Chindrella cindy
Present
.
.
.
EMPIRE IN LOVE
.
.
Summary :
Ketika seorang murid di sebuah sekolah elite yang menganut sistem kasta menentang keras sistem tersebut. Dia yang bagian dari kasta tertinggi dan kelima sahabatnya yang berada di level yang berbeda berjuang keras menghapus sistem kasta tersebut. Dapatkah mereka? bagaimana mereka melindungi salah satu dari mereka yang berada pada kasta sudra dari pembullyan sang pangeran sekolah yang terkenal bertopeng malaikat? Dan terlibat kisah cinta dengan penguasa sekolah yang tak pernah mereka bayangkan.
Warning :
BOYSLOVE! YAOI! KAISOO! KRISTAO! HUNHAN!CHANBAEK! SULAY! CHENMIN! HANYA MENGAMBIL UNSUR SISTEM KASTA DAN BEBERAPA UNSUR YANG MUNGKIN MIRIP DENGAN DRAMA THE HEIRS BUT THE STORYLINE PURELY BY MY MIND.
.
.
Lay barjalan santai dikoridor sekolah. Sekolah sudah sangat sepi. Hanya segelintir orang yang berlalu lalang, dan sebagian besar adalah tukang bersih-bersih sekolah. Lay baru saja menyelesaikan tugas ekonomi dari Mrs.Liu. Lay meminjam komputer sekolah untuk mengerjakannya.
Sambil bersenandung Lay berjalan dengan santainya. Tapi-
PRRAAANGGG
Sebuah pot tanaman jatuh disaat yang tepat.
Dan Suho menolong Lay disaat yang tepat.
"Hah.. hah.. kau tidak apa-apa?" Suho bertanya pada namja yang ada dipelukannya. Lay menganggukan kepalanya namun efek shock belum hilang dari tubuhnya.
Suho melepaskan pelukannya. Ia mengadah ke atas. Melihat sebuah spot kosong di lantai tiga yang ia yakini sebagai asal dari pot bunga yang jatuh. Entah atas dorongan apa Suho menelpon orang kepercayaanya untuk menyelidiki penyebab pot itu jatuh. "Ah.. aku minta kau ke ruang CCTV sekolah dan mencari penyebab jatuhnya pot bunga di lantai tiga. Aku minta datanya besok pagi."
"Ehm, kamsahabnida Suho-sshi. Maaf telah merepotkanmu." Lay membungkukan tubuhnya dan segera berbalik menuju pintu keluar. Suho baru saja ingin menanyakan namanya tapi Lay berjalan terlalu cepat.
Suho terdiam sejenak. Entah kenapa tubuhnya jadi merasa aneh setelah melihat Lay. Seperti ada yang bergejolak tapi tertahan akan sesuatu.
'Dasar namja aneh. Tapi aku kenapa? Sudahlah biarkan saja yang penting dia sudah berterima kasih.'
Suho menghela nafas. Ia tidak ingin terlalu mempermasalahkan ini. Ia pun berjalan kearah parkiran, dimana supirnya sudah menunggu sedari tadi.
.
.
Malam Baekhyun terasa berbeda. Sangat berbeda. Terutama pikiranya sekarang ini. Pikiranya dipenuhi oleh satu nama.
Park Chanyeol.
Baekhyun sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan Chanyeol, dan itu berhasil. Tapi sekarang, Chanyeol kembali lagi. Kembali mengingatkannya akan segala hal yang pernah mereka lakukan berdua. Baekhyun milirik Binnie. Kelinci putih bertotol hitam kesayanganya. Kelinci itu tampaknya ingin keluar dan menemani Baekhyun yang sedang in blue.
Baekhyun mengeluarkan Binnie dari kandangnya dan merengkuhnya. Bulu Binnie sangat halus. Ia menatap mata Binnie. Mata hitam kelinci itu seperti menariknya ke tiga tahun lalu. Dimana hujan yang begitu deras mengguyur kota Seoul. Baekhyun baru pulang dari ujian kelulusanya di tingkat menengah pertama. Itu adalah hari terakhir ujian, dan Baekhyun ingin menghabiskan waktunya dengan kelinci kesayanganya. Namun naas, Baekhyun tidak menemukan Binnie dikandangnya.
