Katekyo Hitman Reborn! © Amano Akira-sensei
I'm Straight!—Oh, Forget it © prof. creau
Warning: OOC, AU, typo, bad EYD, etc. aaand don't like, don't read~ (a bit of AxTYL!18 and his name is just Hibari, different person of Kyo-kun :3)
Hope you like it! ;)
.
.
#3 It Should be a Date, Author! (Yea, I know)
Daemon Spade, guru muda berumur dua puluh sembilan tahun itu dibebaskan dari dinginnya sel tahanan. Ternyata semua yang telah terjadi hanyalah kesalah pahaman. Sesungguhnya ia hanya ingin menolong Tsuna karena saat di gym, ia melihat anak itu terjatuh dari tangga. Kyoya yang datang di saat tidak tepat malah mengira guru itu akan berbuat jahat kepada Tsuna. Menurut pengakuannya, ia selalu datang ke gym itu hanya untuk makan coklat. Kata dokter, ia tidak boleh makan makanan yang manis, termasuk coklat. Tapi, memang sejatinya ia berjiwa anak muda yang menentang orang tua—dasar lupa umur!—Ia melanggar pantangan itu.
Kasus ditutup!
Alaude menghembuskan napas lega karena yang terjadi tidak sesuai spekulasinya. Berarti ia tidak dijadikan bakpao oleh kakaknya. Malam pengantin tanpa wujud sebagai bakpao. Oh, yes. Tapi biar bagaimanapun hal itu tetap takkan pernah terjadi karena sampai detik ini ia masih singlet! HAHAHA—oh, maaf typo. Harusnya single.
Padahal umurnya sudah dua puluh delapan tahun namun, sampai sekarang ia belum dapat jodoh. Kasian amat sih lu, tong. Ganteng-ganteng jones. Perlu dibuat sinetronnya gak nih?
"Berisik…" katanya seraya memijat kepalanya. Mendengar ocehan tidak berguna membuatnya pusing—apalagi kalau ngomongin soal jodoh. Single selama dua puluh delapan tahun bukan kemauannya tahu!
Ketika koleganya sudah memeluk istri, ia masih memeluk guling. Ketika koleganya sudah menggendong anak, ia masih menggendong keponakan—yang ujung-ujungnya ditonfa karena Kyoya tidak suka digendong. Ketika koleganya memamerkan sang istri kepada publik maka, Alaude tetap tidak mau kalah. Ia balas memamerkan kakaknya yang cantik sebagai istri. Ditembaklah ia oleh suami kakaknya—maksudnya ditembak pakai pistol bukan dalam artian itu—Reborn.
Iya… suami kakaknya itu Reborn.
Reborn ditambah Fon sama dengan Kyoya.
Pantas Kyoya punya sifat seperti itu… ah, tapi Reborn sifatnya gak gitu-gitu amat. Ini pasti sifat turunan mamanya. Sifat yang selama ini disembunyikan oleh Fon. Dibalik wajah polosnya itu, ia menyimpan sifat yang haus akan pertarungan. Ngeri juga ya…
Seseorang masuk tanpa ijin. Berani-beraninya ada orang yang mengganggu waktu kerjanya! Alaude meletakan pulpennya dan melihat siapa manusia sialan yang masuk sembarangan. Ia akan memborgol orang itu dan membawanya ke penjara. Oh, ternyata itu Reborn. Ia urungkan niatnya. Biarlah. Melepaskan ikan teri adalah pilihannya—hey! Ia tidak takut pada iparnya! Jangan berpikiran yang tidak-tidak!
Reborn menghampirinya dan duduk di sana. Alaude menatapnya tajam. "Mau apa ke sini?" tanyanya pada intinya. Orang ini cukup berbahaya—tidak, ia tidak takut pada iparnya.
"Aku datang ke sini untuk mengecek keadaanmu. Masih jones seperti biasanya?"
Pisau imajiner mendarat di jantungnya. "Pertanyaan itu tidak perlu dijawab." Ia tersenyum kecut menanggapi pertanyaan Reborn.
