Disclaimer : Naruto Bukan punya saya tapi:Masashi Kishimoto

"GHOST"

Warning; mungkin abal,typo,aneh,ancur, kekkurangan masih disana sini, jika tidak suka segera tekan 'back'

Summary; Naruto Uzumaki, seorang siswa yang memiliki kekuatan melihat hantu, namun selalu gagal dalam urusan cinta,,bagaimanakah petualanganya dalam mengatasi hantu-hantu yang mengangu teman-temanya?

"GLORIA"

Hantu dan segala jenisnya,,, tidak ada!

Semua yang di ceritakan oleh orang tua kepada anak-anaknya hanyalah sebuah bualan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan hantu, Youkai, Malaikat maupun Iblis hanyalah dongeng sebelum tidur untuk menghibur atau menakut-nakuti mental lemah sang anak agar mereka tidak melangar aturan yang orang tua terapkan.

Selama ini itulah jawaban sang Hyuga apa bila mendapat pertanyaan berkisar dunia orang mati. Namun apakah masih tetap sama apa bila didepan matanya, muncul sesosok mahluk tak layak hidup jika menggingat semengerikan apa kandisinya saat ini?

Mata putih tanpa pupil pria bersurai panjang lurus tersebut terbelalak lebar, mulutnya sedikit terbuka ketika udara serasa ditekan keluar dari dalam perut akibat otot-otot lambung yang menegang. Gesekan angin malam menerpa tengkuknya, menghantarkan rasa gigil yang dapat membuat tulang nyeri, tapi meski begitu nampak tidak berhasil membuat Neji bergeming.

Tubuhnya masih tetap tegak tanpa bergerak seincipun dari tempatnya semula. Ketika satu matu mengantung mahluk, menyerupai anak kecil, itu seolah menatapnya guncangan berat melahap mental kerasnya. Lututnya bergetar, bulu romanya meremang dan jantungnya berpacu menyesakan dada. Oh sial, Neji merasa ia akan segera terkena serangan jantung jika pemandangan ganjil ini bertahan dalam waktu lama.

Perlahan-lahan sosok bersurai putih itu bergerak, kedua tangan yang mengengam sapu di depan perut robeknya diam tidak bergerak. maju perlahan dengan bunyi srek-srek pelan ketika ujung sapu menyentuh lantai. Dapat Neji lihat Usus-usus dan organ lainya yang saling berguling-guling mirip cacing di depan sosok itu akibat sentuhan kepala sapu dengan lantai.

Semakin dekat jarak keduanya semakin besar pula keinginan sang Hyuga untuk melengang pergi. Namun apapun yang ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Terlalu terpana dengan sosok itu, ia sampai tidak bisa mengerakan seincipun tubuhnya, bahkan hanya untuk berbalik memutus kontak dengan mahluk berwujud tak wajar penghuni salah satu kelas KJHS.

"O-n-i-san~"

Suara bernada sing a song yang tertangkap pendengaran Neji, membuat otaknya menjerit memerintahkan ia segera meningalkan tempat itu. Setiap bisikan dengan nada sama dan kata serupa itu terus terlontar, semakin membuat kesadaran Neji menipis sedikit demi sedikit.

BRAK,,,,

Pintu tertutup dengan bunyi debaman keras, sebuah tangan berkulit tan yang muncul dari samping perut sang Hyuga nampak mengengam hendel pintu dengan erat. Sang pemilik tangan yang merupakan pemuda bersurai pirang, merangkul leher Neji dari belakang. Naruto meringis pelan ketika tubuh Neji sedikit limbung seolah dia kilangan kesadaran. Mata pemuda bersurai coklat itu masih memlototi pintu bercat hijau didepanya, ia seakan masih bisa meliha wujut sosok itu meski tatapanya telah terhalang rapat.

Bruk,,,

"Neji! Sadarlah!" Naruto mendudukan pemuda Hyuga itu disamping tembok, menyandarkan tubuh kaku itu dan memaksa sepupu Hinata berkontak mata langsung denganya." NEJI!" Sebuah pukulan pemuda pirang itu hadiahkan di pipi kanan teman sekelasnya begitu teriakan tidak mampu membuat Neji kembali kealam nyata.

