Disclaimer : Everything written in this blog is creation of my imagination. The characters belongs to their mangaka, but the plot belongs to me. Please DO NOT REDISTRIBUTE!

Title : Kocchi Muite Baby!

Author : _kadzuki_ aka fate_aram

Rating : T

Pairing : Akakuro, Aoki, MidoTaka, MuraMuro

Genre : AU, Shonen-ai, Crack, Failed! Humor, Romance

Length : Series

Cast : Kiseki no Sedai, Kazunari Takao, Himuro Tatsuya

Summary : Para uke sudah mengerahkan segala upaya untuk menarik perhatian seme incaran mereka, tapi seme yang dituju sama sekali tidak memberi respon. Kesal karena usaha mereka sepanjang tahun tidak membuahkan hasil, akhirnya para uke bermaksud melancarkan serangan terakhir yang super dahsyat! Sekarang atau tidak selamanya!

A/N : Terinspirasi dari PV Kocchi Muite Baby! di Project Diva 2nd, yang kemudian berkolaborasi dengan otak rusak gw. AU yang berbeda lagi sama latar seri Rainbow Days dan Daily Life. Happy AkaKuro Week and Itadakimasu~


.

[Part 1]

.

.

1, 2... 1, 2, 3, YEAH!

.

Empat orang pemuda beraura cukup feminim menghela nafas bersamaan di dalam laboratorium kimia yang kosong. Kening berkerut, mata terpejam, bibir mengerucut maju beberapa mili. Singkatnya, itu mimik orang yang sedang galau. Kalau cuma seorang rasanya masih wajar, paling-paling cuma unlucky day. Tapi kalau empat-empatnya sekaligus?!

" Lagi-lagi... " sahut pemuda berambut pirang nyaris dalam bisikan.

" Eh? Kau juga, Kise? " tukas pemuda tampan dengan tahi lalat di bawah mata. " Lagi-lagi? "

Dua pemuda lainnya—satu berambut sewarna langit dan yang satu berambut sehitam malam—ikut mendongak. Tatapan mereka saling bertemu, konfirmasi tanpa kata. Dalam beberapa detik berikutnya, mereka mengerti apa yang menyebabkan dari masing-masing mereka mengalami virus remaja labil berupa galau.

" Jadi, kali ini apa? " tanya Takao, membuka topik sensitif mereka.

Hening. Tidak ada yang berniat membuka mulut untuk memulai. Rasanya terlalu sakit untuk dikatakan. Pertempuran mereka telah berjalan selama hampir satu tahun, dari waktu ke waktu apa yang mereka usahakan semakin agresif, namun tak satu pun yang membawa mereka mendekati kemenangan. Tiap kali serangan mereka terpatahkan oleh dinding yang masif, secara naluriah mereka akan berkumpul dan galau bersama.

Seperti saat ini.


Tsuyogatta bakka de nanka

Sonshiteru kigasuru datte sou jan

Ienai you na koto ga shitai no

Anna koto doka

Ya da... Donna koto?!

(If you keep acting tough

I feel like you'll just torment yourself

Because you wanna do the stuff we can't talk about

That sort of stuff

No way... That kind of stuff?!)


Kuroko Tetsuya, Kise Ryouta, Takao Kazunari, dan Himuro Tatsuya, empat cowok ganteng uke-ish terpopuler di Teikou Gakuen. Yang satu imut-imut kuudere, yang satu mantan model dengan aura minta di-rape di tempat, yang satu tipe gaul, dan yang terakhir tipe keibuan. Cowok mana sih yang nggak takluk sama pesona empat makhluk tampan ini?!

Oke. Ralat.

Keempatnya memang punya segunung fans, tapi jangan kira kisah cinta mereka mulus bak cerita dongeng dimana kedua pemeran utama bertemu, jatuh cinta, menikah, diakhiri dengan frasa terkenal 'they live happily ever after'. Kisah mereka justru berbatu, berlubang, berduri, dan diakhiri tebing terjal untuk bunuh diri.

Dengan kata lain, jomblo. Single. Solo player. Lajang. Free. Duda mud—oke, yang ini salah.

