Disclaimer: Yamaha tentunya beserta jajarannya-?-
Genre : Romance,Comedy
Rated : T /aman dikonsumsi tapi yang jelek jangan ditiru/
Pair : terserah reader sekalian xD
Moshi-moshi!
Gak kebayang cerita aneh bin gaje ini bakal berakhir dalam lima (mungkin enam) chapter ini (beserta bonus chapter,terserah mau diitung kagak) tapi author menyatakan ini adalah chapter 5 secara resmi! Huohoho..
Special Thanks :
Kiriko Alicia
Yami Nova
Kurone Ryu
Tentu saja anda para silent reader! Terimakasih sudah mau membaca ! Saya sadar pasti banyak yang bingung dengan gaya penulisan saya, jujur aja, saya hanya menulis apa yang terlintas di otak saya. Nanti lama-lama kalian pasti terbiasa dengan gaya penulisan saya yang aneh dan membingungkan ini. Senang membuat anda terlihat seperti orang gila! Yahooooo!*diseret satpol PP*
Baiklah,silahkan dibaca peninggalan author yang terakhir ini..
Reader : lu mau mati ?!*joget2*
Author : Hwaaaaaa! Hwaaaaaaa!*disumpel kaos kaki*
Don't Like Don't Read !
"A-aku mencintaimu,Kanou-san..."
"Takdir sungguh kejam..aku harap kita akan bertemu kembali di kehidupan mendatang..."
(reader : oi,sapa tuh yang ngemeng?!)
"Izinkan aku memelukmu,Lily..."
DORRR!
"Sampai akhir..kita tak dapat bersama,ya? Sampai jumpa,Kanou.."
"Sampai jumpa,Lily..."
-end-
"Me-mengharukan sekali!"Miku tak dapat menghentikan air matanya."Fudan..kau punya seri ini lengkap! Aku sangat bersyukur bertemu denganmu!"Miku masih terisak."Hentikan tangisanmu itu,cewek aneh..lagipula...ini sudah jam dua pagi...apa kakakmu tak mencarimu?" "Dia sedang kesal gak tahu kenapa." ujar Miku."Jujur amat sih...tapi kau fikir rencana kita akan berhasil? Aku ragu.."Kaito menghela nafas."Sisanya tergantung pada mereka sendiri, kita hanya membuka peluang bagus."Miku sibuk memilih video.
"Ya...yang mereka butuhkan hanya keberanian,kan?"
( Reader : oi oi oi! Ini fic romance komedi,kan?! Kok tiba-tiba jadi serius?! )
"Hah..." Len menghela nafas, ia menatap punggung Rin di depannya. Dia belum punya cukup keberanian untuk menyatakan perasaannya.
"Len..."
"Y-ya?!"Len menelan ludah.
"Pastikan kau duduk di kursi depan saat pementasan drama!"
"Bukannya kursi depan diisi oleh para guru?"
"A-ah! Benar juga! Pokoknya jangan jauh-jauh dari panggung!"
"Dimengerti..."
"Malaikatku..."Kaito muncul di samping Rin."Kau begitu bersinar hari ini,Tuan Putri.."
Rin diam saja.
"Tuan Putri...kapan kita akan menikah?"
Rin masih diam.
"Rin-san!" seseorang memanggilnya dari pintu kelas.
" Aku akan segera kesana."Rin berjalan menuju pintu."Kagamine-san...kalau kau gak cepat,mungkin saja aku yang mendapatkan Rin..fufufu..."Kaito terkekeh."A-aku...aku tidak..."Len terbata-bata.
"A-aku tidak menyukainya! Aku tidak menyukai Rin!"
Langkah Rin terhenti sebelum ia melangkah keluar kelas.
"Eh? Benarkah?"Kaito sedikit terkejut."I-itu benar!"
'Celaka dua belas ! Bukan itu yang pengen gue omongin! Mana Rin denger lagi! Hyaaaaaaaaaaa!'
"Kau sudah menyerah?"Kaito tersenyum."Itu akan mempermudahku.A! Rin-san! Biarkan aku menemanimu!" Kaito menghampiri Rin.
Rin mengangguk, kemudian hilang dari pandangan Len. Len kini berubah menjadi butiran debu-?-
'Anjrit! Apa yang barusan gue omongin tadi! Kuso!' Len menitikkan air matanya, ia menggebrak meja. Tak lama kemudian,Miku datang."Ada apa denganmu,Kagamine?"Miku menatapnya datar."Bu-bukan apa-apa..."Len memalingkan wajahnya dan kembali duduk di bangkunya."Kudengar cuaca akan hujan siang nanti, sebaiknya kau beli payung sekarang." "Terima kasih."
"Benar hujan,ya?"Len menatap rintik-rintik air yang terjatuh dari langit itu. Rin berdiri di sebelahnya."Rin?"Len terkejut."Ada apa,Len?" Rin melirik."Maafkan aku soal tadi... aku, bukan membencimu ...kufikir aku ...menyukaimu sebagai sahabat...kurasa begitu."