Mengamati usaha Naruto mengembalikan mental Neji dalam senyap. Karin menarik lengan kananya yang sedikit kaku akibat Hinata bersandar pada bahunya. Ia membiarkan gadis Hyuga itu membagi berat badanya setelah beberapa saat yang lalu, dengan sedikit usaha tarik menarik dengan Naruto, berhasil dilepaskan.

"N-neji-nisan!~" Seolah ingin ikut membantu si pirang menyadarkan Neji. Hinata berniat melangkahkan kedua kakinya pelan mendekati dua pemuda di depan ia dan Karin.

Cengkraman pada pinggul Hinata mengerat, hal ini membuat gadis itu menoleh kesamping. " jangan!" Karin memberi peringatan sekaligus larangan begitu mendapati niat protes sang Hyuga." Serahkan semuanya pada, Naruto"

"T-tapi,,Neji-n—"

"Percaya padanya, Hinata!"

Berkali-kali pukulan bersarang di pipi Kiri dan kanan Neji. Naruto, sang pelaku pemukulan,sesekali berteriak tepat di depan wajah sang Hyuga yang sekarang tengah berpose layaknya patung. Tanpa menghiraukan kedua gadis di belakanya, yang tengah memperhatikan semua tidakanya, ia terus menghajar kedua sisi wajah Neji dengan punggung maupun telapak tangan.

"WOE,,,NEJI SADARLAH!" Kali ini Namikaze muda itu mencekal kerah baju yang dikenakan Neji. Dia harus menyadarkan sang Hyuga, jangan sampai setelah ini Neji mempunyai phobia terhadap hantu." NEJI! BANGU—"

PLAK,,,

" Waduh!" Kepala bersurai pirang itu oleng kekiri ketika tanpa di duga respon pertama Neji adalah kelebatan tangan kanan yang menghantam tepat samping wajahnya. Posisinya yang tengah berjongkok langsung kehilangan keseimbangan, menyebabkan ia roboh kebelakan dan mempertemukan bokongya dengan lantai, beruntung masih ada kedua tangan yang bergerak gesit menahan tubuhnya sehingga punggunya tidak perlu merasakan dinginya lantai marmer koridor.

"Naruto /Neji-nisan~!" Melihat kejadian dadakan itu baik Karin maupun Hinata langsung bergerak maju mendekati sang pemilik nama yanga masing-masing serukan. Karin mendekati Naruto yang tengah mengelus pipinya dan Hinata yang mendekati Neji, gadis Hyuga ini nyaris saja terjerembab akibat tindakan Karin yang melepaskan pelukan tubuhnya secara tiba-tiba.

"hah,,,hah,,hah,,,"

Hinata menyentuh pundak Sepupunya, pemuda itu menuduk dengan kedua kaki menekuk dan kedua siku tangan yang tertopang diatas lutut yang menghadap langit-langit"Nii-san?" bertanya dengan suara selembut mungkin guna menarik perhatian Neji.

Usaha yang dilakukan Hinata berhasil. Neji menoleh dan itu adalah pertama kalinya gadis ini melihat rupa pemuda itu setelah sebelumya tertutup tubuh Naruto. Paras yang biasanya selalu datar, cuek dan arogan kini mengkerut panic. Wajah putihnya berubah pucat seolah tidak ada darah yang mengalir, alisnya menekuk kebawah, keringat nampak mengalir membasahi kening sementara mulutnya setengah terbuka menghirup rakus oksigen disekitarnya.

" Apa-apaan itu, baru bangun langsung ngegampar orang." Suara jengkel dari mulut pemuda pirang yang masih asik duduk di lantai. Wajahnya mengkerut lucu, pipinya mengembung sementara tangan kananya membelai halus tempat dimana bersarang stempel tangan sang Hyuga.

Kekhawatiran yang sempat mengetuk hatinya sirna begitu mendapati pemuda pirang itu masih bisa mengeluh dengan aksen yang menurut Karin lucu. Gadis ini berjongkok, matanya menatap safir indah yang selalu menenangkanya dengan tatapan jail. " Kau merengek seperti bayi hanya karena satu pukulan heh?"

Nada meremehkan yang digunakan Karin membuat Naruto semakin jengkel, ia meberi plototan pada sang Uzumaki, niatnya sih menakuti, tapi sepertinya ekspresi wajah yang ia pakai malah jauh dari kata seram. Hal ini terbukti dari Karin yang malah cekikikan menyebalkan." Ralat, satu gamparan dari tangan juara karate tingkaat nasional! Satu pukulanya sepadan dengan tiga pukulan Lee,!"

