Title : "RIBENJI" (DENDAM)

Rated : M (Violence)

Pairing : No pairing

Genre : Adventure, Action, Gore, Hurt/Comfort, And Tragedy.

Summary :

dia dikhianati, dia dipenjara, dan dicap sebagai PENGHIANAT/ tidak ada satupun sahabatnya yang datang untuk menjenguknya dipenjara. orang yang disukainya dan orang yang menyukainya pergi meninggalkanya/ hingga kenyataan dunia mengubahnya/ dia kembali dengan dendam yang membara kepada dunia shinobi/ bersetting tujuh tahun setelah perang dunia ninja ke4/ warn: Violence, Strong !naru, Rinnegan, Full power of Juubi.

untuk postur tubuh Naruto, saya menirunya dari Carakter Jin kazama, tekken.

.

.

.

.

.

"Orang tenang yang habis kesabarannya jauh lebih berbahaya ketimbang orang yang Pemarah!"

-Anomin.

.

.

.

Warning : Yang tidak suka, dipersilahkan menekan tombol Back, di layar smartphone, anda!

.

.

.

.

Enjoy!

.

.

Chapter 10

.

.

.

.

.

Amarah Para "Penguasa" [Part-2]

.

.

.

''Siapa yang sebenarnya 'Cahaya' ?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

...

Langit gelap itu terus bergemuruh dengan keras, sesekali kilatan disertai sambaran halilintar menggelegar membelah angkasa. Menambah aroma mencekam dan menakutkan yang kian terasa.

Jeritan tak berujung bergema, dari genangan darah manusia-manusia yang merasa tak 'berdosa'. Kenapa kemalangan ini terjadi... Kenapa harus mereka yang di 'korbankan' demi sebuah ambisi...?

Sementara itu disuatu tempat yang gelap, terlihat samar-samar siluet merah yang terlihat sangat menakutkan.

"Aku pikir, ini sudah melampaui batas..."

.

..

^The Marvell Studios Fanfict^

..

.

"Arrrrggggghhhhh-"

"Buagghh!"

"KATAKAN!" Bentak pria pirang itu, murka.

"Greeepp!"

Ditariknya kembali kepala dewa itu, kemudian dihantamnya lagi.

"Bruagghh!"

Belum sempat menghela nafas, kepala Susanoo kembali dicengkeram, kemudian ditusuknya kedua bola mata sang dewa dengan kedua jempolnya.

"Cruak-"

"ARRGGGGGHHHHHHH!" jerit sang dewa tiba-tiba penuh kesakitan. Tubuhnya reflek bergoncang karena tak kuat menahan rasa sakit yang muncul secara mendadak itu.

Sementara Naruto semakin tidak terkendali, kedua jempolnya semakin menekan kuat kedua pupil yang telah hancur itu. Menekan kuat-kuat kedua rongga mata itu.

"AMPUN-ARGGGH-AAMMMPUUNNN!" teriak dewa perak itu histeris. Kedua tangan pucatnya menepuk-nepuk pergelangan tangan pria kuning itu, putus asa.

"KATAKAN!" Desis pria kuning itu, dengan mata menyala.

"TIDAK!" balas dewa itu cepat.

Naruto terdiam. Reflek genggamannya terlepas. Tubuh sang dewa jatuh, namun seketika sosoknya beringsut, merayap menjauhi pria kuning itu.

"Se-sekalipun kau me-menghabisi ku, AKU TIDAK AKAN PERNAH MENGATAKANNYA!" teriak dewa itu dengan wajah kacau. Rambut peraknya awut-awutan dengan kedua mata yang telah buta, yang tak henti mengeluarkan darah.

"Tap.."

Naruto melangkah, tubuh kekarnya sekarang diselimuti aura ungu kehitaman. Menandakan betapa buruknya suasana hatinya sekarang.

"Tap.."

Dewa yang telah buta itu bergetar, sambil menoleh ke kiri-kanan, dengan posisi tengah tertelungkup.

"Tap.."

"..Maka MATILAH!" desis Naruto keras, sambil menginjak punggung dewa itu.

"DUAGGGHHHH!"

"KRAK-"

"DUAAGGHH!"

"DUAAGGHH!"

"DUAAGGHH!"

"DUAAGGHH!"

"DUAAGGHH!"

"DUAAAAGGHHH!"

Hantaman terakhir seketika menghancurkan punggung sang dewa. Yang seketika membuat sosoknya bungkam untuk selamanya.

Darah tergenang disekitaran tubuh yang telah menjadi mayat itu. Wajah sang dewa menampilkan ekspresi yang sangat memilukan.

Namun tepat ketika pria pirang itu hendak menginjak kepala sang dewa, tiba-tiba saja tanah bergoncang dengan hebat. Langit bergemuruh, awan-awan hitam tercipta seketika dan secara mengejutkan muncul segerombolan, bukan.. Lebih tepatnya jutaan burung-burung berwarna putih dengan mata merah menyala yang terbang tepat diatas Naruto, terbang dengan formasi berputar sambil mengeluarkan suaranya, yang lebih terdengar seperti jeritan yang mampu membuat siapapun menjadi bergetar ketakutan.

