Minna-san, mumpung sekarang libur sekolah, diriku akan update. Ehehehe... Saya merasa bersalah karena terlalu lama meng-update chapter 6. Hikz... Dan diriku dalam keadaan sakit. Tapi gak apa-apa. Sakit diriku gak parah kok. Ehehehe... Dan sekarang ini kokoro sedang dalam keadaan pemulihan berkat anime-anime berisi cowok ganteng yang di kasih teman. Hah... Saking jones-nya diriku di mata mereka? #pundung. Ohh ya, daripada mendengarkan diriku curhat, mending kita simak saja chapter 7.
Ngomong-ngomong, bagaimana dengan chapter sebelumnya? Bagus kah? Membuat penasaran kah? Atau... Biasa saja kah? Semoga chapter kali ini bagus. Mumpung sedang dihujani ide dan diriku tidak akan melewatkan kesempatan. Terima kasih yang sudah mau me-review dan sabar menunggu kelanjutan cerita ini dan terima kasih juga untuk silent reader yang membaca cerita ini
Summary: Tak terasa kini hampir sebulan sudah berlalu. Tepatnya kini tinggal 1 hari sebelum ekspedisi. Survey Corps didatangi oleh seorang perempuan dan seorang laki-laki yang mencari Elica dan teman-temanya dan menyuruh untuk kembali karena misi mereka telah gagal. Kira-kira kenapa ya? Dan ada apa dibalik ekspedisi kali ini? Sebenarnya apa rencana Erwin? RnR please *puppy eyes*
Title: Lifesaver From Future
Chapter: 7
Rate: T
Disclaimer: Shingeki no Kyoujin milik Hajime Isayama-sensei. Kecuali OC, percakapan, dan plot yang berubah
Warning: OOC (mungkin), typo (mungkin), kata-kata yang belum sempurna, plot yang kurang bagus, mengandung beberapa kata ambigu, dll
Pair: Levi x OC
Minna-san, kita baru saja menyaksikan upacara rekruit kandidat bukan? Dan Erwin berkata Survey Corps akan mengadakan ekspedisi sebulan lagi. Ya kan? Nah, sekarang kita akan melewati waktu. Kini, tepat sehari sebelum ekspedisi, semuanya sibuk mempersiapkan diri. Ada yang latihan, ada yang melakukan tugas seperti biasa, dan ada juga yang tidak melakukan apa-apa. Para superior? Mereka sedang rapat rencana sebelum rencana tersebut disebarkan ke semua anggota Survey Corps.
Di saat itulah, sebuah ledakan terjadi di lapangan headquarter. Semua anggota Survey Corps pun berkumpul di lapangan. Termasuk para superior yang sedang rapat rencana. "Oi, apa yang terjadi?" heichou tercinta kita, Levi adalah orang pertama yang sampai di lapangan. Erwin, Hanji, dan Mike menyusul dari belakang. Ketika asap dari ledakan menghilang, mereka bisa melihat seorang perempuan berambut abu-abu memakai baju shinigami yang sama seperti teman-teman Elica.
"Siapa kau? Mau apa kau ke sini?" tanya Levi.
"Jangan bicara seperti itu padaku, manusia. Kau pikir kau siapa?" ucapnya dengan nada sombong. Hal itu sukses memunculkan 4 guratan siku di kepala Levi.
"Jawab aku, manusia. Di mana Arleigh Elica? Kalian menyembunyikannya? Jika kalian tidak mau menjawab, bersiaplah kehilangan kepala kalian" suruh perempuan itu.
"Dengarkan aku dasar shinigami tidak sopan. Kau seenaknya membuat ledakan di lapangan kami hanya untuk membuat kekacauan dan mencari bocah nyentrik itu? Sebenarnya siapa kau?" Levi mulai emosi.
"Kau tidak perlu tau hal seperti itu. Sekarang jawab aku. Mana Arleigh Elica?" tanya perempuan itu lagi. Levi hendak maju sampai sebuah suara menghentikannya.
"Jika aku jadi kau, aku tidak akan maju, heichou" Levi kenal suara ini. Begitu juga perempuan itu.
"Muncul juga kau. Tunjukkan dirimu" suruh perempuan itu.
"Kau buta ya? Aku sudah di sini sejak tadi" Elica ada di sebelah Levi.
"Oi, bocah nyentrik, sebenarnya siapa shinigami tidak tau sopan santun ini?" tanya Levi.
"Maafkan perilakunya, heichou. Dia memang tidak sopan" Elica maju dan berdiri di hadapan perempuan itu.