Perlu ditekankan sekali lagi, kondisi ini bukan karena masalah tidak ada yang melirik mereka. Mereka sudah punya fans loyal, bahkan stalker dan om-om mesum yang rajin membuntuti. Masalah utamanya adalah, para cowok seme beruntung yang mereka taksir sama sekali tidak sadar kalau ditaksir empat cowok kece ini. Tambahan lagi, mereka sudah berusaha menarik perhatian incaran masing-masing selama satu tahun, namun tidak membuahkan hasil sedikit pun. Nasib.

Kita telaah satu per satu perjuangan cinta para lelaki manis ini.

Kuroko Tetsuya, cowok imut dengan bola mata dan rambut sewarna langit penganut paham kuudere. Sering disangka hantu karena hawa keberadaannya yang terlalu tipis. Naksir berat kapten tim basketnya sendiri yang terkenal sebagai raja (neraka), Akashi Seijuurou. Well, sepertinya yang bersangkutan memang punya bakat menjadi seorang masochist.

Poin pertama, kuudere dikombinasikan dengan yandere tingkat iblis hasilnya adalah total disaster.

Meski Kuroko punya satu poin plus, yaitu sama-sama anggota dewan siswa dengan Akashi, bukan berarti PDKT-nya berjalan mulus. Bagaimana tidak, tiap Kuroko berinisiatif mengajak ngobrol, Akashi akan membalasnya dengan bahasa tingkat tinggi yang sangat-nggak-nyambung-men. Modus kencan dengan cara ngajak makan ditolak karena si rambut merah meragukan higienitas jajanan di luar sana. Pura-pura lemah dan pingsan, yang ada malah latihannya digandakan. Niat berduaan dengan cara bantu-bantu sehabis jam pelajaran usai, malah disuruh-suruh.

.

" Akashi-kun, kau tahu soal sepatu keluaran N*ke yang ter— "

" Yang Air Zoom M*x? Dari penampilan cukup oke, suspensi saat melompat juga cukup bagus, mampu memberikan gaya tolak yang tidak membebani lutut. Tapi kekasarannya kurang mantap dibandingkan seri sebelumnya, berhubung kualitas kelembapan kayu yang berbeda antara Amerika dan Jepang, lalu—bla, bla, bla... "

" ... "

.

" Akashi-kun, kau belum makan kan? Ayo ke taman di komplek sebelah, milkshake dan jajanan disana enak-en— "

" Maaf, Tetsuya. Kau tahu kan jajanan sembarangan itu kurang higienis? Kau tidak tahu kan mereka mencuci bahan makanannya dengan benar atau tidak? Kau tidak tahu kan apakah mereka pakai minyak goreng campur solar kayak di Ind*nesia? Bagaimana kalau kau sakit perut? Bagaimana kalau ternyata terpapar virus menular? Bagaimana kalau bla bla bla... "

" ... "

.

" Hhh... Akhashi-khuuun... Maaf, akhu sudahh tid— "

" Selesaikan porsi latihanmu atau kugandakan dua kali lipat. "

" ... "

.

" Akashi-kun, masih belum selesai? Apa yang bisa kub— "

" Tetsuya, fotokopi manual ini untuk seluruh kelas. Bereskan juga hitungan milik Reo yang salah totalitas. File di PC juga tolong kau cek lagi, kurasa tadi Hayama mengacak-acaknya. Dan si bodoh Daiki memecahkan vas bunga dengan kaki dakiannya, bersihkan pecahannya. Selesaikan dalam waktu satu jam, aku harus menyelesaikan laporan untuk Kepala Sekolah. "

" ... "

.

Dibanding usaha PDKT, hubungan mereka lebih mirip majikan dan pembantu.

Lalu Kise Ryouta, mantan model berambut pirang bermotto 'Shalala goes on!'. Rambut pirang, bodi atletis-seksi-aduhai, ditambah raut wajah yang mirip artis gay JAV—apalagi kalau lagi cemberut ngambek—membuat para seme-ish yang melihatnya akan membayangkan yang tidak-tidak. Ditambah senjata rahasia berupa feromon super 'please rape me here'. Mantap abis. Jatuh cinta dengan cowok ganguro yang diramalkan akan menjadi raja preman setelah lulus sekolah, Aomine Daiki.