Keduanya terdiam, membiarkan percakapan Hinata dan Neji mendominasi. Sesekali Naruto dan Karin menoleh kearah dua Hyuga itu, melihat bagaimana Hinata menenangkan sepupunya membuat mereka berdua sepakat untuk tidak mengulurkan tangan, toh Neji bukan laki-laki lemah yang butuh banyak dorongan, dan Hinata seorang sepertinya cukup untuk memperbaiki mental pemuda bersurai coklat itu.

Mengalihkan perhatianya kewajah tampan sosok di sampingnya, Karin meringis pelan saat tangan Naruto menyentuh bibirnya sendiri. Warna biru dan bercak merah mulai terlihat di mulut samping sang Namikaze, membuat gadis Uzumaki ini seolah dapat merasakan rasa perih yang hinggap di sana. Tidak tega dengan kondisi ini, Karin akhirnya mulai memberi ulurantanganya, ia mengapai wajah kanan si pirang, hal yang membuat Naruto terlonjak kaget.

"Biar kulihat" Nada halus dan lembut yang digunakan Karin membuat pemuda pengila ramen tersebut menganguk patuh. Ia melepaskan tanganya, membiarkan jemari-jemari lentik itu mengerayangi wajahnya.

Lembut dan nyaman, hanya dua kata itu yang dapat dipikirkan Naruto. Rasa nyeri dan perih yang ia rasakan kalah dengan kenyamanan yang Karin tawarkan, setiap kali ujung kulit mereka bersentuhan rasa geli dan hangat menjalar memenuhi kulit wajah putra kedua pasangan nomor satu dijepang .

Terhanyut akan perlakuan sang Herries Uzumaki tersebut, tanpa sadar Naruto mulai menunjukan kenyamananya secara terang-terangan. Matanya tertutup, bibirnya yang melengkung mengulas senyum dan tanganya bergerak pelan menangkup tangan gadis merah di sampingnya. Memegangnya erat seolah tidak rela melepaskanya.

Sementara pemuda itu terlena oleh kenyamanan, Karin justru merasa tegang. Jantungnya berdetak kembali dengan sangat cepat, perutnya menghangat, terasa menjyenangkan namun juga menyesakan. Ia berniat menarik tanganya, namun melihat wajah bahagia yang ditunjukan penyelamat hidupnya dari sabit Teke-Teke itu membuat Karin mengurungkan niatnya.

Senyum itu membahagiakanya, kehangatan telapak tangan besar dipunggung tanganya kembali membuat Karin terlena. Ahhh sebenarnya apa yang ia rasakan, disatu sisi ia masihlah mengharapkan cinta sang Uciha, namun disisi lain, ketika dia dekat dengan pemuda pirang brisik ini dia justru merasa sangat nyama.

" ehem!"

Suara dehaman bervolume besar itu berhasil menyadarkan keduanya, Karin membuka matanya yang tanpa ia sadari telah terpejam. Mata dibalik lensa bening gadis ini beberapa kali mengerjap, mendapati permata safir yang juga memandangnya dengan intens, segaris semburat merah memenuhi wajah putih Karin. Secara tergesa sang Uzumaki menarik tanganya, tindakan yang secara tidaksadar memberi tekanan pada wajah sipirang.

Ketika Naruto meraung, Karin panic dan hal selanjutnya terjadi adalah perawatan berlebihan dari sang Dara yang di hadiahi tatapan tajam dari Hinata.

"GLORIA"

KJHS terdiri dari delapan gedung dan dua lapangan. Setiap empat gedung di bangun mengelilingi satu lapangan, membentuk sebuah persegi jika ada yang mau repot melihatnya dari udara. Setiap gedung menampung empat kelas jadi total seluruh ruangan KJHS adalah tiga puluh dua, dan itu belum termasuk dua ruang guru, satu kantor kepala sekolah, UKS, gudang dan ruang-ruang lainya.

Keempat remaja yang berjalan dengan posisi, memanjang kesamping, ini terus melangkah memutari lapangan pertama KJHS melalui koridor kelas yang menuju lapangan kedua. Karin yang berada di sisi kanan sang Uzumaki terus mengapit erat lengan si pirang. Sesekali ia melirik kedalam ruang kelas melalui jendela kaca yang memang terletak disebelah kananya, hal ini membuat tubuh sang dara bisa di bilang terhimpit antara Naruto dan tembok.