Baekhyun terus mencari Binnie keseluruh penjuru rumah. Baekhyun hampir menangis. Tiba-tiba ia ingat akan sebuah taman yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Biasanya, seminggu sekali Baekhyun selalu mengajak Binnie kesana. Namun, dua mingggu terakhir dihabiskan Baekhyun untuk persiapan ujiannya. Tidak ada waktu untuk apapun, termasuk kelincinya.
Langit yang mendung tidak menyurutkan semangat Baekhyun mencari Binnie. Taman itu sangat sepi. Mungkin faktor mendung dan petir yang bersahutan membuat orang-orang enggan keluar. Baekhyun mencari Binnie disemak-semak, kotak pasir, lahan permainan, bahkan kolam. Tapi Binnie tidak terlihat dimanapun. Saat itu Baekhyun benar-benar putus asa. Hujan deras tiba-tiba mengguyur. Baekhyun terduduk dan menangis ditengah taman dan ditengah derasnya hujan.
Entah berapa lama Baekhyun menangis disana. Makin lama hujan makin deras. Baekhyun masih belum mau beranjak. Tiba-tiba, sesuatu seperti mengendus kaki putih Baekhyun. Baekhyun tampak kegelian. Ia melirik 'sesuatu' itu. betapa senangnya Baekhyun, itu Binnienya!
Baekhyun langsung memeluk Binnie. Ia bisa merasakan air hujan sudah tidak mengenainya. Seperti ada yang menghalanginya. Baekhyun melihat keatas. Disana ada sebuah payung berwarna biru transparan yang melindunginya. Dan seorang Park Chanyeol yang tersenyum padanya.
"C-chanyeol? Apa yang kau lakukan?" Baekhyun bangun dari duduknya. Chanyeol tersenyum dan menjawab "Membantumu mencari kelinci."
Baekhyun terperangah. "Kau yang menemukan Binnie?" Chanyeol mengangguk mantap. Mereka berdua berjalan meninggalkan taman. "Yeol, darimana kau tahu kalau aku sedang mencari Binnie?"
"Aku kebetulan lewat sana dan melihatmu sedang menangis. Saat sedang menghampirimu, kelinci itu mendekatiku. Hujan semakin deras dan kau menangis tanpa henti. Kau terus memanggil 'Binnie Binnie' dan aku tahu kalau kau mencari kelinci itu dari bandulnya." Jelas Chanyeol panjang.
Baekhyun menjitak kelincinya dan mengomelinya. Chanyeol begitu gemas melihat tingkah Baekhyun. Baekhyun kembali menatap Chanyeol. Dan Chanyeol balik menatapnya. "Menurutmu Binnie itu seperti apa?" tanya Baekhyun. Entah apa yang mendorong Baekhyun untuk bertanya seperti itu pada Chanyeol. "Dia manis kan? Ini hadiah dari eommaku." Ucap Baekhyun.
Chanyeol tampak berpikir. "Binnie itu seekor kelinci berwarna putih dan bertotol hitam yang sangat manis dan imut.."
"Apa kau menyukai Binnie?"
"Tidak. Aku menyukaimu."
Jawaban Chanyeol membuat langkah mereka berdua berhenti. Baekhyun menatap Chanyeol untuk kesekian kalinya. Karena faktor tinggi badan membuat Baekhyun harus mendongakkan kepalanya. "Kau mengatakan apa tadi?"
Chanyeol menjatuhkan payung yang melindungi mereka dari hujan. Chanyeol merengkuh tubuh mungil Baekhyun dan mengelus dengan lembut rambut namja itu.
"Aku menyukaimu Baek. Aku menyayangimu. Lebih dari apapun itu. would you be mine? I promise i will always stand beside you and protect you." Chanyeol melepaskan pelukannya dan menatap iris mata Baekhyun.
Baekhyun terdiam. Sudah lama sekali ia mengagumi namja tinggi di depannya ini. Kedua iris hitam itu saling mendalami satu sama lain. "Kau berjanji?"
"Kau dapat memegang kata-kataku Baek." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun. "Maukah kau..?"
Senyum manis perlahan muncul diwajah Baekhyun. Baekhyun menganggukan kepalanya dan berkata "Asal kau tidak akan mengingkari janjimu, aku bersedia Yeol."
