari Han Raya, Kakak Siwon)

10. Kim Youngwoon as Lee Youngwoon (Kaisar Pertama dari Han Raya, Ayah Siwon)

11. Watanabe Ken as Watanabe Ken (Residen Jenderal Jepang di Han Raya)

.

.

.

.

.

.

Harap diingat! Ini hanya cerita fiktif belaka.

Smua org d FF ini hnya mwakili krkter dri critanya sja. Tdak yg sbenarnya.

.

.

.

.

.

Tahun 1985, kematian Ratu Min Jungsoo menyisakan banyak misteri. Ratu Min Jungsoo meninggal dalam keadaan tertelungkup dengan luka di punggung, yang menimbulkan spekulasi bahwa beliau meninggal karena serangan yang tidak diketahuinya. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa mungkin beliau melindungi Pangeran Yoon sebelum kemudian ia dibunuh. Penculikan Pangeran Yoon juga menjadi misteri yang tak terungkapkan. Kerajaan terus berupaya mencari keberadaannya. Tapi sampai Kaisar Youngwoon meninggal pun, pangeran tidak pernah ditemukan. Bagaikan hilang ditelan bumi...

.

.

.

.

.

1914

.

.

Author POV

"Yeobeseyo? Disini kediaman keluarga Choi."

"Yeobseyo? Apa ini Changmin?"

Yunho menelpon ke rumahnya dengan telepon di ruang tengah rumah keluarga Matsuyama. Dia duduk disofa dengan pandangan yang menghadap keluar jendela. Lebih tepatnya memandang kearah gerbang rumah yang di jaga oleh beberapa pengawal.

"Eoh! Abeoji! Apa kabar disana? Apa semuanya baik-baik saja? Apa Tokyo sangat hebat? Bagaimana Hyungnim dan Kyunie? Apa mereka bahagia bersenang-senang tanpaku?" Yunho sedikit menjauhkan ganggang telepon ketika Changmin merecokinya dengan banyak pertanyaan. Yunho hanya menghela napas mengingat sifat Changmin yang selalu lincah dan suka membuat orang lain susah menjawab pertanyaannya. Sejak kecil, Changmin terlalu banyak ingin tahu.

"Changmin, bisakah Abeoji menjawabnya nanti saja? Abeoji ingin bicara dengan Ibumu." Jawab Yunho.

"Eoh? N-ne, Jamkanman." Terdengar suara ganggang telepon yang ditaruh diatas meja dan derap langkah kaki Changmin yang diyakini Yunho kalau anaknya itu berlari. Setelah cukup lama terdengar suara Changmin, "Abeoji, Eommoni sudah tertidur sejak selesai makan malam. Beliau kelelahan karena membantu di balai kesehatan. Sejak Abeoji, Hyungnim dan Kyunie pergi, Eommoni selalu pergi ke balai kesehatan untuk membantu. Apalagi sejak dua hari yang lalu. Terjadi pemberontakan karena pasokan beras yang diblokade Jepang. Rakyat melakukan perlawanan yang akhirnya hanya merugikan mereka."

Yunho tersediam sejenak mendengar perkataan Changmin, dan sepertinya putranya itu tahu apa penyebabnya. "Abeoji jangan berpikiran buruk. Kebebasan, itu yang ingin Abeoji berikan pada aku dan hyungnim. Dan Jepang memberikan itu untuk kita. Rakyat negeri ini terlalu bodoh untuk mengerti hal itu, mereka terus berontak padahal hanya akan sia-sia."

"...Ne, Abeoji mengerti." Jawab Yunho akhirnya, sorot matanya tampak sendu. "Geurae, sampai saja pada Ibumu kalau kami bertiga akan kembali lusa. Dan berkemaslah, kita akan liburan ke Jeju-do." Lanjutnya.

"JINJA!? Gomawo, Abeoji! Akan kuberitahu Eommoni besok!"

Lagi-lagi Yunho harus menjauh ganggang telepon dari telinganya. Gendang telinganya bisa pecah mendengar teriakan Changmin.

"Ne, Abeoji tutup dulu." Yunho menyudahi percakapannya dengan Changmin.

Pria itu menghela napas panjang dan memijit pelan pelipisnya. Raut wajahnya jauh dari kata baik setelah menelpon Changmin. Dia benar-benar dalam keadaan yang sangat terpuruk, membuat seluruh tubuhnya bergetar samar. Semua itu terjadi, karena ia mengetahui sesuatu. Dan sesuatu itu...adalah kenyataan yang mengerikan.

.

Flashback

.

"Bagaimana Yunho-ah? Bukankah ini menjanjikan?"

