Kali ini, Izuki jadi yang kedua, bukan jadi yang pertama bagi Midorima. Midorima/Izuki—semua genre tersedia :')

Kurobas © Baginda Fujimaki Tadatoshi

Yang aneh iyain aja tolong iyain aja ya :')

Spesial chapter ini lebih panjang dari bulu mata Midorima (^/^) dan lebih panjang dari poni Izuki (^/^)

.

.

.

.

Baaa-gaima-na… caranya untuk…

Meeeeruntuhkaaan kerasnya hatimu…

Kusadari ku tak sempurna….

Tak seperti yang kau inginkan…

Mei-nya Indonesia digoyang heboh oleh vokal platina milik biduan tenar nan mahsyur masa kini; Takao "Charly" Takao. Izuki Shun, yang setiap pagi kurang afdol tanpa menyimak lantunan syahdu perpaduan metal koplo pun jelas mengidolakan Takao sengidol-ngidolnya manusia, dan Izuki nyaris masuk ke sekte pemujaan terhadap kharisma yang tiada mampu orang menolak pesonanya kecuali. Orang beriman.

Masih ada satu jam setengah masuk sekolah. Izuki menata bubur ayam lalu menyalakan acara fardhu sambil sarapan. Infotainment pagi.

"Bulan Mei seolah tiada habisnya menyimpan banyak rahasia dan cerita." Begitu suara penyiar Hanamiya Rose, Izuki maem bubur ayamnya nikmat mengangguk mengiyakan. "Kebahagiaan tak letih mengekori sepak terjang karir Takao Takao. Selain 1000 keping per sekon terjual perdana bertajuk 'A.T.S.L Aku Tak Sanggup Lagi' dan hitsnya yang menembus angka tiga juta kali unduh per minggu; kini dikabarkan Takao "Charly" Takao tengah menjalin kisah asmara bersama pianis kesohor bin pesona memancar, Midorima Shintarou Latjuba—"

Bubur Izuki tumpah. Berikut bersama suara hati yang pecah berkeping-keping dan disahut suara mobil jenazah lewat.

.

Shun-saaaayaaaang sini

Apa mamaaaaa

Sini imunisasi duluuuuu

Imunisasi apa . . .

Suntik campak, Nak

Ha?

Supaya nanti kalau udah gede kamu nggak dicampakin, Anakku sayang.

(sepanjang perjalanan angkot jurusan Caheum-Ledeng, silih ganti kenangan masa kecil kelewat bahagia begitu jelas di pelupuk mata Izuki. Lalu teringat akan graffiti yang dibuat Imayoshi di kolong jembatan, pertemuan mengharukan di lift bersama Himuro dan kenangan teletubbies bersama Takao dan Midorima)

(semuanya bersatu padu dan menjadi airmata kristal perak yang berkumpul di pelupuk mata Izuki)

Saat membayar ongkos angkot,

"A baru bangun tidur udah cuci muka belum?"

"Aduh Mang perhatian banget—"

Izuki melihat di kaca spion. Masih tersisa iler bekas semalam.

HEU.

.

Datang ke sekolah, Izuki tetap memasang wajah seharusnya: tersenyum macam cilok basah. Lucu putih dan gurih. Masyarakat tidak perlu tahu hatinya rangsak serangsak-rangsaknya kerusakan, hatinya patah, sepatah-patahnya hati. Dia menggeser pintu kelas dan tiba-tiba Hyuuga tergesa menemuinya dengan wajah khawatir. Memutuskan tali relationship bukan berarti memutuskan tali silaturahmi. Apabila kalian pas pacaran manggilnya Ayah-Bunda, lalu setelah putus manggilnya kutu kupret dan celamitan maka tolong contohlah Hyuuga dan Izuki yang tetap menjalin kata sahabatan setelah cinta-cintaan.

"Izuki! Kamu udah tau?"

"Tau apa?"

"Riko balikan sama Teppei!"

"Iya udah tau, kirain balikan sama kamu, Hyuuga,"

Hyuuga retak. Hyuuga memaki. Menyalahkan gunung, rumput, tong sampah, bendera di lapangan upacara, ubin sampai semut yang tak salah semuanya salah di mata Hyuuga.

Iya dulu aku menganggapmu flora, Izuki

Tapi BEGINIKAH SADISMU MEMPERLAKUKANKU

Dasar kau koala! Kau lucu tapi tak punya rasa!

Asli benar kau,

DASAR FAUNA!

"Izuki! Kamu udah tau?"

"Tau apa?"

"Midorima jadian sama Takao!" MAMPUS KAU IZUKI!