Chanyeol benar-benar senang. Ia mengecup dahi Baekhyun. Turun ke kedua matanya, lalu hidung Baekhyun, dan terakhir, bibir manis Baekhyun. Hanya sebuah kecupan. Kecupan penuh rasa sayang dan cinta. Baekhyun dapat merasakan rasa manis dari kecupan Chanyeol. Baekhyun tidak akan pernah lupa saat itu. Ketika Chanyeol mengecup bibirnya yang belum terjamah siapa pun.
"kekeke~ itu first kissku. Iyakan Binnie?" Baekhyun benar-benar merindukan pelukan dan genggaman Chanyeol. "Hahhh.. sekarang semua telah berakhir. Hanya kau saja yang masih memegang janjimu Binnie. Hei, tapi tunggu dulu, kau kan tak pernah membuat janji denganku?" Baekhyun sedikit mengangkat kelincinya dan memutarnya. "Biarlah, yang penting kau tidak meninggalkanku. Kau akan selalu bersamaku kan?"
Kelinci bertotol hitam itu hanya diam. Dia hanyalah sebuah kelinci. Dan ia tidak bisa berbicara. Tapi Baekhyun menganggap diam kelincinya sebagai 'Ya'. "Gomawo Binnie." Baekhyun memeluk erat kelincinya.
Suara gemuruh petir terdengar dari luar. "Sepertinya akan hujan."
DDRRRRTTT DDRRRRTT
Ponsel Baekhyun bergetar. Sederet nomor tanpa nama tertera disana. Awalnya Baekhyun ingin menghiraukannya, tapi nomor itu terus menerus menghubunginya.
"Yeoboseyo."
"Keluarlah Baek."
.
Chanyeol memandang pasi payung ditanganya. Payung biru transparan berukuran sedang yang menjadi saksi cintanya dengan Baekhyun.
'Sebenarnya ada apa dengan dirimu Baek? Apa kau marah aku tidak memberitahukan kepulanganku? Kkk~'
Chanyeol melirik nakasnya, disana ada tiga figura foto yang terpajang apik. Foto Chanyeol dengan nonna dan kedua orang tuanya, lalu fotonya dengan Baekhyun yang sedang menjilat sebatang eskrim yang sama. Chanyeol mengambil figura foto yang berada di depan dua figura lainnya. Figura itu berisi foto Baekhyun yang sedang tersenyum dengan sangat manisnya. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya. Chanyeol masih mengingat betul, foto itu diambil dikencan pertama mereka. Selain itu, hari itu adalah hari pengumuman kelulusan disekolah mereka. Menjadi salah satu lulusan terbaik saat itu dan berkencan dengan Baekhyunnya seharian adalah kenangan yang tak akan Chanyeol lupakan seuumur hidupnya.
Chanyeol menghempaskan tubuhnya. Figura itu di dekap Chanyeol dengan sangat erat.
"Baek..." lirih Chanyeol pilu.
Baekhyunnya berubah. Semenjak kepergiannya ke Swiss bersama Suho hyung sampai detik ini Baekhyunnya tidak pernah memberi kabar. SMS, telpon, email, dan banyak hal selalu ia kirimkan kepada Baekhyun. Namun, balasan yang ia harapkan tak kunjung datang. Chanyoel sudah pupus harapan. Kepulangannya dengan Suho dan Kai yang men'dahului' jadwal bukanlah karena alasan yang memang mengharuskan mereka. Melainkan karena paksaan Chanyeol yang sangat ingin menemui Baekhyunnya.
Tapi, setelah ia kembali, yang ia dapatkan hanyalah kesinisan dan kejutekan Baekhyun pada dirinya. "Kau kenapa Baek...?" Chanyeol berucap sendu.
Chanyeol menatap jam yang terapajang apik di dinding kamarnya. "Masih pukul delapan, aku yakin Baekhyun belum tidur."
Chanyeol segera memakai jaket dan mengambil kunci mobil ferrari kesayangannya. Setelah mengeluarkan mobil ferrari SP12 EC dari garasi, Chanyeol segera menancapkan gasnya menuju ke kediaman Baekhyun. Jalan kota Seoul tidak terlalu 'sibuk' malam ini. Hanya diperlukan dua puluh lima menit untuk sampai kerumah Baekhyun.
'Rumah ini tidak berubah.' Batin Chanyeol. Chanyeol segera mendial nomor Baekhyun. Hanya suara tutt tutt tutt yang Chanyeol dapatkan. Tapi Chanyeol tidak menyerah. Chanyeol keluar dari mobilnya. Ia memandang sendu salah satu jendela yang tertutupi oleh gorden berwarna merah.
