Chapter 6

Pagi ini mentari terlihat gagah memancarkan sinar terangnya,hingga membuat kedua namja yang tengah berlabuh di pulau kapuk itu harus terusik dari tidurnya.

Sehun menggeliat pelan merasakan geli rambut milik luhan yang menyentuh ujung hidung mancungnya.

Begitu manicnya terbuka,bibir itu otomatis tersenyum kepada seseorang yang masih terlelap dihadapannya kini.

"hyung,irreona"ucapnya pelan sambil mengguncang perlahan tubuh telanjang luhan.

Hanya lenguhan yang sehun dapatkan. Sehun tak menyerah,perlahan dia mempersempit jarak mereka,menyatukan kedua bibirnya dan bibir tipis lembut bibir yang telah membuatnya ketagihan itu.

Manis,

Bagaimana bisa bibir yang telah ia lumat semalam,rasanya masih tetap manis?

Oh, sebentar lagi dia akan kecanduan rasa dari bibir milik luhan .

Merasa bibirnya diterkam(?) seseorang,luhan mencoba untuk membuka mata rusanya.

Dan benar saja,bibirnya kini tengah dimainkan oleh teman sekamarnya oh sehun.

"mmhh,nngg"luhan berusaha untuk melepaskan diri dari ciuman mereka karena nafasnya diujung tanduk(?).

Dengan sekuat tenaga,tangan-tangan mungil itu mendorong dada telanjang sehun,hingga tautan bibir mereka berhasil terlepas.

"sudah bangun eoh?"Tanya sehun seraya tersenyum pada luhan yang masih ngos-ngos an berusaha mengatur pernafasannya agar kembali normal.

"kau ingin membunuhku dipagi hari hah?"bukannya memberi senyuman balik,namja manis itu malah mengomeli sehun yang seenaknya mencium bibirnya ketika dia tengah tertidur.

"aku berusaha membangunkanmu hyung,"ucapnya dengan wajah polos.

"eoh,dasar tukang memanfaatkan kesempatan. menciumku kau bilang membangunkan?"

"kenapa jadi galak begitu,sini kupeluk"sehun kembali memeluk luhan,dan luhan hanya diam seribu bahasa tatkala tangan kekar itu membingkai tubuh naked nya.

KRIIIIIIIIIINNNNNGGG,KRIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNNNNNGGGG

Suara ponsel luhan yang begitu berisik terpaksa mengganggu kemesraan yang sedang hunhan lakukan pagi ini,dan dengan nafas berat sehun melepaskan pelukannya agar luhan dapat menjawab panggilan itu.

"ne, "

"….."

"ne,Lulu baik-baik saja"

"….."

"apa?siapa yang bilang begitu?"

"….."

"minki?"

"…."

"eum,t-tentu saja tidak masih focus ke sekolah kox"

"…"

"ne umma"

"…."

"ne umma,arraseo."

"…"

"ne,nado saranghae"

PIP

Luhan menghela nafas berat,lalu berbalik ke arah sehun yang menggenggam kamera ditangan kirinya. Menatap namja jangkung itu sejenak dan kembali menghela nafas.

Sehun yang menyadari gelagat aneh luhan,meletakkan kameranya(sebelumnya ia berencana memotret dirinya dan luhan)

"ada apa hyung,?"

Luhan menunduk lalu menggeleng. Kini dia duduk berhadapan dengan sehun,namja tampan itu pasti sangat mudah membaca perasaannya ketika matanya bertemu langsung dengan manic karena itu,luhan berusaha untuk menghindari kontak mata dengan sehun.

"hyung,tatap mataku"sehun meraih dagu luhan,menatap langsung pada manic indah itu.

"ada masalah?"Tanya sehun lembut.

Luhan kembali menggeleng,

"aku tau kau berbohong hyung,"

"aku tidak apa-apa hun,sungguh"

Sehun mengecup bibir luhan,hanya mengecup tanpa ada niat untuk melumatnya.

"apapun itu,aku tetap percaya padamu hyung. Saranghae~"terangnya

Luhan hanya diam,bibirnya seakan tak mau terbuka walau hanya untuk berbicara 3 kata sekalipun. Pandangannya sendu menatap kearah bawah.

Dia menggigit bibir bawahnya,kedua matanya kini tampak sedikit berkaca-kaca.

"chagiya,kenapa kau tak menjawab ucapanku? Apa kau baik-baik saja?"sehun mulai khawatir karena luhan hanya diam saja sedari tadi.