Sementar itu Hinata, berusaha mati-matian untuk tidak memeluk pemuda disebelah kananya. Selain karena rasa takut menjumpai penunggu sekolah Hanabi dimalam hari, perasaan rindu juga berperan penting memperkuat dorongan. Hinata masih ingat dengan jelas aroma tubuh, kehangatan dan perlindungan menentramkan yang menguar dari tubuh Naruto ketika ia memeluknya sesaat lalu. Meski hanya sebentar, namun itu benar-benar membuatnya gila.

Lebih jeli dari sebelumnya, kedua bola mata lavender Neji bergerak liar kesana kemari mengekspos apa saja yang dapat di jangkau oleh pandanganya. Kepala bersura coklat panjang itu menoleh kekiri, dimana disana adalah tanah lapang beralas beton dengan beberapa ring di kedua ujung lapangan. Pencahayaan yang minim membuat lapangan basket tersebut gelap, hanya beberapa benda yang dapat Neji lihat berada di sana, selain bangku istirahat, ring dan beberapa pohon rindang di pingir lapangan tidak ada lagi yang nampak jelas.

Semuanya berjalan dalam diam, tidak ada satupun diantara mereka yang memulai pembicaraan. Setiap kelas yang mereka lewati tidak luput dari pengeledahan, dalam hal ini Narutolah yang berperan sebagai eksekutor karena adanya kejadian pertama membuat satu pemuda dan dua gadis yang bersamanya menolak mentah-mentah dengan berbagai alasan.

"Sebenarnya, mahluk macam apa mereka" Neji adalah yang pertama membuka suara, jujur saja, kepercayaanya di runtuhkan dengan sangat kejam malam ini. Hal-hal yang selama ini tidak perna ia percayai ada didunia, tiba-tiba muncul dihadapanya, bukan hanya sekali namun berkali-kali mahluk bertubuh ganjil tertangkap indra penglihatan, mulai dari bocah berambut putih, mahluk tanpa kaki yang muncul di dekat jendela, tukang kebun tanpa kepala, dan masih banyak lagi yang membuat bulu roman berdiri jika mengingatnya. Sumpah demi dada besar Hinata, Jika bukan karena Hanabi, Neji benar-benar sudah pergi sejak awal meningalkan tempat ini.

"Um?" dukung Hinata gak niat,

Pemuda bersurai kuning yang diampit dua gadis ini menoleh kearah Neji, keberadaan Hinata sama sekali tidak mengganggunya, postur tubuh yang lebih tinggi satu jengkal dari gadis Hyuga itu memudahkan ia memandang langsung kearah Neji tanpa terganggu, ketika melihat tatapan haus akan pengetahuan dari sepasang lavender, itu memaksa Naruto untuk mendesah. Neji adalah salah satu murid jenius di KHS, dan saat ini dia menginginkan pengetahuan darinya?

"Mereka hantu" singkat dan jelas.

Neji terdiam, ia menelan ludahnya terlebih dahulu sebelum kembali melontarkan pernyataan." Dulu aku tidak akan percaya dengan keberadaan mereka, namun setelah ini,,,," Seakan bermonolok sendiri namun bagi mereka yang paham sadar betul jika pemuda itu tengah bergelut dengan pikiranya, dalam kasus ini keyakinan.

"Keyakinanmu seolah menghianatimu heh?"

Meski mendapatkan pernyataan yang terkesan menghina, Neji nampak tidak menunjukan tanda-tanda kemarahanya, pemuda itu malah tersenyum seolah membenarkan." Benci aku mengakui omongan orang sepertimu, tapi kau benar!" dia mendesah memandang kedepan kearah belokan yang menghubungkan ke gedung berikutnya." Selama ini aku hanya menggangap semua hal gaib itu tak lebih dari bualan. Tapi saat ini, tepat di depan mataku?! Mungkinkah ini karma?"

"Di zaman modern ini, aku tidak menyalahkanmu, Neji. Begitu banyak orang yang hanya mengangap keberadaan hantu dan segala jenisnya sebagai mitos ataupun hal konyol. Sama sepertimu, pada awalnya akupun demikian,,," Karin menutup rapat bibirnya, ia mengerakan kakinya kearah samping ketika jalan yang mereka berempat lewati menemui akhir." Tapi karena si pirang sialan ini, pada akhirnya aku mulai percaya."