Itu jendela kamar Baekhyun.
Chanyeol tidak melepas pandangannya dari jendela yang terletak ditingkat kedua kediaman Byun. Sambil menyender disisi mobilnya, Chanyeol terus berusaha mendial kembali nomor Baekhyun. Dan akhirnya, sebuah suara yang sangat dirindukan Chanyeol menyapa indra pendengaranya.
"Yeoboseyo."
"Keluarlah Baek."
"Siapa kau?"
"Kau lupa padaku?"
Terlihat oleh mata Chanyeol, gorden merah yang menutupi jendela kamar Baekhyun bergeser. Menampakan raut wajah kaget milik Baekhyun.
"Apa yang kau lakukan disini?" Baekhyun bertanya dingin. Namun Baekhyun masih belum menutup jendela kamarnya. Baekhyun dan Chanyeol saling bertatapan dengan jarak yang memisahkan. Baekhyun dengan tatapan tajam dan dinginya sementara Chanyeol dengan tatapan sedih dan kalutnya. Begitu kontras.
"Aku merindukanmu Baek. Apa kau tidak merindukanku?"
"Pulanglah. Sebentar lagi akan hujan."
Baekhyun memutuskan sambungan telponya dan menutup jendela kamarnya. "Aku tidak akan pulang sebelum aku menemuimu..."
.
Baekhyun menangis tersedu-sedu di sisi kasurnya. Tubuhnya dibiarkan merasakan lantai kamarnya yang dingin.
Hiks..Hiks..Hiks
Tangisan Baekhyun tidak dapat dikendalikan. Untuk apa Chanyeol kesini? Kenapa aku harus melihat wajah bodohnya lagi? Kenapa aku tak bisa tenang sedikit saja semenjak kepulanganya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dipikiran Baekhyun.
Suara gemuruh petir yang semakin kencang menandakan hujan akan segera turun. "Pulanglah... hiks" Baekhyun pun tertidur karena terlalu lelah menangis.
.
Suara petir tidak menyurutkan niat Chanyeol untuk terus berdiri menunggu Baekhyunnya keluar dan menemuinya. Hampir empat puluh lima menit Chanyeol berdiri dan memandangi jendela kamar Baekhyun berharap sang empu kamar memperlihatkan wajahnya. Hingga tetes-tetes hujan mulai berjatuhan, gorden kamar itu tidak bergerak satu inci pun.
Tetes-tetes hujan itu semakin lebat turun. Chanyeol mengeratkan jaketnya. Ia tidak memperdulikan tubuhnya akan kebasahan terkena hujan. Yang ia pikirkan hanya Baekhyun seorang.
Genap sudah enam puluh menit Chanyeol berdiri. Tubuhnya sudah benar-benar kuyup. Kepalanya pun mulai terasa berat. Pandangan Chanyeol mulai agak kabur. Tapi Chanyeol harus bertahan!
Menunggu seperti orang bodoh dibawah guyuran hujan demi Byun Baekhyun bukanlah perkara sulit untuk Chanyeol. Rasa rindu yang tak terbendung lagi membutakan akal pikiran Chanyeol. Detik menuju menit, menit berlalu menjadi jam. Sudah hampir dua jam lamanya. Dan guyuran hujan belum juga berhenti.
Tiba-tiba matanya tak sengaja menangkap pergerakan dari kain tebal yang menutupi jendela kamar yang menjadi perhatiannya. Wajah Baekhyun muncul. Terlihat bekas air mata masih tersisa di pipinya.
'Baekhyun menangis? Wae?' batin Chanyeol.
Baekhyun masih menatap Chanyeol tajam. 'Apa yang bodoh itu lakukan? Berdiri disana bersama hujan? Aku tak habis pikir.'pikir Baekhyun. Baekhyun mendial nomor yang digunakan Chanyeol untuk menelfonya barusan. Tampak disebrang sana Chanyeol dengan sumringah mengangkat telfon Baekhyun.
"Baekkk..." suara Chanyeol pilu.
"Apa yang kau lakukan?!" Baekhyun sedikit membentak Chanyeol.
"Aku menunggumu Baek.."
"Pulanglah.." Baekhyun sedikit melunak.
"Tidak, aku masih merindukanmu.."