"Ah, Hyuuga. Kamu suka bercanda ya." Izuki mengibas-ngibaskan tangan, tertawa bagai Buddha, bukan itu reaksi yang diharapkan oleh Hyuuga. "Itu 'kan cuman pengalihan isu kalau Mas Dhani sama Mas Anang ada rasa," masih saja membohongi diri sendiri padahal dia sudah nonton gosip duluan tadi pagi. Jujur sama diri sendiri saja tidak bisa, bagaimana kau akan jujur pada orang lain, Izuki? Malaikat pencatat amal bertanya heran.

Hyuuga pamer foto di hape. Satu potret Midorima berjas aduh ieu anak siapa—Izuki bergumam dalam hati—main keyboard sementara Takao di depan menembangkan lagu Didi Kempot. Sebenarnya kalau dilihat dari Hyuuga POV ini biasa, namun berkat eagle spear beamnya Izuki, ia tahu bahwa kabar tersebut benarlah adanya.

Karena Izuki menangkap seulas senyum di bibir Midorima, senyum yang tak pernah ia dapatkan kini Takao punya.

Hyuuga kaget melihat Izuki menjerit dan tiba-tiba diem lagi.

.

(izuki 7 tahun, midorima 6 tahun, takao 6 tahun)

"Cieeee…." Izuki mesem-mesem, "Berdua mulu cieeee…." Katanya lagi cekikikan, dan ia dilempar pentong nasi oleh Midorima. Takao cuman bisa menutup muka malu-malu gitu sementara Midorima galak tsun sama Takao, "Maaf ya Takao tapi aku udah ada yang punya, nanodayo!"

"Hah? Midorima kamu udah tunangan?!"

Midorima melirik boneka Keroro-gunshonya tersipu malu. Izuki istighfar.

Takao kecil masih terlalu polos, jadi, dia asyik saja mengamati mereka berdua tanpa tahu makna yang terkandung dalam tontonan ini.

"Aaaah Midorima, kalau suka sama Takao nanti gimana?" goda Izuki lagi. Masih kecil bakat banget nyepik orang.

"Nggak, nanodayo!"

"Eeeh gaboleh gitu! Takao, kamu suka Midorima?" Izuki menyelamatkan Takao dari pedihnya sakit hati dengan menutup kuping si adik kelas buru-buru.

Takao tersenyum bersahaja (ini bocah SD alamak), "Hehehe," lalu melihat Izuki, "Aa, geli hihi,"

"Hmm," Izuki bergumam sok bijak, "Emang sih ya, Midorima ada bau-bau jadi pianis macem Arima Kousei anak komplek sebelah,"

"Shin-tjhan lebih buat aku, Aa Izuki!"

"Tuh liat Midorima, kamu nggak boleh jahat sama Takao!"

"Abis dia kemana-mana ngikutin aku terus!"

"Tapi kamu mau 'kan diikutin sama dia?"

"Hngg…"

"Ah, Midorima, kamu sebenernya suka juga sama Takao cuman kamunya aja yang muna,"

"Takao-kun udah gedenya bakal jadi penyanyi tenar lho Midorima! Mending dari sekarang aja jadian, biar nanti udah gede nggak susah,"

"Aku nggak tau pacaran itu apa nanodayo,"

"Ahh kamu Midorima suka pura-pura, bukannya kamu tiap hari mantengin ramalan cinta Mamih Reo tiap hari?"

"Tapi Aa Izuki masih SD!"

"Kamu juga!"

"Takao juga masih SD!"

"Yaudah kita sama-sama masih SD!"

Indonesia mengaduh gelisah. Generasi penerus bangsa di tingkat SD saja pikirannya padat cinta-cintaan. Bagaimana nanti ke depannya ternyata ucapan-ucapan si cilik Elang ternyata bertuah? Midorima menjadi pianis hebat? Takao jadi vokalis emas? Dan Izuki sendiri hanya jadi siswa SMA biasa-biasa saja? Dan akhirnya malah jatuh cinta pada Midorima?

.

Tak tahu sejak kapan, Izuki terkena dampak hebatnya rindu yang menerjang kehidupan sehari-hari pada Midorima. Dedek Shinta, begitu panggilan kesayangan untuk si dia yang kini tak terjangkau oleh mata dan digapai oleh doa juga belum tentu karena Izuki sebenarnya kurang usaha. Tapi, melihat si dia berbahagia dengan pilihan hatinya, Izuki bisa protes apa?

.

Dahulu kala, sebutlah rival kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, yaitu kerajaan Seirin. Kerajaan tersebut amatlah tenar berkat kemakmuran dan sempat belajar mengurus kongsi dagang VOC. Raja Junpei Kamil bersama Sang Permaisuri, Riko Atalia, tengah merayakan syukuran tujuh harian kelahiran sang putra mahkota, Shun Izuki. Tumpeng, nasi padang, nasi bungkus turut memeriahkan kebahagiaan rakyat, tumpah ruah di jalanan. Raja tak lupa mengundang tujuh peri keberkatan demi peruntungan hidup mulus si putra kesayangan.