Sebelah alis Neji terangkat, kurang paham dengan maksud Karin mengatakan' karena sipirang ini'." Uzumaki –san,,," neji kembali mendesah ketika dua wajah menghadapnya. Ah dia lupa kalau marga Uzumaki ada di belakang nama mereka berdua," Karin, apa maksudmu dengan Si pirang ini?"

"oh itu karena—"

"Karin!"

Karin menegang begitu bisikan dingin menerpa pendengaranya, gadis dengan surai sewarna api ini mendongkrakan kepalanya kesamping. Dan hal yang selanjutnya ruby nya temui adalah safir terang yang seolah menyala di bawah penerangan koridor. Sadar atau tidak tubuh gadis ini menegang, ia tidak pernah melihat Naruto menatap seseorang sedingin ini selain pada kelompok Sasuke cs, ketika mereka di sekolah. Dan sekarang tatapan itu tertuju untuknya." N-naruto'~"

Sama sekali tidak mengurangi niatnya untuk menekan sang Uzumaki meski ketakutan mulai terpancar di sorot mata sang dara. Pemuda itu hanya mengeleng lemah, berusaha senatural mungkin agar sang Hyuga tidak mengetahui." Kumohon jangan di teruskan!" Perlahan tapi pasti tatapan itu melunak, kesedihan mulai nampak di iris blue safir ketika sang pemilik mulai mengulang kisah masa lalunya.

Di mana ia di jauhi, di caci, di bully dan di asingkan hanya karena mempunyai kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan arwah orang mati. Di sini dia telah bebas, mungkin agak menyesakan karena mereka yang mengakuinya sama sekali tidak mengenal siapa dia sebenarnya, namun untuk sekarang itu tidak masalah. Biarlah kebohongan ini hanya miliknya, biarlah mereka mengenalnya sebagai Uzumaki Naruto dan bukan Namikaze Naruto, anak kedua dari pasangan Namikaze Minato dan (Uzumaki) Namikaze Khusina.

Sorot mata sayu yang di pancarkan sang Namikaze menyentak Karin, dia yang awalnya mulai melongarkan dekapanya akibat takut dengan ancaman mata Naruto, pada akhirnya mengurungkan niatnya karena ia mulai mengerti kesalahan apa yang membut ia pantas mendapat peringata tersebut. Tidak tahu kenapa, namun matanya tiba-tiba terasa panas, dadanya sesak seakan ada beban ratusan kilo yang menimpanya dengan keras. Karin tidak suka ini, dia lebih senang melihat pemuda itu tertawa, memancarkan kehangatan dan keceriaan yang membuat mereka disekelilingnya merasa nyaman.

Sadar sepenuhnya akan kesalahanya, gadis Uzumaki ini kembali membenamkan lengan pemuda dengan masa lalu kelam itu semakin dalan di antara belahan dadanya. Menyampaikan tanpa kata permohonan maaf yang teramat sangat dalam.

Sedikit kisah telah Naruto ceritakan padanya mengenai masa lalunya, dari sana Karin mulai paham bagaimana Naruto selalu di kelilinggi ketakutan dengan sekitarnya, bukan pada hantu dan sejenisnya, namun pada manusia yang merasa jengah dengan keistimewaan yang dia miliki.

Menyembunyikan kemampuanya dari khalayak umum, berharap bias hidup normal seperti manusia lainya. Dari sekian banyak manusia di muka bumi, Karin adalah salah satu yang di beri kepercayaan mengetahui lebih jauh tentang' Uzumaki Naruto'. Dia telah di percaya, tapi apa yang dirinya lakukan? Selain menyusahkan pemuda ini, dia juga hampir membuka semua rahasia yang Naruto jaga. Astaga brengsek sekali dia, pantas saja Naruto marah.

" Maafkan aku,," kepala merah itu menyusup di leher samping si pirang, berharap kebodohanya mampu termaafkan .

"Hem"

Jawaban yang disertai remasan erat pada pungung tanganya sedikit membuat sang Uzumaki lega. Tidak perduli dengan bagaimana Hinata menatapnya tajam ataupun Neji yang mungkin mengangapnya wanita murahan. Apapun kata mereka, Karin tidak akan perduli karena dia tidak ingin sosok dalam rengkuhanya kembali menjauh seperti waktu itu, sunguh demi apapun dia tidak mau itu terjadi.