"Aku bilang pulang."
"Baek please.."
"Cepat pulang." Disebrang sana, Baekhyun makin menatap Chanyeol tajam.
"Baek kumohon.."
"Cepatlah pulang. Aku ingin tidur." ucap Baekhyun dingin.
"Aku akan pulang, tapi berjanjilah satu hal."
"Apa?"
"Temui aku besok dan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi."
Baekhyun memutar matanya malas. 'Adakah yang harus kujelaskan?'
"Baekk.." panggil Chanyeol karena Baekhyun tak kunjung menjawab.
"Baiklah.."
"Kau berjanji?"
"Kau ingin aku menarik kata-kataku?" Baekhyun berujar ketus.
"Baiklah. jaljayo my byunnie." Ucap Chanyeol sambil manatap lurus kearah Baekhyun.
"Pulanglah." Dan Baekhyun kembali mengakhiri line telfon. Sebelum benar-benar beranjak pulang, Chanyeol berteriak dengan suaranya yang mulai menghilang.
"SARANGHAE BYUN BAEK!"
'Hentikan itu Park Chanyeol. Kumohon..' lirih Baekhyun sembari memegang dadanya yang terasa-
Sesak.
.
.
Kai berjalan dilorong sekolahnya. Tampaknya pagi ini ia begitu bersemangat. Sebuah headphone bertengger dikepalanya. Memutar sebuah lagu tentang jatuh cinta. Mungkin kah putra Kim yang satu ini sedang falling in love?
Senyum kai merekah melihat sesosok yang memenuhi pikiranya. Sosok yang katanya pemalu namun tegas. Imut dan cerewet. Jangan lupakan matanya yang bulat dan bibirnya yang selalu mengulas senyum ramah pada siapa pun.
'Sepertinya aku benar-benar jatuh dalam pesonanya. Kkk~ baiklah aku akan menyapanya.'
Baru saja akan melambaikan tanganya-
"KYUNGIEEEE HYUNG TEMANI TAO KE CAFETARIA NEEE.. TAO LAPARRR~"
Sosok mirip panda itu mengagalkan rencananya. Kai sudah keduluan oleh sosok panda itu. Dan Kyungsoo-sosok yang diperhatikan Kai-mengiyakan ajakan si panda.
'shit!'
"Ayolah Kai, masih banyak waktu untuk mendekatinya."
"Kau? Sejak kapan kau disini eoh?" Kai terperanjat kaget mendengar sebuah suara berat disampingnya. Itu Kris. Berdiri disampingnya dengan tampang sok swagnya.
Kai mengangkat kedua bahunya. "Kau benar hyung, ayo jangan buang waktu disini." Kai dan Kris berjalan bersama menuju The VVVIP room mereka. Tatapan genit dari para yeoja akan menjadi makanan mereka mulai sekarang.
'Nasibku menjadi orang tampan. Kkk~' batin Kris narsis.
.
.
Suho sedang mengecek data yang diberi suruhannya kemarin. Data tentang pelaku penjatuhan pot disekolahnya. Disana tertulis nama Jeon Jeongguk. Anak pemilik salah satu rumah sakit ternama di Korea. Suho mengeluarkan smirknya. Sehun yang melihatnya sedikit merinding. Ia tahu, pasti hyungnya yang satu ini sedang menyiapkan yang tidak-tidak.
Suho meminta salah satu staff lewat telfon yang berhubungan langsung dengan ruang-ruang penting disekolah. Seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, bagian informasi sekolah, perpustakaan, dan ruang-ruang lainnya. Suho meminta staff yang berada di bagian informasi sekolah untuk memanggilkan siswa bernama Jeon Jeongguk saat istirahat nanti untuk bertemu denganya.
Chanyeol baru saja datang dengan wajah kusut dan sebuah masker menutupi wajah tampannya. Chanyeol segera menghempaskan tubuhnya di sofa. Kepalanya sangat-sangat berat sekarang. Semalam ia hujan-hujanan dan sekarang ia terkena flu. Good job park.
Suho menanutkan alisnya melihat saengnya sama sekali tidak bersemangat. Well, biasanya biarpun Chanyeol sedang sakit, ia akan tetap bersemangat dan tidak bisa diam. Namun sekarang berbeda sekali dari Chanyeol yang biasanya.