Poin kedua, orang mesum dikombinasikan dengan orang yang minta di-rape belum tentu menghasilkan adegan yang diimpikan para fujoshi dan fudanshi.

Berbeda dengan Kuroko, Kise cenderung straightforward mendekati incarannya dengan aura 'hei-gue-cinta-mati-sama-lo'. Entah Aomine yang memang bego atau Kise yang salah strategi, yang pasti proses PDKT mereka selalu berakhir gagal total di pihak Kise. Dari level enteng dimana Kise dengan pedenya mendekati Aomine yang asyik menekuni majalah Horikita Mai, bilang bahwa dia lebih seksi dari sang gravure idol, dan selalu berakhir dengan Aomine yang memilih dada besar Mai-chan dibanding dirinya. Modus curhat soal cowok, tapi malah jadi dongeng pengantar tidur siang Aomine. Beberapa kali makan es loli sambil mendesah manja, sukses membuat cowok ganguro itu mengira kalau dirinya kena diare. Bahkan Kise dengan frontalnya mengajak Aomine 'one on one' dengan tubuh yang sudah setengah telanjang. Sayang, super attack-nya tidak mempan karena si calon raja preman tersebut malah mengiranya mengajak main one on one basket.

.

" Iiiiihhh! Aominecchi mesum! "

" Berisik kau, Kise. "

" Biarin-ssu. Aku kan lebih seksi dari si Mai. "

" Kau?! Lebih seksi dari Mai-chan?! Jangan ngimpi, dong! Mai-chan itu seksi, berdada super besar, kenyal-kenyal, lembut kayak marshmallow. Bikin cowok manapun kepingin grepe-grepe dia! Lah kamu?! Isinya otot semua, mana badan kayak papan gilesan. Ditambah kelakuanmu yang bikin sakit mata. Yang ada kepinginnya gebukin kamu. "

" Hidoi-ssu! "

.

" Aominecchi, aku boleh curhat nggak? "

" Hhhhhnnnn. "

" Aku menyukai seseorang. Fisiknya agak berbeda, tapi dia eksotis dan tampan-ssu! Aku terpesona saat melihatnya berkeringat setelah olahraga. Rasanya ada kupu-kupu terbang di perutku-ssu! Bahkan meski kulitnya mirip orang negro, bagiku dia setampan Keanu Reeves, bla bla bla... "

" ... "

" ...ya gitu deh-ssu. Jadi sebenarnya yang aku taksir itu kam— "

" ...Grokkk... Grokkkk... "

" ... "

" ... Grokkk... Mai... aaah... "

" Aominecchi bego! Dakian! Bau kambing! Monyet Afrikaaaa! "

.

" Sluuuurp... Aaahhh... "

" ... "

" Slurrp... Slurrrpp... Hmmmhh... "

" Kise, kalau kamu sakit perut, nggak usah makan es loli sambil nahan pup gitu. Bikin orang jadi nggak nafsu tau! "

" ... "

.

" Aominecchi~ 'One on one' yuk~ "

" ...?! "

" Kenapa? Sama aku dijamin puas-ssu~ "

" ...Iya... One on one sama kamu pasti puas sih, tapi kamu bakalan masuk angin kalau main basket sambil nggak pakai baju. Aku nggak mau disalahkan kalau besok kau sakit gara-gara one on one telanjang dada gitu, bego! "

" ... "

.

Oke, sepertinya seme incaran Kise memang terlalu idiot. Mungkin butuh waktu bertahun-tahun sampai IQ Aomine cukup dan mengerti kalau Kise cinta berat sama dia.

Member uke kece ketiga, Takao Kazunari, pemuda yang sifatnya sebelas-dua belas sama Kise, namun dengan tingkat kewarasan yang jauh lebih baik dari si blonde cengeng. Rambut sehitam malam, senyum menawan, dan sesekali kedipan nakal yang membuat fansnya melting di tempat. Lincah, ramah, dan tukang gosip kelas berat. Punya fetish dengan jari tangan, terutama yang ramping dan panjang. Cinta buta inilah yang membuatnya mengejar-ngejar Midorima Shintarou, cowok ganteng berambut lumut yang notabene three-pointer tim basket sekolah.