"Karin, kau belum menjawab pertanyaanku," Neji kembali mencoba mengalihkan perhatian sang gadis Uzumaki, namun tidak ada jawaban apapun yang keluar.

"B-Bisa kau jelaskan Karin—"

Naruto menghentikan langkahnya, hal ini otomatis membuat dua Hyuga dan Karin juga ikut berhenti. Hinata yang berniat ikut memberi pertanyaan untuk sang Uzumaki bahkan harus menunda karena hal itu"Tunggu disini!"

Ketika tanganya mulai di paksa merengang Karin berniat protes, namun mendapati senyum mentari itu, dia akhirnya diam dan menurut. Memilih melangkah mundur tiga langkah dari punggung kokoh si pirang,berdiri disamping Neji, yang hanya diam melihat sang Uzumaki membuka pintu ruang kelas pertama di gedung kedua mengunakan sekelompok kunci yang dia dan Hinata serta Konohamaru dapat dari pengurus sekolah.

Kritt,,,

Pintu terbuka pelan menghasilkan bunyi berdecit yang di hasilkan oleh gesekan engsel besi. Empat pasang mata mulai mempertajam pandangan mereka guna menembus kegelapam. Neji, Hinata dan Karin terdorong oleh rasa ingin tahu mulai melakukan gerakan- gerakan mengintip baik itu berjinjit, menunduk dan menyamping guna mendapatkan tempat bagus untuk melihat.

BRAK….

Tubuh ketiganya terlonjak mendapati pintu yang baru setengah terbuka tiba-tiba di banting kasar oleh si pirang. Karin mengelus jantungnya,memandang aneh pada punggung Naruto yang naik turun mirip orang selesai marathon. Hinata terdiam dengan kedua tangan saling terkait di depan dada layaknya orang berdoa. Dan Neji, dia yang sedikit merasa jengkel berniat menegur Naruto, yang masih mengengam erat hendel pintu.

" Apa yang kau lakuka—"

"CEPAT LARI"

Rahang Neji masih terbuka sebab ia belum menyelesaikan ucapanya. Mendapat bentakan/teriakan tiba-tiba itu kontan menghasilkan tanda tanya di kepala masing-masing. Ketiganya terdiam, tidak melakukan apapun meski sebuah peringatan telah diserukan.

"Ap—"

BRAK…BRAK…

Neji lagi-lagi mengurungkan niatnya utuk bertanya. Seingatnya di ruangan itu tidak ada tanda mahluk hidup, tapi kenapa ada suara hantaman dari dalam sana?

"Cepat pergi! Mahluk ini berbahaya"

Mendengar kata 'mahluk' dari mulut Naruto langsung membuat mereka paham bahwa ada sosok gaib yang berusaha menerobos paksa pintu yang masih dijaga oleh si pirang dengan sekuat tenaga. Karin yang pertama sadar menyeret Hinata, awalnya gadis bersurai dark blue itu menolak, namun setelah mendapat delikan tajam Naruto, akhirnya ia mau juga. Dua gadis berlari kearah kanan, sementara Neji masih diam ditempat.

"Apa yang kau lakukan, cepat pergi!" Rahang Naruto saling bergemretak, peluh mulai membanjiri kening begitu usahanya menjaga pintu dari, mahluk yang ada didalam ruang kelas mulai semakin sering memberikan dorongan ekstra, menuntutnya mengunakan tenaga lebih.

"Apa sebenarnya yang kau takutkan, sejak tadi mereka hanya menampakan diri saja! Mahluk-mahluk ini tidak akan menyerang, bodoh!"

Naruto mengeram, ingin sekali ia memberi bogem di wajah datar sang Hyuga, namun niat itu urung ketika merasa tenaga yang di keluarkan mahluk dibalik pintu semakin kuat menekanya." D-dia berbeda! Mahluk ini bukan hantu biasa, dia Youk— gahhhhh"

Naas untuk Naruto, sebelum bisa memberi penjelasan, sebuah hantaman sangat keras berhasil melontarkan pintu di depanya. Tubuhnya terpelanting menghantam lantai tepat di depan kaki sang Hyuga yang diam mematung melihat mahluk yang bisa menjebol engsel pintu.