Di ruang kerja Matsuyama Kenichi―Yunho diam sejenak melihat kearah meja, sebuah kertas berstempel Kekaisaran sangat tahu isi perjanjian itu, pengangkatannya sebagai Residen Jenderal Jepang di Gyeongsang *(Nama Seoul saat penjajahan Jepang), Han Raya. Ia kemudian memandang pria di depannya itu dengan serius, "Apa maksud semua ini, Matsuyama-san? Sesungguhnya aku tidak benar-benar mengerti." Tanyanya.

Kenichi tersenyum kemudian mengambil cangkir kopi di atas meja dan meminumnya. Yunho memperhatikan setiap gerakan pria itu ketika tiba-tiba saja ia menyadari sebuah wangi khas kopi, tapi bukanlah sembarang kopi. Gabi―kopi Rusia yang terkenal di Han Raya, dan kopi kesukaan Kaisar Lee Youngwoon. Mata Yunho melebar mengetahui itu.

"Sepertinya kau mulai mengerti maksudku, bukan?" tanya Kenichi kemudian menaruh kembali cangkirnya di atas meja. "Hwangje Lee Youngwoon *(Kaisar sebagai gelar. Kalau formalitas biasa dipanggil Pyeha), sangat menyukai Gabi sejak kedatangan kedutaan Rusia. Lebih tepatnya dia menyukainya karena Wangbi Min Jungsoo *(Ratu sebagai gelar. Kalau formalitas dipanggil Jungjeon-mama : zaman Joseon). Dan ia semakin sering meminumnya sejak wanita itu meninggal. Dan akhirnya ia juga meninggal karena penyakit lambung karena terlalu banyak meminum Gabi." Ujarnya kemudian beranjak dari kursi kerjanya dan berjalan kearah rak buku.

Diambilnya sebuah buku kemudian duduk kembali dikursi kerjanya, menaruh buku itu diatas meja dan membukanya. "Tapi sebenarnya bukan itu lebih tepatnya. Dia...mengalami keracunan. Racun arsenik penyebabnya *(Racun Arsenik tidak berasa, berbau dan berwarna. Sukar untuk dideteksi)."

Seketika Yunho mematung mendengarnya. Perkataan Kenichi menjawab semuanya, kenyataan bahwa pria itu bukan hanya membunuh Ratu Min Jungsoo, tapi juga Kaisar Lee Youngwoon. Dan ia juga tahu bahwa kali ini, Kenichi juga mengincar nyawa yang lain. Pria di depannya ini berencana untuk membunuh Kaisar Lee Siwan.

"Kau tahu, sejujurnya aku tidak suka melakukan cara seperti itu. Aku tidak suka menyiksa seseorang dengan rasa sakit yang lama. Aku lebih suka, melakukannya satu kali dan membuat mereka terbang ke surga. Seperti wanita itu, aku membunuhnya dengan satu kali tebas saja. Tapi sayangnya, dia mencoba menghindar hingga punggungnya yang mendapat sayatan Katana milikku." Kata Kenichi panjang lebar sambil tersenyum membaca buku di depannya. Sebuah buku berisi catatan jenis-jenis racun arsenik. "Tapi karena kerjasama dengan Daewanggun Lee Sooman *(Pangeran Agung : Zaman Joseon), aku masih punya malu untuk tidak menebas kepalanya. Aku melakukannya tanpa mengotori tanganku sama sekali."

Pria itu kemudian menutup buku di depannya, dan menatap Yunho dengan tatapan serius. "Dan kali ini akan begitu juga." Ujarnya.

"Kau tahu, pemberitaan yang marak diperbincangkan di Han Raya? Mereka membicarakan tentang kemiskinan, ketidakberdayaan, kehancuran, dan itu terjadi karena rakyat memberontak. Mereka masih memiliki pemimpin, Hwangje Lee Siwan. Itu sebabnya sebagian dari mereka masih bertahan, kepercayaan mereka padanya masih besar.

"Jadi atas kesepakatan bersama, Pemerintahan Jepang dan tentu saja Kaisar Meiji. Kami ingin kau dari negerimu, mewakili kami untuk menghancurkan segala yang menghalangi negeri kita bersatu. Yaitu meredupkan semangat para pemberontak dengan membunuh Hwangje Lee Siwan. Ingat, Yunho-ah. Kami akan memberikan kebebasan jika rakyat Han Raya mau menyatukan negeri."

Perkataan Kenichi seolah palu yang menghantam Yunho dengan keras, ketakutan menghinggapinya. Selama ini, dia sejauh ini karena ingin menyelamatkan negerinya. Dan selama ini juga ia mencaritahu siapa sosok misterius Kenichi. Dan ternyata, dia mengundurkan diri untuk menutupi semua tipu muslihat dan rencana rahasia Jepang.