"Kau berani menjelek-jelekkan aku di depan manusia, dasar monster?" tanya perempuan itu. Elica pun terdiam. Sesaat kemudian, teman-teman Elica muncul dengan tatapan seperti yandere.
"Kau bilang apa barusan hah?" tanya Alva.
"Jangan pikir karena pangkatmu lebih tinggi dari kami kau bisa seenak saja. Kami tidak takut padamu" ucap Brune.
"Dasar tidak tau terima kasih" umpat Clarimond.
"Elica, haruskah kami memotongnya?" tanya Elsie bersiap mencabut pedangnya. Elica pun tertawa.
"Hahahahahaha... Sebaiknya jangan. Dia anak kepala divisi. Sedikit goresan saja, kepala kalian bisa hilang lho" kata Elica. Lalu tatapan Elica pun langsung menajam. "Hanya saja, aku dengan sopan ingin meminta kau berhenti memanggilku monster, Emestine Emory. Aku sudah pusing dengan semua julukanku di masa depan" ucapnya dengan nada yang sangat datar.
"Tch. Aku, wakil dari kepala divisi, memerintahkan kalian untuk kembali ke masa depan sekarang juga" suruh Emestine. Teman-teman Elica terlihat kaget. Tidak dengan Elica yang masih menatap Emestine dengan tatapan tajam.
"Kenapa? Aku pikir kepala divisi sendiri yang menyuruh kami menjalankan misi ini" ucap Clarimond.
"Kalian sudah lupa apa yang di katakan oleh kepala divisi sebelum kalian ke sini?" tanya Emestine.
"Jangan sampai berhubungan dengan manusia" ucap Elica. "Aku ingat sekali hal itu. Memang kenapa?" tanya Elica. "Jangan bohong kau, monster. Sekarang ini kau sedang berhubungan dengan manusia. Karena kalian gagal memenuhi persyaratan, kembali ke masa depan sekarang! Kepala divisi akan mengirim orang lain untuk menjalankan tugas ini" suruh Emestine.
"Humph... Tidak mau" bantah Elica.
"Kau berani membantahku?" tanya Emestine sambil menodongkan pedangnya ke Elica.
"Kalau tau kau akan menarik kami kembali ke masa depan, harusnya kalian tidak memberikan misi ini ke kami. Kau tau sendiri kan kalau misi belum selesai, kami tidak akan kembali. Aku tidak terima alasan itu perintah dari kepala divisi. Dia sudah memberikan tugas ini pada kami. Maka kami harus menyelesaikannya. Walau melanggar persyaratan sekalipun" ucap Elica sambil bersedekap dada.
"Kau ingin ribut, Arleigh Elica?" aura gelap mulai menyelubungi Emestine. Elica cuma tersenyum.
"Yang memulai duluan itu kau, Emestine Emory" Elica juga mencabut pedangnya dan memasang kuda-kuda.
"Apa ini akan jadi pertarungan antar shinigami?" Eren berbisik pada Armin.
"Sepertinya begitu. Hubungan mereka sepertinya tidak baik" kata Armin. Mereka pun memulai pertarungan.
"Oi, bocah! Kalau kau mau bertarung, pergilah ke tempat lain. Headquarter bukan tempat untuk bertarung" suruh Levi. Elica melakukan sebuah hand seal dan membaca mantra. "Aku mengerti, heichou. Berpindah tempat" mereka berdua pun menghilang.
"Whoah keren! Nee, Alva, mereka pindah ke mana?" tanya Hanji penasaran.
"Dimensi lain di mana hanya shinigami yang bisa masuk ke sana" ucap Alva.
"Kalian tidak menyusul?" tanya Armin.
"Tidak. Kami hanya bisa masuk ke dimensi kalau Elica memanggil kami. Tidak semua shinigami bisa masuk ke dalam dimensi lain. Hanya shinigami dengan hak khusus seperti Elica dan Emestine yang bisa masuk ke sana" kata Clarimond.
"Tapi kalian tidak bisa hanya diam di sini dan menunggu kan?" tanya Eren.
"Kami tau. Tapi, hanya ini yang bisa kami lakukan setidaknya sampai Elica memanggil kami" kata Elsie.
"Oi, bocah merah, aku menuntut penjelasan dari kejadian ini" ucap Levi.
"Bagaimana kalau kita bicara di ruangan Erwin-danchou? Ini bukan tempat yang tepat untuk bicara" ucap Alva.
Sementara itu di dimensi lain, hanya terdengar suara pedang yang beradu dengan pedang. Elica terus menyerang Emestine dengan pedangnya. "Humph... Kau sudah semakin pandai menyembunyikan emosi-mu rupanya, Arleigh Elica" ucap Emestine.