Tubuh jenjang dengan balutan kimono abu-abu panjang menutupi hampir seluruh tubuh kecuali pergelangan tangan leher dan kepala, warna kulit pucat menyamai mayat, tangan-tanganya berjari kurus dengan kuku hitam tajam. Surai hitamnya terikat disangul dibelakang kepala, wajah tirus dengan dua bola mata merah haus darah dan bibir pucat dengan susunan gigi putih beserta empat taring panjang yang mencuat siap merobek mangsa.

Dari sekian banyak keanehan, lehernya yang teramat panjang lah yang membuat sang Hyuga membisu.

"I-itu-"

"Cepat lari, bodoh!" Tanpa menunggu persetujuan, Nartuo menendang bokong sang Hyuga, hal yang mungkin menjadi sejarah tersendiri untuknya nanti. Neji terpelanting, namun tetap bisa menyeimbangkan tubuhnya. Melihat kearah Naruto yang sepertinya berniat menjadikan diri sendiri umpan, terbukti dari tanganya yang melambai-lambai mencari perhatian sosok itu, membuat Neji mau tidak mau melangkahkan kakinya dengan secepat yang ia bisa. Terus berlari kelorong sebelah kiri, sesekali ia menoleh kebelakang melihat keadaan sang Uzumaki.

"Sial, aku seperti seorang pecundang saja!"

Seteguk ludah memasuki kerongkongan, pandangan mata menajam mengantisipasi semua pergerakan sosok yang ternyata Rokurokubi. Ketika sosok itu melangkah, Naruto mundur. Hembusan angin mendinginkan udara, namu tidak untuk tubuh si pirang yang malah berkeringat. Rasa takut jujur menjeratnya, melihat leher teramat panjang sosok di diepanya mengingatkan Naruto dengan siluman ular yang pernah ia lihat di buku dongeng maupun film tv.

"Apa maumu?" Pemuda berusia 16 tahun ini memberanikan diri menatap mata sang mahluk ganjil, kepala Rokurokubi yang teramat tinggi hingga hampir menyentuh langit-langit, mengharuskan pemuda itu untuk mendongkrak. Di tatap langsung layaknya mangsa oleh sepasang irtis bulat sewarna darah itu sukses mebuat ketakutanya semakin menjadi.

Sial,,kenapa dari sekian banyak hantu yang ada di KJHS adalah Rokurokubi? Naruto tidak mengerti kenapa Youkai ini ada disekolahan. Jika menurut legenda harusnya mahluk ini hanya sering berjalan-jalan untuk menakut-nakuti manusia. Di kelilinggi oleh aura-aura gelap menekan kewarasan di sekelilingnya membuat Naruto berdoa pada Kami-sama!

'Semoga dia hanya menakuti saja dan bukan untuk—'

Belum juga kelar pemuda itu berdoa, kepala Rokurokubi lurus kebawah layaknya elang menerkam kelinci. Cepat dan akurat, dua ujung tajam taring mengincar lehernya, berusaha menembus kulit dan daging untuk mencapai pembulu darah. Dengan segala kemampun yang Naruto kuasai, ia melompat kekanan. Lantai yang sedikit licin akibat embun mengakibatkan tekanan pada kakinya tidak seimbang. Sesaat setelah mendarat tubuh tinggi pemuda itu roboh, berusaha bangkit namun kepala Rokurokubi telah kembali menerkamnya dengan kecepatan yang sama

"sial!"

Duak…

Kaki yang terangkat itu sukses mengenai wajah Rokurokubi, meski tidak mampu melukai tapi naruto pantas bersyukur karena dengan itu setidaknya ia terlepas dari taring tajam sang Youkai yang mengincar lehernya.

"Apa sebenarnya yang kau inginkan?"

Tidak seperti sebelumnya yang langsung menyerang, mahluk itu terdiam, kepalanya melayang konstan dengan bagian leher meliuk-liuk mirip cacing kepanasan.

" Darah!"

Rokurokubi harusnya hanyalah hantu jail yang sering menakut-nakuti seseorang, namun selain itu Youkai ini juga mempunyai hal lain yang menakutkan selain panjang lehernya yang ganjil, dan itu adalah,,, dia senang mengkonsumsi darah.

"SIALAN"

Mengandalkan kedua kaki-kaki jenjangnya, pemuda Namikaze itu melesat kecang menghindari kepala bertaring Youkai wanita yang mengejarnya. Berlari sig-sag saat merasa jarak semakin dekat, melesat kencang begitu serangan Rokurokubi gagal. Hal itu terus di lakukan sampai energinya terkuras.