Peri Akashi Ratu Mahawangi, diundang untuk kekayaan yang tumpah meleber kemana-mana. Peri Kise Sri Juwita, untuk kegantengan yang semena-mena. Peri Aomine, diundang untuk mengimbangi mantra Peri Akashi dan Peri Kise yaitu kesederhanaan hati dan kemurnian niat. Peri Murasakibara Asthuthi untuk menghalau bencana kelaparan dan kemiskinan. Peri Kuroko Anggraeni untuk wawasan dan minat membaca yang baik dan Peri Mariposa Shintarou diundang untuk keberuntungan yang tidak terkalahkan…

.

"Untuk kekayaan yang tidak berbatas turunan… " Dimulai dari mantera yang diucapkan Mahaperi Akashi dan mulai jaipongan mengelilingi bayi Shun yang masih suci…

"Untuk kegantengan maksimal tiada tandingan…"

"Untuk kerendahan hati yang murni tanpa cacat…"

"Untuk wawasan dan ilmu yang bermanfaat…"

"Untuk panen sepanjang tahun dan kebal segala macam penyakit…"

"TUNGGU DULU SETOOOOP SETOOOOOPPPPP!" "

Seseorang menghentikan upacara dengan sewot. Peri Mariposa Shintarou yang hendak mengucapkan mantera urung ikut terkejut.

Dia datang dari tanah tergelap, mengipas-ngipas gelombang cinta di depan mukanya. Singkat kata, Raja Hyuuga lupa mengundang salah satu peri, peri Haizaki. Sama seperti peri Aomine, nama mereka sama-sama satu kata.

"Hei kau Hyuuga. Maksudmu apa kau tak mengundang aku?!" Haizaki mencomot kue cubit dari pengawal favorit Hyuuga—Kiyoshi—dan mengunyahnya kasar. "Apa karena aku pindah alamat jadi kau tak ada niat untuk mengundangku, hah?"

"Maaf—sungguhan aku tak bermaksud…" Raja mencoba berkompromi namun yang ada Haizaki malah mencibir menghina.

"… mau kubocorkan rahasiamu?" ancam Haizaki.

"Bocorkan saja rahasianya, Haizaki!" entah mengapa Baginda Permaisuri malah terprovokasi. "BOCORKAN SAJA DARIPADA KAU AKAN MENGUTUK ANAK KAMI!" betul. Permaisuri yang baik mengorbankan suaminya demi anak mereka.

"Jadi bagaimana, dear or no deal?"

"Kutuk saja suamikuuuuu Haizaaakiiii!"

"Baiklah…"

"Akan kukutuk anakmu, Hyuuga-bangsyat!" peri Haizaki menjerit entah untuk alasan pribadi, entah murni dendam pada Hyuuga. "Dia susah cari jodoh! Hese! Mampet! Berapa banyak pun orang yang mengejar dia, anakmu tidak akan bisa mencintai mereka!'

"DAN ANAKMU AKAN MENCINTAI ORANG YANG TIDAK MENCINTAINYA BALIK BHAAAAKKkkk!"

"TUNGGU DULU! ITU KAN KISAH CINTAMU DENGAN PERI NIJIMURA, HAIZAKI!" Peri Mariposa menengahi. "ITU KISAH CINTAMU SUNGGUH TAK ADIL BILA BAYI INI YANG HARUS MERASAKAN DERITANYA!" terbukalah semuanya tanpa tabir lagi. Peri Mariposa begitu berani mengungkapkan kebenaran meskipun bahaya siap menyerangnya dari berbagai arah. Namun demi keadilan dan prinsip hidup idealis yang ia junjung tinggi, ia siap dengan segalanya.

"SALAHMU, MARIPOSAH! NIJIMURA SELALU MENGANGGAPKU HANYA SEBATAS KOUHAI! AKU TAK PERNAH IA NOTIS! 1000 TAHUN KUHABISKAN YANG KUDAPAT HANYA MEMAR DAN LUKA-LUKA SAJA!"

Lalu ada suara ledakan kencang. Mantera itu menyelubungi kereta bayi Izuki namun Haizaki sendiri ternyata meledak oleh amarah yang berbalik menghancurkan dirinya sendiri. Amat tragis dan pesta rakyat itu berakhir menjadi peristiwa G 30 S PKI (Gerakan Tiga Puluh Seserahan Peringatan Kelahiran Izuki).

.