"Begitu,ya? Benar...Itulah dirimu.."
"Rin?"
"Kenapa kau tak pernah jujur pada dirimu sendiri?"
"A-apa maksudmu?"
"Bodoh."
Rin menangis. Len benar-benar tak menyangkanya.
"Rin..."
"Ah,aku akan pulang duluan..."
Rin berlari menembus hujan. Len merasa benar-benar bodoh kali ini. Len berniat menyusul ,namun ia berhenti begitu tahu,Kaito memayungi Rin dan berjalan mengiringinya. Len tak bisa menahan air matanya , kenapa semua jadi seperti ini?
"Butuh payung,cowok gagal?"
Miku memayungi Len."Terima kasih,Miku." "Kurasa kau takkan punya kesempatan, kau akan merelakan Rin?"
"Aku gak tahu."
2 minggu kemudian
"Len... aku akan pulang."
"Pulanglah,orang tuamu pasti khawatir."
"Terimakasih. Aku permisi."
"Jaga dirimu."
"Kuharap kau melihat pentasku."
Begitu terdengar suara pintu ditutup,Len bernafas lega. Ia akhirnya terlepas dari semua beban ini. Pentas akan dilaksanakan seminggu lagi, ia melihat kalender."Mungkin sebaiknya aku gak usah datang ."Len tertawa pelan."Jadi...ini akhirnya,ya."
It's ok wae mas
It's ok wae
Aku rapopo
Aku rapopo
Aku rapopo
...
"Sapa yang genti ringtone daku?!Hey,author..."*deathglare*
"Ya? Ada apalagi,Rin?"
"Kyaaaaaaaaaaa!"
"Riiiiiiinnnn!"
-pet-
"Rin.."Len segera berlari keluar. Kenapa ia tidak mengantarnya tadi?! Langkah Len makin cepat, ia kemudian melihat Rin sedang berjalan bersama Kiyoteru.
"Kyaaaaaaa! Kiyo-chan.. Besok-besok kita lakukan lagi! Roller Coaster!"Rin tampak senang , Len bersyukur tidak ada apapun. Ia hendak berbalik . Namun ia melihat mobil melaju kencang ke arah mereka, nampaknya tidak ada seorangpun dari mereka yang menyadarinya. Kaki Len rasanya seperti melangkah sendiri.
"Rin!"
Satu minggu kemudian
"Pentas Drama akan segera dimulai."
Len melihat dari kursi paling belakang. Ia sedang tak ingin melihat pentas drama ini. Ia hanya menepati janjinya pada Rin.
"Cowok gagal...kenapa kau duduk disini?"Miku duduk disebelahnya. Miku menatap Len dari atas hingga bawah.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah baikan?"
"Seperti yang kau lihat, masih diperban sana-sini."
"Cowok gagal,mau popcorn?"
Miku menyodorkan sebungkus popcorn, Len menggeleng."Kita tidak sedang menonton film."
.
.
Di panggung
.
.
"Rin-san!"
"Begitulah,tak ada seorangpun yang bisa menaklukkan Rin,sang hati es, kira-kira siapakah yang dapat memenangkan hatinya? " (narator yang ngemeng)
"Yang bisa meluluhkan hatiku hanya seorang. Yaitu kau..."Rin menatap ke arah penonton.
"Kagamine Len!"
Semua pandangan tertuju pada Len."E-eh? Apa yang terjadi?!"Tiba-tiba lampu sorot mengarah padanya. Miku memberinya sebuah microphone terus langsung tancap gas(?)
"Miku! Jangan tinggalin gue ,woi! "
"Kagamine Len! Aku mencintaimu! Berpacaranlah denganku!"wajah Rin sudah sangat merah, pun dengan Len.
"Tu-Tunggu! Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu?!"
"A-aku hanya membalas suratmu saat itu!"
"Surat? Jadi kau tahu itu aku?!"
"Kau tak pernah lupa mencantumkan nama."Rin merogoh sesuatu dari sakunya."Bahkan aku masih menyimpan suratmu."
'Jangan malu-maluin dong!'
"Tunggu! Jadi apa yang kau buang waktu itu?!"
"Surat cintaku untukmu, aku terlalu malu."
"Tapi! Kau menunjukkan suratku saat itu! Apa kau menukarnya saat aku gak tau?!"
"Bagaimana kau bisa tahu?!"
'Itu mudah sekali,kan?'
"Po-pokoknya...maukah kau jadi pacarku,Kagamine Len?"
"Harusnya aku yang berkata demikian, maukah kau jadi calon istriku,Kagamine Rin?"
'Edaaan! Ngomong apa gue barusan?!'
"De-dengan senang hati!"
Semua penonton bertepuk riuh seusai melihat tontonan gratis.