"Kau makin tidak sopan di hadapan manusia ya, Emestine Emory? Kau pikir kau itu dewa? Sombong sekali kau. Aku yang lebih kuat dari kau saja tidak se-sombong itu" kata Elica sambil tersenyum.
"Apanya yang lebih kuat dariku. Kalau kekuatan itu bukan milikmu, kau lebih lemah dariku. Lagipula, aku pikir kau bilang kalau kekuatanmu itu merupakan kutukan" ucap Emestine.
"Eh? Aku pernah bilang begitu ya?" tanya Elica pura-pura tidak tau.
"Jangan main-main denganku!" Sebuah gelombang putih menyerang Elica dan membuat Elica terpental. "Kau masih sekuat dulu ya, Emestine" Elica membentangkan tangan kirinya. "Datanglah padaku, Clarimond" panggil Elica.
"Akhirnya kau memanggilku juga. Yang lain khawatir denganmu lho" ucap Clarimond sambil mencabut pedangnya.
"Benarkah? Humph... tidak perlu khawatir. Aku belum terluka kok" Elica melakukan hand seal lagi.
"Kau mengatakan itu seakan-akan sebentar lagi kau akan terluka" ucap Clarimond sambil melakukan hand seal juga. Elica hanya tersenyum kecil. "Combination attack: Light Blast" ucap mereka.
Cahaya putih menyerang Emestine lalu meledak. Akibatnya, Emestine mengalami luka lecet dan sedikit luka bakar. "Kurang ajar. Clarimond, kenapa kau teman-temanmu membantu monster seperti dia hah?" tanya Emestine.
"Humph... Aku dan teman-temanku sudah bosan mengikutimu. Apapun yang ingin kami lakukan selalu saja kau larang. Padahal yang kami hanya ingin bersenang-senang. Harusnya kau contoh Elica. Dia memberi kami kebebasan untuk melakukan apa saja" kata Clarimond.
"Kh..." Emestine kembali maju sampai suara seorang laki-laki terdengar. "Cukup, Emestine!" Mereka pun berhenti. Emestine dan Clarimond langsung berlutut memberi hormat. Elica sendiri hanya berdiri santai.
"Kepala divisi" ucap mereka. "Tidak biasanya kau turun ke lapangan, Cade Emory-sama" ucap Elica.
"Lancang sekali kau memanggil kepala divisi dengan namanya. Dasar tidak sopan!" omel Emestine.
"Sudah, Emestine. Kau kembalilah ke masa depan. Biar aku yang urus mereka" ucap Cade.
"Hah? Tapi-" ucapan Emestine berhenti karena tatapan tajam dari Cade. "Aku mengerti" Emestine pun menghilang. Elica dan Clarimond hanya menghela nafas.
"Anakmu sangat tidak mirip denganmu ya, Cade-sama" ucap Elica. "Percayalah, dulu aku juga seperti dia" ucap Cade. "Lalu? Anda masih mau menyeret kami semua kembali?" tanya Clarimond.
"Tadinya niatku begitu. Tapi, mengingat ketua kalian sangat keras kepala, akan aku biarkan kalian melanjutkan misi ini" ucap Cade. Kami pun melakukan tos. "Tapi, dengan 1 syarat" lanjut Cade.
"Syarat?" tanya Clarimond. "Syarat apa?" tanya Elica.
"Kalian pergi ekspedisi kan besok? Dan Elica bilang pada saat ekspedisi nanti, tidak akan ada yang mati. Aku ingin kau menepati kata-katamu, Elica. Dan ingat satu hal. Jangan 'curang'. Kau mengerti maksudku kan?" tanya Cade.
"Aku sangat mengerti maksudmu, Cade-sama. Baiklah aku akan menepati kata-kataku" ucap Elica.
"Ohh iya, kalau kau gagal menepati janjimu, aku akan menyeretmu ke masa depan dengan tanganku sendiri. Clarimond, jika hal itu terjadi, kau lanjutkanlah misi ini bersama teman-temanmu. Jangan lupa hapus ingatan para manusia itu" suruh Cade.
"Aku mengerti" jawab Clarimond.
Pada malam harinya, semuanya berkumpul di kamar Elica. Mereka berencana untuk menyesuaikan rencana mereka dengan rencana yang dibuat Erwin. "Alva, sudah kau copy kertas rencana milik danchou?" tanya Elica. "Sudah" Alva menyerahkan sebuah kertas yang berisi posisi-posisi prajurit saat ekspedisi nanti. Elica menyeringai sambil menatap kertas rencana itu.