Meski dulu belum ada teknologi mutakhir, tapi Mariposa Shintarou punya vaksin anti campak. Disuntikkanlah pada bayi Izuki yang tak tahu betapa dunia itu kejam. Katanya, mengalahkan Haizaki tidak perlu menggunakan metafisika namun menggunakan kekuatan ilmiah dan kemajuan di bidang kesehatan sekian tahun sebelum Masehi. Mariposa Shintarou dengan segala keabsahan dan kesaktiannya sebagai Penguasa Laut Selatan berhasil meyakinkan kalau kutukan Haizaki takkan merenggut nyawa si bocah Izuki. Dengan pandangan mata yang amat cantik, Mariposa berbisik,

"Cing sabar ya Kasep… biarin ngejomblo, atau sakit-sakit dahulu baru bersenang-senang kemudian… Kasep… kamu akan melewati hidup yang capruk… hidup yang membuatmu menangis sambil tertawa dan tertawa sambil menangis… kesedihan itu ada supaya kamu bersyukur sama kebahagiaan…. Gitu aja Kasep… aku… A-aku…sebenernya…"

Izuki disun oleh Mariposa Shintarou. Disun, penuh oleh perasaan syahdu. BGM: Letto – Permintaan Hati.

"…bogoh sama kamu…"

.

Di masa depan Izuki nelangsa. Nyatanya ia masih saja disini dicampakkan meski campak tidak melulu soal penyakit.

.

(dan semua bereinkarnasi)

.

Bagaikan bintang di langit. Midorima dasarnya susah digapai. Setelah menjadi pianis yang kerjanya tur keliling dunia, MIdorima makin sulit diraih. Izuki hanya bisa menghibur diri dengan segala kerecehan humor yang saban hari menjadi-jadi.

Tampak depan dia laksana mawar mekar di musim semi. Tampak belakang postur konduktor sejati dan tampak-tampaknya hatinya sudah ada yang memiliki dan tampaknya cintaku bertepuk sebelah mati :')

(Izuki menatap poster Midorima di kamarnya dan tampak-tampaknya dia sekarang cuman bisa ngobrol dengan sehelai kertas fana)

.

Besoknya, Izuki melihat rumah Midorima 'for sale'. Midorima berangkat ke Perancis mau jadi pianis. Takao berangkat ke L.A mau belajar dunia tarik suara, ikut ajang X-Factor disana.

Di sini Izuki mau masuk ke SMA saja empot-empotan.

.

Suatu kali, Izuki pernah mencoba menghubungi nomor Midorima yang masih tersimpan di ponselnya. Sempat ragu juga, sekarang musim sudah berganti, rumahnya sudah berganti apa Midorima kartunya juga ganti? Tapi Izuki akhirnya menerima balasan tak kurang dari semenit.

Shin, kamu mau kemana?

Ke PaRis,,,,

Ngapain?

Jadi konduktor…

bukan jadi isolator?

AkH LeLahhHH ngMong m Lw

Kamu ninggalin aku. Nggak jadi dokter

Percuma jadi dokter kalau ga bisa nyembuhin luka..

aku yang sembuhin

memaNG kM sYp?

.

.

.

(sebelum Midorima pergi)

"Kamu pergi kemana?"

"Aku akan pergi menjelajah dunia, A."

"Ohh… nanti bukan Christopher Colombus tapi Christoper Shintarous ya?"

"Ah, Aa. Aku hanya ke Vienna saja."

"Aku mau konfirmasi satu hal sebelum kamu pergi…"

"Ya?"

"Benar kamu bersama Takao sekarang?"

"Iya, aku satu SMA, Kak."

AH….

AHN….

AHNGGGG…..

YEAH

AH GATAU AH

HMHH

(BATIN IZUKI BERGULAT)

"Aku fikir…" Izuki tersenyum pasang topeng everything is okay, meremas kemeja bagian belakang Midorima…

"Hanya jadi pengganti Takao saja…?" katanya, berlumur kenyataan yang menyakitkan, perih sekali. Kepingan perasaan yang ia bangun untuk Midorima seorang kini lenyap tersapu oleh badai Katrina yang berkata: kadang-kadang, kenyataan tak sesuai yang kamu harapkan, Shun. Izuki jawab: iya, gapapa da aku mah apa ateuh. Segini juga udah uyuhan…

"Pengganti Takao saja…?" ulangnya lagi, menahan tumpahan rasa yang ditahan-tahan kelopak mata. Kalau Midorima adalah ponsel, Takao adalah charger maka tak apa Izuki menjadi powerbank saja. Tak apa, gitu makanya Izuki nanya juga biar Izuki ada persiapan, supaya bisa jadi powerbank yang siap sedia saat dibutuhkan… makanya…

Heeuh makanya urang nanya teh waro ateuh…. (iya makanya aku nanya teh jawab ateuh…)

"Apanya yang pengganti Takao?"