"GLORIA"

Di suguhi pemandangan bulan purnama dengan bintang-bintang berkelip yang berperan layaknya kunang-kunagg memperindah hamparan langit kelam malam. Awan tipis berbagai bentuk silih berganti melewati netralnya. Udara sejuk angin malam menyegarkan tubuh hingga kebagian terdalam, menerbangkan helaian surai coklatnya yang bergelayut manja mengikuti kemana sang angin berhembus.

Bibir mungil sewarna cheri itu tertarik keatas, mengulas senyum teduh ketika tanpa sengaja sekumpulan awan membentuk wajah atau bentuk hewan yang menurutnya lucu dan pantas untuk di apresiasikan. Tubuh kecil berbalut seragam sekolah dasar itu mengeliat beberapa kali untuk mencari posisi ternyaman, tidak perduli meski tempatnya berbaring bukanlah ranjang busa maupun karpen wol.

Semuanya serasa menyenagkan, pikiranya melayang jauh melintasi alam imajinasi. Membayangkan bagaimana dirinya yang seorang peri berlengak lengok ria melintasi langit, terbang tingi menyusup di awan layaknya jarum pada kain.

"Kau suka?" Kelopak mata lentik itu terbuka, menampilkan pada sang bulan warna yang sama denganya.

" Yah,,, terimakasih" Dia kembali tersenyum, menatap kesamping di mana sesosok gadis kecil bersurai pirang pucat tengah duduk dengan menghadap keatas, ikut menikmati panorama malam.

Gadis atau l;ebih tepat dikatakan bocah ini menghentikan aktifitasnya menghitung bintang, menghadap kesamping memberi senyum lebar untuk bocah disebelahnya." Apapun untuk temanku!"

A/N: awalnya gw berencana mau jadiin chap ini sebagai akhir arc, namun mengingat kondisi gw saat ini yang,,, yag kurang dana dan gak ada media pengetikan maka akan jadilah seperti ini, mencicil hahahahah,,,,

Untuk saran yang kalian usulkan, agaknya gak sesuai ama cerita ini kedepanya, jadi maaf ya kalau gak bias gw pakai!

Rokurokubi

Hantu atau Yaoukai adalah salah satu mahluk yang dipercayai masyarakat jepang dimana mempunyai bentuk hantu wanit berleher sangat panjang. Hantu ini digambarkan mengenakan kimono jepang dan rambut disangul. Hantu rokurokubi berasal dari mitos yang berkembang pada zaman Edo, pada saat itu ketradisionallisme masih kenal dianut oleh masyarakat jepang

Rokurokubi adalah hantu wanita yang memiliki leher sangat panjang, menurut kepercayaan, hantu ini merupakan jelmaan wanita cantik yang telah melangar aturan yang ada didalam agama buda( sebagian besar masyarakat jepang menganut agama Sitto) karena itulah wanita tersebut dikutuk oleh Budha hingga pada akhirnya memiliki leher sangat panjang. Sebagian penduduk percaya kalau hantu ini pada siang hari akan berbaur dengan masyarakat umum, dan akan menjadi sosok Rokurokubi ketika malam hari, bahkan ada yang mengatakan mereka pernah menjalin kasih bahkan menikah dengan manusia.

Rokurokubiadalah salah satu Youkai atau hantu yang tergolong jahil, dia basanya keluar malam hari dan menakutnakuti seseorang yang berjalan sendiri. Sebagian masyarakat mengangap mahluk ini tidak jahat tapi hanya Jail. Namun meski begitu banyak masyarakat jepang yang mulai waspada dengan rokurokubi karena tingkat kejahilanya yang sudah masuk dalam tahap berbahaya sehingga mereka menyebutnya youkai atau hantu jahil. Salah satu kejahilan rokurokubi yang melewati batasadalah kesukaanya menghisap darah.

Segini dari gw mengenai hantu di chap ini, jika kurang puas silakan cari di google.

Hanya ini yang bias saya sampaikan untuk saat ini. Untuk yang nanya pair,, kalian bias tebak sendiri seiring berjalanya waktu,,

Dan untuk yang pengin hinata balik ama naru kayaknya berat,, namun tidak menutup kemungkinan semua itu.

Cukup sekian dari Gw Karasumaru.666,,,sekiranya ada salah kata yang menyinggung gw mohon maaf yang sebesar-besarnya….