Setelah mengetahui semuanya Yunho berusaha agar Kenichi tak bisa melihat rasa takutnya itu. Ia kemudian tersenyum dan berbohong. "Dengan segala hormatku. Sampaikan pada pemerintahan Jepang dan Kaisar bahwa aku, Jung Yunho akan mengabdikan diriku pada negeri kita. Aku akan menerima tugas yang diberikan dan menerima pangkat yang akan dimandatkan padaku." Jawabnya.

Kenichi tersenyum puas mendengar jawaban Yunho. "Kau sudah memilih jalan yang tepat Yunho-ah. Setelah misimu selesai, kau akan menjadi Residen Jenderal seperti yang dijanjikan. Sedangkan Residen Jenderal Watanabe Ken akan dikirim ke Cina, dia akan memimpin disana." Ujarnya.

"Lalu, kapan misi akan dijalankan?" tanyanya.

Yunho diam sejenak sebelum kemudian menjawab, "...Jika diperkenankan. Sebelum melakukan misi, aku ingin melakukan liburan keluarga terlebih dahulu. Aku ingin membawa mereka jauh dari ibukota untuk sementara karena tentu saja, banyak yang akan mengancam nyawa mereka. Setelah itu, aku mempersiapkan pasukan."

Kenichi mengangguk paham, "Baiklah, aku akan mengizinkannya. Bawa keluargamu menjauh dari keributan terlebih dahulu. Setelah itu jalankan misinya." Ujarnya kemudian melihat raut wajah Yunho yang seolah mengatakan 'Kenapa kau bisa mengizinkannya begitu saja?'

Pria itu tertawa pelan, "Kau tidak percaya padaku, Yunho-ah? Baiklah, akan kukatakan. Aku akan menjadi Perdana Menteri berikutnya."

Mata Yunho melebar mendengarnya. "P-perdana Menteri? Bukankah..." perkataannya menggantung, dia sudah tahu jawabannya.

"Ya, malam ini Perdana Menteri akan meninggal karena serangan jantung yang disebabkan racun arsenik di dalam obat tidur yang biasa diminumnya. Kematiannya akan disamarkan dengan penyakit itu. Dia terlalu lemah untuk mengendalikan keadaan sekarang. Apalagi disaat Rusia kembali hendak melakukan kerja sama dengan Han Raya." Jawabnya dengan senyum yang benar-benar menakutkan.

Dan saat itu juga, Yunho menyadari kekuatan yang sangat besar ada dalam genggaman pria di depannya ini. Pria yang menganggapnya adalah sahabat ini seolah bisa menghancurkan negerinya hanya dengan sekali jentikan tangan saja...

.

Flashback End

.

Yunho berjalan melewati ruang kerja Kenichi, dapat didengarnya Kenichi berbicara dengan Residen Jenderal Watanabe di telepon. Mereka benar-benar ingin merencanakan pembunuhan Kaisar Lee Siwan dengan matang.

Sebelum ada yang tahu, Yunho segera pergi dari sana dan masuk ke kamarnya. Ia terduduk di pinggir temat tidurnya. Tubuh pria itu masih bergetar, matanya memperlihatkan sorot ketkutan luar biasa. Dia takut bahwa dirinya tak akan bisa melindungi keluarganya, dan lebih ia takutkan lagi adalah tidak bisa melindungi Siwon. Dengan suara yang benar-benar lirih, ia berkata, "T-tuhan...selamatkan Pyeha..."

"...Selamatkan Chinwang-mama *(Yang Mulia Pangeran)..."

"Selamatkan...negeri kami..."

.

.

.

.

.

TSoTE

.

.

.

.

.

Jaejoong terbangun ketika mendengar suara pedang kayu yang beradu. Wanita yang sudah berusia kepala empat itu segera bangun, memakai jubah tidurnya dan membuka jendela kamar, dapat dilihatnya Changmin dan Kibum yang sedang berlatih. Jaejoong tersenyum tipis, "Tak biasanya Changmin bangun sepagi ini dan berlatih dengan Kibum. Jika Yunho tahu ini, dia pasti kaget." gumamnya.

"Eoh, Eommoni!" Changmin melihat Ibunya segera melambaikan tangannya. Sementara itu Kibum segera membungkuk sopan.

"Tidak biasanya kalian berlatih sepagi ini." Kata Jaejoong.

Kibum tersenyum tipis, "Ne, manim (Nyonya). Tiba-tiba saja Changmin datang pagi-pagi sekali ke rumah kami dengan melompati pagar." Ujarnya membuat Changmin langsung mendelik kesal.

"Ya! Neo Jinja! Kau tidak akan aku ajak pergi liburan jika sikapmu begini, Kim Kibum!" kata Changmin kesal.

Mendengar perkataan Changmin membuat wajah Jaejoong tampak bingung, "Liburan?" tanyanya.