"Aku mirip kan sama dia terus kamu kesini cuman—"

"Ih Aanya aja kali yang Ge-eR,"

"Yang kedua saja?" Izuki alay, bicara pakai majas repetisi. Masih kekeuh kalau dianggap pengganti Takao padahal Midorima barusan tanya dalam hal apa Izuki jadi barang subtitusi? Midorima heran dan tak mengerti. Pasti Izuki keracunan sinetron AADC (Ada Apa Dengan Chihiro yang berkisah tentang suami yang berpoligami).

Midorima cuman bisa diam, kehabisan stok kata-kata. Izuki masonya amit-amit jabang bayi. Midorima pergi, pergi meninggalkan Izuki. Seperti Mas Bram pada Mbak Hana, Izuki hanya merasa jadi Hello Kitty saja diantara Midorima dan Takao.

Kalau kau memang tak cinta padaku, biarlah aku saja yang mengejarmu.

Biar aku dan Paseo saja yang tahu aku cinta padamu.

(karena Izuki pikir, osananajimi everlasting forever)

(karena Izuki)

(terlalu banyak berharap)

.

"Sebelum kamu pergi," Izuki mengepalkan tangan dan menatap Midorima dengan tatapan sarat akan kehampaan, "Tolong jaga anakku, namanya Sulaeman, baik-baik,"

Midorima melihat benda yang kini berada di tangannya.

Batu akik.

.

.

.

Shintarooo~~

Shintarooo~~~

Kenapa ga pulang pulang~~

Diriku~~

Diriku~~

Panggil panggil namamu~~

Aransemen dadakan lagu Bang Toyib oleh Izuki, (18, terdua penjual beras plastik) tengah mabuk kepayang, efek samping menenggak sprite dingin campur susu kental manis, membuat Tatsuya Sastrowardoyo, (19, owner karaoke Tatsuya la Vizta) pun tersenyum peurih.

Diketahui sebagai salah satu mantan yang pernah mengisi lembaran kisah kasih selama Izuki hidup di bumi tak pernah menyangka sang elang-boy nasibnya setragis ini sementara Tatsuya sendiri berhasil menjalin hubungan dengan Atsushi Atut Choisiyah (18). Tatsuya mengendus isu bahwa Izuki ditinggal cerai oleh seseorang berinisial M.S.

Entah M.S itu singkatan dari Maso Sangat, Masih Sayangsamamantan atau Mas-mas Segar, Tatsuya tak berani berspekulasi.

"Juki… boboknya di rumah ya? Jangan disini, dingin,"

"Ehehheh—Uhukk…" Izuki cegukan. "Tatsuyah?"

"Hmm… aku jadi inget kita ketemuan di lift itu hehe,"

"Kenapa? Hubunganmu kali ini tak berhasil lagi?"

"Semuanya begitu, Tatsuya. Aku juga tidak mengerti semuanya hanya manis di awalnya saja…"

"Apa kamu punya masalah dengan horoskopmu?"

"Kurasa tidak,"

"Apa dia nembak kamu duluan?"

"Sepertinya dia tak punya motivasi untuk melakukan hal itu,"

"Biasanya kamu ditembak 'kan, Juk?" Tatsuya menaruh kacang goreng, cemilan supaya Izuki bisa nyanyi satu set lagi yang masih tersisa.

"Iya… tapi sekarang dia hatinya udah ada yang punya,"

"Yaudah, sekarang tinggal berdoa aja sama sang pemilik hati biar hatinya doi kamu yang punya,"

Hari itu Izuki mendapat secercah harapan. Sejumput ilham.

Besoknya, Izuki mengganti kontak Tatsuya di ponsel dari Tatsuya L.A b0Y menjadi Tatsuya Gymnastiar.

.

.

Aomine Al Ghazali hari ini jalan-jalan di pasar terdekat. Mau beli es krim bareng Momoi Pearce, sekalian menyiapkan perbekalan untuk tur membelah pantura 24 jam nonstop. Aomine tak bisa mengalihkan pandangan dari yang jual sale pisang kiloan, dan durian eceran. Asik banget nanti panas-panas sehabis balap liar makannya es durian, ah, surga dunia memang sederhana.

"Dai-chan! Aku mau nyari topi sombrero dulu ya! Nanti kalau udah ketemu aku telepon!" Momoi sendiri segera melaksanakan misi negara, kabur duluan tak mau diantar Dai-chan.

"Hooh sok!"