"a-aku,maafkan aku,Sebenarnya …. Aku masih bingung dengan perasaanku"

"apa yang kau bingungkan hyung,bukankah kau juga mencintaiku?"Luhan kembali menundukkan kepalanya.

"aku takut jika eomma mengetahui hubungan kita,aku takut dia akan marah padaku karna kutahu dia tak akan suka jika anaknya berusaha untuk melawan alam seperti ini"

Sehun membelai surai luhan dengan lembut,memberi ketenangan pada namja itu.

sehun sedikit sakit ketika melihat manic luhan yang sedikit berkaca-kaca itu.

"hyung percayalah ada disiniuntukmu,kita akan selalu bersama, tidak akan terjadi apa-apa denganmu begitupun denganku hyung"

"tapi,,aku sangat takut"

Sehun memeluknya erat,memberi jaminan ketenangan pada luhan bahwa semua akan baik-baik tidak untuk luhan,baginya semua ini adalah awal bagi segalanya. dia harus memilih antara cinta pada seorang namja yang tengah memeluknya atau kebahagiaan ibu yang sangat ia sayangi.

Sehun masih setia memeluk luhan sambil mengusap pelan punggung mulus namja itu,dan perlahan luhan membalas pelukan sehun erat. menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik sehun.

5 menit berlalu…

Sehun tersenyum geli,dan kembali mengusap surai coklat berkata

"chagi,apa kau tidur lagi?"

"pabbo,tentu saja tidak"luhan bangun dari dekapan sehun dan menatap canggung pada sehun.

Sehun kembali terkikik,baginya apapun yang luhan lakukan terlihat sangat menggemaskan dimatanya.

"wae?"luhan menatapnya penuh ekspresi penasaran.

"anio,lebih baik kita segera mandi dan pergi ke sekolah"

"kau benar hun,aku akan mandi dulu"luhan bergerak hendak menuju kamar mandi,tetapi belum sempat ia menuruni ranjang, tangan kirinya ditahan oleh sehun.

Luhan menoleh,lalu berkata

"ada apa?"

Sehun tak menjawabnya,ia malah bergerak mendekati wajah luhan hendak menciumnya.

10cm

8cm

5cm

"tunggu,kurasa kita harus cepat bergegas"luhan menahan dada sehun dengan sebelah tangannya yang bebas.

DEG

Dada sehun terasa sakit,tak biasanya luhan menolak sehun . ia benar-benar terkejut.

Sehun tersenyum pahit,mungkin sehun harus menyadari keadaan luhan yang bimbang saat ini.

"kau benar,lebih baik cepat bergegas"

"maaf,,"lirihnya

Luhan berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan menyesal,sebenarnya ia tak ingin menolak ciuman namja itu. Tapi luhan benar-benar harus menata hatinya yang terpecah belah(?) saat ini. Dan ditemani air shower yang haangat serta sabun aroma stroberi kesukaannya,namja manis itu mencoba untuk merilekskan segala fikiran yang mengganggunya.

.

.

.

_Kantin_

"lu,sehun dimana?kenapa kau tak bersamanya?"Tanya lay yang berada disamping luhan.

namja manis itu hanya diam saat lay menanyakan keberadaan sehun.

Kini,dua namja manis itu tengah menyantap santapan siang mereka di kantin.

Ow,salah. Maksudku hanya lay yang menikmati makanannya, sedangkan luhan hanya diam sambil mengaduk-aduk jusnya. Sebenarnya luhan ingin sendirian hari ini,tapi lay terus saja mengekorinya sampai disini. Jika kalian bertanya kemana sehun pergi?jawabannya adalah berada di perpustakaan, bocah itu harus mengejar ketertinggalan materi agar dapat mengikuti materi baru di sekolahnya. Hal bagus untuk luhan karena anak itu berencana untuk menghindar dulu dari namja tampan yang telah membuat bimbang hatinya. Tapi mungkin disisi lain,ia sangat merindukan sentuhannya,dekapannya,gombalannya,bahkan ia rindu kecupan hangatnya.

Membayangkan hal itu tanpa sadar luhan tersenyum dalam lamunnya.

",,,han,,,luhan,,,,,,gwenchana?"

Luhan tersadar dari fantasi dunia lain begitu lay mengguncang bahu kirinya. Spontan luhan langsung menatap lay dengan pandangan setengah sadar dan bingung.

"kenapa lay?"

Sekarang giliran lay yang terlihat kebingungan,

"apa maksudmu kenapa?dari tadi aku bertanya padamu dimana sehun berada, tapi hyung malah melamun lalu senyum-senyum sendiri, sebenarnya hyung kenapa? Apa hyung masih sakit?" Tanya lay bertubi-tubi.