"Ada apa Park Chanyeol? Ada masalah dengan Baekhyun eoh?" Suho membuka suaranya.
"Kau memang paling mengerti diriku hyung." Chanyeol memijit keningnya. "Ceritakan padaku kalau kau mau." Tawar Suho.
"Hahh.. Sebenarnya semalam aku-
"SELAMAT PAGI YO! KIM AND WU HERE BABY YEAH! A YO WASSUUUUPP!"
Baru saja Chanyeol ingin menceritakan masalahnya, namun sudah diganggu oleh suara bising dua makhluk yang baru saja tiba. Chanyeol ingin memarahi mereka, namun..
"Ah, disini kau rupanya hyung! Kemarin aku dikirimi box berisi surat-surat selama kita di Swiss. Dan ada satu surat yang belum dibuka. Dari Baekhyun-sshi. Sepertinya untukmu." Kai memberikan sebuah Surat dengan tulisan fr Byun Baekhyun diamplopnya. Tidak ada keterangan untuk siapa surat itu. Namun sepertinya semua orang akan tahu kalau surat itu diperuntukan untuk Chanyeol.
Chanyeol menerima surat tersebut dengan alis yang berkerut. Ia tidak pernah tahu kalau Baekhyun mengiriminya surat. Dari cap pos yang tertera, surat itu dikirim dua bulan setelah keberadaanya di Swiss.
"Mungkin itu jawaban dari masalahmu." Ucap Suho. Chanyeol mengangguk. "Mungkin hyung."
"Sudah cepat buka hyung kau lama sekali." Sehun sepertinya sedikit penasaran dengan isi surat tersebut. "Ini tidak ada urusannya denganmu bocah." Chanyeol berucap kesal. Namun tangan Chanyeol tetap bergerak membuka amplop surat tersebut.
To : Park Chanyeol
I know it was hard for me to say this thing. i think this is the best way for our relationship. I'm sorry.. we must broke up.
Hanya tiga kalimat yang berjejer disana. Cukup tiga kalimat itu saja. Sisanya Chanyeol harus mendengar langsung dari Baekhyun.
Chanyeol membacakan surat itu dengan suara lantang. Semua yang berada disana mendengar dengan pasti apa isi surat tersebut. Tidak ada yang berani berkomentar karena mereka tau perasaan Chanyeol sekarang pasti tidak karuan.
"Ku kira Baekhyun-sshi tidak bisa bahasa inggris." Sehun berucap enteng. Mungkin pengecualian untuk bocah yang satu ini. Kris menatap Sehun tajam, namun yang ditatap hanya mengendikan bahunya.
Kai terkikik mendengar ucapan Sehun. Suho menatap Kai jengah. Kai langsung berusaha menghentikan tawanya. Namun, entah kenapa tawa sehun malah meledak dan akhirnya ruangan itu berisik oleh tawa kedua magnae tersebut.
Suho dan Kris sibuk menutup mulut kedua bocah itu. Chen yang baru saja datang tidak mengerti apa-apa. Tidak ada yang menyadari setetes air mata keluar dari pelupuk mata Chanyeol.
Chanyeol cepat-cepat menghapusnya dan keluar dari ruangan. Entah mau kemana. Semua terdiam mendengar pintu tertutup. Yang tadi sedang tertawa juga ikut diam. Semua kompak melihat kearah Chen yang berdiri didekat pintu.
"Apa? Aku baru saja datang." Lalu Chen memutar bola matanya. Sehun dan Kai melanjutkan tawa mereka yang tertunda. Kris dan Suho sudah melepas tangan mereka dari mulut magnae yang tertawa tanpa alasan.
.
.
Tao makan dengan lahap di salah satu meja cafetaria. Kyungsoo geleng-geleng kepala melihat cara Tao makan. Beberapa butir nasi menempel di sekitar bibir Tao. Kyungsoo terkekeh saat melihat Tao tampak tersedak. Kyungsoo buru-buru memberikan segelas air minum kepada Tao.
"Hati-hati Zitao-ah tidak ada yang meminta makananmu. Hihihi~" Kyungsoo kembali terkekeh.
"Mianhae hyung ahu henar-henar laphar sekharang hinih. Hehehe~" Tao berbicara dengan mulut yang penuh dengan nasi. Kyungsoo kembali menggelengkan kepalanya melihat saengnya seperti ini.