Berjalanlah ia, meski Aomine sempat sakit hati dikira sama-sama buka lapak di pasar oleh masyarakat setempat, sedih itu ia telan sendirian. Lalu ia bertemu Midorima, sang pianis yang hapal mati not Indonesia Raya, tanpa disangka tengah berdiri cakep, begitu mencolok di depan lapak CD bajakan. Seharusnya lelaki itu bisa ditemukan di resto fancy, perpustakaan kota atau gedung DPR. Bukan disini, karena kausnya yang paling sederhana pun tetap menjelaskan bahwa Midorima datang dari galaksi yang berbeda.

"WOI!" Aomine menepuk punggung Midorima, "Ngelamun wae atuh boy,"

"Aomine," Midorima memperbaiki kacamatanya. Kirain rampok lewat. "Menurutmu, lebih enak mana? Furihata Citata atau Mayuyu Gotik, Aomine?" Midorima tanpa basa basi busuk memperlihatkan dua album CD artis tenar 2015 di tangannya.

"Semuanya sama kok, ngomongin cinta. Bebas. Emang sekarang kamu jalan sama siapa?"

"Nggak." Midorima bermuram durja, "Nggak sama siapa-siapa."

"Alah ari si Takao Charly dikemanain atuh?"

"Aku sama dia mah cuman temen aja,"

"Temen apa temen?"

"Dia dulu bilang suka aku pas masih SD, Aomine. Umur segitu bocah suka ngumbar rasa sayang tanpa tahu definisi dan maknanya apa,"

"Oh jadi Takao nggak suka sama kamu?"

"Dulu, tapi sekarang tidak. Aku baru sadar kalau aku doang yang naksir dia,"

"Pantesan kemaren liat Takao naik Lamborghini di Pantura bareng itu…"

"Si itu ya? Hmm…"

"Iya. Si itu sama Takao lagi ngapain sih?"

"Sibuk ngurusin launching jumpa fans skala worldwide,"

Aomine bertepuk tangan salut. "Hoo. Jadi Takao Charly mah sekarang mendulang emas ari kamu mah masih keneh denial Takao atau si Aa elang ya?"

Midorima kaget, matanya menyipit. "Sejak kapan tebakanmu tak pernah meleset, Aomine?"

"Dari lahir juga aku masukin bola basket nggak pernah meleset,"

"Hmm," Midorima bergeming dengan pilihan kasetnya.

"Beli aja dua-duanya."

"Jadi aku harus pilih mana? Elang atau Rajawali?"

"Lha kamu sayang sama yang mana?"

"Aku nggak bisa nentuin,"

"Dua-duanya aja. Kayak itu tuh suami mereka berdua," tunjuk Aomine pada gambar Furihata dan Mayuzumi. Ah, Midorima ingat berita lokal yang menjadi internasional akibat seorang Datuk mempersunting Mayuzumi setelah sang Datuk beristri Furihata. Midorima tahu, namun nama Datuk itu tak bisa diumbar sembarangan apabila tak ingin menuai karma buruk di kemudian hari. Datuk yang diketahui bernisial A.S (Asli Sadis) itu adalah reinkarnasi dari Datuk Maringgih dan ternyata Furihata merupakan cucu dari cucunya Siti Nurbaya. Siti Furihata.

"Gini ya, Midorima. Kamu teh pinter tapi urusan ginian aja kok masih nanya sama aku,"

"Pilih yang bikin kamu nyaman. Atau pilih yang kedua yang bikin kamu jatuh cinta. Kalau kamu sayang sama yang pertama, nggak bakal ada pikiran buat yang kedua. Bukannya yang kedua yang bikin kamu kayak gini?" tebakan Aomine ibarat sniper handal. Tebakan satu menembus dinding baja. Tebakan dua menembus batu bata. Tebakan tiga menembus sampai ke sumsum Midorima.

"Har ari kamu bukannya Izuki ditembak malah ditinggalin gitu aja?" Aomine mengerutkan alis.

"Walaupun aku shooter terhebat… belum tentu aku bisa nembak Izuki, kan." Midorima membetulkan kacamatanya. Lalu Aomine terhening terpukau betapa rendah hatinya. Hati. Seorang. Shintarou. Midorima.

.

.

Satsuki, maaf aku gabisa nikahin kamu. Aku hamil sama orang lain.

DAI-CHAN kAmU sEHaT?!

Benih-benih pesona yang Midorima tebarkan kini tumbuh menjadi buah cinta dalam diriku, Satsuki. Maaf, aku sudah tak suci lagi...

Dai-chan… cing eling aduh Gusti nu Agung…

.

.

.