Changmin mengangguk cepat, "Semalam saat Eommoni sudah tidur, Abeoji menelpon. Dia bilang aku harus memberitahu Eommoni kalau ia akan besok. Dia juga bilang agar Eommoni bersiap karena kita semua akan pergi liburan ke Jeju-do setelah ia, hyungnim dan Kyuhyun pulang." Jawabnya panjang lebar dengan mata yang berbinar senang, ia sudah tidak sabar ingin menikmati makanan-makanan laut kesukaannya.

Tapi berbeda dengan putranya, mata Jaejoong melebar kaget. Senyum yang menghiasi wajahnya langsung sirna. Sekilas terlihat binar ketakutan dimatanya.

"Eommoni, waeyo?" tanya Changmin bingung.

Jaejoong sadar kalau raut wajahnya berubah, langsung tersenyum lagi. "Tidak ada apa-apa, kalian lanjutkan saja latihannya. Eommoni akan menelpon Abeoji dulu." Kata Jaejoong cepat, kemudian pergi.

Changmin memandang heran kepergian Ibunya, "Ada apa dengan Eommoni? Apa dia terlalu senang karena suami tercintanya itu akan pulang? Daebak, wajahnya langsung kaget. Benarkan, Kibumie?" ujar Changmin kemudian melihat kearah Kibum yang terdiam.

"Ya! Kim Kibum! Kau tidak mendengarkanku?" teriak Changmin kesal.

Kibum hanya menghela napas dan menoleh kearah pemuda bertubuh sangat tinggi itu. "Aku mendengarmu. Kajja, kita kembali berlatih." kata Kibum.

Changmin terkekeh pelan, "Mian, kupikir kau tidak mendengarkanku. Geurae, Kajja!"

Mereka kembali berlatih. Changmin tampak sangat serius mengayunkan pedang kayunya. Sementara itu Kibum tampak tidak berkonsentrasi, dia memikirkan hal lain diotaknya. Dia memikirkan Jaejoong, lebih tepatnya raut wajah wanita itu. Dia curiga dengan raut wajah itu. Pasti ada sesuatu yang terjadi, batinnya.

.

.

.

.

.

TSoTE

.

.

.

.

.

Matahari belum benar-benar memperlihatkan dirinya di langit ketika Kyuhyun terbangun. Perlahan ia bangun sambil mengucek matanya, membuatnya terlihat lucu dengan gaya rambut yang acak-acakan khas orang baru bangun tidur. Ia mengerang pelan sambil merenggangkan tubuhnya dalam keadaan setengah bangun.

"Nngh..."

Kyuhyun benar-benar sadar dari tidurnya ketika mendengar suara lenguhan pelan disampingnya. Membuatnya menoleh dan mendapati ada seseorang yang tidur disampingnya. Ya, Siwon tampak tertidur lelap menghadap kearahnya. Akhirnya pemuda itu ingat, semalam ia tidur dikamar Siwon. Ia kelelahan semalam karena terus bercanda dengan tuan mudanya itu dan bahkan tidak menyadari kapan ia masuk ke alam mimpi.

Kyuhyun baru saja hendak mendudukkan dirinya ketika tiba-tiba saja lengan kekar Siwon berada di atas dadanya. Sontak wajah Kyuhyun langsung memerah dan jantungnya berdegup kencang. Dalam posisi itu, jaraknya sangat dekat dan bahkan ia dapat merasakan tarikan napas tuan mudanya itu. Dan pemuda baru saja hendak mengangkat lengan Siwon dan melepaskan diri ketika lengan itu malah memeluknya dengan erat sekarang. Napas Kyuhyun tercekat sekarang, dia tak mampu bergerak sama sekali.

"Khu..khu...khu..." (?)

Suara kekehan membuat Kyuhyun terkejut dan menoleh, didapatinya Siwon sudah membuka matanya dan tersenyum padanya.

"Kenapa wajahmu Kyunie? Kau malu karena aku memelukmu? Mwo ya ige? Kita dulu juga sering berpelukan saat tidur." Ujar Siwon.

Sontak Kyuhyun langsung menjauhkan lengan Siwon dari tubuhnya dan duduk. Ia memasang wajah cemberut sekarang sambil terus berusaha menetralkan detak jantungnya. "I-itu kan dulu. Kita berdua masih kecil, doryeonim." Jawab Kyuhyun lalu memasang wajah kesal, "Sebaiknya doryeonim tidur lagi saja. Saya mau pergi berlatih," lanjutnya kemudian hendak beranjak dari tempat tidur. Tapi dengan cepat Siwon menarik tangan Kyuhyun dan membuat pemuda itu langsung terbaring lagi.

"Kau tidak ada latihan hari ini. Matsuyama sensei sedang pergi, siang nanti baru kembali." ujar Siwon kemudian merangkul Kyuhyun dalam pelukannya, sontak tubuh Kyuhyun kaku karena kaget dan pipinya memerah. Siwon menyenderkan kepalanyanya di bahu Kyuhyun, "Pagi ini sangat dingin. Menyenangkan jika tidur berpelukan seperti ini..." gumamnya.