"Jangan sinis begitu. Aku ke sini justru ingin menawarkan sebuah kencan untukmu." Reborn menyeringai. Seringai mautnya bisa meluluhkan hati seorang Fon. Berbeda dengan Fon, Alaude menganggap seringai itu sebagai hal yang janggal.
'Mendadak baik… pasti ada maunya.' biarlah hatinya yang berbicara. Ia tidak mau mengatakan langsung pada orangnya. Nanti tersinggung—sekali lagi, bukan karena takut pada iparnya. Hell to the o, hello! Kita sedang membicarakan Reborn di sini. Orang itu harus selalu diwaspadai.
"Jangan berpikir begitu, Alaude-kun. Aku kan ipar yang baik maka dari itu, aku berniat mencarikanmu jodoh." Wajahnya dibuat seterluka mungkin tapi gagal. Alaude benar-benar lupa kalau iparnya ini bisa membaca pikiran. "Bagaimana? Mau atau tidak?"
"Terserah."
"Aku anggap sebagai iya."
.
.
Makan siang di sebuah restoran adalah hal yang dipilihkan Reborn untuk dirinya dan teman kencannya. Pakaian yang ia kenakan tidak formal, yang penting ganteng. Hanya kaos abu-abu dan sweater hitam. Tak lupa ia pakai celana, kalau lupa bakal dicela habis-habisan oleh authornya. Celana berbahan jeans dan sabuk coklat sebagai bawahannya.
Rambut platinum blond-nya sudah diberi minyak rambut. Gayanya dibuat agak spikey, hasil tata sendiri. Jika Fon yang tata nanti malah dikepang dan disematkan jepit. Dasar kakak menyeramkan, lupa kalau adiknya itu laki-laki tulen—atau mungkin ia memang sengaja karena ingin punya adik perempuan? Hari ini ia tampil beda demi bertemu teman kencannya.
"Ih, bau! Bau! Baunya aneh!"
"Apa yang kau bicarakan, herbivore?"
"Itu tuh, orang yang di belakang kita bau banget!" kata Tsuna sambil menutup hidungnya dan membuat ekspresi menderita.
Alaude kenal kedua suara itu, apalagi yang pakai kata 'herbivore'. Di dunia ini cuma keponakannya yang memanggil setiap umat manusia dengan 'herbivore' walau mereka pemakan daging sekali pun. Alaude menengok ke sumber suara. Kepala coklat dan hitam menyembul dari kursi itu. Ia melihat Tsuna yang sedang menutup hidung dan Kyoya yang hendak memakan hidangannya. Oh, jadi yang mengatai ia bau itu Tsuna… berbeda dari papanya, ia termasuk anak yang blak-blakan tapi, orang-orang sekitar malah salah mengartikan sebagai kepolosan anak kecil yang imut.
Ia menatap tajam pada anak bersurai coklat itu dan Tsuna malah bersikap biasa saja. Tidak takut sama sekali. Efek menempel terus dengan Kyoya. Tadi dia bilang kalau dirinya itu bau. Ah, masa sih?
Ia cium dirinya sendiri.
Tidak kok. Ia tidak bau… kecuali yang dimaksud Tsuna adalah minyak rambut yang ia pakai. Sebelum berangkat ia mau tampil lebih ganteng dari biasanya makanya, ia pakai minyak rambut… yang sedikit banyak. Oh, sial. Ia tidak ingin memberi kesan yang buruk. Bagaimana kalau teman kencannya tidak menyukai wanginya? Bagaimana kalau teman kencannya langsung muntah-muntah? Bagaimana kalau teman kencannya meninggalkannya dan ia gagal nikah? Ah, yang terakhir itu sudah biasa.
Ia melihat arlojinya. Masih sempat untuk membeli parfum dan kembali ke sini. Oke, ia berankat ke toko parfum terdekat. Setelah mendapatkan parfumnya, ia segera kembali ke restoran secepat mungkin. Untung saja teman kencannya belum datang. Bisa jatuh imejnya kalau teman kencannya tahu bahwa di hari pertama mereka kencan, laki-laki datangnya terakhir.