"Kagamine Len..kau sungguh berani!"
Senyum Len tercekat . Itu orang tua Rin beserta Kiyoteru. Len tak bisa memikirkan apapun lagi.
'Kenapa Rin gak ngasih tau gue kalo orang tuanya ikut nonton! Mana ada om-om sialan itu!'
"A-ano..."
"Kami berterimakasih karena kau telah menyelamatkan Rin. Kami mendengarnya dari Kiyoteru." orang tua Rin membungkuk. Kiyoteru ikut membungkuk. Mereka kemudian berdiri tegak. "Kami disini untuk menyampaikan rasa terima kasih kami secara langsung." ujar Kiyoteru. "Aku selaku guru les Rin sangat berhutang budi padamu." lanjutnya.
'Beneran nih cuma guru les?! Asikkk!' Len tertawa puas di dalam hatinya.
"Kagamine Len! Kau diterima secara resmi!" Ayah dan Ibu Rin berseru secara bersamaan.
"Eh? Eeeeeeehhhhh?!"
Esoknya...
.
.
"Aku masih tak percaya,mengungkapkan cintaku dengan cara seperti itu."
"Kau tahu? Klub drama membuatnya menjadi DVD dan dijual."
"Entah kenapa aku merasa buruk soal itu."
Rin dan Len tertawa.
"Mungkin aku akan beli satu."ujar Rin. Len memerah."Mu-mungkin aku juga." "Wajahmu aneh,Kagamine-san..."Rin terkekeh.
"Oi! Penganten baru!" seru Miku dari kejauhan. "Emangnya kami udah nikah?!" "Pajak jadiannya dong." Miku menatap mereka."Kenapa juga harus ngasih elu?!" "Ini ide Kaito." ujar Miku. "Tunggu...bukannya kau memanggilnya cowok fudan?" Len sedikit heran.
"Sebenarnya kami sudah berhubungan sejak sebulan yang lalu. Eh ? Bukan. Tiga minggu yang lalu."
"Be-berhubungan?!"Rin dan Len memerah.
"Dan aku sering main ke rumahnya sampai pagi."
"Sampai pagi?!"
Len jatuh pingsan arena shock mendadak(?) "Len,jangan pura-pura." Rin menggelitikinya."Maaf,maaf..aku terlalu kaget ,apa maksudmu,Miku?"
"Kami merencanakan semua ini agar kau dan Rin bisa berpacaran,karena kami geregetan ngeliat kalian."
"Ma-maksudmu?"
"Kaito berpura-pura menyukai Rin agar kau segera mengungkapkan perasaanmu,cowok gagal."
"Tolong berhenti memanggilku cowok gagal! Terus dimana Kaito? "
"Sedang mengucapkan perpisahan pada kakakku yang juga ikut berperan."
"Hoi! Jadi malu tau!"Kaito dan Mikuo entah nongol darimana. Miku menatap mereka. "Kakak,bisakah kau jelaskan? Aku ada urusan dengan Kaito."Miku melesat pergi seraya menyeret Kaito.
"Tolongin gueeeeeehhhh!" Kaito menitikkan air mata.
Mikuo berdehem."Adikku jadian dengan Kaito tiga minggu lalu! Aku bersyukur !"Mikuo menangis lebay-?-
"Aku mengerti perasaanmu..bisakah kau ceritakan dari awal secara detail? Tunggu...bukankah kau fudan?!"
"Hatiku sakit, nih! Aku udah punya pacar! Orang Amerika! Namanya Lily! Huahahahahaha...!"Mikuo tertawa penuh kemenangan."Tapi,kalau Kaito udah gak sama Miku...aku..."Mikuo tersipu."Aaaaaahhh! Manisnya Kaito!" "Bener-bener deh."Len tertawa pelan.
Mikuo menjelaskan rencana saat itu,Kaito merencanakan rencana sedemikian rupa untuk Rin dan Len. Rin dan Len hanya manggut-manggut.
"Jadi...mana pajak jadiannya?"
"Adik kakak sama aja!"
-owari-
Hyaaaaa! Tamat juga!
Bingung ngasih ending gimana...karena ini fic komedi endingnya juga harus nyenengin dong...hehe :v tapi berhubung juga ini fic gaje,endingnya harus gaje juga ding-?-
Terimakasih sebesar-besarnya untuk yang telah berpartisipasi dalam fic ini!
-hape saya (ngetik di hape cuy)
-lappy-san (mindahin data)
-koneksi internet (upload doc manager+ngedit yang masih typo)
-ruang dan waktu yang pas(?) (sitkon mempengaruhi)
-referensi komedi (maaf gabisa disebutin)
-temen saya yang ngasih ide soal jin (meski gak saya pake buat fic ini) tak lupa yang disebutkan di atas tadi ^^
-tentu saja anda semua! Love you full!
Sampai jumpa di fanfic berikutnya !