Cihampelas—cinta hampa tak berbalas. Izuki menatap alamat rumahnya di KTP miliknya. Mungkin ini ada hubungannya juga dengan kisah asmaranya. Papah sama Mamah pergi ngelotek keluar bersama adiknya dan Izuki disuruh jaga lilin di rumah.

Malam Minggu, Kang Miyaji datang tak dijemput, pulang tak diantar mengetuk pintu rumah Izuki. Kirain ngapel atau ngajak malmingan, ternyata ada beberapa pasukan ghaib turut serta.

"Mau ngapain, Kang?" Izuki seperti biasa menyambut si Kang Miyaji. Berhenti bisnis nanas, Kang Miyaji mulai merintis usaha beras greentea, dan surabi greentea. Pasalnya, apapun yang berlabel greentea dijamin laku keras di pasaran. Baguslah, mungkin nanti di masa depan ada nanas greentea juga.

Untungnya, Izuki sering dapat gratisan atau voucher diskon kalau jajan di toko Kang Miyaji. Yah, lumayan.

"Itu Juk, numpang Wi-Fian,"

Pler. Izuki mempersilakan si Akang masuk, lumayan rumahnya tidak sepi.

"Lagi streaming-an siapa Juk?"

"Ini, Midorima,"

"Ohh… kenapa nggak nonton konsernya aja?"

"Mahal Kang…"

"Konser dimana ini?"

"Di Ancol… heu atuh Kang ini di Vienna,"

"Buset… nyesel dulu suka ngebully dia ari sekarang gaya pisan heeuh,"

AKU JUGA NYESEL KANG KENAPA CINTA INI HARUS DATANG TERLAMBAT…

"Jaman sekarang mah atuh harusnya si Midorima bisa di donlot kan…" timpal Miyaji lagi.

Heuheu Kang, heeuh da dikirana teh Midorima teh da bisa dimasukin ke flashdisk atuh siapa yang nggak mau…

.

.

.

"Kalau kamu sendirian."

(Midorima berdeham keras)

"Aku punya hati untuk tempatmu pulang."

(Midorima mengulurkan tangan)

(Izuki nyawanya direnggut oleh malaikat cinta)

(Lalu Izuki bangun oleh alarm alami, tanda bahaya hari ini, UAS matematika tapi tadi malam nggak belajar)

.

.

Ada yang mengetuk pintu rumah padahal sekarang sudah maghrib.

"E—e. Midorima?" Izuki mau kaget juga keburu jantungnya coplok duluan. "Masuk dulu deh." Katanya mempersilakan makhluk jangkung yang sudah tiga tahun nggak ketemu nggak ngasih kabar tau-tau ngechat LINE memang dia pikir dia Rangga dan Izuki adalah Cinta? Yasudahlah yang penting si pencuri hati ini balik lagi seenggaknya punya keinginan buat ngembaliin perasaan Izuki, gitu. Simpel aja.

Midorima masuk nurut. Say gudbay sama bayangan dia pakai jas putih dokter, ganteng bawa file dan tas jinjing plus dikalungin stetoskop. Padahal Izuki sudah membayangkan Midorima dengar ritme jantungnya yang sebelas-dua belas sama konser Ayu TingTing. "Aa Izuki." Izuki berbalik dan kaget.

"Pada kemana?" tanya Midorima. Rumahnya Izuki kosong, gagal rencana akan sungkeman.

"Oh, pada ke pasar." Kenapa? Kita mau berbuat khilaf?

"Ini, ada mochi Bogor. Kemarin adiknya Aa Izuki SMS minta dibawain mochi." Midorima masih heran maghrib-maghrib ke pasar mau ngapain.

Izuki serius heran. Adiknya saja bisa SMS-an sama Midorima, sedangkan dia memencet kontak Midorima saja gemetarannya alay setengah bumi.

Batu akik mentah yang dulu diberikan Izuki kini berubah wujud menjadi cincin keren mirip zamrud di jari manis Midorima, tangan yang sebelah kiri. Izuki jelas senang, dan ternyata batu tersebut merupakan jimat bagi Midorima si penggemar rubrik ramalan zodiak di majalah gadis-gadis muda.

"Dari Bogor?"

"Iya, kemaren ada dinas keluar kota,"

"Kamu sekarang jadi PNS?"

"Aa, aku masih 17 tahun. Tapi kalau Aa ingin aku jadi PNS boleh saja."

"Jangan… jadi.." pengisi hatiku aja.

"Jadi?"

"Jadi kamu mau minum apa?"

Midorima minta air bening saja. Izuki kasihlah. Padahal dia punya jambu buat dijus tapi nggak tahu Midorima suka apa nggak nanya aja keburu malu.