Sebelum ia menyemprotkan parfum itu, ponselnya berbunyi, menandakan panggilan masuk. Ia melihat caller ID-nya. Oh, rupanya Yakizaki. Ada apa bawahannya menelponnya? Apa jangan-jangan ada sebuah perampokan lagi? Atau pembajakan kereta? Ck, yang mana pun bisa mengakibatkan kegagalan pada kencannya kali ini. Semoga saja tidak ada kasus. Ia mengangkat panggilan itu ke tempat yang lebih pribadi. Toilet.
Sementara itu, di sebuah meja yang menyediakan kentang goreng, hamburger steak, pasta, juga eskrim. Tsuna melihat kepergian pamannya yang sedang mengangkat telpon. Sebenarnya, Alaude itu bukan pamannya. Dia adalah teman papanya. Tapi toh papanya sendiri yang menyuruhnya memanggil pria berkebangsaan Prancis itu paman. "Kyo-kun, tadi aku lihat Paman Alaude membeli parfum… mau cek?" tanya anak itu.
Kyoya yang sedang menikmati hamburger steaknya merasa terganggu. "Cek saja sendiri!" masih tetap ketus seperti sedia kala. Ia masih belum terima bahwa tuan putri cantiknya berubah jadi laki-laki. Ini ceritanya mirip Beauty and The Beast. Beast itu berubah jadi pangeran tampan sedangkan Tsuna berubah jadi laki-laki—wait, dari dulu ia memang laki-laki. Kyoya-nya saja yang baru sadar. Lagipula, kalau Tsuna Beast-nya, masa ia Beauty-nya?! Ia tidak terima! Ditusuk-tusuknya hamburger steak itu.
"Kyo-kun juga harus ikut ngecek sama Tsunaaa!" rengek Tsuna. Dari tadi ia penasaran dengan parfum itu. Siapa tahu itu adalah parfum yang dipakai oleh nenek sihir pada kartun yang sering ia tonton di pagi hari bersama papanya. Jangan tanya mengapa papanya masih suka nonton kartun. Please. Authornya udah disogok untuk tidak memberitahu. Tsuna geret Kyoya menuju meja Alaude.
Kepala hitam dan coklat menyembul dari meja. Mereka berdua memperhatikan parfum itu. Botolnya berbentuk segitiga dan berwarna ungu. Aroma citrus menguar dari ujung botol itu. "Wangiii~" komentar Tsuna. Lain Tsuna maka, lain juga Kyoya. "Hueek!" katanya. Kenapa pamannya harus membeli parfum yang baunya menyengat begini sih?
"Kyo-kun kenapa? Padahal wangi lho~"
"Wanginya tidak enak."
"…Kyo-kun benar. Siapa tahu juga temannya Paman Alaude tidak suka wanginya. Kita harus berbuat sesuatu!" saran Tsuna. Ia sangat peduli pada pamannya itu walau baru sekali-dua kali ketemu. Teman papanya adalah keluarganya juga.
Kyoya mengambil pasta milik Tsuna. "Bagaimana kalau dicampur ini?"
Tsuna mencium wangi pasta miliknya. "Wangi! Ayo, kita campurkan!" Tsuna mengambil saus pasta itu dan Kyoya membuka tutup parfumnya. Tsuna memasukan saus pastanya ke dalam parfum. Ah, ia jadi ada ide! Ia ambil saus kentang gorengnya. Wanginya enak! Pasti teman pamannya akan menyukainya! Saus cabai itu pun ikut dimasukan. Giliran Kyoya yang mengocok botol parfum itu.
Setelah selesai, mereka kembali dan berperilaku seolah di dunia ini tidak pernah terjadi apa-apa.
Setibanya Alaude dari toilet, ia langsung duduk dan menyemprotkan parfum yang baru dibelinya.
.
.
.
.