Naruto sendiri hanya berdiri, sambil mengadah menatap fenomena mengerikan itu. Dan kian lama, jumlah burung-burung itu kian bertambah, seolah-olah menutupi angkasa. Sambil terus menjerit.

Dan sebuah hal mengejutkan terjadi, mayat 'Penguasa Lautan' itu tiba-tiba terangkat keangkasa sambil memancarkan sinar putih yang menyesakkan mata. Terangkat, hingga berada tepat ditengah-tengah 'lubang' langit yang terbentuk dari formasi burung-burung itu.

Cahanya putih nan menyilaukan itu kian pekat, dan...

"BLAAARRRRRR!"

Sebuah ledakan besar pecah di angkasa, menutupi langit dengan cahaya putih. Menimbulkan suara dengungan yang mampu memecahkan gendang telinga, bagi makhluk yang mendengarnya.

Ditengah-tengah kondisi itu, secara perlahan tetesan-tetesan air berjatuhan dari langit, turun dengan suara yang khas takkala membasahi tanah yang tergenang darah itu.

Naruto berdiri diam, sambil menutup matanya. Meresapi sejenak ketenangan yang mengalir.

Namun tak lama, kedua kelopak itu kembali terbuka menampilkan iris merah menyala yang sekarang tengah menatap langit, menatap datar sebuah gumpalan merah diselimuti api, yang tampak jatuh, turun dari langit dengan kecepatan tinggi itu.

"Wrussshhhhhh!"

"Bruaggghhh!"

Benda misterius itu jatuh menghantam tanah dengan kuat. Ditengah-tengah hujan lebat itu seketika asap pekat bertebaran. Tak lama, siluet sosok berbadan besar bermata merah menyala tampak dari balik asap yang berterbangan itu.

Naruto berdiri diam, sorotnya menatap dengan datar.

"Srakkk-"

"Tap.. tap.."

"Merepotkan..."

"..."

"Kalian para Manusia, hanya menimbulkan kerusakan dan kebinasaan..."

"Tap!"

Sosok itu muncul. Tubuhnya dibaluti armor merah khas seorang Samurai, dengan pelindung dada berbentuk wajah moster bertanduk bergigi runcing, berhidung dan bermata yang besar. Sementara kepala sosok itu dilapisi helm perang. Dengan wajah berkulit hitam keunguan, mata merah melotot, dan bibir yang tak henti menyeringai, menampilkan gigi-gigi kuningnya nan menyeramkan.

Tatapan sosok itu bergulir.

"Begitu..."

"..tap.."

"Jadi si 'Iblis Laut' telah tumbang..." desis sosok itu, sembari menatap lurus kearah pria kuning itu.

"Sraagg-"

"Aku Bishāmon, atau yang layaknya dikenal sebagai 'Dewa Perang'!"

"Dan aku harap, kau masih memiliki sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhmu yang lemah itu..."

"Karena jika tidak-"

"Slasshhhhh!"

Naruto reflek mundur kebelakang. Sosoknya kemudian berdiri tegap, sembari menatap datar kearah cairan merah yang mengalir keluar dari luka sayatan tunggal di dada bidangnya itu.

Sementara sosok diujung sana tampak menyeringai. Ditegakannya tubuh berlapis armornya.

"Cukup menarik..." desisnya pelan, dengan lidah terjulur, menjilati noda darah yang tertempel di bibirnya.

"Semua makhluk memang memiliki darah, tetapi sangat tidak menyenangkan bukan..." ujarnya sambil menatap goresan luka di dada Naruto yang terlihat kembali menutup.

Seringai iblis tercetak dibibirnya.

"SLAAAHH!"

Sosok yang mengaku sebagai dewa perang itu tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Naruto,

"Greeepp!"

Kedua kelopak mata pria pirang itu sontak melebar perlahan, apalagi menyadari lehernya tengah dicekik dan diangkat tinggi-tinggi.

"Syuuuttt!"

"Kematianmu sudah dekat!" desis dewa merah itu menyeringai.

...TBC...

A/N : pertama saya ucapkan beribu maaf kepada seluruh readers pembaca setia Fict Ribenji ini. maaf atas keterlambatan up dan jumlah wordnya yang sangat kurang dari up ke up.

bagaimana lagi kesibukan semakin bertambah, jadi saya meminta pengertian dari readers semua.

dan juga karena terburu-buru, sepertinya sesi tanya jawab di chapter ini sementara tidak bisa saya tulis, karena waktu yang cukup mempet. tetapi di chapter depan akan saya usahakan.

Ok sekian dari saya, semoga para readers mengerti. Dan tolong, bila ingin berkomentar, mengkritik, atau memberi saran, tolong gunakan kata-kata dan bahasa yang sopan dan membangun. Karena hal itu sangat saya hargai, dan saya hormati.

Sampai jumpa di chapter depan.