"benarkah?aaa, maaf jika aku tak mendengarmu. Bisa kau ulangi pertanyaanmu tadi?"

Luhan hanya memasang wajah gaje-nya didepan lay,sedangkan lay mengerucutkan bibirnya tanda kesal.

"aku Tanya,dimana sehun?kenapa dia tak bersamamu hyung?"

"ooh, sehun sedang berada di perpus. Dia harus mengejar materi yang tertinggal. Kenapa memangnya? Apa kau merindukannya?" goda luhan .

Lay tersipu,pipinya memrah.

"eum,sebenarnya iya"lay memasang wajah khas orang yang sedang jatuh cinta,luhan yang semula tersenyum kini tiba-tiba senyumannya luntur.

"jangan-jangan kau….."luhan mencoba menebak apa yang sebernya terjadi,dan apa yang sebenarnya lay tengah rasakan.

Lay mengangguk lalu menatap luhan dengan wajah merona.

"ne,aku menyukai sehun. Apa menurutmu,dia sudah punya pacar?"

DEG

Seolah ada batu yang menghantam dadanya hingga terasa sangat sakit,entah mengapa hatinya terasa sangat berat saat ini.

Lay menyukai sehun,itu berarti lay belum tahu jika sehun menyukai luhan.

Bagaimana perasaan lay jika namja berdimple itu tahu bahwa sehun dan dirinya telah menjalin hubungan. Tidak hanya hubungan status, tetapi juga hubungan badan ?

Akankah lay sakit hati dan membenci luhan jika ia mengetahui kebenarannya kelak?

Berbagai pertanyaan tiba-tiba muncul begitu saja diotaknya dan menambah daftar kebimbangan dihatinya.

"wow,itu bagus."kata luhan

"aku tahu itu,tapi…"raut muka lay berubah sedih. Luhan yang menyadari itu langsung was-was jika lay telah mengetahui hubungannya dengan sehun.

"a-ada apa lay?"

"aku harus bagaimana?aku jatuh cinta pada sehun,tapi aku sangat mencintai suho gege"

"suho gege?siapa itu?"luhan sedikit bernafas lega,setidaknya perkiraan buruknya tak benar-benar terjadi.

"dia adalah namja yang dulu ak-"

"aku janji. akan merebut kembali hatimu lay"tiba-tiba seorang namja berwajah angel datang dan memotong ucapan lay. Sontak kedua namja manis itu menoleh kebelakang dimana suho berada.

"s-suho gege"-lay

Luhan terlihat kebingungan dengan keadaan didepannya.

"aku , Kim joonmyun akan merebut hati lay yang sempat jatuh pada lelaki bernama oh sehun dan tak akan menyerah sebelum aku mendapatkanmu kembali"ucap suho dengan lantang hingga meja yang tengah ditempati lay dan luhan kini menjadi sorotan banyak mata yang ada dibelakang dimana suho berada.

"s-suho gege"-lay

Luhan terlihat kebingungan dengan keadaan didepannya.

...

Luhan merasa dirinya tengah menonton film drama secara live didepan kini. Dia benar-benar bingung dengan alurnya,jadi dia memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

"lay,kurasa kau bisa jelaskan padaku kapan-kapan, lebih baik aku kembali ke kelas"usai berkata begitu luhan langsung bergegas keluar dari lay harus menggigit bibir bawahnya ketika suho berada disampingnya seolah-olah ingin menghakiminya saat itu juga.

…..

Luhan terus berjalan dengan tatapan kosong menyusuri koridor sekolah yang sepi. Semua siswa mungkin telah pulang kerumah mengingat sekarang jam menunjukkan pukul 3 sore. Ia terpaksa pulang sendiri karena sehun mengabarinya bahwa dirinya tak bisa pulang bersama luhan karena ia harus belajar kelompok bersama kai-teman sebangkunya- beberapa saat lalu melalui pesan singkatnya.

Entah karena takdir atau apa,kakinya berjalan menuju ke kafe bibi Lee yang berada tak jauh dari sekolahnya. Matanya perlahan menyusuri isi kafe begitu ia memasuki kafe khas jepang itu.

"selamat datang,"begitu melangkah didepan meja kasir,namja manis itu langsung mendapat sambutan dari salah satu pegawai disana. Luhan hanya tersenyum kepada pegawai yang diketahui bernama Park Chanyeol.

"oh iya,apa bibi lee ada dikafe?"Tanya luhan,

Karena terbilang akrab dengan lee ahjumma,luhan berinisiatif menemui wanita paruh baya itu dan mengajaknya minum kopi sebentar. Itung-itung untuk menghilangkan stress diotaknya saat ini.