Kyuhyun yang mendengarnya hanya diam dan berusaha menetralkan detak jantungnya yang seperti laju kereta api. Sebenarnya, bisa saja dia mendorong Siwon dan melepas pelukan tuan mudanya itu. Tapi dia enggan melakukannya, ia butuh pelukan itu meski sebenarnya dia sedikit terganggu dengan jantungnya. Benar-benar membingungkan, batin Kyuhyun. Diliriknya Siwon yang kembali tertidur dan tanpa sadar membuatnya tersenyum.

Doryeonim, ada banyak hal yang dulu kutakutkan ketika Abeoji menjualku. Aku takut akan mendapatkan tuan yang jahat dan suka menyiksaku. Tapi kenyataannya, aku mendapatkan tuan yang benar-benar baik hati. Aku bersyukur untuk itu, kata Kyuhyun dalam hati.

Tiba-tiba saja ia teringat masa kecilnya. Terbayang diotaknya ketika pertama kali ia tiba di rumah keluarga Choi, ingatan itu tak pernah terlupakan. Hari itu musim dingin, dengan pakaian yang cukup tipis untuk udara yang dingin Kyuhyun dan Ayahnya berjalan ke rumah keluarga Choi. Dan kesan pertama ia menginjakkan kaki di rumah itu adalah kehangatan yang luar biasa. Kyuhyun ingat bagaimana Jaejoong membawanya masuk dan memberinya semangkuk sup hangat. Kedua tuan mudanya datang dengan membawakannya pakaian dan selimut. Sungguh, ia diperlakukan layaknya keluarga.

Kyuhyun tersadar dari lamunannya dan menggeser tubuhnya menyamping, menghadap kewajah Siwon. Perlahan, dirapikannya sedikit rambut pemuda yang tertidur dengan damai itu. Ia kemudian melihat kearah tangannya yang diperban. Tindakan bodohnya kemarin akan ia usahakan tidak terjadi lagi. Dan meski harus melawan takdir yang ditentukan, meski harus melanggar kehendak Tuhan, aku...tetap mencintai anda. Meski cintaku untuk anda tidak terbalaskan dan tidak diketahui, tak apa. Aku akan menekan sakit dihatiku jika nantinya bersama seorang gadis. Asal bersama anda...berada disamping anda. Aku pasti bisa...

Perlahan tangan Kyuhyun perlahan merengkuh pinggang Siwon, dan matanya perlahan terpejam. Saranghamnida, doryeonim...

Dan Kyuhyun menyusul Siwon, kembali ke alam mimpi.

.

.

.

.

.

TSoTE

.

.

.

.

.

"Makan yang banyak, Kyunie-ah~. Ini perintah."

Kyuhyun merasa mulutnya penuh dan hampir tersedak ketika Siwon kembali menjejalkan potongan ikan makarel panggang ke mulutnya yang masih terisi nasi. Pemuda manis itu mendelik kesal pada Siwon yang malah memasang wajah polos, membuat Kyuhyun tak mampu untuk marah ataupun menolak suapan demi suapan dari tuan mudanya itu. Apalagi Siwon menambah kalimat perintah disetiap akhir kalimatnya, membuat Kyuhyun mati kutu karenanya. Padahal Kyuhyun bisa makan dengan tangannya sendiri, tapi keinginannya itu ditolak keras oleh Siwon. Alasannya karena tangan Kyuhyun masih terbalut perban dan luka ditangannya belum sembuh benar. Padahal Kyuhyun sudah tidak merasakan sakit lagi, sangat biasa jika tangannya selalu tergores karena pedang.

"Yak! Kyunie!"

Siwon mengambil sendok yang hendak diambil Kyuhyun dan menaruhnya jauh dari jangkauan pemuda itu. Ia memasang wajah berpura-pura kesal dan kembali menyendokkan nasi dan menyuapi Kyuhyun. "Bukankah sudah kukatakan, aku akan menyuapimu. Jadi jangan coba-coba untuk menyentuh sendok ataupun sumpit."

Kyuhyun mengunyah dan menelan nasi dalam mulutnya kemudian berkata, "Kalau pakai garpu boleh,kan?"

Siwon membelalakkan matanya, "Yak! Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun mendesis kesal, "Arraseo...lakukan sesuai keinginan anda, doryeonim. Tapi setidaknya, masukkan juga nasi ke dalam mulutmu." Ujarnya.

"Ne, arraseo. Uri Kyunie memang sangat perhatian~" kata Siwon kemudian menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.