'Citrus macam apa yang wanginya seperti ini?' katanya dalam hati. Perasaan ketika ia akan membeli parfum ini, ia mencobanya dulu dan wanginya tidak seperti ini. Uh… seperi aroma cabai. Pandangan Alaude kembali menangkap dua anak kecil yang berada di depannya. Tsuna dan Kyoya pamer jempol padanya. Niatnya kasih semangat gitu.
Oh, jadi mereka yang membuat ulah. Sepulang kencan ini, ia akan langsung menahan Giotto di sel tahanan karena gagal mengurus anak dan ke rumah suami kakaknya—tempat Fon dan Kyoya saat ini tinggal—untuk sekedar silaturahim. Tidak kok. Dia tidak takut pada iparnya.
Ia kembali mencium aromanya sendiri…
Kayak cabe-cabean.
Title cabe-cabean Prancis boleh juga tuh, walau terdengar agak najis.
Sudah tidak ada waktu untuk membeli parfum. Lagipula, apa jadinya kalau ditambah wewangian lagi? Yang harus ia lakukan adalah mengganti pakaiannya. TAPI WAKTUNYA TIDAK ADA! OH, TUHAN!
Bagaimana ini? Teman kencannya akan datang sebentar lagi! Ia mengambil ponselnya dan membatalkan acara kencannya kepada Reborn tapi, tidak jadi. Ia bukan seorang herbivore yang Kyoya lontarkan padanya. Harus tetap stay cool walau bau cabe-cabean.
Ah, Reborn juga pelit sekali memberi informasi tentang teman kencannya. Ia hanya diberi tahu ciri-ciri fisiknya saja. Rambutnya hitam pendek, lumayan tinggi, wajahnya oriental—sial, dimana Reborn? CIRI-CIRI FISIK ITU TERLALU UMUM! APALAGI DI JEPANG INI! Kalau saat ini ia berada di Prancis sih, iya aja. Ciri-ciri fisik seperti itu memang langka tapi masalahnya dia di Jepang!
Rambutnya hitam pendek? Oh, Tuhan! Di restoran ini hampir semuanya berambut hitam. Ada beberapa yang pendek tapi mereka datang dengan pasangan bahkan ada yang sudah membawa anak. Lumayan tinggi? Ada kemungkinan teman kencannya itu seorang model. Di sini yang agak tinggi cuma sedikit. Wajahnya oriental? Seriously, God… why are You Testing him?
"Alaude-san?"
Sebuah suara menyadarkan ia dari lamunannya. "Iya?" Alaude tidak kenal dengan pria di hadapannya ini. Mengapa ia bisa tahu namanya? Apa jangan-jangan dia itu musuhnya? Pekerjaannya sebagai kepala polisi membuatnya memiliki banyak musuh.
Pria itu tersenyum. Senyum yang menawan. "Wao, ternyata benar kata Reborn, menemukanmu memang mudah. Apalagi dengan warna rambut seperti itu." ia langsung duduk di hadapan Alaude.
Pemilik warna rambut yang jarang itu berpikir sebentar. Reborn… orang itu mengatakan sesuatu tentang iparnya. Apa hubungan Reborn dengan pria ini? Sebelum ia bertanya tentang banyak hal, pria itu berkata, "Aku Hibari, teman kencanmu, Alaude-san."
Alaude pasang muka bad poker face…
JADI TEMAN KENCANNYA LAKI-LAKI?!
Gak keponakan, gak paman, sama-sama kena troll authornya. Seng sabar toh, le. Penderitaanmu baru dimulai. Tapi tidak apa-apa. Berhubung author sedang berbaik hati jadi, kamu akan melepaskan label 'jones' secepat mungkin. Tenang saja, tenang. Tunggu chapter depan. Masa-masa kencanmu yang indah bersama Hibari akan dimulai.
"Author, you bas—"
TBC!
Maap yaa 1827-nya dikiiit amat. Sekarang lagi fokusin buat ngetrollin Alaude dulu. Terima kasih telah membaca! Saran dan kritik diterimaaa~