Chanyeol kembali tersenyum ramah.

"dia ada di lantai dua,sepertinya sedang bersama seorang namja"terangnya

"benarkah?meja nomor berapa?"

Wajah luhan berubah sumringah begitu mendengar si pemilik kafe berada disana,dan tingkahnya itu berhasil membuat chanyeol gemas akan kelakuan luhan.

"ne,dia berada dimeja nomor 20. Mejanya dekat tangga masuk koq"ujarnya lagi.

"ne, gomawo"luhan langsung bergegas menuju lantai 2 dan meninggalkan chanyeol yang masih setia memasang senyumnya.

Tapi begitu sampai 4 tangga terakhir,luhan mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya.

'Oh sehun,kenapa dia disini?bukankah dia sedang belajar dengan kai?'-batin luhan

Untuk memastikan benar sehun atau bukan,luhan mengintip dibalik tangga,dan benar saja suara itu memang benar sehun. dia sedang bersama bibi Lee dan bukannya Kai.

'kenapa sehun berbohong padaku?'

Luhan ingin memarahi sehun dan menyeretnya pulang ke asrama,tapi begitu melihat wajah serius keduanya(sehun & bibi Lee) luhan memutuskan untuk berdiri disana dan diam-diam mendengarkan percakapan mereka.

"ayolah,kau harus makan . kau punya migraine kan?jangan terlalu memikirkannya, kau akan kambuh nantinya"ucap bibi Lee

"aku tidak lapar bi,"

"sehun-ah jangan begini,aku yakin luhan juga bimbang sepertimu"

DEG

'mereka membicarakan aku'batin luhan,baru disebut namanya saja luhan sudah deg-degan karena menurut tebakannya mereka tengah membiarakan topic yang sama dengan apa yang tengah luhan fikirkan saat ini.

"aku mengerti perasaannya, ini salahku. Kalau aku tidak mendekatinya dia mungkin tak akan berada diposisi sulit seperti ini bi."

Luhan menggigit bibir bawahnya ketika suara sehun mulai terdengar putus asa ditelinganya.

"berhenti bicara sehun-ah, kau terlihat sangat pucat. Setidaknya makanlah sedikit"

"mungkin aku harus pergi dari kehidupan luhan. Dengan begitu dia bisa melupakanku"

Luhan benar-benar blank saat ini,bahkan dia tak sadar bahwa dirinya tengah meneteskan airmata kala itu.

Lidahnya kelu,seluruh persendiannya terasa kaku untuk sekedar beranjak dari sana. Entah mengapa hatinya sakit saat sehun berucap ingin pergi dari kehidupannya.

Begitu mudahnya ia bicara,apa sehun tak sadar bahwa luhan mungkin telah sangat mencintainya kini?

Dan begitu telinga luhan mendengar sederet kalimat terakhir sehun,jantungnya seakan akan lepas dari singgasananya . kakinya tergerak untuk segera menjauhi tempat itu. Berlari sekuat tenaga dan berharap semua masalahnya akan hilang terbawa angin yang menerpa wajahnya.

.

.

.

TBC

Apa yg sebenarnya dibicarakan sehun dan bibi Lee hingga membuat luhan lari sampai menangis?

Dan

Apa yg terjadi pada luhan?Mengapa tiba-tiba dia ingin menghindari Sehun,namja yang telah berhasil menjerat hatinya?

Penasaran dengan kelanjutannya?(R:kagak-_-)

Tunggu kelanjutan ceritanya di chapter selanjutnya(#ngomongAlaPresenter)

Holla,saya balik lagi setelah hiatus lama,banyak hal yg terjadi di kehidupan author yg gk bisa saya ungkapkan disini.

Tapi yang pasti saya mau minta maaf karena kelamaaaaaaaaaaaaaannn update, dan disisi lain author pengen berucap banyak terimakasih sama teman-teman yang udah me-review ff ini dan para readers yg udah mau meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya yg jauh dr kata sempurna ini .

Bagi saya semua readers adalah saudara saya,jadi saya akan sangat senang dengan review kalian yang bersifat membangun ataupun yang mengkritik karya saya.

Saya menyadari saya manusia biasa yg tak luput dari dosa,karena sebentar lagi mau lebaran(#R:masih seminggu lg thorr). Bagi umat beragama islam dan semuanya aja, tolong maafin semua kesalahan-kesalahan author. Yang disengaja maupun tidak sengaja. Minnalaidzinwallfaidzin mohon maaf lahir batinn.