Poin ketiga, menghadapi cowok tsundere tidak hanya membutuhkan kesabaran tak terbatas dan IQ yang memadai, tapi juga membutuhkan lie detector untuk mengetahui apakah yang bersangkutan dalam mode tsun-tsun atau tidak.

Yah, untuk kasus yang satu ini, sepertinya Takao-lah yang bodoh karena tidak bisa membaca situasi. Bukannya mendapat perhatian dari sang pujaan hati, yang ada malah ditendang-tendang dan dicaci-maki. Saking gelap mata karena cinta, rela menjemput si tsundere dengan bickshawbicycle-rickshaw—dimanapun dan kapanpun. Pernah suatu ketika Takao tidak sengaja membawa lolipop pelangj, yang ternyata lucky item Midorima. Tapi berkat kolaborasi tsundere dan lama loading, Takao malah memakannya bulat-bulat. Alhasil Midorima mengamuk dan menghabisinya di tempat. Atau kebalikannya, ketika Midorima tidak menyukai sesuatu namun bereaksi dalam mode tsun-tsun, Takao malah mengejarnya tanpa menyerah karena mengira bahwa Midorima menyukainya. Nggak tahu deh kapan mereka bisa nyambung.

.

" Takao, besok hujan. Jangan lupa pasang terpal di bickshaw-mu. Aku tidak mau kebasahan, nodayo. "

" Eeeeeh?! Tapi aku nggak punya terpal?! "

" Nggak mau tahu, nanodayo. Kamu kan bisa cari di tukang loak atau pinjam punya ibu kantin. "

" Terus aku gimana? Kan nggak mungkin sepedaku dipasang terpal, kalau gerobaknya sih bisa. "

" Itu urusanmu, Bakao. "

" ...'Kay. "

.

" Takao, jemput aku sekarang. Aku ada di toko barang bekas yang biasanya. "

" Hah?! Ini masih jam lima pagi Shin-chan. Aku juga lagi di kamar mandi, perutku mules gara-gara oshiruko kadaluwarsa yang kau berikan kemarin. "

" Ugh, bagian mulesnya nggak perlu disebut kenapa?! Cancer ada di urutan terakhir hari ini, dan lucky item-ku TV S*ny 22" keluaran tahun 1990. Berat banget. Jadi selesaikan urusanmu dan kuberi waktu sepuluh menit untuk sampai ke sini. "

" ...Jadi aku harus nahan pup sepanjang jalan, gitu? "

" Urusanmu, nodayo. "

" ... "

.

" Takao, itu apaan? "

" Eh, lolipop ini maksudmu? "

" Iya. Aku bertanya bukan karena ter-tertarik, nodayo. Hanya kepikiran soal lucky item-ku hari ini, dan mendadak saja kau tiba-tiba bawa lolipop. "

" Hahaha~ Diberi sama adikku, kok. Adikku kan manis-imut-super-kawaii kayak kakaknya ini. "

" Tolong hentikan tindakan memuji diri sendiri yang menjijikkan itu, nanodayo. "

" Iiihhh, Shin-chan jahat~ Ngomong-ngomong soal lucky item, apa lucky item-mu hari ini adalah lolipop? "

" B-bukan, nodayo! Ak-aku memang belum punya lucky item hari ini, ta-tapi itu bukan berarti aku butuh lolipopmu! "

" Hoooo... Kalau begitu... Jangan-jangan... Lucky item Shin-chan itu aku yaaaa~ "

" Jangan ngimpi siang bolong, nodayo! "

" Humph! Shin-chan jahat! Aku nggak akan bagi lolipopnya sama kamu! Kraus... "

" ... "

" Kraus... Lolipopnha ngghak kenyas thernyatha... Kraus... "

" ... "

" Kraus... Kraus... "

" MATI SAJA KAU, BAKAO! "

" PHEEEEEH?! "

.

" Shin-chan, lihat nih! Kucingnya unyuuuu~ Bulunya lembut~ "

" Ba-bakao... "

" Eh? Shin-chan juga mau gendong? "

" Ti-tidak. Terimakasih. Ak-aku hanya kurang akrab saja dengan ku-kucing, nodayo. "

" Huumm? Masa? Tsun-tsun-nya Shin-chan keluar, ih~ "

" Bakao! "

" Kalau Shin-chan bilang 'kurang akrab', berarti Shin-chan sebenarnya suka banget, kan? Iya, kan? "

" Ja-jangan ngawur kau! Menjauh dariku sekarang juga! "

" Nggak usah malu-malu, Shin-chan! Nih, gendong! "

" BAKAOOOOOOOOOOO! "

.