Setelah bangun dari tidur, lagi-lagi Kyuhyun harus bersabar dengan tindakan seenaknya di si tuan muda "Choi Siwon". Siwon memperlakukannya layaknya bayi, membantunya mandi dan menyuapi sarapan. Sebenarnya ini bukan hanya terjadi di Tokyo, saat di Gyeongsang. juga begini. Disetiap kesempatan ketika Changmin tidak ada, Siwon akan menguasai Kyuhyun dan mengajak pemuda itu melakukan hal-hal yang disukainya. Sejak kecil bagi Siwon sangat sulit untuk bisa bermain bersama Kyuhyun jika ada Changmin.

Acara suap-suapan masih berlangsung ketika tiba-tiba saja seseorang masuk ke ruang makan. Sontak keduanya menoleh dan terbelalak, bahkan Siwon yang sedang makan langsung tersedak. Yunho masuk ke ruang makan dengan wajah heran.

"Uhuk! Uhuk!"

"D-doryeonim!" Kyuhyun menepuk pelan punggung Siwon dan menatap tuan mudanya itu dengan khawatir.

Siwon segera meminum air di dalam gelas dan menelan makanannya. "A-abeoji."

Yunho hanya berdehem dan kemudian berkata, "Anggap aku tidak melihatnya."

Pria paruh baya itu kemudian menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya. "Sebaiknya kalian mulai menyiapkan barang-barang kalian. Besok kita akan kembali ke Gyeongsang." Ujar Yunho kemudian.

Mata Siwon dan Kyuhyun melebar kaget. "Kenapa t-tiba sekali? Bukannya kita disini selama dua minggu? Ini baru sembilan hari." Tanya Siwon bingung.

"Pekerjaan Abeoji disini lebih cepat selesai dari yang direncanakan. Jadi Abeoji bisa pulang lebih cepat dan kita bisa berlibur. Semalam Abeoji sudah menelpon Changmin dan meminta Ibumu untuk berkemas. Kita akan berlibur ke Jeju-do." Jawab Yunho. Ia kemudian melihat kearah Kyuhyun dan berkata, "Latihanmu jadi harus berakhir lebih cepat dari yang seharusnya. Apa tidak apa-apa, Kyuhyun?"

Kyuhyun menggeleng dan tersenyum, "gwenchanhseubnida, Nali (tuan). Lagipula saya sudah merindukan Changmin doryeonim."

Siwon langsung melotot mendengar jawaban Kyuhyun dan menyenggol kaki pemuda itu dibawah meja makan. Tatapannya seolah-olah bicara, 'Yak! Cho Kyuhyun! Jadi kau tidak suka jika hanya berdua denganku, eoh?'

Bukannya takut, Kyuhyun malah menatap Siwon dengan wajah cemberut. Tatapan juga seolah-oleh berkata 'Apa salahnya jika aku merindukan Changmin doryeonim? Dia kan juga tuanku! Lagipula Changmin doryeonim tidak pernah memaksaku untuk mandi bersamanya!'

Yunho bingung melihat kedua pemuda di depannya yang saling memasang tatapan mematikan satu sama lain. Akhirnya ia memecah keheningan, "Karena besok kita sudah harus pulang, bagaimana jika kalian pergi jalan-jalan saja? Belilah oleh-oleh atau mungkin mencoba makan sushi dan kokiguri. Dan belilah setelah jas juga untuk kalian berdua."

Siwon masih memasang wajah kesal dan hanya mengangguk paham. Ia segera menaruh sumpitnya diatas meja dan menarik tangan Kyuhyun. "Kajja, Kyunie! Kita beli setelah jas, jadi tidak perlu pakai yukata dan geta yang tidak kau suka!"

Kyuhyun kelabakan karena Siwon menariknya disaat dia sedang minum. Dengan cepat Kyuhyun menaruh gelas diatas meja dan mengikuti langkah kaki tuan mudanya itu. Sementara itu, Yunho tersenyum melihat tingkah keduanya. Tapi senyumnya menghilang ketika keduanya tidak lagi terlihat. Hanya ada wajah murung dan tatapan sendu yang ia perlihatkan. "Apakah...nantinya aku masih bisa melihat ekspresi itu...? Ekspresi...putraku, Choi Siwon..." lirihnya.

.

.

.

.

.

TSoTE

.

.

.

.

.

Siwon mematut dirinya di depan kaca besar yang ada di sudut toko. Dengan setelan jas warna hitam dengan garis-garis putih, kemeja putih, ditambah topi fedora warna hitam, dasi merah maroon dan sepatu pantofel hitam. Bahkan wanita penjaga toko langsung terpukau melihat betapa proposional dan tampannya Siwon dengan setelan jas itu.

"Anda sangat cocok dengan setelan ini tuan. Sangat berkelas!" kata penjaga toko itu dengan sedikit nada genit.

Mendengarnya Siwon tersenyum senang. "Arigatou." Ucapnya.