"Memangnya tadi pagi kau tidak makan?" Tanya Kyungsoo. Tangan Kyungsoo aktif membersihkan nasi yang bertengger indah di bibir Tao.
"Bahkan semalam aku tidak sempat makan hyung." Ucap Tao.
"Memangnya apa yang kau lakukan peach?"
Tao tampak berpikir dulu sebelum menjawab pertanyaan Kyungsoo. "Rahasia hyunggie. Kkk~" Tao menampakan cengiranya.
"Kau jahat sekali Zitao-ah.." Kyungsoo mengeluarkan mimik sedihnya. Setelahnya kedua namja manis itu tertawa renyah.
Baekhyun dan Luhan datang bergabung. "Xiumin hyung dan Lay hyung kemana?" Tanya Kyungsoo. "Xiumin sedang tertidur di kelas, sementara Lay sedang mengecek kembali tugasnya." Jawab Luhan.
Baekhyun asik mengganggu acara makan Tao. Yang menyebabkan namja dengan mata panda itu merengek tidak ingin diganggu. Luhan juga ikut-ikutan mengganggu dengan menyembunyikan sendok Tao dibelakang tubuhnya. Kyungsoo tersenyum melihat tingkah kekanakan teman-temannya.
Mata Kyungsoo menangkap siluet tubuh Lay memasuki cafetaria. Kyungsoo melambaikan tanganya ke arah Lay. Lay yang melihatnya segera menghampiri sahabat-sahabatnya.
"Pagi.." Sapa Lay.
"Pagi ge.." Hanya Kyungsoo yang menjawab sapaan Lay. Ketiga temannya masih asik di dunia mereka sendiri. Namun Lay tidak mempermasalahkan hal itu.
"Ge, Ku dengar lagu ciptaan mu disukai oleh Kepala sekolah Kim." Kyungsoo membuka percakapan dengan Lay. Lay tampak mengerutkan alisnya. "Lagu yang mana Kyungsoo-ah?"
"Lagu yang kau nyanyikan saat festival musim panas waktu lalu."
"Ahh... lagu yang itu.. Kau tahu dari siapa Kyungie?"
"Eommanim adalah teman dekat kepala sekolah Kim. Eomma mengatakannya tadi pagi. Eommanim mengatakan permainan gitarmu sangat bagus ge."
"Katakan terima kasih pada eomma mu nanti."
Kyungsoo menganggukan kepalanya. Baekhyun dan Luhan sudah berhenti mengganggu Tao. Baekhyun dan Luhan larut dalam percakapan bersama Kyungsoo dan Lay. sesekali Tao menimpali apabila ia mengerti kemana arah pembicaraan.
DDRRRT DDRRRTT
Baekhyun mendapatkan Sebuah sms dari Chanyeol. Mata sipit Baekhyun memincing. Merasa sangat terganggu dengan sms yang diterimanya.
"Dari siapa Baekhyun-ah?" Tanya Luhan.
"Bukan dari siapa-siapa ge.."
Baekhyun menghela nafasnya. 'adakah yang perlu ku jelaskan? Semua sudah jelas Park.' Baekhyun kembali membaca sms tersebut.
Fr : Park Idiot
Sepulang sekolah nanti temui aku di atap sekolah. Ingatlah kau sudah berjanji menjelaskan semuanya.
Tidak ada niatan untuk membalasnya. Tiba-tiba sebuah sms kembali masuk. Dari Chanyeol lagi.
Fr : Park Idiot
Jangan pura-pura tidak membacanya Byun! Ku tunggu kau. Ku pastikan kau tidak bisa menghindar kali ini.
.
.
.
TO BE CONTINUED
Dan...
EMPIRE IN LOVE CHAP 2 TELAH UPDATEEEEE KKK~
Gimana ceritanya? Itu kilas balik jadianya ChanBaek sudah dijelaskan ya^^ baru jadiannya belum penyebab keretakanya. Semoga responnya tambah baik nee^^
Thanks to,
Yesinta90, Shin, Jovitaelf1609, Irnaaa90, Huang Zi Lien, Wanny, Tania3424, Brigitta Bukan Brigittiw, Hatakehanahungry, Kaisoo Shipper
Review lagi ne^^
Give me ur suggestions, criticisms, and opinion on the review box. Please to use polite words ^^.
See u soon
Ketjchup :*
Sign,
Chindrella Cindy