"Bagaimana, Elica?" tanya Brune.
"Jika posisi kadet baru di sini..." Elica menunjuk sambil berpikir. "Mereka akan berada di antara Recon Support Team dan mereka yang menjaga gerobak. Bisa saja mereka jadi target para titan. Tugas kadet baru adalah berkendara bersama kuda cadangan dan mengoper pesan. Lalu Special Operation Squad akan ada di sini. Posisi yang paling aman bahkan lebih aman daripada gerobak suplai. Tapi tidak ada jaminan titan tidak akan menyerang mereka. Kalau begitu, aku akan membuat diriku menjadi banyak dan aku akan menempatkan 1 klon-ku pada setiap kuda cadangan yang ada. Kalau titan menyerang, klon-ku bisa langsung membunuhnya. Kalian berempat menjaga di posisi yang paling rawan diserang titan saja. Tentu saja 1 klon-ku akan bersama kalian juga untuk bala bantuan" kata Elica.
"Dirimu yang asli bagaimana?" tanya Elsie.
"Tentu saja ada di Special Operation Squad. Levi heichou tidak akan membiarkan aku berkeliaran sesuka hatiku selama ekspedisi nanti" ucap Elica.
"Kalau begitu, kau tidak akan bisa bertarung secara maksimal. Lagipula, Kepala divisi sudah bilang kalau kita tidak boleh curang kan?" tanya Clarimond.
"Nee, kalian mengerti maksudnya 'curang'?" tanya Elica. Mereka berempat menggeleng. "Curang yang di maksud adalah ketika ada yang mati, lalu kita hidupkan lagi dengan memberi nafas kehidupan" ucap Elica.
"Memang bisa?" tanya Alva.
"Sejauh ini tidak ada yang bisa melakukan itu kecuali aku. Selama perang di masa depan, sebenarnya banyak shinigami yang mati. Tapi, aku menghidupkan kembali beberapa dari mereka dan salah satunya termasuk Emestine dan Brune" kata Elica.
"Kenapa hanya beberapa kalau kau bisa menghidupkan semuanya?" tanya Clarimond.
"Memang bisa semuanya. Tapi, gantinya adalah nyawaku" kata Elica lagi. Mata mereka langsung melebar. Elsie pun memutuskan untuk berganti topik pembicaraan. "N-Ngomong-ngomong, aku sedikit bingung dengan ekspedisi ini. Kenapa mereka harus melakukan ekspedisi keluar dinding kalau mereka bisa langsung menyerbu wall Maria?" tanya Elsie.
"Erwin-danchou bilang kalau ini adalah bentuk latihan. Makanya ekspedisi kali ini hanya berlangsung sebentar saja" kata Alva.
"Tidak. Bukan hanya itu" kata Elica.
"Apa maksudmu?" tanya Brune.
"Erwin-danchou pasti punya maksud lain selain berlatih untuk menyerbu wall Maria. Dia lebih pintar dari kelihatannya. Kalian harus hati-hati" ucap Elica. Teman-teman Elica pun bingung.
"Aku tidak mengerti. Maksud lain? Apa maksud lain itu?" tanya Clarimond.
"Kalian ingat tentang kasus pembunuhan objek penelitian Survey Corps?" tanya Elica.
"Bukannya kau sudah memecahkan kasusnya? Lalu apa hubungannya dengan ekspedisi kali ini?" tanya Elsie.
"Waktu itu, aku hanya menyebut 3 kemungkinan. Pertama, pelaku berasal dari Survey Corps. Kedua, pelaku berasal dari pasukan gerbang. Ketiga, pelaku berasal dari Kepolisian militer. Tapi, aku tidak bilang pelaku berasal dari unit Trainee kan?" tanya Elica. "Ah, kau benar" kata Alva.
"Mungkin saja, setelah aku memecahkan kasusnya, mereka segera mengecek semua anggota Kepolisian Militer dan tidak menemukan pelakunya. Kenapa? Karena pelaku berasal dari unit Trainee. Sejak trainee tersebut kemungkinan bergabung dengan Survey Corps atau mungkin dengan unit lain, Erwin-danchou ingin memancing trainee itu masuk ke dalam rencananya. Karena itu ekspedisi ini diadakan" kata Elica.
"Aku masih sedikit tidak mengerti" kata Brune.
"Kau akan tau begitu ekspedisi ini berakhir. Atau mungkin saat ekspedisi ini berlangsung" kata Elica penuh misteri.
"Ayo tidur. Besok kita harus ekspedisi. Sebaiknya simpan tenaga" Mereka semua pun tidur. Kecuali Elica yang keluar kamar sebentar. "Aku tau kau mendengar, Heichou" kata Elica.