Nggak tahu deh kapan dua orang ini bakal nyambung. Kalau begini-begini terus, Takao hanya berakhir sebagai objek bully-an Midorima. Memang sih status yang spesial, tapi dalam arti yang jauh berbeda.

Jika meyangka bahwa nasib tiga cowok kece di atas sudah sangat menyedihkan, maka nasib member terakhir grup uke-ish populer Teikou Gakuen ini bisa disebut mengenaskan. Sangat mengenaskan malah. Sebut saja Himuro Tatsuya, cowok ganteng nan kalem dengan trademark tahi lalat di bawah mata yang kata fansnya sangat cute. Bisa dibilang paling waras dibanding tiga temannya dan memiliki naluri keibuan yang kuat, membuat dirinya menjadi pelarian pertama para uke patah hati yang butuh curhat. Sayang, kisah cintanyalah yang paling tragis, karena hatinya justru tertambat pada seorang titan tukang makan, Murasakibara Atsushi.

Poin keempat, jika ingin pacaran dengan seme bermental bocah jangan mudah ke-geer-an, karena yang bersangkutan nggak sadar bahwa yang dilakukannya itu sesuatu yang romantis.

Entah memang kena guna-guna atau memang naluri keibuannya yang terlalu kuat, bagi Himuro, Murasakibara tampak sangat cute, apalagi kalau lagi makan cemilannya yang segunung. Bikin kepingin dipeluk katanya. Maka dengan mengerahkan seluruh pesonanya, ia berusaha menarik perhatian sang raksasa berambut ungu. Tapi apa mau dikata, semua aksinya berakhir dengan respon yang berkaitan dengan makanan dan pesonanya sendiri justru diacuhkan. Seorang Himuro Tatsuya kalah oleh makanan, yang bahkan bukan makhluk hidup. Ngenes. Banget.

.

" Atsushi, menurutmu jaket yang ini bagus tidak? "

" Kraus... Kraus... Aku ngghak... Krauss... Ngerti ichu baghus apha ghak... Kraus... Thaphi... "

" Tapi...? "

" Murochin... Baumu enak~ "

" Eeeeh?! Tu-tunggu dulu Atsushi, aku belum si— "

" Murochin bau gateau chocolate~ Aku kok nggak dibagi? "

" ... "

.

" Murochin, dua hari kemarin kemana? "

" Aku pergi dengan Kuroko-kun, Kise-kun, dan Takao-kun. Memangnya kenapa? "

" Aku kangen Murochin, tidak bisa berhenti memikirkan Murochin. "

" Aaa... Aku tidak menyangka kalau rasa kangenku membuatmu jadi kangen pad— "

" Bento buatan Murochin memang numero uno. Padahal mamaku sudah buat bento lima kotak, tapi tetap saja aku kangen bentonya Murochin. "

" ... "

.

" ... "

" ...Atsushi. "

" Nee, Murochin? "

" Jangan menatapku seperti itu. "

" Tapi aku suka~ "

" ...?! Tu-tunggu, jangan bilang 'suka' mendadak begitu! Aku ja— "

" Aku suka lolipop itu~ Aku selalu kehabisan. Kalau Murochin tidak mau lolipopnya, boleh kumakan? "

" ...Sesukamulah. "

.

" Murochin~ "

" Ya, Atsushi? "

" Boleh peluk Murochin? "

" A-apa?! A-aku sih nggak keberatan, tapi kita kan belum pac— "

" Peluk Murochin memang yang paling enak kalau lagi kehabisan cemilan. Bau Murochin enak sih, jadi bisa nahan lapar sampai nanti jam makan siang. Nanti Murochin temani aku beli cemilan, ya? Aku traktir maiubo, tapi satu bungkus doang. "

" ...Terserah, deh. "

.

Sekali lihat saja, bisa dilihat kalau mereka tak lebih dari sepasang ibu dan anak. Berharap lebih? Tunggu sampai Murasakibara meng-upgrade otaknya seperti saat masuk Zone.