Tak lama kemudian Kyuhyun keluar dari ruang ganti. Dengan setelan jas berwarna navy, kemeja putih topi gatsby dengan warna senada, dan sepatu pantofel hitam. Siwon langsung tersenyum melihatnya, Kyuhyun terlihat tampan sekaligus manis. Kulitnya yang terlampau putih sangat menarik dipadukan dengan setelah jas. Tapi sebenarnya dengan pakaian apapun, Kyuhyun selalu terlihat manis untuk Siwon.

Kyuhyun terlihat kikuk melihat Siwon tersenyum dan si penjaga toko terpukau melihatnya. "A-apa ada y-yang salah?" tanya Kyuhyun pada Siwon.

Siwon menggeleng, "Ani, kau terlihat manis dengan pakaian itu." Jawab Siwon kemudian berjalan kearah Kyuhyun dan memperbaiki sedikit letak dasi pemuda itu. Tanpa Siwon ketahui Kyuhyun merasa jantungnya berdebar lebih cepat karena jarak wajah mereka yang terlalu dekat.

Kyuhyun berusaha mengalihkan pikirannya dan detak jantungnya. Ia mendengus pelan, "Doryeonim terlihat tua dengan pakaian ini. Seperti Ahjussi-Ahjussi." Katanya kesal.

Siwon tahu kalau Kyuhyun kesal padanya karena ia mengatakan pemuda itu manis hanya tersenyum jahil, "Belakangan ini aku berhasil sekali mengerjaimu. Sepertinya kemampuan mengerjaimu sudah berpindah padaku. Belakangan ini kau tidak jahil seperti biasanya." Ujarnya.

Siwon selesai merapikan dasi Kyuhyun dan menoleh kearah si wanita penjaga toko, "Kami akan membeli keduanya." Ujarnya dengan senang, membuat si wanita penjaga toko hampir terjatuh karena terlalu terpesona dengan keduanya.

"Y-ya!" jawabnya tergagap.

Siwon segera membayar dan hendak pergi ketika tiba-tiba saja seorang wanita masuk ke toko dan hampir menabrak Siwon. Wanita itu hampir terjatuh tapi Siwon langsung reflek menangkap pinggang gadis itu. Mata mereka bertemu, dan bola mata biru yang sebiru laut itu seolah menyapanya. Untuk kedua kalinya Siwon bertemu gadis itu, si mata biru.

"Ah, sumimasen (Maaf-non formal)." Gadis itu memecah keheningan ,dan membuat Siwon langsung melepas tangannya dari pinggang gadis itu.

Siwon sedikit tergagap berkata, "Tidak apa-apa."

Gadis itu mengangguk sopan sebelum kemudian kembali melihat kearah Siwon dan Kyuhyun yang berdiri di belakang pemuda itu. Matanya melebar seolah baru mengingat sesuatu. "Bukankah kalian yang kemarin?" tanyanya.

Siwon mengangguk, "Hai, aku kemarin menabrakmu. Jadi kita impas." Jawabnya.

Gadis itu terkekeh pelan, "Ya, sepertinya begitu." Ucapnya kemudian melihat kearah Kyuhyun dan tersenyum. "Kau lebih cocok pakai setelan jas, tuan. Yukata sepertinya benar-benar menyulitkanmu kemarin." Lanjutnya.

Kyuhyun yang tadinya diam berkata, "Kau melihatnya?"

Gadis itu mengangguk, "Aku sangat tahu kalau kalian adalah turis. Sangat terlihat~" jawabnya dengan tawa pelan. "Kalian dari Han Raya, kan?"

Mata Siwon dan Kyuhyun melebar kaget, "Eoh, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Siwon.

"Tentu saja tahu. Aku punya banyak teman dari Han Raya." Jawabnya dengan riang. "Perkenalkan, namaku Soruri. Bagaimana kalau kita pergi bersama? Aku sangat senang bisa bertemu dengan orang-orang Han Raya."

Senyum Siwon merekah, wajahnya terlihat sangat cerah. "Geurae, aku senang karena ada gadis Jepang sepertimu. Kau mengerti bahasa kami,kan?"

Soruri, gadis manis itu langsung mengangguk, "Tentu saja! Kajja, aku akan mengajak kalian ke tempat menyenangkan!" jawabnya.

"Bukankah kau masuk kesini untuk membeli sesuatu?" tanya Kyuhyun setelah diam cukup lama.

"Nanti saja. Aku masih bisa kesini lagi nanti. Aku cuma mau membeli dasi untuk pamanku saja." Jawab Soruri.

"Kajja! Kyunie~. Kita harus melewati hari terakhir kita menyenangkan." Kata Siwon kemudian menarik tangan Kyuhyun keluar dari dalam toko mengikuti Soruri yang sudah lebih dulu keluar.