Senyum Midorima bisa dibilang fenomena langka yang terjadi apabila tanda-tanda keberuntungan di langit muncul misalnya ada pelangi di malam hari. Izuki baru tahu bentuk sayang itu bagaimana saat kamu punya perasaan sama seseorang tapi nihil minat buat dipamerkan di instagram dengan caption 'sayang sama papih selamanya, 121220012 -love, bunda'.

"Bala-balanya dimakan, sok atuh," kata Izuki menawari cemilan seadanya."Kamu nggak suka leupeut (lontong) ya?"

Midorima menolak dengan sopan. "Makasih A, aku lagi puasa,"

"Ohh, padahal aku mau nawarin sayur asem,"

"Aa, aku puasanya nggak jadi,"

Yaelah lelaki macam ditawari sayur asem imannya langsung goyah?

Izuki tersenyum bersahaja, sepertinya bayangan mereka makan nasi kuning di pematang sawah, Izuki pakai kain samping, Midorima si pemuda kota pujaan pria/wanita ada di sebelahnya memandang keindahan alam bersama-sama, AH, Izuki saja memperhatikan Midorima makan sayur kacang merah yang dikasih kuah asin itu lahap—begitu fana.

"Enak, Midorima?"

"Hm-hm. Di Vienna aku tak menemukan lagi sayur seenak ini, A,"

Backgroundnya kelopak bunga sakura berguguran di Indonesia, YAELAH SAYUR ASEM…. Izuki mengelap airmatanya yang bercucuran dengan elegan.

"Uhm," Midorima batuk konidin, "Hari ini Aa kosong?"

"Lah emang aku ngisi, Midorima?"

Ah, Midorima cukup menelan pil sabar saja kuat-kuat sayang sama si Aaak. Atuhlah Aa, emang galon dijemput pas kosong balik lagi ngisi? Emang Aaak mau gitu? Mau?

"Ehm, Aa, aku punya tiket …Stand by Me," Midorima mati-matian menahan letupan malu jantungnya yang berdegup seirama BGM yang terputar: Goyang Mujaer by Koganei TingTing.

"Aku udah berdiri depan kamu, ngapain pake tiket segala?"

HEUHEU… BUNDA BIDADARI… SHINTA SALAH APA… BUNDA BIDADARI TOLONGIN SHINTA…

(langit menjawab: APANAN KAMU TEH MARIPOSA HAR MINTA BANTUAN BUNDA BIDADARI SEGALA..)

"Aa, hari ini nonton Stand by Me, itu film Doraemon di Braga," Midorima memilih jalan yang benar yaitu tetap bertahan. Karena Tuhan selalu bersama orang yang sabar.

Izuki senyum dan menjentik dahu Midorima (padahal Midorima lebih tinggi)

"Kalau kamu bisa stay with me sambil nonton stand by me, kenapa enggak?"

.

.

Dari segala bentukan Mariposa Shintarou, versi mamaknya, versi guru cantik, versi dokter cinta, versi lelaki sederhana, Izuki paling naksir sama Midorima Shintarou si lelaki Syahrini yang amat berSyahaja. Mungkin, bersama dia, cinta lintas alam, lintas masa, lintas dunia bukan masalah karena yaa pasti ujung-ujungnya Midorima ngejar Izuki lagi dan yang dikejar pasti udah duduk manis nunggu di pelataran rumah.

"Aduh… Aa Shin, baru pulang A… kemana aja…"

Midorima memperbaiki kacamata.

"Neng Shun, itu, mmm, kita makan nasi padang yu, Aa—e.. aku—"

EEEE… AAAAA EEEEAAAA EA AE AE SI AA NYEBUT DIRINYA AA AJA AE AE

"Iya hayu sekarang berangkatnya Aa Shintaaa~!"

.

.

~Daiki cantik

Sukanya makan tomat

Readers ganteng dan cantik

Kisah ini alhamdulillah tamat~

.

.

.

Sarsar: Alhamdulillah ya Teh Sasha thankyou buat kollab indah ini 3, akhirnya tamat maaf saya haturkan kepada pemirsa sadayana atas keterlambatan mengupdate tapi ternyata tanggal cantik ini saya rasa cocoklah untuk mengakhiri dengan cantiq juga terimakasih saya berikan kepada seluruh pemirsa untuk segalanya :')

sasha: terima kasih atas satu tahun (lebih) yang berbahagia ini akhirnya elang tamat jugaaaaaa sungguh collab yang tida akan terlupakan sepanjang masa terima kasih sudah mengikuti kisah ini dari mulai sampai tamatnya jika ada yang masih ingin diobrolkan kotak pm kami terbuka lebharrrrrr atau boleh colek salah satu dari kami di socmed terdekat sekali lagi hatur tengkyuuuuuuu semuanya! *berlinang namida*