Soudai na roman kataru mae ni

Genjou bunseki dekiteru?

Aa! Kimi tte donkan!

(Before we talk about some great romance

Have you gone over the current situation?

Ah! You're so insensitive!)


Dari empat kisah yang menyesakkan hati di atas, bisa dibayangkan betapa menderitanya empat uke kece ganteng nan unyu-unyu tersebut. Satu tahun cinta bertepuk sebelah tembok, karena seme incaran mereka sama sekali tidak menangkap sinyal-sinyal cinta yang mereka kirimkan. Apakah mereka harus menulis kata 'I Love You' di spanduk ukuran sepuluh kali sepuluh dan digantung di gedung olahraga agar empat cowok idiot itu sadar? Tidak, sepertinya tidak bisa begitu juga. Bisa-bisa malah mereka berempat yang dikira gila.

Dan kini, di ruang laboratoriun kimia yang menjadi saksi bisu, keempatnya cuma terdiam. Cinta bertepuk sebelah tangan sih masih mending, masih ada respon meski ujung-ujungnya di-PHP atau ditolak. Kalau bertepuk sebelah tembok begini, rasanya geregetan kepingin ngomong frontal, tapi gengsi juga. Serba salah.

" Hei. "

Suara Kise akhirnya memecah keheningan, membuat ketiga sahabatnya yang senasib menoleh. Takao duduk di atas meja bedah, sementara Himuro memeluk Kuroko, menenangkan pemuda berambut langit itu yang masih mengutuki dirinya sendiri karena usahanya menarik perhatian Akashi gagal lagi.

" Kalian tahu? Rasanya kokoro ini sudah lelah-ssu. " ujar Kise sambil menghela nafas.

" Maksudmu? " Alis Takao terangkat sebelah. " Kau menyerah? Sudah bosan sama Aomine? "

" Bukan! Maksudku bukan begitu. Aku masih cinta sama Aominecchi! Cinta banget-ssu! " tukas Kise buru-buru. Ia bangkit dari duduknya dan berpindah ke samping Takao. " Hmmm, begini... Kita kan sudah mengejar-ngejar empat cowok itu selama setahun ini. Segala cara sudah kita kerahkan untuk menarik perhatian mereka, tapi tidak ada satu pun yang berhasil menembus otak bebal mereka. "

" Ya. Aku ingat waktu Kise-kun datang ke rumahku sambil menangis dalam keadaan setengah telanjang gara-gara Aomine-kun tidak menangkap maksud ajakan Kise-kun. " sahut Kuroko tanpa tedeng aling-aling. " Sudah se-frontal itu tapi Aomine-kun masih tidak mengerti juga. Benar-benar idiot. "

" Tolong jangan ingatkan yang itu-ssu. Kokoro ini sakit mengingatnya. "

" Kok cara ngomongmu jadi mirip anak-anak cosplayer yang di B*ndung? " ujar Himuro heran.

" Kan biar gaul-ssu. " balas Kise sambil mengedikkan bahunya. " Kembali ke topik tadi. Apa kalian nggak merasa capek? Apa kalian nggak merasa ingin meledak tiap kali mereka nggak menangkap maksud kita? "

" Sebenarnya ingin sih, tapi lawannya cowok tsundere... "

" Aku tidak bisa meledak. Aku tidak tega melihat Atsushi cemberut. "

" Daripada dibenci Akashi-kun, lebih baik aku mati. Jadi meski kesal, lebih baik diam saja. "

BRAKKK!

Semua terkejut dengan Kise yang mendadak menggebrak meja. Tiga pasang mata berbeda warna kini tertuju pada iris yang secemerlang mentari, dan mata itu balas menatap satu demi satu.