"Bocah, apa maksudnya ini?" tanya Levi yang sedang bersandar di samping pintu kamar Elica.
"Tentang apa?" tanya Elica. "Jangan pura-pura tidak tau" ucap Levi.
"Sekarang, aku tidak bisa menjelaskannya padamu, Heichou. Tapi, percayalah. Waktu akan menjawab pertanyaanmu. Aku pun akan buka mulut ketika waktunya tiba" ucap Elica.
"Tch. Sebaiknya begitu. Jangan sampai terjadi sesuatu padamu sebelum pertanyaanku terjawab, bocah" Levi pun kembali ke ruangannya. Elica hanya tersenyum kecil. "Pertama kalinya ada manusia yang berkata seperti itu padaku" gumamnya pelan
Skip Time
Keesokan harinya, di pintu gerbang, terdengar suara lonceng raksasa yang berbunyi. Menandakan Survey Corps akan segera memulai ekspedisi-nya. "Danchou, sudah hampir waktunya" lapor seorang kadet. Di depan pintu gerbang, semua anggota Survey Corps sudah berbaris. Bersiap untuk keluar dari dinding. "Kita sudah menyingkirkan semua titan yang ada di area ini" ucap Alva. "30 detik sampai pintu gerbang terbuka" kata Brune.
Elica ada di sebelah Eren. Ia melihat ke sekeliling dan menghela nafas. "Ada apa, Elica-san?" tanya Eren. "Tak lama lagi, akan ada titan kelas 10 meter yang mendekat" ucap Elica. "Eh? Bagaimana kau tau?" tanya Eren. "Aku bisa melihat masa depan, Eren. Kau sudah lupa?" sebuah suara pun menghentikan pembicaraan mereka.
"Eren, bocah. Diamlah. Sebentar lagi, ekspedisi akan dimulai" suruh Levi. Elica pun mendengar sebuah suara. Ternyata itu Lucas dan teman-temannya yang belum pernah Elica lihat. "Lihat, itu Elica-neesan. Anggota Survey Corps yang cukup kuat. Hari ini dia akan keluar dan mengalahkan banyak titan supaya umat manusia bisa bebas" ucap Lucas bangga. Elica hanya tersenyum.
"Sudah waktunya" ucap Clarimond. Elica pun kembali fokus ke depan.
"Umat manusia akan mengambil satu langkah maju lagi. Tunjukkan padaku apa yang bisa kalian lakukan" suruh seorang superior. "Ou!" yang lain bersorak. Gerbang pun terbuka. Erwin pun memberi aba-aba. "MAJU!" seiring dengan majunya anggota Survey Corps, maka, dimulailah ekspedisi ini. "Kita akan memulai ekspedisi ke-57 keluar dinding!" ucap Erwin. Sekarang anggota Survey Corps sedang melewati Wall Maria untuk keluar dari dinding ke alam luar yang lebih berbahaya daripada di Wall Maria.
Mike seperti mencium sesuatu. Hanji yang menyadarinya pun melihat ke sekeliling. "Di depan sebelah kiri, titan kelas 10 meter!" ucap Hanji. Elica pun menyeringai. "Ternyata aku benar" gumamnya. "Aku tertarik untuk melihat apa isi perutnya. Tapi kali ini, aku serahkan pada support team" ucap Hanji lagi. Beberapa kadet terlihat gemetar. "Jangan pedulikan mereka. Sekarang fokuslah ke misi kalian. Aku yakin mereka baik-baik saja" suruh Elica. 'Karena klon-ku bersama mereka' batin Elica.
"Nee, Elica-san. Menurutmu, apa teman-temanku bisa mengalahkan titan?" tanya Eren. Elica tersenyum. "Jika kau percaya mereka bisa, jawabannya sudah pasti kan?" tanya Elica.
Mereka pun akhirnya keluar ke teritorial titan yang sebenarnya. Erwin pun memberi komando. "Masuk ke Long-range scouting formation" suruh Erwin. Nah, selanjutnya apa yang akan terjadi ya?
To Be Continue
Oke minna-san. Sesuai kata-kata saya di atas, saya update chapter 7. Mumpung lagi banyak ide. Semoga minna-san mau review. Terima kasih sudah menyimak kisah ini. Sampai jumpa di chapter 8, minna-san. Berdoalah saya cepat update. Sekarang, saya mau latihan dulu. Ada orang yang mengharuskan saya ikut class meeting di sekolah. Jadi, sayonara... Sekali lagi jangan lupa review, minna-san...
Rikka Tatsuko