Kyuhyun hanya diam dengan kesal. Padahal hari ini dia ingin berjalan-jalan dengan Siwon saja. Tapi gadis itu muncul untuk kedua kalinya dan dengan seenaknya langsung mengakrabkan diri dengan tuan mudanya hanya dalam hitungan menit. Cemburu? Ya, Kyuhyun tahu itu. Tapi dia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan menghalangi jika suatu saat Siwon akan menikah dengan seorang gadis.

Pemuda itu selalu punya firasat yang tepat, dan ia merasa bahwa gadis itu membahayakan. Entahlah, Kyuhyun berusaha agar dirinya tak mencampur adukkan masalah perasaan dengan firasat. Namun dia memang merasa gadis bernama Soruri itu membawa sesuatu yang buruk menurutnya.

"Aish...pasti hanya khayalanku saja..." gumam Kyuhyun sambil terus membiarkan Siwon menarik tangannya sepanjang perjalanan. Sementara Siwon dan Soruri tampak asyik berbicara tanpa memperdulikan Kyuhyun.

Dalam hati Kyuhyun berkata, Hanya satu hari. Bersabarlah Kyu...mereka hanya menghabiskan waktu satu hari ini saja...

.

.

.

.

.

TSoTE

.

.

.

.

.

Dikediaman keluarga Choi, Jaejoong duduk disudut kamarnya sambil memegangi pigura foto. Foto Siwon ketika berumur 1 tahun. Matanya tampak berkaca-kaca sambil mengelus pelan foto itu.

"Aigoo...lihatlah mata indah ini. Sejak kecil Siwonie sudah punya mata yang mampu membuat para gadis terpikat..." lirihnya.

Sejak selesai makan malam Jaejoong mengurung diri di kamar. Dan sudah tengah malam tapi ia masih melakukan kegiatan itu. Tangannya tak henti-henti mengelus foto Siwon yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sumber harapannya dan penyemangat hidupnya. Sejak Yunho membawa Siwon ke rumah mereka, Jaejoong merasa hidupnya kembali. Saat itu ia terlalu terpuruk karena bayi dalam kandungannya meninggal seminggu sebelumnya. Tak ad satupun keluarga besar Choi yang tahu akan hal itu. Yunho menyembunyikannya dengan rapat.

"Aku akan membawa putra kita padamu." Ya, kalimat itulah yang Yunho katakan ketika Jaejoong terus menangis karena kehilangan bayinya.

Dan suaminya itu benar-benar menepatinya. Yunho membawa bayi yang sangat tampan untuknya. Di malam yang sangat dingin, Siwon terbungkus dengan selimut tebal dan berada dalam rangkulan Yunho. Dan malam itu juga Jaejoong mendengar kisah kenapa bayi mungil itu akan menjadi putranya. Kemalangan yang dialami Siwon membuat hati Jaejoong terenyuh. Mulai saat itulah Jaejoong berjanji pada dirinya bahwa Siwon akan menerima kebahagiaan berlimpah dalam keluarga mereka. Kebahagiaannya semakin bertambah ketika Changmin lahir kedunia. Rasanya sangat lengkap. Dan itu membuatnya lupa...

Lupa...jika suatu saat sesuai dengan perkataan Yunho, putra tercintnya itu akan pergi darinya.

Air mata Jaejoong jatuh begitu saja, menyadari bahwa sulit baginya untuk menerima kenyataan. Rasanya Tuhan terlalu cepat menggerakkan waktu. Sembilan belas tahun terasa sangat singkat sekarang.

Yunho menelpon dan memintanya berkemas adalah pertanda. Ya, Jaejoong tahu benar maksud suaminya. Mungkin memang benar mereka akan berlibur. Tapi berkemas, Jaejoong tahu kalau suaminya meminta mereka untuk bersembunyi. Sesuatu yang besar akan terjadi, dan itu juga menyangkut keselamatan Siwon.

Dengan suara yang benar-benar bergetar dan lirih jaejoong bergumam, "...Selamatkan putraku...kumohon...selamatkan putraku..."

Dan gumaman itu terus terdengar. Rintihan hati seorang Ibu...yang takut kemalangan menimpa putranya...

.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

Selesai juga. Saya ga' tahu deh ini sesuai dg keinginan readers atau ga'. Soalnya sya benar-benar terburu dan tidak smpat mengedit lagi. Dan chap ini jg pdek bget n ga' ssuai keinginan readers. Soalnya sya sdah tlat bnget apdet, pdaha sya udah jnji mau apdet cepat.

Oh ya, kmrin ada yg tnya siapa gadis mata biru itu. Dan skrg sya sudah mmbuka sedikit tntang dia. Tpi blum smuanya. Yg sya ksih d chap ini hnya sdikit clue saja. Stelah bca chap ini, jika brkenan ksih sya review ya! Baik saran ataupun kritik. Boleh jg lewat PM oke! Sdah dlu ya! Annyeong!

~rizweielf~