" Kalian mau seperti ini terus-ssu? " Suara Kise merendah, menciptakan efek dramatis dalam ruangan itu. " Diacuhkan oleh empat cowok yang sudah kita kejar secara nyaris terang-terangan selama satu tahun. Bagaimana jika suatu saat nanti mereka jatuh cinta pada orang lain tanpa pernah tahu perasaan kita? Dan demi motto 'asalkan dia bahagia, maka aku pun akan bahagia', kita akan tutup mulut, menangis sambil mendoakan kebahagiaanya, sementara kita akan terus mengejar bayang-bayang mereka. Apa kita mau berakhir seperti itu? "

Baik Takao, Kuroko, dan Himuro terdiam, mencerna kata-kata Kise perlahan. Meski terkesan kejam dan pesimis, namun kata-kata itu ada benarnya juga. Hawa keberadaan Kuroko menurun drastis saat membayangkan Akashi menikah dengan seorang putri entah-dari-negara-mana. Himuro memeluk sang pemuda berambut langit, tidak kuat membayangkan titan imutnya menghabiskan sisa hidupnya bersama seorang pengusaha snack sukses demi cemilan tanpa batas. Takao menggumamkan kata-kata kutukan yang ditujukan pada siapapun yang berani mengambil Shin-chan-nya. Kise, yang memuntahkan kalimat itu dari mulutnya sendiri, malah sudah berderai air mata.

" Lalu, apa yang harus kita lakukan? " sahut Himuro pelan. " Mereka amat sangat tidak peka. "

" Aku ingin kita melakukan satu serangan terakhir yang sangat frontal. " Kise berusaha memasang tampang serius meski masih ada bekas air mata di wajahnya. " Apapun hasilnya kita harus menerima dengan lapang dada. Syukur-syukur kalau mereka sadar dan membalas perasaan kita. Atau kalaupun nanti mereka menolak, kita sudah lega—meski harus nangis dulu, sih. "

" Terus kalau masih nggak ngerti juga? " celetuk Takao.

" Kita... harus move on. "

Keempatnya otomatis menghela nafas bersamaan. Yang namanya fakta memang kadang menyakitkan, tapi itulah realita. Suka tidak suka memang harus dijalani. Dan move on termasuk salah satunya.

" Jadi... Kise-kun punya rencana apa? "

Suara Kuroko memecah aura suram yang melingkupi mereka. Tiga kepala lainnya menoleh dengan tatapan tidak percaya. Kuroko yang cinta mati sama Akashi dan rela diperlakukan seperti pembantu itu sampai menerima ajakan gila Kise. Berarti Kuroko sudah siap berperang sampai mati. Oke, agak lebai. Katakanlah Kuroko sudah siap menerima segala kemungkinan.

" Kau... serius, Kurokocchi? "

Pemuda berambut langit itu menganggukkan kepala. Meski wajahnya sedatar jalan tol, tampak tekad membara dalan iris sewarna laut musim panas miliknya. Takao dan Himuro saling bertukar pandang, kemudian mengangguk.

" Oke, kami berdua juga ikut. " ujar Takao. " Keluarkan ide gilamu itu. "

Sebuah seringai muncul di wajah sang mantan model, membuat tiga sobatnya sempat ragu mau mendengar ide gilanya atau tidak. Tapi demi kebaikan dan masa depan bersama, maka mereka mendekat dan meminjamkan sebelah telinga masing-masing. Si pirang bling-bling langsung membisikkan beberapa kalimat yang membuat ketiganya memasang wajah amazing.

" Serius, tuh?! " desis Takao, setengah excited-setengah bingung.

" Serius. Sumpah. Demi Tuhan. " Himuro cuma bisa cengo.

" Oh. My. God. Kise-kun jadi pintar. "

Seringai di wajah Kise berubah menjadi cengiran lebar. Jarang-jarang idenya dipuji. Apalagi jadi senjata utama seperti saat ini. Biasanya sih idenya selalu dihadiahi makian atau tendangan karena banyak yang nggak masuk diakal.

" Come on, boys! Let's do it! This our war! Love is war! "

.

~~~~~TBC~~~~~

.

.


Kadzchan End-Note :

Liriknya Kocchi Muite Baby itu menggoda banget. Lagunya juga ear-catching. Dan tiba-tiba kebayang para uke yang mati-matian cari perhatian sama seme incerannya. Otak beraksi dan jadilah fanfic geblek satu ini.

Eniwei, tanggal 13 April ini gw nongol di CLAS:H Surabaya. Yang mau ketemuan, ayuuuk~ Gw cosplay jadi Sakura Miku disana~ Hehehe~

Like, review, follow, any respond is my write-nutrition~

RnR puh-leaseeee~